Anda di halaman 1dari 12

ANALISA JURNAL PENGARUH PEMBERIAN TEPID SPONGE

TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM


USIA TODDLER (1-3 TAHUN)

DI SUSUN OLEH :
• MUHAMMAD SAFEI
• NAHDAH DYAH NADILLA
• NOVRIANTI GLEDYS
• RATNA FARIDA PANDIANGAN
• TRI WAHYUNI
A. Latar Belakang
Kompres adalah salah satu metode fisik untuk
menurunkan suhu tubuh bila mengalami demam.
Demam merupakan suatu Badan Kesehatan Dunia Adapun beberapa metode kompres yang sering
kondisi dimana suhu tubuh WHO(2013) memperkirakan digunakan adalah pemberian kompres air hangat,
mengalami peningkatan di jumlah kasus demam di kompres air biasa, dan kompres alkohol
atas normal. Seseorang dapat seluruh dunia mencapai 16- (Sodikin,2012).
dikatakan demam jika suhu 33juta dengan 500–600 ribu
tubuh nya mencapai lebih dari kematian tiap tahun nya, anak • Tepid sponge merupakan kombinasi teknik blok dengan seka.
37,5°C. Demam pada merupakan yang paling rentan Teknik ini menggunakan kompres blok tidak hanya di satu
dasarnya dapat dialami oleh terkena demam, walaupun tempat saja, melainkan langsung dibeberapa tempat yang
seluruh kalangan usia, mulai gejala yang dialami anak lebih memiliki pembuluh darah besar. Selain itu masih ada perlakuan
dari bayi sampai orang lanjut ringan dari dewasa. Hampir tambahan yaitu dengan memberikan seka di beberapa area tubuh
usia. Hal ini dapat terjadi semua daerah endemic , sehingga perlakuan yang diterapkan terhadap klien pada teknik
karena pada dasarnya demam insidensi demam banyak ini akan semakin komplek dan rumit dibanding dengan teknik
menunjukkan bahwa terjadi pada anakusia 3-12 yang lain. Namun dengan kompres blok langsung diberbagai
mekanisme dalam tubuh tahun. Data kunjungan tempat ini akan mempasilitasi penyampaian sinyal ke
berjalan normal dalam kefasilitas kesehatan pediatrik hipotalamus dengan lebih gencar. Selain itu pemberian seka akan
melawan penyakit yang di Brazil terdapat sekitar 19% mempercepat pelebaran pembuluh darah perifer akan
menimbulkan reaksi sampai 30% anak diperiksa mempasilitasi perpindahan panas dari tubuh ke lingkungan
infeksioleh virus, bakteri, karena menderita demam sekitar yang akan semakin mempercepat penurunan suhu tubuh
jamur, atau parasite (Sodikin (Jayanti, 2011; Supiyanto, (Reiga, 2010; Hamid,2011).
etall,2012). 2016).
B. Tujuan

Tujuan umum penelitian inia dalah untuk


mengetahui pengaruh pemberian tepid
sponge terhadap penurunan suhu tubuh
padaanak demam usia toddler di RSUD
Majalengka.
C. ANALISA JURNAL
JURNAL UTAMA

JUDUL
• TUGAS ANALISA JURNAL PENGARUH PEMBERIANTEPID SPONGE TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM USIA TODDLER (1-3 TAHUN).

PENULIS
• Hera Hijriani (STIKes YPIB Majalengka). 

POPULASI , SAMPLE DAN TEKHNIK SAMPLING

Populasi
• Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien anak demam usia toddler yang di rawat di ruang Melati RSUD Majalengka

