Anda di halaman 1dari 13

MATRIKULASI KEPERAWATAN ANAK SEHAT

EVIDANCE BASED PRACTICE DALAM KEPERAWATAN ANAK EHAT


“BERMAIN LEGO MENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF
ANAK USIA PRASEKOLAH”

Oleh :

PUTU RISMA ARIA PRADNYADEWI P07120216055

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KELAS B


POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmatNya, penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Evidance

Based Practice Dalam Keperawatan Anak Sehat: “Bermain Lego Meningkatan

Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah”

Penulis menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan, namun

demikian penulis berharap makalah ini dapat menjadi bahan rujukan dan semoga

dapat menambah pengetahuan mahasiswa-mahasiswi kelas B Prodi Ners Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penulisan makalah ini.

Dengan segala hormat penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.

Denpasar, 5 Juli 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
1. Tujuan Umum............................................................................................2
2. Tujuan Khusus...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Konsep Avidance Based Practice Dalam Keperawatan Anak......................3
B. Hasil Telaah Jurnal Dalam Keperawatan Anak Sehat..................................4
C. Pembahasan...................................................................................................5
1. Problem.....................................................................................................5
2. Intervention...............................................................................................5
3. Comparation..............................................................................................6
4. Outcome....................................................................................................7
D. Teori dan Konsep Intervensi.........................................................................7
BAB III SIMPULAN DAN SARAN.......................................................................9
A. Simpulan.......................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan dambaan setiap keluarga, setiap keluarga

mengharapkan anaknya kelak tumbuh dan berkembang secara optimal baik sehat

fisik, mental atau kognitif, sosial dan dapat dibanggakan serta berguna bagi nusa

dan bangsa (Soetjiningsih, 2014). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan

peristiwa yang pasti terjadi pada manusia mulai dari konsepsi sampai akhir hayat.

Perkembangan anak terjadi mulai dari aspek sosial, emosional, dan intelektual

yang berkembang pesat saat anak memasuki masa prasekolah (3-5 tahun) dan

biasa disebut dengan golden age. Masa prasekolah merupakan masa kognitif anak

mulai menunjukkan perkembangan dan anak telah mempersiapkan diri untuk

memasuki sekolah (Hidayat, 2005). Pada masa ini kognitif anak ada pada tahap

praoperasional (umur 2-7 tahun) yaitu perkembangan anak belum mampu

mengoperasionalisasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran

anak, perkembangan masih bersifat egosentrik, pada masa ini sifat pikiran bersifat

transduktif menganggap semuanya sama.

Perkembangan anak usia prasekolah dapat ditumbuhkan secara maksimal

dan optimal melalui kegiatan bermain. Bermain pada usia prasekolah telah

terbukti mampu meningkatkan perkembangan mental, kecerdasan dan bisa

merangsang daya pikir anak. Oleh karena itu, jenis permainan yang tepat

diberikan pada anak misalnya menyusun balok, bermain bola, bermain peran

1
dengan teman, menggambar dan mewarnai Salah satu jenis permainan yang akan

diterapkan dalam penelitian ini adalah adalah modifikasi permainan lego

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang ingin

dibahas adalah “Adakah pengaruh pemberian permainan lego terhadap

perkembangan kognitif anak”?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengetahui efektifitas bermain permainan lego terhadap perkembangan

kognitif anak.

2. Tujuan Khusus

Membahas telaah jurnal mengenai pengaruh bermain lego terhadap

perkembangan kognitif anak.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Avidance Based Practice Dalam Keperawatan Anak

Clinical Based Evidence atau Evidence Based Practice (EBP) adalah

tindakan yang teliti dan bertanggung jawab dengan menggunakan bukti (berbasis

bukti) yang berhubungan dengan keahlian klinis dan nilai-nilai pasien untuk

menuntun pengambilan keputusan dalam proses perawatan (Titler, 2008). Hirarki

untuk tingkatan evidence yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Penelitian dan

Kualitas (AHRQ), sering digunakan dalam keperawatan (Titler, 2008).

Hierarki dalam penelitian ilmiah terdapat hieraraki dari tingkat

kepercayaannya yang paling rendah hingga yang paling tingi. Dibawah ini mulai

dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi :

a. Laporan fenomena atau kejadian-kejadian yang kita temuai sehari-hari

b. Studi kasus

c. Studi lapangan atau laporan deskriptif

d. Studi percobaan tanpa penggunaan tekhnik pengambilan sampel secara acak

(random)

e. Studi percobaan yang menggunakan setidaknya ada satu kelompok

pembanding, dan menggunakan sampel secara acak Systemic reviews untuk

kelompok bijak bestari atau meta-analisa yaitu pengkajian berbagai penelitian

yang ada dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.

