0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan89 halaman
Pertemuan ke-9 membahas tentang sistem pencernaan manusia yang terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan meliputi mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, hati, pankreas dan kelenjar usus.
Pertemuan ke-9 membahas tentang sistem pencernaan manusia yang terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan meliputi mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, hati, pankreas dan kelenjar usus.
Pertemuan ke-9 membahas tentang sistem pencernaan manusia yang terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan meliputi mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar lambung, hati, pankreas dan kelenjar usus.
PANGKALPINANG “Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan & perkembangan manusia. Karena melalui makanan, manusia dapat memperoleh nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuhnya” “Makanan masuk ke dalam tubuh manusia melalui suatu saluran makanan yang dibentuk oleh organ- organ pencernaan serta kelenjar pencernaan yang bekerja bersama dalam suatu sistem” “Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan” PEMBAGIAN REGIO ABDOMEN Pembagian regio abdomen bertujuan untuk memudahkan proyeksi organ viscera di dalam perut. Regio abdomen dibagi menjadi 9 regio, yaitu: 1. Regio hipokondrium dekstra 2. Regio epigastrium 3. Regio hipokondrium sinistra 4. Regio lumbar dekstra 5. Regio umbilikal 6. Regio lumbar sinistra 7. Regio iliaka (inguinal) dekstra 8. Regio hipogastrika 9. Regio iliaka (inguinal) sinistra SISTEM PENCERNAAN Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus. Kelenjar pencernaan merupakan bagian yang mengeluarkan enzim untuk membantu mencerna makanan. Susunan saluran pencernaan terdiri dari: 1. Mulut (oris) 2. Faring (tekak) 3. Kerongkongan (esofagus) 4. Lambung (ventrikulus/gaster) 5. Intestinum minor (usus halus): duodenum (usus 12 jari), jejenum, ileum 6. Intestinum mayor (usus besar): sekum, kolon asendens, kolon transversum, kolon desendens, kolon sigmoid 7. Rektum 8. Anus Alat penghasil getah (enzim) pencernaan: 1. Kelenjar ludah • Kelenjar (glandula) parotis • Kelenjar (glandula) submaksilaris • Kelenjar (glandula) sublingualis 2. Kelenjar getah lambung 3. Kelenjar hati 4. Kelenjar pankreas 5. Kelenjar getah usus Selama dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana yang dapat diserap dan digunakan oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung dalam berbagai cairan pencernaan. Enzim adalah zat kimia yang menimbulkan perubahan susunan kimia terhadap zat lain, tanpa enzim itu sendiri mengalami suatu perubahan. Untuk dapat bekerja secara baik, berbagai enzim tergantung adanya garam mineral dan kadar asam atau kadar alkali yang tepat. MULUT Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian, yaitu: 1. Bagian luar yang sempit atau vestibula, yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir dan pipi; 2. Bagian rongga mulut bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh os.maksilaris, palatum dan mandibularis, di sebelah belakang bersambung dengan faring. Atap mulut dibentuk oleh palatum, dan lidah terletak di lantainya dan terikat pada os.hyoid. Di garis tengah sebuah lipatan membran mukosa (frenulum lingualis) menyambung lidah dengan lantai mulut. Di kedua sisi terletak papila sublingualis, yang memuat lubang kelenjar ludah sub- mandibularis. Sedikit eksternal dari papila ini terletak lipatan sublingualis, tempat lubang-lubang halus kelenjar ludah sublingualis bermuara. Selaput lendir mulut ditutupi epitelium yang berlapis-lapis, di bawahnya terletak kelenjar- kelenjar halus yang mengeluarkan lendir. Selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris. Bibir terdiri atas dua lipatan daging yang membentuk gerbang mulut. Di sebelah luar ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam ditutupi oleh selaput lendir (mukosa). Otot orbikularis oris menutupi bibir. Levator anguli oris mengangkat dan depresor anguli oris menekan ujung mulut. Palatum (langit-langit) terdiri atas dua bagian, yaitu: a. Palatum