Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN KEBUTUHAN

OKSIGEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS CHF DIRUANG


PERAWATAN DALAM WANITA
TANGGAL 19 DESEMBER 2016

Disusun Oleh :
1. Diky Setiawan (142012015048)
2. Maya Novia Sari (142012015028)
3. Rika Azizah (142012015038)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pringsewu, Desember 2016


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep Dasar Penyakit ........................................................................ 3
1. Definisi ........................................................................................... 3
2. Etiologi ........................................................................................... 3
3. Patofisiologis .................................................................................. 4
4. Manifestasi Klinis .......................................................................... 5
5. Pemeriksaan Penunjang ................................................................. 5
6. Komplikasi ..................................................................................... 5
7. Penatalaksanaan ............................................................................. 5
B. Konsep Dasar Keperawatan ................................................................. 6
1. Pengkajian Keperawatan ................................................................ 6
2. Diagnosa Keperawatan................................................................... 10
3. Rencana Keperawatan .................................................................... 10

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian ............................................................................................ 17
1. Identitas .......................................................................................... 17
2. Status Kesehatan ............................................................................ 18
3. Pola Kebutuhan Dasar (Data Bio-Psiko- Sosio Kultural
Spiritual)......................................................................................... 19
4. Pengkajian Fisik ............................................................................. 22
B. Analisa Data ......................................................................................... 25
C. Diagnosa Keperawatan Sesuai Dengan Prioritas ................................. 26
D. Rencana Tindakan Keperawatan .......................................................... 26

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 29
B. Saran ..................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan oleh
manusia dalam mempertahanankan keseimbangan fisiologi maupun psikologi.
Salah satunya adalah kebutuhan oksigen. Oksigen adalah salah satu komponen
gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untukmempertahankan
kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh
dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah Tarwanto,
2006).
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan
manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme
sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berarti bagi
tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu
dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar
terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen
merupakan tugas perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus
paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta
mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan
kebutuhan tesebut. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan
yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem
pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem
respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali
individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan
dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang
menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan
oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini,
individu merasakan pentingnya oksigen.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembahasan materi ini adalah :
1. Apa definisi dari oksigenasi?
2. Apa etioloagi dari oksigenasi?
3. Bagaimana patofisiologis dari oksigenasi?
4. Apa saja manifetasi klinis dari oksigenasi?
5. Apa pemeriksaan penunjang dari oksigenasi?
6. Apa komplikasi dari oksigenasi?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari oksigenasi?
8. Bagaimana proses keperawatan oksigenasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang definisi dari oksigenasi.
2. Untuk mengetahui etioloagi dari oksigenasi.
3. Untuk mengetahui Bagaimana patofisiologis dari oksigenasi.
4. Untuk mengetahui Apa saja manifetasi klinis dari oksigenasi.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari oksigenasi.
6. Untuk mengetahui komplikasi dari oksigenasi.
7. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari oksigenasi.
8. Untuk mengetahui bagaimana proses keperawatan oksigenasi.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia
atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau
yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya,
terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan
CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak
yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel.
(Wahit Iqbal Mubarak, 2007).

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2
ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah Tarwanto, 2006).

2. Etiologi
1. Hiperventilasi
2. Hipoventilasi
3. Deformitas tulang dan dinding dada
4. Nyeri
5. Cemas
6. Penurunan energy
7. Kelelahan
8. Kerusakan neuromuscular
9. Kerusakan muskoloskeletal
10. Kerusakan kognitif/persepsi
11. Obesitas
12. Posisi tubuh
13. Imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan dan adanay perubahan
membrane kapiler alveoli.

3
3. Patofisiologis
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh vintilusi, difusi, dan dan
transportasi. Proses vintilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang
masuk dan keluar dari dann ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat
obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan
tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asng yang menimbulkan
pengeluaran mucus.
Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu
akan menyebabkan ketidak efektifan pertukaran gas. Selain kerusakan
pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transport seperti
perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontratilitas miokard
juga dapat mempengaruhi pertukaran gas.

