Anda di halaman 1dari 15

TELAAH JURNAL

MATA KULIAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN


KEPERAWATAN KRITIS

OLEH:

KELOMPOK X

1. DEWA AYU PUTRI WEDA DEWANTI (P07120320040)


2. NI PUTU NITA AYU SANDRA (P07120320054)
3. MILA CAHYANI HERYANTO (P07120320064)
4. I DEWA AYU GITHA PADMAYUNITHA (P07120320065)
5. PUTU AYU SUTARINI DEWI (P07120320067)
6. NI LUH KOMANG MEGA RATNASARI (P07120320071)
7. IDA AYU PUTU APSARI DEWI (P07120320072)
8. I DEWA AYU DWI APRIANI (P07120320073)
9. I GUSTI AYU ARI PURNAMAWATI (P07120320074)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN

2020

1
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang

Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami,

sehingga kami dapat menyelesaikan telaah jurnal dengan judul “Telaah Jurnal Mata

Kuliah Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Kritis” tepat pada waktu yang

telah ditentukan. Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan motivasi

berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih

kepada rekan-rekan yang telah membantu.

Kami menyadari telaah jurnal ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat konstruktif sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini.

“Om Santih, Santih, Santih Om”

Denpasar, 1 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
ANALISIS JURNAL.....................................................................................................4
A. JUDUL PENELITIAN.......................................................................................4
B. NAMA PENELITI.............................................................................................4
C. RINGKASAN JURNAL....................................................................................4
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL..............................................5
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. PROBLEM.........................................................................................................6
B. INTERVENTION...............................................................................................7
C. COMPARATION...............................................................................................9
D. OUTCOME......................................................................................................11
E. TIME................................................................................................................12
BAB III........................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................13
A. KESIMPULAN................................................................................................13
B. SARAN.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15

3
BAB I

ANALISIS JURNAL

A. JUDUL PENELITIAN

Judul dari jurnal penelitian ini adalah Pengaruh Deep Breathing Exercise

Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Perifer Pada Pasien Asma Di Rumah Sakit

Wilayah Kabupaten Pekalongan.

B. NAMA PENELITI

Peneliti dari jurnal penelitian Pengaruh Deep Breathing Exercise Terhadap

Perubahan Saturasi Oksigen Perifer Pada Pasien Asma Di Rumah Sakit Wilayah

Kabupaten Pekalongan adalah Mirza Susanto dan Teguh Ardiyanto.

C. RINGKASAN JURNAL

Penelitian ini menggunakan desain pre eksperimen dengan metode one

group pretest posttest design. Penarikan sampel menggunakan accidental

sampling didapatkan jumlah sampel sebanyak 11 responden. Tujuan dari

penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh intervensi deep breathing

exercise terhadap perubahan saturasi oksigen perifer pada pasien asma di

Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Pekalongan. Hasil dari penelitian ini yaitu

nilai SPO2 sebelum melakukan intervensi didapatkan nilai mean 93,80%.

Sedangkan nilai SPO2 sesudah melakukan intervensi didapatkan nilai mean

95,32%. Hasil uji statistik menunjukan nilai p-value 0.001 . Hal ini

menunjukkan bahwa nilai p-value lebih kecil dari nilai alpha (0,05), sehingga

4
H0 ditolak, yang berarti ada pengaruh deep breathing exercise terhadap

perubahan saturasi oksigen perifer pada pasien asma.

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL

1. Kelebihan:

a. Intervensi yang diberikan pada penelitian ini mudah dilakukan karena

tidak membutuhkan alat dan biaya yang terlalu banyak.

b. Teknik ini aman digunakan kapan saja dan dimana saja.

2. Kekurangan:

a. Subyek penelitian yang digunakan memiliki tingkat usia yang berbeda-

beda sehingga tindakan/intervensi yang diberikan kurang maksimal.

b. Prosedur melakukan teknik napas dalam tidak dijelaskan dalam jurnal.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PROBLEM

Secara fisiologis manusia memerlukan banyak kebutuhan yang harus

terpenuhi seperti kebutuhan oksigen, kebutuhan makanan, kebutuhan cairan dan

elektrolit, kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan rasa aman nyaman dan lainnya.