durum (palatum keras) yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dan sebelah depan tulang maksilaris dan lebih belakang terdiri dari 2 tulang palatum. b. Palatum mole (palatum lunak) terletak di belakang yang merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir. Di tengah palatum lunak menggantung ke luar sebuah prosesus berbentuk kerucut, yaitu uvula. Pipi membentuk sisi berdaging pada wajah dan menyambung dengan bibir mulai pada lipatan naso-labial, berjalan dari sisi hidung ke sudut mulut. Pipi dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila-papila. Otot yang terdapat pada pipi ialah otot buccinator. Selain mulut, terdapat juga assesoris mulut yang ikut berperan pada proses pencernaan, yaitu: 1. Geligi 2. Lidah 3. Kelenjar ludah 1. GELIGI Gigi terbentuk dari tulang gigi yang disebut dentin. Struktur gigi terdiri atas mahkota gigi yang terletak di atas gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi, dan akar gigi yang tertanam dalam kekuatan-kekuatan rahang. Mahkota gigi dilapisi oleh email yang keras dan berwarna putih. Kalsium, floride, dan fosfat merupakan bagian penyusun email. Untuk perkembangan dan pemeliharaan gigi yang baik, zat-zat tersebut harus ada di dalam makanan dalam jumlah yang cukup. Di bagian dalam gigi terdapat rongga pulpa. Pulpa gigi berisi sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan serabut saraf. Akar gigi dilapisi semen (cementum) yang melekatkan akar pada gusi. Ada tiga macam gigi manusia, yaitu gigi seri (insisivus) yang berguna untuk memotong makanan, gigi taring (caninus) untuk mengoyak makanan, dan gigi geraham (molar) untuk mengunyah makanan. Berdasarkan perkembangannya, gigi dibagi dua kelompok gigi, yaitu: 1. Gigi sementara/gigi sulung/gigi susu • Mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan, lengkap pada umur 2½ tahun dengan jumlah 20 buah. • Dari tengah ke kedua sisi berturut-turut dinamai: 2 buah insisivus, 1 buah caninus, dan 2 buah molar. • Gigi insisivus tengah pada rahang bawah yang pertama kali keluar, lalu insisivus lateral. • Molar pertama keluar pada kira-kira umur 12-15 bulan, gigi taring pada 18 bulan, dan akhirnya pada 20 bulan molar lainnya. 2. Gigi tetap • Mulai tumbuh pada umur 6 tahun, lengkap pada umur 18 tahun dengan jumlah 32 buah. • Dari tengah ke kedua sisi berturut-turut dinamai: 2 buah insisivus, 1 buah caninus, 2 buah pre molar, dan 3 buah molar. • Gigi yang pertama keluar ialah molar di belakang gigi-gigi susu di setiap sisi, kemudian pada umur 7-8 tahun keluar gigi insisivus. • Pada umur 9-10 tahun keluar gigi geraham pre-molar, dan pada kira-kira 12 tahun geraham molar kedua dan terakhir geraham bungsu pada umur 18 tahun. Mengunyah ialah menggigit dan menggiling makanan di antara gigi atas dan bawah. Gerakan lidah dan pipi pembantu dengan memindah-mindahkan makanan lunak ke palatum keras dan ke gigi-gigi. Otot utama untuk pengunyahan ialah maseter, otot temporalis dan otot pterigoid medial dan lateral. Kesehatan gigi dapat dijaga dengan cara menggosok gigi sesudah makan dan sebelum pergi tidur, dan kunjungan ke dokter gigi secara teratur setiap bulan, atau sedikit- dikitnya 4-6 bulan sekali. 2. LIDAH Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot lidah ini dapat digerakkan ke seluruh arah. Lidah dibagi atas tiga bagian, radiks lingua (pangkal lidah), dorsum lingua (punggung lidah), dan apeks lingua (ujung lidah). Pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada waktu menelan, supaya makanan tidak masuk ke jalan napas. Punggung lidah (dorsum lingua) terdapat puting-puting pengecap/ujung saraf pengecap. Frenulum lingua merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian bawah kira-kira di tengah, jika lidah digerakkan ke atas nampak selaput lendir. Plica sublingua terdapat di sebelah kiri dan kanan frenulum lingua, di sini terdapat pula lipatan selaput lendir. Pada pertengahan plica sublingua terdapat saluran dari glandula parotis, submaksilaris, dan glandula sublingualis. Fungsi lidah yaitu mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat pengecap dan menelan, serta merasakan makanan. Otot-otot ekstrinsik lidah berasal dari rahang bawah (m.mandibularis, os hyoid dan prosesus styloid) menyebar ke dalam lidah membentuk anyaman bergabung dengan otot intrinsik yang terdapat pada lidah. M.genioglossus yang merupakan otot lidah yang terkuat berasal dari permukaan tengah bagian dalam yang menyebar sampai ke radiks lingua. 