Fungsi system jantung ialah menghantarkan oksigen, nutrient, dan


substansi lain ke jaringan dan membuang produk sisa metabolism selular
melalui pompa jantung, system vascular sirkulasi, dan integritas system
lainnya. Namun fungsi tersebut dapat terganggun di sebabkan oleh
penyakit dan kondisi yang mempengaruhi irama jantung, kekuatan
kontraksi, aliran darah melalui kamar-kamar pada jantung, aliran darah
miokard dan sirkulasi perifer.
Iskemia miokard terjadi bila suplai darah ke miokard dari arteri kororner
tidak cukup dalam memnuhi kebutuhan oksigen organ. Selain itu,
perubahan fungsi pernafasan juga menyebabkan klien mengalami
gangguan oksigenisasi.
Hiperventilasi merupakan suatu kondisi ventilasi yang berlebih, yang
dibutuhkan untuk mengeliminasi karbondioksidan normal dan vena, yang
diproduksi melalui metabolism seluler. Hipoventilasi terjadi ketika
ventilasi alveolar tidak adekuat memnuhi kebutuhan tubuh atau
mengeliminasi CO2 secara adekuat. Apabila ventilasi alveolar menurun,
maka Pa CO2akan meningkat. Sementara hipoksia adalah menurun, maka
PaCO2akan meningkat. Sementara hipoksia adalah oksigenisasi jaringan
yang tidak adekuat pada tingkat jaringan.

4
4. Manifestasi Klinis
1) Suara nafas tidak normal
2) Perubahan jumlah pernafasan
3) Penggunaan otot tambahan pernafasan
4) Penurunan ekspansi paru
5) Dyspnea
6) Batuk berdahak
7) takhipnea

5. Pemeriksaan Penunjang
1) EKG
2) Flouroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, missal : kerja jantung
dan kontra paru
3) Bronkoskopi
Untuk memperoleh sample biopsy dan cairan/sample sputum/benda
asing yang menghambat jalan nafas
4) Pemeriksaaan fungsi paru
Untuk emngetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas
secara efisien.

6. Komplikasi
1) Penurunan kesadaran
2) Hipoksia
3) Disorientasi
4) Gelisah dan cemas

7. Penatalaksanaan
1) Bersihkan jalan nfas tidak efektif
a. Pembersihkan jalan nafas
b. Latihan abtuk efektif
c. Suctioning
d. Jalan nafas buatan

5
2) Pola nafas tidak efektif
a. Atur posisi pasien (semi fowler)
b. Pemberian oksigen
c. Teknik bernafas dan relaksasi
3) Gangguan pertukaran gas
a. Atur posisi pasien (posisi fowler)
b. Pemberian oksigen
c. Suctioning

B. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan
a. Data demografi (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)
Umur pasien bias menunjukkan tahap perkembangan pasien baik
secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu
dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap
terjadinya masalah penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh
terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya atau penyakitnya.
b. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu
oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat
keluhan utama seharunya mengandung unsur PQRST
(Poliaif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)
c. Riwayat Kesehatan sebelumnya
Riwayat kesehatan sebelumnay yaitu riwayat pasien apakah dulunya
mempunyai sakit selain yang diderita sekarang.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang
mengalami masalah.penyakit yang sama.
e. Riwayat psikologis
1) Perilaku/tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya
2) Pengaruh sakit terhadap cara hidup
3) Perasaan klien terhadap sakit dan terapi

6
4) Perilaku/tanggapan keluarga terhadap masalahnya/penyakitnya dan
terapi.
f. Riwayat Sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya misalnya
merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergi
dan lain lain.
g. Riwayat spiritual
Sebelum sakit : pasien menjalankan sholat 5 waktu dan menjalankan
ibadah sesuai ajaran yang dianutnya
Saat dikaji pasien menjalankan ibadah diatas tempat tidur sambil
tiduran
h. Pola kebiasaan sehari-hari
i. Pemeriksaan fisik
a) Hidung dan sinus
Inspeksi : cuping, hidung, deviasi sputum, perforasi, mukosa
(warna, bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung.
Palpasi : sinus fontalis, sinus maksilaris.
b) Faving
Inspeksi : warna, simetris, eksudat, ulserasi, bengkak
c) Trakhea
Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari
tengah pada bagian bawah trakea dan raba trachea keatas,
kebawah dan kesamping sehingga kedudukan trachea dapat
diketahui.
d) Thorak
1. Postur bervariasi, misalnya pasien dengan masalah pernafasan
krinis klavikulanya menjadi evaluasi ke atas.
2. Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa.
Dada bayi berbentuk bulat/melingkar dengan diameter antero-
postereor sama dengan diameter transversal (1:1) pada orang
dewasa perbandingan diameter antero-posterior dan
transversal adalah (1:2)