3
B. Hasil Telaah Jurnal Dalam Keperawatan Anak Sehat

Adapun hasil telaah jurnal mengenai pengaruh bermain lego terhadap

perkembangan kognitif anak yaitu sebagai berikut:

Peneliti Sri Utami, Nuzul Qur’aniati, Erlita Kusuma R. (Utami et


al., 2020)
Judul Bermain lego meningkatkan perkembangan kognitif anak
usia prasekolah (4-5tahun).
Tujuan Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh
Penelitian bermain lego untuk meningkatkan perkembangan kognitif
anak usia prasekolah (4-5tahun).
Metode Penelitian ini menggunakan desain quasi-experimental
Penelitian dengan pretest-posttest test control group design. Teknik
pengambilan sampel dengan purposive sampling sebanyak
18 orang yang anak dengan usia 4-5 tahun. Sebelum
dimulai perlakuan kedua kelompok dilakukan pretest
dengan mengukur kognitif awal dan selanjutnya diberi
intervensi bermain lego lalu dilakukan pengukuran
kognitif (post-test), sedangkan pada kelompok kontrol
diberi tidak diberiakn perlakuan. Data dianalisis
menggunakan uji univariat dan bivariat.
Hasil Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan antara kognitif sebelum dan sesudah diberikan
intervensi dengan bermain lego, yaitu p=0,008 kelompok
pperlakuan dan 0,05 terhadap kelompok control.
Saran Hasil penelitian ini dapat menambah alternatif intervensi
mandiri perawat dalam menstimulasi perkembangan
kognitif anak.

4
C. Pembahasan

1. Problem

Penelitian ini menggunakan desain quasi-experimental dengan pretest-

posttest control group design. Teknik pengambilan sampel dengan purposive

sampling sebanyak 18 orang yang terdiri dari 9 kelompok intervensi dan 9

kelompok control. Sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok dilakukan pretest

dengan mengukur kognitif awal dan selanjutnya diberi intervensi bermain lego

lalu dilakukan pengukuran kognitif (post-test), sedangkan pada kelompok kontrol

diberi diberikan perlakuan. Data dianalisis menggunakan uji univariat dan

bivariat.

2. Intervention

Dalam penelitian ini instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu

menggunakan lembar observasi model cheklist dan data diperoleh secara langsung

dari responden. Setelah peneliti menemukan responden, peneliti memberikan

penjelasan kepada wali responden mengenai prosedur pelaksanaan tindakan,

manfaat dan risikonya bahwa apa yang dilakukan tidak membahayakan anak, dan

memberikan lembar inform consent meminta wali responden untuk

menandatanganinya. Peneliti mempersiapkan alat untuk bermain lego. Intervensi

ini dilakukan selama tiga minggu.

5
3. Comparation

a. Jurnal “Modified Legos is Effective in Stimulating Development on Pre-

School Children”.

Hasil:

Hasil penelitian memaparkan karakteristik responden dan analisis perbedaan

perkembangan anak antara sebelum dan setelah bermain lego yang telah

dimodifikasi. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji marginal

homogeneity didapatkan nilai p value <0,05, yang artinya terdapat pengaruh

yang signifikan dari modifikasi permainan lego terhadap perkembangan anak

usia prasekolah (Khasanah et al., 2018).

b. Jurnal “Pengaruh Bermain Konstruksi (Lego) Terhadap Perkembangan

Motorik Halus Anak Usia Prasekolah”

Hasil:

Berdasarkan hasil peenlitian yang dilakukan terhadap 22 orang anak yaitu

rata-rata motorik halus sebelum dilakukan bermain konstruksi (lego) yaitu

sebesar 7.05 dengan standar deviasi 1.133, kemudia setelah dilakukan

intervensi dengan bermain lego rata-rata motorik halus setelah dilakukan

bermain konstruksi (lego) yaitu sebesar 9.45 dengan standar deviasi 0.858.

Hasil uji paired-samples t test menunjukkan p value = 0.000 lebih kecil dari

pada nilai α 5 % (p value< 0.05), berarti Ada Pengaruh Bermain Konstruksi

(Lego) terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah

(Hendriyani, Yeni Devita, 2018)

6
4. Outcome

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan

melalui uji Wilcoxon Signed Rank Test setelah dilakukan intervensi berupa

permainan lego selama tiga minggu, menunjukkan nilai p=0,008 pada kelompok

perlakuan yang berarti terjadi perbedaan perkembangan kognitif yang signifikan

sebelum dan sesudah intervensi, sedangkan untuk kelompok kontrol bernilai

p=0,059 yang berarti tidak ada perbedaan perkembangan kognitif sebelum dan

sesudah dilakukan aktifitas selain bermain lego. Hasil uji Mann Whitney U Test

menunjukkan p=0,001 yang berarti ada pengaruh bermain lego terhadap

perkembangan kognitif anak usia prasekolah.