3. KELENJAR LUDAH Kelenjar ludah adalah kelenjar majemuk bertandan, yang berarti terdiri atas gabungan kelompok alveoli bentuk kantong dan yang membentuk lubang-lubang kecil. Saluran-saluran dari setiap alveolus bersatu untuk membentuk saluran yang lebih besar dan yang mengantar sekretnya ke saluran utama dan melalui ini sekret dituangkan ke dalam mulut. Kelenjar ludah yang utama ialah kelenjar parotis, submandibularis dan sublingualis. 1. Kelenjar parotis, letaknya di bawah depan telinga di antara prosesus mastoid kiri dan kanan os mandibular, duktusnya duktus Stensoni. Duktus ini keluar dari glandula parotis menuju rongga mulut melalui pipi (m.buccinator). 2. Kelenjar submandibularis, terletak di bawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus Wartoni, bermuara di rongga mulut dekat dengan frenulum lingua. 3. Kelenjar sublingualis, letaknya di bawah selaput lendir dasar rongga mulut bermuara di dasar rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah diatas menghasilkan ludah setiap harinya 1-2½ liter ludah. Ludah (saliva) adalah cairan yang bersifat alkali dan mengandung air, musin, enzim amilase (ptialin), zat antibakteri, dll. Fungsi ludah: 1. Secara fisis: ludah membasahi mulut, membersihkan lidah dan memudahkan orang berbicara. Ludah membasahi makanan agar mudah untuk ditelan. Dan dengan membasahi makanan itu ludah melarutkan beberapa unsur, sehingga memudahkan kerja kimiawi terhadapnya. 2. Secara kimia: disebabkan enzim ptialin yang di dalam lingkungan alkali bekerja atas gula dan zat tepung yang telah dimasak. Ptialin hanya dapat bekerja atas zat tepung bila pembungkus selulose pada zat tepung telah pecah, misalnya sesudah dimasak, dan kemudian tepung yang telah dimasak diubah menjadi sejenis gula yang mudah larut, yaitu maltose. Kerja ini dimulai di dalam mulut, ludah ditelan bersama dengan makanan dan kerja ptialin berjalan terus di dalam lambung selama kira-kira 20 menit atau sampai makanan menjadi asam oleh kerja cairan lambung. Kelenjar Sublingual Kelenjar Parotis Saluran kelenjar Kelenjar Submandibular
Gbr. Kelenjar Ludah di sekitar Rongga Mulut
FARING Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan masuk ke dalam faring (tekak). Faring merupakan organ yang menghubung- kan rongga mulut dengan esofagus. Faring terletak di belakang hidung, mulut dan laring (tenggorokan). Faring berupa saluran berbentuk kerucut dari bahan membran berotot dengan bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar tengkorak sampai ketinggian vertebrae servikal keenam. Faring yang letaknya di belakang hidung disebut nasofaring, di belakang mulut disebut orofaring, dan di belakang laring disebut laringofaring. Dinding faring tersusun atas tiga lapisan, yaitu: 1. Lapisan mukosa; lapisan dalam pada bagian atas faring ialah epitelium dari saluran pernafasan, sedangkan bagian bawah faring dilapisi dengan epitelium berlapis. 2. Lapisan fibrosa; terletak antara lapisan mukosa dan lapisan berotot. 3. Lapisan otot; otot utama dari faring ialah otot konstriktor, yang berkontraksi sewaktu makanan masuk ke faring & mendorongnya ke dalam esofagus. Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. ESOFAGUS Esofagus (kerongkongan) merupakan saluran yang menghubungkan faring (tekak) dengan lambung, panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar: lapisan selaput lendir (mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler, dan lapisan otot memanjang longitudinal. Esofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung, setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung. Fungsi esofagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esofagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung. Proses Menelan (Deglutisio) Pertama, makanan dikunyah di dalam rongga mulut oleh geligi dan dilunakkan oleh kelenjar ludah. Lalu makanan dibentuk menjadi sebuah bolus dengan bantuan lidah dan pipi, dan melalui bagian belakang mulut masuk ke dalam faring. Setelah makanan masuk ke dalam faring maka palatum lunak naik untuk menutup nares posterior, glotis menutup oleh kontraksi otot- ototnya, dan otot konstriktor faring menangkap makanan dan mendorongnya masuk ke esofagus. Pada saat ini pernafasan berhenti, kalau tidak maka akan tersedak. Orang tak dapat menelan dan bernafas pada saat yang sama. Gerakan menelan, yaitu saat makanan mulai masuk ke dalam esofagus, merupakan gerakan refleks (refleks menelan). Permulaan menelan, otot mulut dan lidah berkontraksi secara bersamaan. Setelah di esofagus, makanan dapat berjalan karena kerja peristaltik. Peristaltik, yaitu gerakan otot esofagus yang berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan meremas yang mendorong bolus makanan ke dalam lambung. Serabut otot esofagus di depan makanan mengendur dan yang di belakang makanan berkontraksi, sehingga hal ini menimbulkan gelombang peristaltik yang mengantarkan bolus makanan ke lambung.
Gbr. Proses penelanan makanan
LAMBUNG (GASTER) Lambung merupakan bagian dari saluran pencernaan yang dapat mengembang paling banyak. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Lambung terletak terutama di daerah epigastrik, dan sebagian di sebelah kiri daerah hipokhondriak dan umbilikal. Lambung terdiri dari bagian atas, yaitu fundus, batang utama (badan) dan bagian bawah yang horisontal, yaitu anthrum pilorik. Lambung berhubungan dengan esofagus melalui orifisium kardia (pintunya disebut sfingter cardia), dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik (pintunya disebut sfingter pilorik). Lambung terletak di bawah diafragma, di depan pankreas. Dan limpa menempel pada sebelah kiri fundus. Bagian lambung terdiri dari: 1. Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas. 2. Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah kurvatura minor. 3. Anthrum pilorus, bagian lambung yang berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk sfingter pilorus. 4. Kurvatura minor, terdapat di sebelah kanan lambung, terbentang dari osteum kardiak sampai ke pilorus. 5. Kurvatura mayor, lebih panjang dari kurvatura minor, terbentang dari sisi kiri osteum kardiak melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior. Ligamentum gastrolienalis terbentang dari bagian atas kurvatura mayor sampai ke limpa. 6. Osteum kardiak, tempat esofagus bagian abdomen yang masuk ke lambung. Lambung terdiri atas empat lapisan, yaitu: 1. Lapisan peritoneal luar; merupakan lapisan serosa. 2. Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis: a. Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esofagus. b. Serabut sirkuler, yang paling tebal dan terletak di pilorus serta membentuk otot sfingter. c. Serabut oblik, yang terutama dijumpai pada fundus lambung 3. Lapisan submukosa, yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe. 4. Lapisan mukosa, yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan atau rugae, yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan. Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan. Bila melihat makanan dan mencium bau makanan maka sekresi lambung akan terangsang. Rasa makanan merangsang sekresi lambung karena kerja saraf menimbulkan rangsangan kimiawi yang menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon yang disebut gastrin. Sekresi getah lambung dapat dihalangi oleh sistem saraf simpatis yang dapat terjadi pada waktu gangguan emosi seperti marah dan rasa takut. Otot lambung lalu berkontraksi mengaduk- aduk bolus makanan, memecahnya secara mekanis, dan mencampurnya dengan getah lambung. Getah lambung mengandung Asam HCl, enzim pepsin, renin, dan sedikit lipase. Asam HCl berfungsi untuk membunuh kuman- kuman yang masuk bersama bolus akan mengaktifkan enzim pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi pepton. Renin berfungsi untuk menggumpalkan protein susu (kasein). Lipase berfungsi untuk memecahkan lemak menjadi asam lemak