OLEH:
KELOMPOK X
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
1
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang
Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan telaah jurnal dengan judul “Telaah Jurnal Mata
Kuliah Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Kritis” tepat pada waktu yang
telah ditentukan. Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan motivasi
berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih
keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
ANALISIS JURNAL.....................................................................................................4
A. JUDUL PENELITIAN.......................................................................................4
B. NAMA PENELITI.............................................................................................4
C. RINGKASAN JURNAL....................................................................................4
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL..............................................5
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. PROBLEM.........................................................................................................6
B. INTERVENTION...............................................................................................7
C. COMPARATION...............................................................................................9
D. OUTCOME......................................................................................................11
E. TIME................................................................................................................12
BAB III........................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................13
A. KESIMPULAN................................................................................................13
B. SARAN.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15
3
BAB I
ANALISIS JURNAL
A. JUDUL PENELITIAN
Judul dari jurnal penelitian ini adalah Pengaruh Deep Breathing Exercise
Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Perifer Pada Pasien Asma Di Rumah Sakit
B. NAMA PENELITI
Perubahan Saturasi Oksigen Perifer Pada Pasien Asma Di Rumah Sakit Wilayah
C. RINGKASAN JURNAL
Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Pekalongan. Hasil dari penelitian ini yaitu
95,32%. Hasil uji statistik menunjukan nilai p-value 0.001 . Hal ini
menunjukkan bahwa nilai p-value lebih kecil dari nilai alpha (0,05), sehingga
4
H0 ditolak, yang berarti ada pengaruh deep breathing exercise terhadap
1. Kelebihan:
2. Kekurangan:
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PROBLEM
elektrolit, kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan rasa aman nyaman dan lainnya.
dampak yang bermakna bagi tubuh, salah satunya kematian. Kapasitas (daya muat)
udara dalam paru-paru adalah 4.500-5.000 ml. Udara yang diproses dalam paru-paru
hanya sekitar 10% (±500 ml), yakni yang dihirup (inspirasi) dan yang dihembuskan
(ekspirasi) pada pernafasan biasa (Mubarak & Chayatin 2008 dalam Susanto &
Ardiyanto, 2015).
Definisi asma menurut Global Initiative for Asthma (GINA), asma adalah
gangguan inflamasi kronik pada saluran napas dengan berbagai sel yang berperan,
khususnya sel mast, eosinofil dan limfosit T. Pada individu yang rentan inflamasi,
mengakibatkan gejala episode mengi yang berulang, sesak napas, dada terasa
tertekan, dan batuk khususnya pada malam atau dini hari (Reddel & Levy, 2015).
mencapai angka aliran udara normal selama pernafasan (terutama pada ekspirasi).
6
Ketidakmampuan ini tercermin dengan rendahnya volume udara yang dihasilkan
sewaktu melakukan usaha ekspirasi paksa pada detik pertama (Price & Wilson,
2010). Maka dari itu diperlukan intervensi yang dapat membantu meningkatkan aliran
udara pada pasien asma, salah satunya adalah dengan deep breathing exercise atau
B. INTERVENTION
mengembang penuh. Tujuan nafas dalam adalah untuk mencapai ventilasi yang lebih
terkontrol dan efisien serta untuk mengurangi kerja bernafas, meningkatkan inflasi
dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia
7
di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. Jumlah sampel yang digunakan
observasi. Sebelum digunakan untuk meneliti, dilakukan uji validitas pada oxymetry
pulse. Hasil validitas pada alat yang digunakan peniliti memiliki akurasi pengukuran
sebesar 70 – 100% sehingga alat yang digunakan tidak memelukan uji validitas
kembali.
oksigen subjek penelitian dikumpulkan melalui pretest, nilai dari hasil pengukuran
berupa latihan napas dalam (deep breathing exercise) sebanyak enam kali dengan
frekuensi latihan dua kali sehari selama dua hari. Setelah diberikan tindakan selama
dua hari, dilakukan post test dengan cara mengukur kembali saturasi oksigen. Data-
data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat.
Analisa univariat pada penelitian ini, hasil dari pengukuran saturasi oksigen
sebelum maupun sesudah dilakukan intervensi berupa terapi napas dalam telah
tercatat dan ditentukan nilai mean dari data tersebut selama proses penelitian. Dari
data mean yang diperoleh digunakan untuk uji normalitas pada penelitian yang telah
8
pada pasien asma sebelum dan sesudah melakukan terapi napas dalam dengan
menggunakan uji beda paired sample T-test dengan nilai signifikan p<0,05.
C. COMPARATION
(SpO2) Pada Pasien Asma Di IGD Rsud Patut Patuh Patju Gerung Tahun 2018”
penelitian pre eksperiment dengan rancangan pretest post test one group design.
Sampel pada penelitian ini sebesar 16 responden yang diperoleh secara porpusive
sampling. Penelitian ini dilaksanakan di IGD RSUD Patut Patuh Patju Gerung Tahun
2018.
(16 responden) memiliki nilai saturasi oksigen dibawah normal (93,20%) dan setelah
Rank Test, diperoleh hasil ρ Value = 0,000 < α = 0,05 sehingga Ha diterima yang
artinya ada pengaruh latihan pernapasan diafragma terhadap saturasi oksigen pada
2. Jurnal “Pengaruh Nafas Dalam dan Posisi Terhadap Saturasi Oksigen dan
Frekuensi Nafas pada Pasien Asma” (Yulia, Dahrizal, & Lestari, 2019)
9
Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling yaitu
Hasil analisis rerata nilai SpO2 responden sebelum diberikan nafas dalam
dan pengaturan posisi untuk kelompok intervensi adalah 94% dan rata-rata nilai
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon didapatkan hasil analisis SpO2 untuk kelompok
ada beda rata rata antara nilai SpO2 sebelum dan setelah diberikan intervensi
nafas dalam dan pengaturan posisi. Sementara hasil analisis SpO2 untuk
disimpulkan ada beda rata rata antara nilai SpO2 sebelum dan setelah diberikan
deep breathing exercise dan posisi terhadap nilai SpO2 pasien asma (p value =
0,001) dan ada pengaruh intervensi deep breathing exercise dan posisi terhadap
10
pengambilan sampel adalah purposive sampling. Jumlah sampel penelitian yaitu
20 responden.
nilai normal (<95%) dengan persentase 80%. Setelah diberikan intervensi dapat
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai sig (0,000)< α=(0,05) yang
signifikan latihan pernapasan dalam terhadap saturasi oksigen pada pasien Asma.
penelitian utama yang menyatakan bahwa deep breathing exercise atau latihan
napas dalam berpengaruh terhadap peningkatan saturasi oksigen pada pasien asma.
D. OUTCOME
Asma adalah suatu hipereaksi dari bronkus dan trakea yang mengakibatkan
penyempitan saluran napas yang bersifat reversible. Teknik relaksasi napas dalam
oksigenasi darah.
Hasil penelitian nilai saturasi oksigen perifer pada responden asma sebelum
melakukan intervensi napas dalam diperoleh nilai rata – rata sebesar 93,80 %.
11
Normalnya saturasi oksigen dalam tubuh diatas 95%. Hasil penelitian nilai saturasi
oksigen perifer sesudah melakukan intervensi napas dalam diperoleh nilai rata – rata
sebesar 95,32 %.
Hasil analisis bivariat menunjukkan nilai rata – rata saturasi oksigen perifer
pada pasien asma mengalami peningkatan sebesar 1,52%. Hasil uji paired T-test
didapatkan 𝜌 value saturasi oksigen perifer 0.001 . Hal ini menunjukkan bahwa nilai
𝜌 value lebih kecil dari nilai alpha (0,05), sehingga H0 ditolak, yang berarti ada
pengaruh terapi napas dalam terhadap perubahan saturasi oksigen perifer pada pasien
E. TIME
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penelitian yang dilakukan dari jurnal utama yaitu mengenai Pengaruh Deep
Masalah yang ditemukan dalam jurnal ini yaitu orang yang menderita asma
rendahnya volume udara yang dihasilkan sewaktu melakukan usaha ekspirasi paksa
pada detik pertama (Price & Wilson, 2010). Maka dari itu diperlukan intervensi yang
dapat membantu meningkatkan aliran udara pada pasien asma, salah satunya adalah
mendapat hasil berupa adanya pengaruh deep breathing exercise atau latihan nafas
dalam terhadap perubahan saturasi oksigen perifer pada pasien asma. Hal ini
membuktikan bahwa intervensi berupa latihan nafas dalam sangat baik untuk
13
B. SARAN
Telaah jurnal ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa dala
Telaah jurnal ini juga diharapkan dapat diambil manfaat praktisnya dalam praktik
keperawatan untuk dijadikan dasar dalam pemberian intervensi bagi pasien dengan
asma.
14
DAFTAR PUSTAKA
Awan, D. (2015). Latihan Pernafasan Dalam Terhadap Sa02 pada penderita Asma.
(25), 150–161.
Brunner, & Suddarth. (2010). Keperawatan Medical Bedah (8th ed.). Jakarta.
Price, & Wilson. (2010). Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Reddel, H. K., & Levy, M. L. (2015). The GINA asthma strategy report: What’s new
for primary care? Npj Primary Care Respiratory Medicine, 25(November).
https://doi.org/10.1038/npjpcrm.2015.50
Susanto, M., & Ardiyanto, T. (2015). Pengaruh Terapi Napas Dalam Terhadap
Perubahan Saturasi Oksigen Perifer pada Pasien Asma di Rumah Sakit
Wilayah Kabupaten Pekalongan. Jurnal Keperawatan Stikes Muhamadiyah
Pekajangan, 151, 10–17.
Yulia, A., Dahrizal, D., & Lestari, W. (2019). Pengaruh Nafas Dalam dan Posisi
Terhadap Saturasi Oksigen dan Frekuensi Nafas Pada Pasien Asma. Jurnal
Keperawatan Raflesia, 1(1), 67–75. https://doi.org/10.33088/jkr.v1i1.398
15