Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

INSTRUMENT PENUNJANG BEDAH

OLEH:
HILMAN RIZKI PANGESTU
B04170172

DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI, DAN PATOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................... 2

PENDAHULUAN............................................................................................... 3

PEMBAHASAN.................................................................................................. 3

SIMPULAN......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 8

2
PENDAHULUAN

Bidang kedokteran akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan


jaman. Dimana perkembangan teknologi mutakhir telah telah mengarahkan pada
penggunaan prosedur bedah yang lebih canggih atau kompleks. Bidang farmasi dan
obat-obatan juga menunjukan kemajuan dengan anestesi kerja singkat, sehingga
pemulihan pasien akan berjalan lebih cepat (Hartati 2010).
Alat bedah dirancang untuk tujuan dan fungsi tertentu. Penggunaan alat
bedah yang tidak sesuai fungsinya akan merusak jaringan dan alat itu sendiri.
Berbagai alat bedah memiliki banyak variasi dan fungsi, untuk itu wajib bagi tiap
calon dokter hewan belajar mengenai dasar bedah, mengetahui nama dan fungsi alat
bedah dengan benar.
Untuk dapat bersaing dengan kemajuan ilmu teknologi seorang dokter
hewan harus mengetahui peralatan apa saja yang harus digunakan saat tindakan
operasi. Ini dilakukan agar pada saat melakukan tindakan operasi, dokter dapat
mengetahui kondisi pasien. Hal yang perlu dikontrol oleh dokter terhadap pasien
pada saat operasi antara lain sistem pernafasan, sistem sirkulasi, sistem pencernaan,
sistem syaraf, dan lain-lain. Makalah ini bertujuan mengenalkan dan menjelaskan
secara umum instrumen penunjang bedah.

PEMBAHASAN

Instrumen penunjang bedah merupakan hal yang paling penting dalam


melakukan pembedahan. Peralatan bedah atau instrument bedah sangat dibutuhkan
oleh operator sebagai alat bantu kesehatan hewan (Effendy 2005). Berikut adalah
contoh alat dan pembahasan alat instrument bedah.
Othoscope

3
Otoskop adalah instrumen genggam dengan lampu, kaca pembesar, dan
tempat mengamati berbentuk corong dengan ujung yang sempit dan runcing yang
disebut spekulum. Pemeriksaan telinga di rumah dapat membantu mendeteksi
banyak masalah telinga, misalnya infeksi telinga, kotoran telinga berlebihan, atau
benda dalam saluran telinga (Sari 2019).

Opthalmoscope

Ophthalmoscope adalah instrumen yang digunakan oleh dokter dan dokter mata
untuk memeriksa mata termasuk bagian internal. Pada umumnya dirancang untuk
memeriksa bagian belakang mata-socket, yang dikenal sebagai fundus (Aprilia dan
Kuswanto 2018).

Infusion Pump

Infusion Pump adalah perangkat medis yang digunakan untuk memberikan


cairan kedalam tubuh pasien dalam jumlah besar atau kecil, dan dapat digunakan
untuk memberikan nutrisi atau obat, seperti insulin atau hormone lainnya, antibiotic,
obat kemoterapi, dan penghilang rasa sakit dengan cara yang terkendali.(Nataliana
et.al 2016).

4
Resusitator
Resusitator merupakan alat kesehatan yang memiliki fungsi untuk
membantu memperlancar pernafasan. Alat ini terdiri dari bag yang berfungsi untuk
memompa oksigen, sarta valve atau pipa berkatup dan masker yang berfungsi untuk
menutup mulut dan hidung. Pemberian resusitator bertujuan untuk memperbaiki
fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan kepada pasien untuk
memberikan kebutuhan oksigen. Selain tujuan lainnya adalah untuk menjamin
adanya pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi dalam paru-paru secara
normal, sehingga pernafasan bisa kembali normal (Laila et. al 2013).

Defibrilator
Defibrillator adalah alat untuk memberikan terapi energi listrik dengan dosis
tertentu ke jantung pasien melalui electrode (pedal) yang ditempatkan di permukaan
dinding dada pasien. Digunakan pada saat jantung pasien mengalami fibrilasi,
dengan memberi kan energi kejut listrik untuk mengaktifkan kembali aktivitas
jantung.(Sukma et.al 2017).

5
Inkubator
InkubatorInkubator adalah alat yang dipanasi dengan aliran listrik pada
suhu tertentu yang dipakai untuk menghangatkan bayi yang lahir prematur atau Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

mengalami berbagai komplikasi organ (Lapono 2016). . Alat ini dilengkapi Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

dengan tombol pengatur suhu waktu untuk memudahkan pengaturan suhu yang
dikehendaki.

Electrocardiografi (EKG)
EKG adalah suatu gambaran grafis mengenai gambaran puncak aktifitas
elektris dari serabut otot jantung, berupa kurva tegangan fungsi waktu yang terdiri
dari berbagai puncak (Heru 2008). Sebuah EKG dapat digunakan untuk mengukur
denyut jantung dan mendiagnosis adanya kelainan pada jantung.

6
Pengukuran sinyal pada EKG dilakukan dengan pemilihan tiga titik bipolar yang
pertama kali diperkenalkan oleh Einthover yang terletak di lengan kanan, lengan
kiri, dan kaki kiri.

Electrocauter
Electrocauter(EC) merupakan alat yang digunakan untuk pembedahan yang
berfungsi untuk memotong jaringan otot dan menghentikan perdarahan (Alkatout
et. al 2012).