Oksigen sendiri diperlukan untuk menompang kehidupan. Sistem jantung dan

pernafasan menyediakan kebutuhan oksigen tubuh. Dalam tubuh, oksigen berperan

penting dalam proses metabolisme sel. Kekurangan oksigen akan menimbulkan

dampak yang bermakna bagi tubuh, salah satunya kematian. Kapasitas (daya muat)

udara dalam paru-paru adalah 4.500-5.000 ml. Udara yang diproses dalam paru-paru

hanya sekitar 10% (±500 ml), yakni yang dihirup (inspirasi) dan yang dihembuskan

(ekspirasi) pada pernafasan biasa (Mubarak & Chayatin 2008 dalam Susanto &

Ardiyanto, 2015).

Definisi asma menurut Global Initiative for Asthma (GINA), asma adalah

gangguan inflamasi kronik pada saluran napas dengan berbagai sel yang berperan,

khususnya sel mast, eosinofil dan limfosit T. Pada individu yang rentan inflamasi,

mengakibatkan gejala episode mengi yang berulang, sesak napas, dada terasa

tertekan, dan batuk khususnya pada malam atau dini hari (Reddel & Levy, 2015).

Orang yang menderita asma memiliki ketidakmampuan mendasar dalam

mencapai angka aliran udara normal selama pernafasan (terutama pada ekspirasi).

6
Ketidakmampuan ini tercermin dengan rendahnya volume udara yang dihasilkan

sewaktu melakukan usaha ekspirasi paksa pada detik pertama (Price & Wilson,

2010). Maka dari itu diperlukan intervensi yang dapat membantu meningkatkan aliran

udara pada pasien asma, salah satunya adalah dengan deep breathing exercise atau

latihan napas dalam.

B. INTERVENTION

Latihan nafas dalam adalah bernapas dengan perlahan dan menggunakan

diafragma, sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada

mengembang penuh. Tujuan nafas dalam adalah untuk mencapai ventilasi yang lebih

terkontrol dan efisien serta untuk mengurangi kerja bernafas, meningkatkan inflasi

alveolar maksimal, meningkatkan relaksasi otot, menghilangkan ansietas,

menyingkirkan pola aktifitas otot-otot pernafasan yang tidak berguna, tidak

terkoordinasi, melambatkan frekuensi pernafasan, mengurangi udara yang

terperangkap serta mengurangi kerja bernafas (Brunner & Suddarth, 2010).

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain

penelitian eksperimental (pre-eksperiment design) dengan menggunakan one group

pretest-postest yaitu satu kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi,

kemudian diobservasi lagi setelah intervensi. Teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang

dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia

7
di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. Jumlah sampel yang digunakan

adalah sebelas orang responden.

Instrumen yang digunakan berupa stopwatch, oxymetry pulse dan lembar

observasi. Sebelum digunakan untuk meneliti, dilakukan uji validitas pada oxymetry

pulse. Hasil validitas pada alat yang digunakan peniliti memiliki akurasi pengukuran

sebesar ± 2% pada pengukuran saturasi oksigen perifer dengan nilai pengukuran

sebesar 70 – 100% sehingga alat yang digunakan tidak memelukan uji validitas

kembali.

Tahapan dalam penelitian ini, semua data-data awal mengenai saturasi

oksigen subjek penelitian dikumpulkan melalui pretest, nilai dari hasil pengukuran

menggunakan alat oxymetry pulse. Selanjutnya responden akan diberikan intervensi

berupa latihan napas dalam (deep breathing exercise) sebanyak enam kali dengan

frekuensi latihan dua kali sehari selama dua hari. Setelah diberikan tindakan selama

dua hari, dilakukan post test dengan cara mengukur kembali saturasi oksigen. Data-

data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat.

Analisa univariat pada penelitian ini, hasil dari pengukuran saturasi oksigen

sebelum maupun sesudah dilakukan intervensi berupa terapi napas dalam telah

tercatat dan ditentukan nilai mean dari data tersebut selama proses penelitian. Dari

data mean yang diperoleh digunakan untuk uji normalitas pada penelitian yang telah

dilakukan. Analisa bivariate, untuk menganalisa rata-rata saturasi oksigen perifer

8
pada pasien asma sebelum dan sesudah melakukan terapi napas dalam dengan

menggunakan uji beda paired sample T-test dengan nilai signifikan p<0,05.

C. COMPARATION

1. Jurnal “Latihan Pernafasan Diafragma Dalam Mempengaruhi Saturasi Oksigen

(SpO2) Pada Pasien Asma Di IGD Rsud Patut Patuh Patju Gerung Tahun 2018”

(Sentana, Mardiatun, & Pandit, 2018)

Pada penelitian pembanding pertama, penelitian ini menggunakan desain

penelitian pre eksperiment dengan rancangan pretest post test one group design.

Sampel pada penelitian ini sebesar 16 responden yang diperoleh secara porpusive

sampling. Penelitian ini dilaksanakan di IGD RSUD Patut Patuh Patju Gerung Tahun

2018.

Hasil penelitian menunjukkan sebelum dilakukan intervensi seluruh responden

(16 responden) memiliki nilai saturasi oksigen dibawah normal (93,20%) dan setelah

dilakukan intervensi nilai saturasi oksigen seluruh responden (16 responden)

meningkat/normal (96,40%). Berdasarkan uji statistik menggunakan Wilcoxon Sign

Rank Test, diperoleh hasil ρ Value = 0,000 < α = 0,05 sehingga Ha diterima yang

artinya ada pengaruh latihan pernapasan diafragma terhadap saturasi oksigen pada

pasien asma di IGD RSUD Patut Patuh Patju Tahun 2018.

2. Jurnal “Pengaruh Nafas Dalam dan Posisi Terhadap Saturasi Oksigen dan

Frekuensi Nafas pada Pasien Asma” (Yulia, Dahrizal, & Lestari, 2019)

Pada penelitian pembanding kedua, penelitian ini menggunakan desain

quasi eksperimen dengan rancangan pretest-posttest with control group.

9
Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling yaitu

dengan consecutive sampling. Sampel penelitian keseluruhan berjumlah 30

orang. Responden dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan

kelompok intervensi. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Februari

sampai 9 Maret 2018 di ruang IGD RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.

Hasil analisis rerata nilai SpO2 responden sebelum diberikan nafas dalam

dan pengaturan posisi untuk kelompok intervensi adalah 94% dan rata-rata nilai

SpO2 pada kelompok kontrol sebelum diberikan intervensi adalah 93-95%.

Berdasarkan hasil uji Wilcoxon didapatkan hasil analisis SpO2 untuk kelompok

intervensi menunjukkan nilai p value = 0.001< 0.05 sehingga dapat disimpulkan

ada beda rata rata antara nilai SpO2 sebelum dan setelah diberikan intervensi

nafas dalam dan pengaturan posisi. Sementara hasil analisis SpO2 untuk

kelompok kontrol menunjukkan nilai P value = 0.001< 0.05 sehingga dapat

disimpulkan ada beda rata rata antara nilai SpO2 sebelum dan setelah diberikan

pengaturan posisi. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh intervensi

deep breathing exercise dan posisi terhadap nilai SpO2 pasien asma (p value =

0,001) dan ada pengaruh intervensi deep breathing exercise dan posisi terhadap

nilai RR pasien asma (p value = 0,001).

3. Jurnal “Latihan Pernapasan Dalam Terhadap Saturasi Oksigen pada Pasien

Asma” (Awan, 2015)

Pada penelitian pembanding ketiga, desain penelitian yang digunakan adalah

pre-eksperimental dengan rancangan one group pretest postest. Teknik

10
pengambilan sampel adalah purposive sampling. Jumlah sampel penelitian yaitu

20 responden.

Hasil penelitian menunjukkan, sebelum diberikan intervensi dapat diketahui

dari 20 responden 16 orang responden memiliki nilai saturasi oksigen dibawah

nilai normal (<95%) dengan persentase 80%. Setelah diberikan intervensi dapat

diketahui dari 20 responden 12 orang responden memiliki nilai saturasi oksigen

normal (95-100%) dengan persentase 60%.

Berdasarkan hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai sig (0,000)< α=(0,05) yang

berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Penelitian ini menunjukkan ada pengaruh

signifikan latihan pernapasan dalam terhadap saturasi oksigen pada pasien Asma.

Dapat disimpulkan bahwa ketiga jurnal pembanding diatas mendukung artikel

penelitian utama yang menyatakan bahwa deep breathing exercise atau latihan

napas dalam berpengaruh terhadap peningkatan saturasi oksigen pada pasien asma.