Perkembangan kognitif anak prasekolah mengalami peningkatan yang

lebih baik setelah diberikan permainan lego. Dimana sebelum dilakukan

permainan lego, kemampuan anak adalah mampu mengerjakan dengan sedikit

atau tanpa bantuan guru dan setelah dilakukan permainan lego, kemampuan anak

adalah mampu mengerjakan tanpa bantuan sama sekali dan dapat melakukan

tugas lebih. Bermain lego mempengaruhi perkembangan kognitif anak prasekolah

(4-5 tahun) dalam hal kemampuan tilikan ruang, berpikir logis, mengingat, dan

mengamati dengan cepat dan cermat.

D. Teori dan Konsep Intervensi

Lego merupakan sejenis permainan bongkah plastik yang terkenal di

kalangan anak-anak. bongkah-bongkah ini serta kepingan lain dapat disusun

menjadi model apa saja, seperti mobil, kereta api, bangunan, kota, patung,

pesawat terbang, robot, dan lain-lain (Hurlock, 2005). Lego merupakan sejenis

7
mainan bongkar pasang yang biasanya terbuat dari plastik kecil, yang biasanya

cukup terkenal di kalangan anak-anak. kepingan-kepingan lego bisa disusun

menjadi model apa saja, seperti rumah, mobil, kreta api, kota patung, kapal,

pesawat, robot dan lain-lain. Perminan ini hampir sama seperti building block

biasanya sangat mengkhususkan namun lebih varian. Kalau building block,

biasanya hanya mengkhusukan pada satu bangunan berupa rumah saja, namun

untuk lego banyak objek yang ditirukan.

Sifat permainan konstruksi lego sendiri adalah aktif, dimana anak akan

selalu ingin menyelesaikan tugas-tugas dalam permainan dan dapat membangun

kecerdasan anak (Aziz Alimul Hidayat, 2012). Permainan lego dapat dilakukan

untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak karena permainan lego

merupakan permainan yang menyenangkan bagi anak, mudah untuk dilakukan

anak, media lego ringan, memiliki warna yang cerah dan bentuknya bermacam-

macam sehingga mudah untuk di pegang, di bentuk dan di mainkan oleh anak.

Dalam proses bermain lego secara tidak langsung anak berlatih perkembangan

motorik halus, karena ketika bermain lego anak melakukan kegiatan meraih balok,

menggenggam, menyusun atau menempelkan satu balok dengan balok lainnya.

Kecermataan antara jari jemari dan mata sangat diperlukan untuk memegang dan

menyusun lego.

8
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil telaah jurnal diatas tentang bermain lego meningkatkan

perkembangan kognitif anak usia prasekolah dapat ditarik simpulan bahwa ada

peningkatan kognitif anak setelah bermain lego. Melalui uji Wilcoxon Signed

Rank Test setelah dilakukan intervensi berupa permainan lego selama tiga

minggu, menunjukkan nilai p=0,05 pada kelompok perlakuan yang berarti terjadi

perbedaan perkembangan kognitif yang signifikan sebelum dan sesudah

intervensi, sedangkan untuk kelompok kontrol bernilai p=0,05 yang berarti tidak

ada perbedaan perkembangan kognitif sebelum dan sesudah dilakukan aktifitas

selain bermain lego. Hasil uji Mann Whitney U Test menunjukkan p=0,05 yang

berarti ada pengaruh bermain lego terhadap perkembangan kognitif anak usia

prasekolah.

B. Saran

Hasil dari telaah jurnal yang berjudul bermain lego meningkatkan

perkembangan kognitif anak usia prasekolah ini dapat menambah wawasan

pembaca mengenai manfaat bermain lego pada perkembangan kognitif anak.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul Hidayat, A. (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I (D.


Sjabana (ed.); 1st ed.). Salemba Medika.

Hendriyani, Yeni Devita, M. (2018). Pengaruh Bermain Konstruksi (Lego)


Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah. Jurnal
Keperawatan Priority, 1(2), 51–62.
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1069281&val=16040&title=PENGARUH BERMAIN
KONSTRUKSI LEGO TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK
HALUS ANAK USIA PRASEKOLAH

Hurlock, E. B. 2005. P. A. J. 1. J. E. (2005). Perkembangan Anak Jilid 1 (1st ed.).


Erlangga.

Khasanah, N. N., Mustafidah, A., & Susanto, H. (2018). Modified Legos is


Effective in Stimulating Development on Pre-School Children. Jurnal Ilmu
Keperawatan Anak, 1(2), 16. https://doi.org/10.32584/jika.v1i2.131

Titler, M. . (2008). Chapter 7: The Evidence for Evidence-Based Practice


Implementation. In: Hughes, R.G., Ed., Patient Safety and Quality: An
Evidence-Based Handbook for Nurses, Agency for Healthcare Research and
Quality (US),. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21328760/

Utami, S., Qur, N., & R, E. K. (2020). Playing Lego Increase Cognitive
Development on Preschool Child ( 4-5 Years Old ). Jurnal Keperawatan.
https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/download/4993/3235

10

Anda mungkin juga menyukai