Sample
• Sampel dalam penelitian ini menggunakan Acidental sampling yaitu mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks
penelitian Notoatmojo, 2010).
• Menurut (Sugiyono, 2010) jumlah sampel minimum dalam penelitian eksperimen adalah 10-20 sampel, maka peneliti mengambil sampel sebanyak 20 responden. Untuk mengetahui
apakah ada perubahan suhu tubuh, maka di lakukan tabulasi dan analisa data bivariat dengan uji normalitas data yang menggunakan Shapiro Wilk karena sampel kurang dari 50
responden. Uji Test dependen untuk membandingkan data sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan tingkat signifikasi 0,05 dan tingkat kepercayaan 95%.
Tekhnik Sampling
• Pengambilan data di lakukan melalui pengamatan dengan menggunakan lembar obervasi yang telah disiapkan. Pengisian lembar observasi di lakukan 2 kali yaitu sebelum di lakukan
tepid sponge dan langsung setelah di lakukan tepid sponge. Penelitian dimulai dengan penentuan sampel yang diambil dari seluruh pasien demam. Kemudian melakukan informed
consent kepada keluarga responden dengan memberi penjelasan mengenai tujuan, manfaat, dan prosedur intervensi penelitian serta dimintai persetujuannya. Setelah mendapat
penjelasan, apabila keluarga responden bersedia, maka keluarga responden mengisi lembar persetujuan.
DESAIN PENELITIAN
• Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian metode penelitian eksperimental dengan
pendekatan one group pretest-posttest.
INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN
• Pengambilan data dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan lembar obervasi yang telah
disiapkan. Pengisian lembar observasi dilakukan 2 kali yaitu sebelum di lakukan tepid sponge dan
langsung setelah di lakukan tepid sponge. Penelitian dimulai dengan penentuan sampel yang di
ambil dari seluruh pasien demam. Kemudian melakukan informed consent kepada keluarga
responden dengan memberi penjelasan mengenai tujuan, manfaat, dan prosedur intervensi penelitian
serta dimintai persetujuan nya. Setelah mendapat penjelasan, apabila keluarga responden bersedia,
maka keluarga responden mengisi lembar persetujuan
UJI STATISTIK YANG DIGUNAKAN
• Untuk mengetahui apakah ada perubahan suhu tubuh, maka dilakukan tabulasi dan analisa data
bivariat dengan uji normalitas data yang menggunakan Shapiro Wilk karena sampel kurang dari 50
responden. UjiT test dependen untuk membandingkan data sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi dengan tingkat signifikasi 0,05 dan tingkat kepercayaan 95%
D. JURNAL PENDUKUNG
JUDUL JURNAL PENDUKUNG
• PENGARUH KOMPRES TEPID SPONGE HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU
TUBUH PADA ANAK UMUR1-10 TAHUN DENGAN HIPERTERMIA (Studi Kasus Di RSUD
Tugurejo Semarang)
PENELITI
• Bartolomeus Maling (Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo
Semarang).
• Ns. Sri Haryani S, S.Kes (Dosen Program StudiS1Ilmu Keperawatan STIKESTelogorejo
Semarang).
• Ns. Syamsul Arif, S.Kep.,M.Kes (Dosen Program Studi Ilmu keperawatan POLTEKES
DEPKES Semarang).
SIMPULAN JURNAL PENDUKUNG
• Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan nilai rata-rata suhu
tubuh sebelum diberikan tepid sponge sebesar 38,50 C dengan standar deviasi 0,40C. Nilai
rata-rata setelah diberikan tepid sponge sebesar 37,10 C dengan standar deviasi 0,50C.
Sehingga dapat diketahui ada penurunan nilai rata-rata suhu tubuh sebesar 1,40 C. Ada
pengaruh kompres tepid sponge terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien hipertermi. Hal
ini ditunjukkan dengan hasil analisis Wilcoxon didapat kan nilai p=0,0001 (<0,005).
E. ANALISA PICO
PROBLEM
• Demam merupakan kondisi terjadinya kenaikan suhu tubuh hingga >37,50C. Ikatan Dokter Anak Indonesia menetapkan suhu tubuh normal untuk anak
berkisar antara 36,5oC sampai 37,5oC (Setiawati, 2009). Demam merupakan suatu kondisi dimana suhu tubuh mengalami peningkatan di atas normal.
Seseorang dapat dikatakan demam jika suhutubuhnya mencapai lebihdari37,5°C. Demam pada dasarnya dapat dialami oleh seluruh kalangan usia, mulai
dari bayi sampai orang lanjut usia. Hal ini dapat terjadi karena pada dasarnya demam menunjukkan bahwa mekanisme dalam tubuh berjalan normal
dalam melawan penyakit yang menimbulkan reaksi infeksioleh virus, bakteri, jamur, atau parasit(Sodikin etall,2012).