Endoscopy
Endoscopy ialah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ dalam
tubuh (khususnya saluran cerna) secara visual dengan membidik melalui alat Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

dengan melihat melalui layar monitor, sehingga dapat dilihat sejelas-jelasnya setiap
kelainan organ yang diperiksa. Pemeriksaan endoscopy ini merupakan salah satu
sarana penunjang diagnostik yang cukup handal (Satriya 2013).

Pulse oximetry

7
Pulse oximetry berfungsi mengamati saturasi oksigen darah. hal ini
dilakuka untuk menjami kadar oksigen cukup pada pembuluh. biasanya dipakai
pada pasien yang mengalami under anesthesia dan neonates (Stoll 2007). alat ini
menampilkan frekuensi denyut jantung dan saturasi oksigen, parameter yang
menjadi andalan dan sangat berguna untuk mengetahui kondisi pasien saat
pemeriksaan.

SIMPULAN

Instrument penunjang bedah memiliki banyak variasi. bentuk, dan fungsi.


Terdiri dari penunjang penglihatan seperti othoscope, endoskopi, dan optalmoskop,
penunjang kondisi respirasi hewan seperti resusitator, penunjang aktivitas kondisi
jantung dan kadar oksigen hewan seperti EKG dan pulse oximetri. Serta alat
penunjang lainnya seperti electrocauter, inkubator, defibrilator, infusion pump.

DAFTAR PUSTAKA
Dapus

Alkatout, I., Schollmeyer, T., Hawaldar, NA., Sharma, N., Mettler,L. (2012)
Principles and safety measures of electrosurgery in laparoscopy. Journal
of the Society of Laparoendoscopic Surgeons. 16:130–139.

8
Aprilia Fw, Kuswanto D. 2018. Desain alat periksa mata fundus porable berbasis
rapid prototyping untuk mendukung diagnosa secara telemedicine di
Indonesia. Jurnal Sains dan Seni ITS. 7(1) : 2337- 3520.
Satriya D. 2013. karakteristik, indikasi, dan temuan endoskopi saluran cerna atas
pada pasien anak. Jurnal Sari Pediatri. 15(1) : 61-63.
Hartati S. 2010. Sistem pencatatan keperawatan elektronik perioperatif.[tesis].
Depok. Universitas Indonesia.
Heru A. 2008. Desain alat deteksi dini dan mandiri aritmia. Jurnal Teknologi
dan Manajemen Informatika. Volume 6, Nomor 3.
Laila, Rohsiswatmo R, Oswari H, Setyanto DB, Tjitra T, Dewi R. 2013. Efektivitas
T-piece resuscitator sebagai pengganti continuous positive airway
pressure dini pada bayi prematur dengan distres pernapasan. Jurnal
Sari Pediatri. 14(6) : 374-377.
Lapono LAS. 2016. Sistem pengontrolan suhu dan kelembaban pada inkubator bayi.
Jurnal Fisika. Fakultas Sains dan Teknik. Universitas Nusa Cendana,
Kupang, NTT. Formatted: Font: 12 pt

Nataliana D, Taryana N, Riandita EGI. (2016). Alat monitoring infus set pada
pasien rawat inap berbasis mikrokontroler ATmega 8535. Jurnal
Kesehatan. 4(1) : 1–15.
Sari SK. 2019. Gambaran diagnosis keperawatan menurut sdki (Standar Diagnosis
Keperawatan indonesia) di ruang iccu rsd dr. soebandi jember. [Skripsi].
Universitas Jember.
Stoll L, Louis K.S. 2007. Professional Learning Communities: Divergence, Depth
And Dilemmas. London/New York: Open University Press/McGraw Hill.
Sukma I, Hidayat SW, Ardiatna W. 2017. Pengaruh resistansi induktor terhadap
energi defibrilasi pada sistem uji ketahanan elektrokardiograf. Jurnal
Widyariset. 3(1) : 1-8.
Aprilia Fw, Kuswanto D. 2018. Desain alat periksa mata fundus portable berbasis
rapid prototyping untuk mendukung diagnosa secara telemedicine di Indonesia.
Jurnal Sains dan Seni ITS. 7(1) : 2337- 3520.
Hartati, S. 2010. Sistem Pencatatan Keperawatan Elektronik Perioperatif.[tesis].
Universitas Indonesia: Depok.
Laila, Rohsiswatmo R, Oswari H, Setyanto DB, Tjitra T, Dewi R. 2013. Efektivitas
T-piece resuscitator sebagai pengganti continuous positive airway pressure
dini pada bayi prematur dengan distres pernapasan. Jurnal Sari Pediatri. 14(6) :
374-377.

9
Nataliana D, Taryana N, Riandita EGI. (2016). Alat monitoring infus set pada
pasien rawat inap berbasis mikrokontroler ATmega 8535. Jurnal Kesehatan. 4(1) :
1–15.
Sari sk. 2019. Gambaran diagnosis keperawatan menurut sdki (Standar Diagnosis
Keperawatan indonesia) di ruang iccu rsd dr. soebandi jember. [Skripsi].
Universitas Jember
Sukma I, Hidayat Sw, Ardiatna w. 2017. Pengaruh resistansi induktor terhadap
energi defibrilasi pada sistem uji ketahanan elektrokardiograf. Jurnal Widyariset.
3(1) : 1-8.
Lapono LAS. 2016. Sistem pengontrolan suhu dan kelembaban pada inkubator
bayi. Jurnal Fisika. Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana,
Kupang, NTT.

10

Anda mungkin juga menyukai