7
3. Pola nafas
a) Eupnea yaitu pernafasan normal dimana kecepatan 16-24
x/menit, klien tenang diam dan tidak butuh tenaga untuk
melakukannya
b) Tachypnea yaitu pernafasan yang cepat, frekuensinya
lebih dari 24x/menit, atau bradipnea yaitu pernafasan
yang lambat, frekuensinya kurang dari 16x/menit
c) Apne yaitu keadaan terhentinya pernafasan.
4. Kaji volume pernafasan
a) Hiperventilasi yaitu bertambahnya jumlah udara dalam
paru-paru yang ditandai dengan pernafasan yang dalam
dan panjang.
b) Hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam paru-paru
yang ditandai dengan pernafasan yang lambat.
5. Kaji sifat pernafasan apakah klien menggunakan pernafasan
yang ditandai dengan pengembangan dada, ataukah
pernafasan yang ditandai dengan pengembangan perut.
6. Kaji ritme/ irama pernafasan yang secara normal adalah
regular/ irregular
a) Cheyne stokes yaitu pernafasan yang cepat kemudian
menjadi lambat dan kadang diselingi apnea
b) Kusmaul yaitu pernafasan yang cepat dan dalam, atau
pertnafasan biot yaitu pernafasan yang ritme maupun
amplitudonya tidak teratur dan diselingi periode apnea.
7. Perlu juga dikaji kesulitan bernafas klien, apakah dyspnea
yaitu sesak nafas yang dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi,
ataukah ortopnea yaitu kemampuan bernafas hanya bila dalam
posisi duduk/berdiri.
8. Perlu juga dikaji bunyi nafas
a) Stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi
jalan nafas bagian atas.

8
b) Stidor yaitu bunyi yang nyaring dan kering dan didengar
saat inspirasi.
c) Wheezing yaitu bunyi nafas seperti orang bersiul.
d) Rales yaitu bunyi nafas yang mendesak atau
bergelembung dan didengar saat inspirasi.
e) Ronchi yaitu bunyi nafas yang kasar dan kering serta
didengar saat ekspirasi.
9. Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien
mengalami
a) Batuk produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi.
b) Non prosuktif yaitu batuk kering dank eras tanpa sekresi.
c) Hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah.
10. Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji rate/denyut nadi
a) Takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100x/menit
ataukah
b) Bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/menit,
juga perlu dikaji tekanan darah
c) Hipertensi yaitu tekanan darah arteri yang tinggi
d) Hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang rendah
11. Juga perlu dikaji tentang oksigenisasi apakah
a) Anoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam
jaringan kurang
b) Hypoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen
dalam darah berkurang
c) Hypoxia yaitu berkurangnya persediaan oksigen dalam
jaringan akibat kelainan internal/eksternal
d) Cyanosis yaitu warna kebiruan pd mukosa membrane,
kuku/kulit akibat dioksigenisasi berlebihan dari Hb.
e) Clubbing finger yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat
kekurangan oksigen dalam waktu lama.

9
j. Pemeriksaan labolaturium
1. Pemeriksaan EKG, CT - Scan
k. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pengambilan darah
2. Rongen dada
3. Flouroskopi

2. Diagnosa Keperawatan
a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b) Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot-otot pernafasan, difungsi
neuromuscular, sindrom hipoventilasi
c) Gangguan pertukuran gas
d) Nyeri akut
e) Resiko penurunan jaringan jantung
f) Kelebihan volume cairan
g) Intoleransi aktivitas b.d kelebihan atau dispneu akibat turunnya curah
jantung
h) Kerusakan integritas kulit
i) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
j) Defisit perawatan diri
k) Ansietas b.d kesulitan bernafas dan kegelisahan akibat oksigenisasi
yang tidak adekuat.