INTERVENTION
• Tepid sponge merupakan kombinasi teknik blok dengan seka. Teknik ini menggunakan kompres blok tidak hanya di satu tempat saja, melainkan
langsung dibeberapa tempat yang memiliki pembuluh darah besar. Selain itu masih ada perlakuan tambahan yaitu dengan memberikan seka di beberapa
area tubuh sehingga perlakuan yang diterapkan terhadap klien pada teknik iniakan semakin komplek dan rumit dibanding dengan teknik yanglain.
Namun dengan kompres blok langsung di berbagai tempat ini akan memfasilitasi penyampaian sinyal ke hipotalamus dengan lebih gencar. Selain itu
pemberian seka akan mempercepat pelebaran pembuluh darah perifer akan mempasilitasi perpindahan panas dari tubuh kelingkungan sekitar yang akan
semakin mempercepat penurunan suhu tubuh (Reiga, 2010; Hamid,2011).
COMPARASION
Judul
• Pengaturan Suhu Tubuh dengan Metode Tepid Water Sponge dan Kompres Hangat pada Balita Demam.
Peneliti
• NLP Yunianti Suntari (Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Denpasar, Indonesia).
• Putu Susy Natha Astini (Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Denpasar, Indonesia).
• Ni Made Desi Sugiani (Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Denpasar, Indonesia).
Kesimpulan Jurnal Pembanding
• Rata-rata suhu tubuh sebelum tindakan kompres tepid water sponge yaitu 38,50C. Rata-rata suhu tubuh sebelum tindakan kompres hangat yaitu 38,30C.
Rata-rata suhu 15 menit setelah tindakan kompres tepid water sponge yaitu 380C dan rata-rata suhu 30 menit setelah tindakan kompres tepid water
sponge yaitu 37,50C. Rata-rata suhu 15 menit setelah tindakan kompres hangat yaitu 380C dan rata-rata suhu 30 menit setelah tindakan kompres hangat
yaitu 37,80C. Terdapat perbedaan suhu tubuh sebelum dan setelah pemberian tindakan kompres tepid water sponge dan kompres hangat dengan hasil uji
statistik yaitu nilai signifikan p=0,000 yang berarti p<0,05 maka Ho ditolak.
• Terdapat perbedaan efektivitas pengaturan suhu tubuh dengan metode kompres tepid water sponge dan kompres hangat. Hasil uji statistik yaitu nilai
signifikan (p)=0,000 yang berarti p<0,05 maka H0 ditolak. Kompres hangat memberikan penurunan suhu tubuh sebesar 0,540C atau dibulatkan menjadi
0,50C, sedangkan kompres tepid water sponge memberikan penurunan suhu tubuh sebesar 0,9930C atau dibulatkan menjadi 10C.
F. OUTCOME

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat


disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
• Rata-rata suhu tubuh pada anak demam usia toddler (1-3 tahun) diRSUD
Majalengka tahun 2017sebelum diberikan teknik tepid sponge adalah
38,3°C dengan standar deviasi 0,24495.
• Rata-rata suhu tubuh pada anak demam usia toddler (1-3 tahun) diRSUD
Majalengka tahun 2017 sesudah diberikan teknik tepid sponge adalah
37,6°Cdengan standar deviasi0,27222.
• Ada pengaruh pemberian tepid sponge terhadap penurunan suhu tubuh
pada anak demam usia toddler(1-3 tahun) di RSUD Majalengka Tahun
2017. Yaitu ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
di lakukan tepid sponge didapatkan nilai p value= 0,000(<0,05).
G. TINJAUAN TEORI

