Anda di halaman 1dari 10

Pengkajian keperawatan anak

dengan kekerasan( fisik, mental


dan seksual )

Oleh :
Kelompok 5
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

1. Juliana 21100011
2. Anggun Suri 21100009
3. Diah Ayu Rahmawati 21100022
4. Delvi Audrey Amelia 21100018
5. Deska Miani 211100001
6. Dwi Intan Nadia 21100014
7. Aidil 21100013
Kekerasan ( fisik,mental dan seksual)

Pengertian kekerasan

Menurut WHO (dalam bagong S, dkk, 2000), kekerasan adalah penggunaan


kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri
maupun orang lain yang dilakukan perorangan maupun sekelompok orang atau
masyarakat yang mengakibatkan memar/trauma, kerugian psikologis, kelainan
perkembangan atau perampasan bank.
l
Faktor-faktor kekerasan pada anak
• Pewarisan kekerasan antar generasi
Banyak anak belajar perilaku kekerasan dari orang tuanya dan ketika tumbuh dewasa
mereka melakukan tindakan kekerasan pada anaknya. Dengan demikian , perilaku kekerasan
diwarisi (transmitted) dari generasi ke generasi .

• Stres sosial (social stress)


Stress yang ditimbulkan oleh berbagai kondisi sosal meningkatkan resiko kekerasan
terhadap anak dalam keluarga. Kondisi ini mencakup pegangguran, penyakit, kondisi perumahan
yang buruk, keluarga besar dari rata-rata, kelahiran bayi baru, orang cacat Dan kematian seorang
anggota keluarga

• Isolasi sosial dan ketertiban masyarakat bawah


Orang tua dan penggantii orang tua yang melaukan tindakan kekerasan terhadap anak
cenderung terisolasi secara sosial.

• Struktur keluarga
Tipe-tipe keluarga tertentu memiliki resiko yang meningkat untuk melakukan tindakan
kekerasan dan pengabaian kepada anak.
Kekerasan fisik pada anak (physical abuse)
Physical abuse, terjadi ketika orang tua/pengasuh anak memukul anak (ketika anak sebenarnya
memerlukan perhatian). Pukulan akan diingat anak itu jika kekerasan yang dilakukan seseorang
begitu melukai bagian tubuh anak. Segala bentuk Penyiksaan fisik terjadi ketika orang tua kesal
kemudian melakukan tindakan agresif secara fisik.

Dampak kekerasan fisik pada anak


Penyiksaan fisik yang sering dilakukan dalam jangka waktu yang panjang akan menimbulkan
cedera serius terhadap anak, meninggalkan bekas baik fisik maupun psikis, anak menjadi
menutup diri, merasa tidak aman, susah mempercayai orang lain, perilaku merusak ataupun
memberontak, dll.
KEKERASAN MENTAL PADA ANAK (EMOTIONAL ABUSE)
Terjadi ketika orang tua/pengasuh anak setelah anaknya meminta perhatian,
justruu malah mengabaikan anak itu.Kekerasan emosi juga disebut sebagai
penyiksaan emosi. Penyiksaan emosi adalah segala bentuk tindakan
merendahkan atau meremehkan orang lain. Jika hal ini menjadi pola pikiar maka
akan mengganggu proses perkembangan anak selanjutnya. Hal ini dikarenakan
konsep diri anak terganggu, selanjutnya nak merasa tidak berharga untuk
dicintai dan dikasihi. Anak akan terus menerus dipermalukan, dihina, diancam
bahkan ditolak akan menimbulkan penderitaan yang tidak kalah hebatnya dari
penderitaan fisik.

Dampak kekerasan mental pada anak


jenis penyiksaan ini meninggalkan bekas yang tersembunyi, seperti kurang rasa
percaya diri, kesulitan menjalani persahabatan, penyalahgunaan obat dan
Alkohol, menarik diri atau cenderung akan melakukan bunuh diri.
Macam-macam penyiksaan mental/emosional

a. Penolakan

b. Tidak diperhatikan

c. Ancaman

d. Isolasi

e. Pembiaran
Kekerasan Sexsual pada anak(Sexual abuse)
Kekerasan seksual terhadap anak menurut End Child Prostitusion In Asian Tourism (ECPAT)
internasional merupakan hubungan atau interaksi antara seorang anak dengan seorang yang
lebih tua atau orang tua dimana anak dipergunakan sebagai objek pemuas nafsu atau
kebutuhan seksual pelaku. Perbuatan ini akan dilakukan dengan menggunakan pemaksaan,
ancaman, suap, tipuan atau bahkan tekanan lain.

Sedangkan Menurut Lyness (Maslihah,2006) kekerasan seksual terhadap anak meliputi tindakan
menyentuh atau mencium organ seksual anak, tindakan seksual atau pemerkosaan terhadap
anak, memperlihatkan media/benda porno, menunjukkan alat kelamin pada anak dsb.
Dampak kekerasan seksual pada anak

finkelhor dan browne (Tower 2002), mengategorikan bahwa ada empat jenis
dampak trauma akibat kekerasan seksual yang dialami oleh anak anak :

1. Penghianatan

2. Trauma secara sexual

3. Merasa tidak berdaya

4. Stigmatisasi (stigmatization)
Terima kasih 🙏

Anda mungkin juga menyukai