3. Rencana Keperawatan
Ketidak efektifan bersihan NOC NIC
jalan nafas Respiratory status : Air way suction
Definisi : ketidakmampuan ventilation - Pastikan kebutuhan
untuk membersihkan sekresi Respiratory status : oral / tracheal
atau obstruksi dari saluran airway patency suctioning
pernafasan untuk Kriteria Hasil - Auskultasi suara
mempertahankan kebersihan Mendemonstrasikan nafas sebelum dan
jalan nafas batuk efektif dan sesudah suctioning
Tidak ada batuk suara nafas yang - Informasi pada

10
Suara nafas tambahan bersih, tidak ada klien dan keluarga
Perubahan frekuensi sianosis dan tentang suctioning
nafas dyspnea (mampu - Minta klien nafas
Perubahan irama nafas mengeluarkan dalam sebelum

Sianosis sputum, mampu suction dilakukan

Kesulitan berbicara atau bernafas dengan - Berikan O2 dengan

mengeluarkan suara mudah, tidak ada menggunakan nasal

Penurunan bunyi nafas pursed lips) untuk memfasiltasi


Menunjukkan jalan suksion nasotrakeal
Dispneu
nafas yang paten - Gunakan alat yang
Sputum dalam jumlah
(klien tidak merasa steril setiap
yang berlebihan
tercekek, irama melakukan
Batuk yang tidak efektif
nafas, frekuensi tindakan
Orthopneu
pernafasan dalam - Anjurkan pasien
Gelisah
rentang norma, untuk beristirahat
Mata terbuka lebar
tidak ada suara dan nafas dalam
Factor yang berhubungan:
nafas abnormal) setelah kateter
Lingkungan
Mampu dikeluarkan dari
- Perokok pasif
mengidentifikasi nasotrakeal
- Mengisap isap
dan mencegah - Monitor status
- Merokok
factor yang dapat oksigen pasien
obstruksi jalan nafas
menghambat jalan - Ajarkan keluarga
- spasme jalan nafas
nafas. bagaimana cara
- mokus dalam jumlah
melakukan suksion
berlebihan
- Hentikan suksion
- eksudat dalam jalan
dan berikan
alveoli
oksigen apabila
- materi asing dalam
pasien
jalan nafas
menunjukkan
- adanya jalan nafas
bradikardi,
buatan
peningkatan
- sekresi bertahan/sisa
saturasi O2, dll.

11
sekresi Airway
- sekresi dalam bronki management
fisiologis - Buka jalan nafas,
- jalan nafas alergik gunakan teknik
- asma chin lift atau jaw
- penyakit paru thrust bila perlu
obstruktif kronik - Posisikan pasien
- hipertensi dinding untuk
bronkial memaksimalkan
- infeksi ventilasi
- disfungsi - Identifikasi
neuromuskular pasienperlunya
pemasangan alat
jalan bantu nafas
buatan
- Pasang mayo bila
perlu
- Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
- Keluarkan secret
dengan batuk atau
suction
- Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
- Lakukan suction
pada mayo
- Berikan
bronkodilator bila
perlu
- Berikan pelembab
udara kassa basah

12
NaCl Lembab
- Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
- Monitor respirasi
dan status O2.

Ketidakefektifan Pola NOC NIC


Nafas Respiratory status : Airway Management
Definisi : inspirasi dan /atau ventilation - Buka jalan nafas,
ekspirasi yang tidak Respiratory status : gunakan teknik
memberi ventilasi airway patency chin lift atau jaw
Batasa karakteristik : Vital sign status thrust bila perlu
Perubahan kedalaman Kriteria Hasil - Posisikan pasien
pernafasan Mendemonstrasikan untuk
Perubahan ekskursi dada batuk efektif dan memaksimalkan
Mengambil posisi tiga suara nafas yang ventilasi
titik bersih, tidak ada - Identifikasi pasien