Demam
• Demam adalah kenaikan suhu tubu yang ditengahi oleh kenaikan titik ambang regulasi panas hipotalamus.
Pusat regulasi /pengaturan panas hipotalamus mengendalikan suhu tubuh dengan menyeimbangkan sinyal
sinyal dari reseptor neuronal perifer dingin dan panas. Faktor pengatur lainnya adalah suhu darah yang
bersirkulasi pada hipotalamus. Integrasi ini berusaha mempertahankan agar suhu di dalam tubuh normal
pada titik ambang 37 0 C atau ( 98,60 F) dan sedikit berkisar antara 10– 1,5 C. Suhu aksila mungkin 10 C
lebih rendah daripada suhu tubuh, sebagian karena vasokonstriksi kulit dan suhu oral mungkin rendah palsu
karena adanya pernafasan yang cepat. ( Nelson, 2000 ) .
Tepid Sponge
• Tepid Sponge merupakan kombinasi antara teknik blok aksila dengan seka,teknik ini menggunakan tekni blok
tidak hanya disatu tempat saja melainkan langsung dibeberapa tempat yang memiliki pembuluh darah besar.
Selain itu masih ada perlakuan tambahan yaitu memberikan seka di beberapa area tubuh sehingga
perlakuan yang diterapkan pada pasien pada teknik ini aka semakin komplek dan rumit dibandingkan dengan
teknik yang lain. Namun dengan teknik blok yang langsung diberikan diberbagai tempat ini akan
memfasilitasi penyampaian sinyal ke hipotalamus lebih gencar. Selain itu pemberian seka akan
mempercepat pelebaran pembuluh darah perifer akan memfasilitasi perpindahan panas dari tubuh ke
lingkungan sekitar yang semakin mempercepat turunnya demam. ( Reiga, 2010).
TUJUAN TEPID SPONGE
• Tujuan utama dari tepid sponge adalah untuk membantu
menurunkan suhu tubuh anak khususnya dengan demam.
MANFAAT TEPID SPONGE
• Menurut Janis ( 2010 ) manfaat dari pemberian tepid sponge
adalah menurunkan suhu tubuh yang sedang mengalami
demam, memberikan rasa nyaman, mengurangi nyeri dan
ansietas yang diakibatkan oleh penyakit yang mendasari
demam. Tepid sponge juga bermanfaat pada anak yang
mengalami kejang demam dan penyakit liver.
TEKHNIK TEPID SPONGE
A. Persiapan
• 1. Handuk / saputangan
• 2. Selimut
• 3. Baju mandi ( jika ada )
• 4. Perlak
• 5. Handscheon
• 6. Thermometer
• 7. Bak berisi air hangat

B. Pelaksanaan
• 1. Mengkaji kondisi klien ( tanda vital meliputi Tekan Darah, Nadi, Respirasi Rate, dan Suhu Tubuh )
• 2. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan pada klien
• 3. Membawa peralatan mendekat ke pasien
• 4. Menutup pintu dan jendela sebelum memulai prosedur
• 5. Mencuci tangan
• 6. Mengatur posisi klien senyaman mungkin
• 7. Menempatkan perlak dibawah klien
• 8. Memakai sarung tangan
• 9. Membuka pakaian klien dengan hati – hatI
• 10. Mengisi bak dengan air hangat. Suhu air 280 – 320C. (Alve et all,2008)
• 11. Memasukkan handuk/ saputangan kedalam bak
• 12. Memeras handuk/saputangan dan menempatkan handuk/saputangan pada dahi, ketiak dan selangkangan.
• 13. Mengusap bagian extrimitas klien selama 5 menit kemudian bagian punggung selama 5 – 10 menit.
• 14. Memonitor respon klien
• 15. Mengganti pakaian klien dengan pakaian yang tipis dan menyerap keringat
• 16. Mengganti sprei ( bila memungkinkan ) dan membereskan peralatan yang telah dipakai
• 17. Mendokumentasikan tindakan dan tanda vital meliputi Tekan Darah, Nadi, Respirasi Rate, dan Suhu Tubuh sesudah tindakan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai