Anda di halaman 1dari 13

KORBAN KDRT (ANAK)

KEPERAWATAN JIWA
Kelompok 2:
Debby Eriska
Cahyani Ardan
Chintya rahmi
Anggun Ruth Diana Putri
Ayu Ananda
PENGERTIAN KDRT
KDRT atau domestic violence merupakan kekerasan berbasis
gender yang terjadi di ranah personal. Kekerasan ini banyak
terjadi dalam hubungan relasi personal, dimana pelaku adalah
orang yang dikenal baik dan dekat oleh korban, misalnya tindak
kekerasan yang dilakukan suami terhadap istri, ayah terhadap
anak, paman terhadap keponakan, kakek terhadap cucu.
Pasal 1 UU PKDRT mendefinisikan KDRT sebagai,
... perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang
berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara
fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,
atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam
lingkup rumah tangga.
JENIS-JENIS KDRT

 Kekerasan Fisik
 Kekerasan  psikologis atau emosional
 Kekerasan  seksual
 Kekerasan  ekonomi
PELAKU KDRT

Pelaku kekerasan adalah orang yang


melakukan serangan, baik secara fisik
maupun non fisik terhadap fisik maupun
integritas mental psikologis orang lain.
Sebaliknya, korban kekerasan adalah orang
yang mengalami kesengsaraan atau
penderitaan baik secara fisik, seksual,
psikologis, karena adanya ancaman,
pemaksaan, dan perampasan kemerdekaan
secara sewenang-wenang oleh orang atau
pihak lain.
KLASIFIKASI KEKERASAN PADA ANAK

 Emotional Abuse
 Physical Abuse
 Neglect
 Sexual Abuse
ETIOLOGI KDRT PADA ANAK

1. Orang tua memiliki potensi untuk melukai anak-anak. Orang


tua yang memiliki kelainan mental, atau kurang kontrol diri
daripada orang lain, atau orang tua tidak memahami tumbuh
kembang anak, sehingga mereka memiliki harapan yang tidak
sesuai dengan keadaan anak.
2. Menurut pandangan orang tua anak terlihat berbeda dari
anak lain. Hal ini dapat terjadi pada anak yang tidak
diinginkan atau anak yang tidak direncanakan, anak yang
cacat, hiperaktif, cengeng, anak dari orang lain yang tidak
disukai, misalnya anak mantan suami/istri, anak tiri, serta
anak dengan berat lahir rendah (BBLR).
3. Adanya kejadian khusus : Stress. Stressor yang terjadi bisa
jadi tidak terlalu berpengaruh jika hal tersebut terjadi pada
orang lain. Kejadian yag sering terjadi misalnya adanya
tagihan, kehilangan pekerjaan, adanya anak yang sakit,
adanya tagihan, dll.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami
kekerasan.
1. Stress yang berasal dari anak.
 Fisik berbeda, yang dimaksud dengan fisik berbeda adalah
kondisi fisik anak berbeda dengan anak yang lainnya
 Mental berbeda, yaitu anak mengalami keterbelakangan
mental sehingga anak mengalami masalah pada
perkembangan
 Temperamen berbeda, anak dengan temperamen yang
lemah cenderung mengalami banyak kekerasan bila
dibandingkan dengan anak yang memiliki temperamen
keras.
 Tingkah laku berbeda, yaitu anak memiliki tingkah laku
yang tidak sewajarnya dan berbeda dengan anak lain.
• Anak angkat, anak angkat cenderung mendapatkan perlakuan
kasar, sehingga secara naluriah tidak ada hubungan emosional
yang kuat antara anak angkat dan orang tua.
2. Stress keluarga
 Kemiskinan dan pengangguran, menyebabkan terjadinya
kekerasan pada anak, sebab kedua faktor ini
berhubungan kuat dengan kelangsungan hidup.
 Mobilitas, isolasi, dan perumahan tidak memadai, ketiga
faktor ini juga berpengaruh besar terhadap terjadinya
kekerasan pada anak.
 Perceraian, perceraian mengakibatkan stress pada anak
 Anak yang tidak diharapkan, hal ini juga akan
mengakibatkan munculnya perilaku kekerasan pada anak
3. Stress berasal dari orang tua
 Rendah diri,anak dengan rendah diri selalu merasa
dirinya tidak berguna dan selalu mengecewakan
orang lain.
 Waktu kecil mendapat perlakuan salah, orangtua
yang mengalami perlakuan salah pada masa kecil
akan melakuakan hal yang sama terhadap orang lain
 Harapan pada anak yang tidak realistis, harapan
yang tidak realistis akan membuat orangtua
mengalami stress berat sehingga ketika tidak
mampu memenuhi memenuhi kebutuhan anak
DAMPAK KEKERASAN PADA ANAK

 Dampak kekerasan fisik, anak yang mendapat perlakuan kejam


dari orang tuanya akan menjadi sangat agresif, dan setelah
menjadi orang tua akan berlaku kejam kepada anak-anaknya
 Dampak kekerasan psikis. Unicef (1986) mengemukakan, anak
yang sering dimarahi orang tuanya
 Dampak kekerasan seksual. Jika kekerasan seksual terjadi
pada anak yang masih kecil pengaruh buruk yang ditimbulkan
antara lain dari yang biasanya tidak mengompol jadi
mengompol, mudah merasa takut
 Dampak penelantaran anak. Pengaruh yang paling terlihat jika
anak mengalami hal ini adalah kurangnya perhatian dan kasih
sayang orang tua terhadap anak
 Dampak yang lainnya (dalam Sitohang, 2004) adalah kelalaian
dalam mendapatkan pengobatan menyebabkan kegagalan
dalam merawat anak dengan baik
MANIFESTASI KLINIS

 Pertumbuhan fisik anak pada umumnya kurang dari


anak2 sebayanya yang tidak mendaapat perlakuan
salah.
 Perkembangan kejiwaan juga mengalami gangguan,
yaitu:
a. Kecerdasan
b. Emosi
c. Konsep diri
d. Agresif
e. Hubungan social
f. Akibat dari penganiayaan seksual
MEKANISME KOPING

Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada


penatalaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian masalah
langsung dan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk
melindungi diri.
 Sublimasi : Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia
artinya di mata masyarakat untuk suatu dorongan yang
mengalami hambatan penyalurannya secara normal.
 Proyeksi : Menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau
keinginannya yang tidak baik
 Represi : Mencegah pikiran yang menyakitkan atau
membahayakan masuk ke alam sadar.
 Reaksi formasi : Mencegah keinginan yang berbahaya bila
diekspresikan, dengan melebih-lebihkan sikap
 Displacement : Melepaskan perasaan yang tertekan
biasanya bermusuhan, pada obyek yang tidak begitu
berbahaya

Anda mungkin juga menyukai