Bradipneu ianosis dan dyspnea perlu pemasangan

Penurunan tekanan (mamou alat jalan nafas

ekspirasi mengeluarkan buatan

Penurunan ventilasi sputum, mampu - Pasang mayo bial

semenit bernafas dengan perlu


mudah, tidak ada - Lakukan fisioterapi
Penurunan kapasitas vital
pursed lips) dada jika perlu
Dipneu
Menunjukkan jalan - Keluarkan secret
Peningkatan diameter
nafas yang paten dennga batuk atau
anterior-postenor
(klien tidak merasa suction
Pernafasan cuping hidung
tercekik, irama - Auskultasi suara
Ortepneu
nafas, frekuensi nafas, catat adanya
Fase ekspirasi
pernafasan dalam suara tambahan

13
memenjang rentang normal, - Lakukan suction
Pernafasan bibir tidak ada suara pada mayo
Takipneu nafas abnormal) - Berikan
Penggunaan otot Tanda-tanda vital bronkodilator bila
aksesorius untuk bernafas dalam rentang perlu
Factor yang berhubungan normal (tekanan - Berikan pelembab
dengan darah, nadi, udara kassa basah

Ansietas pernafasan) naCI lembab

Posisi tubuh - Atur intake untuk

Deformitas dinding dada cairan


mengoptimalkan
Keletihan
keseimbangan
Hiperventilasi
- Monitor respirasi
Sindrom hipoventilasi
dan status O2
Gangguan
oxygen therapy
musculoskeletal
- Bersihkan mulut,
Kerusakan neurologis
hidung dan secret
Imaturitas neurologis
trakea
Disfungsi neuromuscular
- Pertahankan jalan
Obesitas
nafas yang paten
Nyeri
- Atur peralatan
Keletihan otot pernafasan
oxigenisasi
cedera medulla spinalis
- Monitor aliran
oksigen
- Pertahankan posisi
pasien
- Observasi adanya
tanda-tanda
hipoventilasi
- Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap

14
oksigenisasi
Vital signa
monitoring
- Monitor TD, nadi,
suhu dan RR
- Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
- Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk atau
berbaring
- Auskultasi TD
pada kedua lengan
dan bandingkan
- Monitor TD, nadi,
RR sebelum,
selama, dan setelah
aktifitas
- Monitor kualitas
dari nadi
- Monitor frekuensi
dan irama
pernafasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola
pernafasan
abnormal
- Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
- Monitor sianosis

15
perifer
- Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi yang
melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
- Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign

16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN KEBUTUHAN


OKSIGEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS CHF DIRUANG
PERAWATAN DALAM WANITA
TANGGAL 19 DESEMBER 2016

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 75 Tahun
Agama : islam
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Pulau Panggung
Tanggal : 19 Desember 2016
Tanggal pengkajian : 19 Desember 2016
No. : 527308
Diagnosa : CHF

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. S
Umur : 50 Tahun
Hubungan dg pasien : Anak
Alamat : Pulau Panggung

17
2. Status Kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
1) Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)
Saat MRS : Pasien dating dengan keluhan sesak nafas 2 hari
disertai demam dan batuk berdahak
Saat ini : Pasien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak,
RR = 36 x/menit, terpasang O2 3l/menit
2) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mengatakan sebelum dibawa kerumah sakit, pasien
diberikan obat oleh dokter Puskesmas

b. Status Kesehatan Masa Lalu


1) Penyakit yang pernah dialami
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah sakit sesak nafas dan
batuk disertai berdahak sekitar 6 bulan ayng lalu dan pernah
dirawat dirumah sakit selama 3 hari.
Alergi
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mempunyai alergi
terhadap makanan, obat, obat, udara atau debu dan cuaca.
2) Kebiasaan (merokok/kopi/alcohol dll)
Keluarga pasien mengatakan klien tidak mempunyai kebiasaan
merokok, kopi, dan alcohol
3) Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan didalam keluarga ada yang
mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu paru-paru
4) Diagnosa medis dan therapy, Diagnosa medis CHF
Therapy :- IVFD 1 ampul aminophilin drip RL 10 TPM
- Inj Ranitidin 1 A / 12 IV
- Inj Farsix I A /kr IV
- Inj Ceftriaxan 1 gr / 12 IV
- Clobazam 2 x tab
- Digoxin 1 x tab
- Oksigen 3 L/M

18
3. Pola Kebutuhan Dasar (Data Bio-Psiko- Sosio Kultural Spiritual)
a. Pola bernafas
Sebelum sakit
Pasien bernafas dengan normal tanpa alat bantu pernafasan
Saat sakit
Pola nafas pasien cepat, RR 36x/menit, terpasang oksigen 3L/m
disertai batuk berdahak

b. Pola Makan Minum


Sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien makan 2x sehari dengan
komposisi bubur dan lauk serta menghabiskan 1 porsi makanan pasien
minum 6-8 gelas perhari, dengan jenis air putih saja.
Saat sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien makan 3x1 hari dengan komposisi
bubur, lauk, sayur dan menghabiskan porsi yang diberikan oleh
rumah sakit.
Pasien minum 4-6 gelas perhari dengan jenis air putih saja.

c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit
BAK :
Keluarga pasien mengatakan pasien BAK nya lancar, dengan
- Frekuensi : 6-8 x /hari
- Warna : kuning jernih
- Bau : Khas
BAB :
Keluarga pasien mengatakan pasien BABnya lancar, dengan :
- Frekuensi : 1 x /hari
- Warna : kuning kecoklatan
- Bau : Khas

19
Saat sakit
BAK :
Keluarga pasien mengatakan pasien BAKnya lancar, dengan
- Frekuensi : 3-5 x /hari
- Warna : kuning pekat
- Bau : Khas
BAB :
Keluarga pasien mengatakan pasien sulit BAB, dengan :
- Frekuensi : 1x /3hari
- Warna : Kuning kecoklatan
- Bau : Khas

d. Pola aktifitas dan latihan


Sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien bila melakukan aktifitas sehari-
hari dengan mendiri tanpa bantuan dari keluarga seperti duduk,
berjalan, memesak, mandi berpakaian, dll
Saat sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak dapat melakukan aktivitas
dengan mendiri. Karena pasien lemas pada saat pasien melakukan
aktivitas seperti duduk, BAK/BAB, makan dibatu oleh keluarga dll.

e. Pola istirahat dan tidur


Sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien tidur dengan nyenyak, pada
malam hari pasien tidur 7-8 jam dan pada siang hari pasien tidur
selama 1-2 jam.
Saat sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien sulit tidur, pasien tampak gelisah.
pada malam hari pasien tidur hanya 4-6 jam dan sering terbangun.
Pada siang harinya pasien tidur selama 30 menit 1 jam.

20
f. Pola berpakaian dan kebersihan diri
Sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien mendi 2x sehari, keramas 1x hari,
sikat gigi 2x sehari dan berganti pakaian 2x sehari dengan mandiri
tanpa dibantu keluarga.
Saat sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mandi dan hanya
dibersihkan dengan kain dibasahi air oleh keluarga dipagi dan sore hari

g. Pola rasa aman dan nyaman


Sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit pasien merasa nyaman dan
aman
Saat sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak nyaman dengan keadaan
sesak nafas dan tampak gelisah.

h. Pola komunikasi
Sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien dapat berkomunikasi dengan baik
menggunakan bahasa jawa maupun bahasa Indonesia dan tidak ada
gangguan saat berkomunikasi.
Saaat sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien dapat berkomunikasi dengan
bahasa jawa ataupun bahasa indinesia dengan lemas

i. Pola beribadah
Sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien melaksanakan sholat 5 waktu dan
selalu tepatnya waktu, serta pasien juga sering mengkaji setiap malam
sehabis sholat

21
Saat sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak dapat menjalankan sholat 5
waktu seperti sebelum sakit, pasien hanya dapat berdoa dan terkadang
berdzikir

j. Pola rekreasi
Sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakn pasien tidak pernah rekreasi, hanya nonton
tv dirumah dan jika pasien merasa jenuh hanya berkunjung kerumah
tetangga
Saat sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak dapat rekreasi seperti
sebelum sakit

4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan Umu
Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS : 15
M :6
E :4
V :5

b. Tanda tanda vital


Suhu : 37.7oC
Nadi : 92 x /menit
TD : 110 / 80 mmHg
RR : 36 x/menit

c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher
- Kepala
Rambut panjang dan tipis, berubah, kepala bersih tidak ada
benjolan dan tidak lesi

22
- Mata
Bentuk mata simetris, tidak ada nyeri tekan pada kelopak mata,
skelera anikterik, konungtiva ananemis dan rangsangan
terhadap cahaya (+), menggunakan alat bantu penglihatan
(kacamata)
- Hidung
Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada sekret
- Mulut
Tidak ada stomatitis, lidah kotor, gigi agak kotor, dan tidak ada
perdarahan pada gusi
- Telinga
Bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak ada lesi, tidak ada
serumen berlebih, dan selama pasien dirawat dirumah sakit
belum pernah dibersihkan
- Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis, dan tidak ada nyeri tekan.
2) Dada
- Paru
Terdapat pembesaran pada dada, terdapat bunyi tambahan
ronchi, terdapat retraksi dinding dada
- Jantung
Terdapat pembengkakan pada jantung
3) Payudara dan ketiak
Tidak ada benjolan pada payudara dan ketiak, dan tidak ada nyeri
tekan
4) Abdomen
Tidak ada benjolan pada abdomen, warna kulit sawo matang dan
tidak ada nyeri tekan
5) Genetalia
Tidak ada pembengkakan, tidak ada lesi, tidak terpasang kateter

23
6) Integument
Warna sawo matang, tidak ada lesi, turgor kulit elastis, CRT < 3
detik.
7) Ekstremitas
- Atas
Tidak ada benjolan dan pembengkakan, tidak ada nyeri tekan,
terpadang infus RL 10 TPM pada ekstemitas kanan atas
- Bawah
Tidak ada benjolan atau pembengkakan, tidak ada lesi, dan
tidak ada nyeri tekan.

d. Pemeriksaan Penunjang
1) Data laboraturium yang berhubungan dengan
Tanggal 19 Desember 2016
Parameter Result Unit Ref. Parameter Result Unit Ref.
Range Range
WBC 11.04x103 4.00 RBC 3.86x10UL 3.50-
U/L 10.00 5.00
HGB 12.1g/dl 11.0-
PLT 15.0
236x10 u/l 15.0-
450

Kimia klinik Hasil Normal


Gula darah sewaktu 92 70 115 mg / dl
Ureum 23.98 19 49 mg / dl
Creatinin 0.98 < 0.90 mg /dl
SGOT 11 40 u/l
SGPT 16 40 u/l

24
B. Analisa Data
No Data (S) Masalah (P) Etiologi (E)
1 DS :
1. Klien 1. Ketidakefektifanbersihan 1. Mokus dalam
mengatakan jalan nafas jumlah
sesak nafas berlebihan

2. Klien
mengatakan
batuk disertai
dahak

DO :
1. Klien tampak
batuk disertai
dahak
2. Klien tampak
gelisah
3. Sputum (+)
4. Terpasang O2 3
2 1. Ketidakefektifan pola
l/m
nafas 1. Hiperventilasi
5. TD : 110/80
mmHg
RR :
36x/menit
Suhu : 37.7OC
Nadi : 92 x
/menit

DS :
1. Klien
mengatakan
sesak nafas

25
2. Klien mengeluh
batuk

DO :
1. Pola nafas
pasien cepat
2. RR : 36 x /
menit
3. Terdapat bunyi
nafas tambahan
(ronchi)
4. Terdapat
retraksi dinding
dada
5. Pasien tampak
gelisah
C. Diagnosa Keperawatan Sesuai Dengan Prioritas
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d mokus dalam jumlah berlebihan
2. Ketidakefektifan pola nafas b/d hiperventilasi

D. Rencana Tindakan Keperawatan


Nama : Ny. S
Dx. Medis : CHF
Ruang : Ruang Penyakit Dalam Wanita
No Tanggal Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan
Keperawatan (SMART)
dan Data
Penunjang
1 19 Des Ketidakefektifan Setelah diberikan 1. Pantau rate,
2016 bersihan jalan asuhan keperawatan irama,
b.d mokus 3x24 jam, kedalaman dan
dalam jumlah diharapkan bersihan usaha respirasi