dan gliserol (harap dibedakan dengan lipase dari getah pankreas). Setelah melalui pencernaan kimiawi di dalam lambung, bolus menjadi bahan kekuningan yang disebut kimus/khime (bubur usus). Kimus akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus halus. USUS HALUS Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus adalah tabung yang kira-kira sekitar dua setengah meter panjang dalam keadaan hidup. Angka yang biasa diberikan, enam meter adalah penemuan setelah mati bila otot telah kehilangan tonusnya. Usus halus terletak di daerah umbilikus dan dikelilingi oleh usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Pada duodenum terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Dinding usus halus terdiri atas keempat lapisan yang sama dengan lambung, yaitu: 1. Dinding lapisan luar; adalah membran serosa, yaitu peritoneum yang membalut usus dengan erat. 2. Dinding lapisan berotot; terdiri atas dua lapis serabut, serabut longitudinal di sebelah luar dan serabut sirkuler yang tebal di sebelah dalam. 3. Dinding submukosa; terdapat antara otot sirkuler dan lapisan yang terdalam yang merupakan perbatasannya. 4. Dinding mukosa dalam; berupa kerutan tetap seperti jala, yang disebut valvulae koniventes. Isi usus halus berupa khime (bubur usus), dijalankan oleh serangkaian gerakan peristaltik yang cepat. Setiap gerakan lamanya satu detik dan antara dua gerakan ada istirahat beberapa detik. Terdapat juga dua jenis gerakan lain (selain peristaltik) seperti berikut: 1. Gerakan segmental: gerakan yang memisahkan beberapa segmen usus satu dari yang lain karena diikat oleh gerakan konstriksi serabut sirkuler. 2. Gerakan pendulum atau ayunan menyebabkan isi usus bercampur. Fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorpsi khime dari lambung. Pencernaan yang terjadi di usus halus berlangsung secara kimiawi, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas, hati serta kandung empedu yang dilepaskan ke usus halus. Makanan yang telah dicernakan mencapai akhir usus halus dalam kira-kira 4 jam. Semua makanan yang telah dicernakan langsung masuk ke dalam pembuluh kapiler darah di vili, dan oleh vena portal dibawa ke hati untuk mengalami beberapa perubahan. Di dalam hati, semua makanan yang telah dicernakan akan diubah dan disimpan di suatu tempat di dalam tubuh, guna dibuat sesuai untuk pemakaiannya di dalam jaringan. Makanan hidrat karbon akan diubah menjadi glikogen dan disimpan terutama di dalam sel hati dan otot. Glikogen merupakan cadangan glukosa yang sewaktu-waktu dapat dipecah melalui proses glikogenolisis. Glukosa dapat menjadi energi melalui proses apa yang disebut glikolisis. Hati juga mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dibuat mudah untuk ekskresi ke dalam empedu dan urin. Senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus adalah: a) Disakaridase, berfungsi menguraikan disakarida menjadi monosakarida. Tiga enzim disakaridase yang bekerja atas hidrat karbon, yaitu: Intertase, bekerja atas gula. Laktase, membelah laktosa menjadi glukosa; dan galaktosa kemudian diubah menjadi glukosa di dalam hati. Maltase, mengubah maltosa menjadi dekstrosa. b) Erepsinogen, ialah erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino. c) Hormon sekretin, berfungsi merangsang kelenjar pankreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus. d) Hormon CCK (Kolesistokinin), berfungsi merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus. Senyawa kimia yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas adalah: a) Bikarbonat, berfungsi menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung. b) Enterokinase, berfungsi mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino. c) Amilase, berfungsi mengubah amilum menjadi disakarida. d) Lipase, berfungsi mencernakan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. e) Tripsinogen, merupakan tripsin yang belum aktif. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino. f) Kimotripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino. g) Nuklease, berfungsi menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus fosfat. h) Hormon insulin, berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal. i) Hormon glukagon, berfungsi menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal. Empedu turut pula membantu pencernaan di dalam usus halus dengan mengeluarkan getah empedu yang disekresikan oleh sel-sel hati. Getah empedu bersifat alkali dan membantu membuat makanan yang keluar dari lambung yang asam menjadi netral. 80% getah empedu terdiri atas air, garam empedu, pigmen empedu, kolesterol, musin, dan zat lainnya. Garam empedu dapat mencernakan lemak yang diemulsikan (artinya dipecahkan dalam bagian-bagian kecil), dengan demikian membantu kerja lipase. Pigmen empedu dibentuk di dalam sistem retikulo-endotelium (khususnya limpa dan sumsum tulang) dari pecahan hemoglobin yang berasal dari sel darah merah yang rusak dan dialirkan ke hati dan yang kemudian diekskresikan ke dalam emnpedu. Pigmen empedu diantarkan oleh empedu ke usus halus; beberapa menjadi sterkobilin, yang mewarnai feses, dan beberapa diabsorpsi kembali oleh aliran darah dan membuat warna pada urin, yaitu urobilin. Pigmen empedu hanya merupakan bahan ekskresi, dan tidak mempunyai pengaruh atas pencernaan. Duodenum • Duodenum disebut juga usus dua belas jari. • Duodenum adalah bagian pertama usus halus yang panjangnya 25 cm, berbentuk sepatu kuda, dan kepalanya mengelilingi kepala pankreas. • Saluran empedu dan saluran pankreas masuk ke dalam duodenum pada suatu lubang yang disebut ampula hepatopankreatika, atau ampula Vateri, letaknya 10 cm dari pilorus. • Batas antara duodenum dan jejunum adalah ligamentum treits. Jejunum • Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Latin, jejunus, yang berarti "kosong“ → usus kosong. • Jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, menempati dua perlima sebelah atas dari usus halus yang selebihnya. • Jejunum memiliki panjang ± 1-2 m. • Jejunum dan ileum digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. • Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. • Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. • Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. • Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis. Gambaran mikroskopis kelenjar Brunner duodenum Ileum • Ileum atau usus penyerapan menempati tiga perlima akhir. • Ileum memiliki panjang ± 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. • Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa). • Ileum berfungsi menyerap zat-zat makanan yang setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap diserap. • Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan mineral setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. • Asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh getah bening dan akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah. USUS BESAR Bahan makanan yang sudah melalui usus halus akhirnya masuk ke dalam usus besar. Usus besar bermula pada katup ileokolik atau ileosekal, yaitu tempat sisa makanan lewat. Usus besar memiliki diameter lebih besar dari usus halus, dengan panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: bagian yang menaik (ascending colon), bagian yang mendatar (transverse colon), bagian yang menurun (descending colon), dan bagian yang sedikit menyerong (sigmoid colon). Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai bahan sisa. Sisa tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidak dapat tercerna, misalnya selulosa. Refleks gastrokolik terjadi ketika makanan masuk lambung dan menimbulkan peristaltik di dalam usus besar. Refleks ini menyebabkan defekasi atau pembuangan air besar, yang biasa bekerja sesudah makan pagi (sarapan). Gambaran histologis usus besar, yaitu: Kripta Lieberkuhn lebih panjang dan lebih lurus pada tunika mukosa Epitel berbentuk silinder dan mengandung jauh lebih banyak sel goblet Lamina propria terdiri atas jaringan ikat retikuler dan nodulus limfatikus Tunika muskularis mukosa terdiri atas lapisan sirkular sebelah dalam dan lapisan longitudinal sebelah luar Tunika mukosa terdiri atas jaringan ikat longgar, lemak, dan pleksus Meissner Tunika serosa