D. OUTCOME

Asma adalah suatu hipereaksi dari bronkus dan trakea yang mengakibatkan

penyempitan saluran napas yang bersifat reversible. Teknik relaksasi napas dalam

merupakan suatu bentuk intervensi keperawatan yang diajarkan kepada klien

bertujuan untuk meningkatkan ventilasi paru sehingga dapat meningkatkan

oksigenasi darah.

Hasil penelitian nilai saturasi oksigen perifer pada responden asma sebelum

melakukan intervensi napas dalam diperoleh nilai rata – rata sebesar 93,80 %.

11
Normalnya saturasi oksigen dalam tubuh diatas 95%. Hasil penelitian nilai saturasi

oksigen perifer sesudah melakukan intervensi napas dalam diperoleh nilai rata – rata

sebesar 95,32 %.

Hasil analisis bivariat menunjukkan nilai rata – rata saturasi oksigen perifer

pada pasien asma mengalami peningkatan sebesar 1,52%. Hasil uji paired T-test

didapatkan 𝜌 value saturasi oksigen perifer 0.001 . Hal ini menunjukkan bahwa nilai

𝜌 value lebih kecil dari nilai alpha (0,05), sehingga H0 ditolak, yang berarti ada

pengaruh terapi napas dalam terhadap perubahan saturasi oksigen perifer pada pasien

asma di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Pekalongan.

E. TIME

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Wilayah Kanupaten Pekalongan yang

dilakukan mulai tanggal 3 Juli - 2 Agustus 2015.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penelitian yang dilakukan dari jurnal utama yaitu mengenai Pengaruh Deep

Breathing Exercise Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Perifer Pada Pasien

Asma Di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Pekalongan.

Masalah yang ditemukan dalam jurnal ini yaitu orang yang menderita asma

memiliki ketidakmampuan mendasar dalam mencapai angka aliran udara normal

selama pernafasan (terutama pada ekspirasi). Ketidakmampuan ini tercermin dengan

rendahnya volume udara yang dihasilkan sewaktu melakukan usaha ekspirasi paksa

pada detik pertama (Price & Wilson, 2010). Maka dari itu diperlukan intervensi yang

dapat membantu meningkatkan aliran udara pada pasien asma, salah satunya adalah

dengan deep breathing exercise atau latihan napas dalam.

Berdasarkan penelitian pada jurnal utama dan jurnal pembanding, semua

mendapat hasil berupa adanya pengaruh deep breathing exercise atau latihan nafas

dalam terhadap perubahan saturasi oksigen perifer pada pasien asma. Hal ini

membuktikan bahwa intervensi berupa latihan nafas dalam sangat baik untuk

membantu meningkatkan aliran udara pada pasien asma.

13
B. SARAN

Telaah jurnal ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa dala

mengembangkan pengetahuan maupun menjadi dasar untuk telaah jurnal selanjutnya.

Telaah jurnal ini juga diharapkan dapat diambil manfaat praktisnya dalam praktik

keperawatan untuk dijadikan dasar dalam pemberian intervensi bagi pasien dengan

asma.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aan Dwi Sentana, Mardiatun, P. (2018). Latihan Pernafasan Diagfragma Dalam


Mempengaruhi Saturasi Oksigen (SPO2). 13(2), 877–886.

Awan, D. (2015). Latihan Pernafasan Dalam Terhadap Sa02 pada penderita Asma.
(25), 150–161.

Brunner, & Suddarth. (2010). Keperawatan Medical Bedah (8th ed.). Jakarta.

Price, & Wilson. (2010). Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC.

Reddel, H. K., & Levy, M. L. (2015). The GINA asthma strategy report: What’s new
for primary care? Npj Primary Care Respiratory Medicine, 25(November).
https://doi.org/10.1038/npjpcrm.2015.50

Susanto, M., & Ardiyanto, T. (2015). Pengaruh Terapi Napas Dalam Terhadap
Perubahan Saturasi Oksigen Perifer pada Pasien Asma di Rumah Sakit
Wilayah Kabupaten Pekalongan. Jurnal Keperawatan Stikes Muhamadiyah
Pekajangan, 151, 10–17.

Yulia, A., Dahrizal, D., & Lestari, W. (2019). Pengaruh Nafas Dalam dan Posisi
Terhadap Saturasi Oksigen dan Frekuensi Nafas Pada Pasien Asma. Jurnal
Keperawatan Raflesia, 1(1), 67–75. https://doi.org/10.33088/jkr.v1i1.398

15

Anda mungkin juga menyukai