26
berlebihan jalan nafas, klien 2. Monitoring
kembali efektif. suara nafas
Dengan KH tambahan
1. Frekuensi 3. Auskultasi
pernafasan dalam bunyi, nafas
batas normal (16- tambahan :
20 x/ menit) Ronchi,
2. Irama pernafasan wheenzing
normal 4. Bersihkan
3. Klien secret dari
mengeluarkan mulut dari
sputum secara trakea :
efektif lakukan
penghisapan
sesuai dengan
keperluan
5. Ajarkan batuk
efektif
6. Kolaborasi
pemberian
oksigen,
aminophilin,
ranitidine,
farsix,
cefriaxan,
clobazam,
digoxin

2 19 des Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Posisikan pasien


2016 pola nafas b/d asuhan keperawatan untuk
hiperventilasi selama 3x24 jam, memaksimal-kan
diharapkan pasien ventilasi

27
menunjukkan 2. Lakukan fisio
keefektifan pola therapy dada bila
nafas dengan KH perlu
1. Mendemonstrasi- 3. Monitoring
kan batuk efektif respirasi dan
dan suara nafas status O2
yang bersih, 4. Pertahankan jalan
mampu nafas yang patern
mengeluarkan 5. Monitor adanya
sputum, dan kecemasan pasien
mampu bernafas terhadap
dengan mudah oksigenasi
2. Menunjukkan 6. Monitor viral sign
jalan nafas yang 7. Monitor pola
patern (klien nafas
tidak merasa
tercekik, irama
nafas, frekuensi
pernafasan
dalam rentang
normal, tidak ada
suara abnormal)
3. TTV dalam
rentang normal
(TD, nadi,
pernafasan)

28
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan
kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme
sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai
organ atau sel. Sistem pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan
oksigenasi terdiri atas saluran pernapasan bagian atas yaitu, hidung, faring,
laring, epiglottis. Dan saluran pernapasan bagian bawah yaitu, trakea, bronkus,
bronkiolus, dan paru-paru yang merupakan organ utama dalam sistem
pernapasan. Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga
tahapan yaitu, ventilasi, difusi dan transpor. Dimana tahapan-tahapan itu
mempunyai prosedur-prosedur tersendiri dalam mempraktekkanya. Selain itu,
ada juga cara untuk dapat mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi yaitu
dengan latihan napas, latihan batuk efektif, pemberian oksigen, dan fisioterapi
dada.

B. Saran
Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari
dengan sungguh-sungguh, dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah
makalah tentang kebutuhan dasar oksigenasi ini kami buat, semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua baik kami yang membuat maupun anda yang
membaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca ,kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

29
DAFTAR PUSTAKA

Dewot.blogspot.co.id/2011/11/diagnose-keperawatan-bersihan-jalan.html?m=I
(diakses pada tanggal 25 Desember 2016 Pukul 14.00 WIB)

Huda Nurarif, Amin, Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC NOC Edisi Revisi Jilid II.
Jogjakarja: Mediaction Jogja.

Juliardiansyah.blogspot.co.id/2013/11/askep/kebutuhan-
oksigenisasi_16.html?m=l(diakses pada tanggal 25 Desember 2016 Pukul
16.010 WIB)

Megawatijie.blogspot.co.id/2011/01/gangguan-pertukaran-gas-dx-
keperawatan.html?m-l(diakses pada tanggal 25 Desember 2016 Pukul 14.
38 WIB)

Reyniteen.blogspot.co.id/2010/11/laporan-pendahuluan-kdm-
oksigenasi_16.html>m=l(diakses pada tanggal 25 Desember 2016 Pukul
15.16 WIB)

Syaifuddin. Anatomi Fisiologi.buku kedokteran EGC. Jakarta tahun 2006


Tarwoto, Wartonah. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 3.
Jakarta : Salemba Mardika tahun 2006

30

Anda mungkin juga menyukai