terdiri atas mesotelium dan jaringan ikat sub serosa Usus besar mendapat suplai darah dari arteri mesenterica inferior dan superior. Fungsi dari usus besar, yaitu: Menyerap air bila kadar air pada sisa makanan berlebihan, sebaliknya dapat melepaskan air bila kekurangan Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli Membentuk massa feses Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh, melalui proses defekasi REKTUM Rektum berasal dari bahasa latin “regere”, yang berarti meluruskan, mengatur. Rektum merupakan organ setelah usus besar dengan panjang kira-kira 7 cm. Rektum berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Struktur rektum serupa dengan yang pada kolon, tetapi dinding yang berotot lebih tebal dan membran mukosanya memuat lipatan- lipatan membujur yang disebut kolumna Morgagni. Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. ANUS Anus atau dubur atau lubang bokong adalah sebuah bukaan dari rektum ke lingkungan luar tubuh. Anus memiliki panjang kira-kira 3 cm. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh m.sfinkter yang tersusun atas otot polos dan otot lurik. Sfinkter externa menjaga saluran anus dan orifisium supaya tertutup. Fungsi anus ialah membuang keluar feses melalui proses defekasi. RINGKASAN PROSES PENCERNAAN Makanan pertama kali masuk ke dalam mulut, mengalami proses pencernaan pertama dengan bantuan saliva kelenjar ludah. Enzim ptialin (amilase ludah) akan mengubah zat tepung masak menjadi gula yang dapat larut (maltosa). Dalam rongga mulut, makanan dibentuk menjadi bolus, dan kemudian akan masuk ke dalam faring. Setelah masuk di dalam faring, makanan akan didorong masuk ke dalam esofagus oleh otot- otot konstriktor faring. Esofagus menyalurkan makanan ke dalam lambung melalui gerakan peristaltik. Makanan yang masuk ke dalam lambung akan mengalami proses pencernaan kedua dengan bantuan enzim getah lambung. Enzim renin akan menggumpalkan protein susu, atau mengubah kasinogen menjadi kasein. Enzim pepsin akan merubah protein menjadi pepton. Enzim lipase akan memecahkan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Dalam lambung makanan yang semula berbentuk bolus akan dicairkan menjadi bahan kekuningan yang disebut kimus/khime (bubur usus). Khime akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus halus. Makanan yang masuk ke dalam usus halus akan mengalami proses pencernaan secara kimia, yang prosesnya sebagai berikut: a) Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pankreas. b) Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amilase pankreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah. c) Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah. d) Makanan dari kelompok lemak, pertama- tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe. Setelah melalui serangkaian proses pencernaan dan penyerapan di usus halus, sisa-sisa makanan selanjutnya masuk ke dalam usus besar. Dalam usus besar, sisa-sisa makanan akan mengalami proses pembusukan oleh flora normal usus. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut tinja (feses) dan selanjutnya akan dikeluarkan melalui anus. DEFEKASI Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seseorang yang mempunyai kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membuang air besar pada kira-kira waktu yang sama setiap harinya. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika, yang biasanya bekerja sesudah makan pagi (sarapan). Refleks gastro-kolika adalah refleks yang menyebabkan defekasi, terjadi ketika makanan masuk lambung dan menimbulkan peristaltik di dalam usus besar. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelah pencernaan dimulai maka peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke kolon, dan sisa makanan dari hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum, mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam rektum; serentak peristaltik keras terjadi di dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-abdominal bertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma dan otot abdominal; sfinter anus mengendor, dan kerjanya berakhir.