Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
demikian penulis berharap makalah ini dapat menjadi bahan rujukan dan semoga
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
Dengan segala hormat penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
1. Tujuan Umum............................................................................................2
2. Tujuan Khusus...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Konsep Avidance Based Practice Dalam Keperawatan Anak......................3
B. Hasil Telaah Jurnal Dalam Keperawatan Anak Sehat..................................4
C. Pembahasan...................................................................................................5
1. Problem.....................................................................................................5
2. Intervention...............................................................................................5
3. Comparation..............................................................................................6
4. Outcome....................................................................................................7
D. Teori dan Konsep Intervensi.........................................................................7
BAB III SIMPULAN DAN SARAN.......................................................................9
A. Simpulan.......................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengharapkan anaknya kelak tumbuh dan berkembang secara optimal baik sehat
fisik, mental atau kognitif, sosial dan dapat dibanggakan serta berguna bagi nusa
peristiwa yang pasti terjadi pada manusia mulai dari konsepsi sampai akhir hayat.
Perkembangan anak terjadi mulai dari aspek sosial, emosional, dan intelektual
yang berkembang pesat saat anak memasuki masa prasekolah (3-5 tahun) dan
biasa disebut dengan golden age. Masa prasekolah merupakan masa kognitif anak
memasuki sekolah (Hidayat, 2005). Pada masa ini kognitif anak ada pada tahap
anak, perkembangan masih bersifat egosentrik, pada masa ini sifat pikiran bersifat
dan optimal melalui kegiatan bermain. Bermain pada usia prasekolah telah
merangsang daya pikir anak. Oleh karena itu, jenis permainan yang tepat
diberikan pada anak misalnya menyusun balok, bermain bola, bermain peran
1
dengan teman, menggambar dan mewarnai Salah satu jenis permainan yang akan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
kognitif anak.
2. Tujuan Khusus
2
BAB II
PEMBAHASAN
tindakan yang teliti dan bertanggung jawab dengan menggunakan bukti (berbasis
untuk tingkatan evidence yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Penelitian dan
kepercayaannya yang paling rendah hingga yang paling tingi. Dibawah ini mulai
b. Studi kasus
(random)
3
B. Hasil Telaah Jurnal Dalam Keperawatan Anak Sehat
4
C. Pembahasan
1. Problem
dengan mengukur kognitif awal dan selanjutnya diberi intervensi bermain lego
bivariat.
2. Intervention
menggunakan lembar observasi model cheklist dan data diperoleh secara langsung
manfaat dan risikonya bahwa apa yang dilakukan tidak membahayakan anak, dan
5
3. Comparation
School Children”.
Hasil:
perkembangan anak antara sebelum dan setelah bermain lego yang telah
Hasil:
bermain konstruksi (lego) yaitu sebesar 9.45 dengan standar deviasi 0.858.
Hasil uji paired-samples t test menunjukkan p value = 0.000 lebih kecil dari
6
4. Outcome
melalui uji Wilcoxon Signed Rank Test setelah dilakukan intervensi berupa
permainan lego selama tiga minggu, menunjukkan nilai p=0,008 pada kelompok
p=0,059 yang berarti tidak ada perbedaan perkembangan kognitif sebelum dan
sesudah dilakukan aktifitas selain bermain lego. Hasil uji Mann Whitney U Test
atau tanpa bantuan guru dan setelah dilakukan permainan lego, kemampuan anak
adalah mampu mengerjakan tanpa bantuan sama sekali dan dapat melakukan
(4-5 tahun) dalam hal kemampuan tilikan ruang, berpikir logis, mengingat, dan
menjadi model apa saja, seperti mobil, kereta api, bangunan, kota, patung,
pesawat terbang, robot, dan lain-lain (Hurlock, 2005). Lego merupakan sejenis
7
mainan bongkar pasang yang biasanya terbuat dari plastik kecil, yang biasanya
menjadi model apa saja, seperti rumah, mobil, kreta api, kota patung, kapal,
pesawat, robot dan lain-lain. Perminan ini hampir sama seperti building block
biasanya hanya mengkhusukan pada satu bangunan berupa rumah saja, namun
Sifat permainan konstruksi lego sendiri adalah aktif, dimana anak akan
kecerdasan anak (Aziz Alimul Hidayat, 2012). Permainan lego dapat dilakukan
anak, media lego ringan, memiliki warna yang cerah dan bentuknya bermacam-
macam sehingga mudah untuk di pegang, di bentuk dan di mainkan oleh anak.
Dalam proses bermain lego secara tidak langsung anak berlatih perkembangan
motorik halus, karena ketika bermain lego anak melakukan kegiatan meraih balok,
Kecermataan antara jari jemari dan mata sangat diperlukan untuk memegang dan
menyusun lego.
8
BAB III
A. Simpulan
perkembangan kognitif anak usia prasekolah dapat ditarik simpulan bahwa ada
peningkatan kognitif anak setelah bermain lego. Melalui uji Wilcoxon Signed
Rank Test setelah dilakukan intervensi berupa permainan lego selama tiga
minggu, menunjukkan nilai p=0,05 pada kelompok perlakuan yang berarti terjadi
intervensi, sedangkan untuk kelompok kontrol bernilai p=0,05 yang berarti tidak
selain bermain lego. Hasil uji Mann Whitney U Test menunjukkan p=0,05 yang
berarti ada pengaruh bermain lego terhadap perkembangan kognitif anak usia
prasekolah.
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Utami, S., Qur, N., & R, E. K. (2020). Playing Lego Increase Cognitive
Development on Preschool Child ( 4-5 Years Old ). Jurnal Keperawatan.
https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/download/4993/3235
10