Anda di halaman 1dari 7

NAMA : NISA ANGRAINI

S1 KEPERAWATAN IIIA

NIM : 1811142010051

DOSEN : Wiznatul Izzati, S.St,M.Kes

MK : Keperawatan Komunitas

 Indikator Sehat menurut WHO yang berhubungan dengan status


kesehatan masyarakat

Indikator sehat

 Melihat ada tidaknya kelainan pathofisiologis pada seseorang.


 Mengukur kemampuan fisik seseorang seperti kemampuan
aerobik, ketahanan kekuatan, dan kelenturan sesuai dengan umur.
 Penilaian atas kesehatan sendiri.
 Indeks Massa Tubuh (BMI) : B.kg / (T.m2).

Jadi, Indikator Kesehatan adalah Suatu ukuran yang menggambarkan atau


menunjukkan status kesehatan sekelompok orang dalam populasi tertentu,
misalnya angka kematian bayi.

yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat

1. angka kematian kasar menurun ( AKK )

Nama Indikator : Angka Kematian Kasar ( AKK )

Konsep Definis : Angka yang menunjukkan banyaknya


kematian untuk setiap 1000 orang penduduk pada pertengahan
tahun yang terjadi pada suatu daerah pada waktu tertentu.
Rumusan : AKK : D/JPTT X 1000
D : Jumlah Kematian
JPTT : Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun

2. Harapan Hidup
Angka harapan hidup penduduk adalah rata-rata kesempatan atau
waktu hidup yang tersisa. Usia harapan hidup bisa diartikan pula
dengan banyaknya tahun yang ditempuh penduduk yang masih hidup
sampai umur tertentu.

Dalam hal ini berdasarkan serangkaian Age Specific Rate atau rata-
rata umur spesifik dari kematian, besar kecilnya usia harapan hidup
suatu generasi sangat dipengaruhi oleh banyaknya penduduk yang
mampu melewati umur tertentu, dan banyaknya penduduk yang
dilahirkan hidup dari suatu generasi sampai mencapai umur tertentu.

3. Angka Kematian Bayi

Angka kematian bayi yaitu angka yang menunjukkan banyaknya


kematian bayi (anak yang umurnya di bawah satu tahun) setiap 1.000
kelahiran bayi hidup dalam satu tahun.
IMR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.

Keterangan :
Kriteria angka kematian bayi dibedakan menjadi berikut ini.
– IMR kurang dari 35, termasuk kriteria rendah
– IMR antara 35 sampai 75, termasuk kriteria sedang
– IMR antara 75 sampai 125, termasuk kriteria tinggi
– IMR lebih dari 125, termasuk kriteria sangat tinggi
Bentuk kematian bayi:
 Kematian Perinatal dalah kematian janin lanjut (usia
kehamilan 22 minggu sampai lahir), atau kematian bayi
baru lahir sampai dengan satu minggu pascapartum. 
 Kematian Neonatal adalah kematian bayi baru lahir yang
terjadi dalam 28 hari pascapartum. Kematian neonatal
sering dikaitkan dengan akses yang tidak memadai ke
perawatan medis dasar, selama kehamilan dan setelah
melahirkan. Ini menyumbang 40-60% kematian bayi di
negara berkembang
 Kematian postneonatal adalah kematian anak usia 29 hari
sampai satu tahun. Kontributor utama kematian
postneonatal adalah malnutrisi, penyakit menular,
kehamilan yang bermasalah, Sindrom Kematian Bayi
Mendadak dan masalah dengan lingkungan rumah. 

4. Angka Kematian Ibu

Kematian ibu didefenisikan oleh organisasi kesehatan dunia


(WHO) sebagai kematian seorang wanita hamil atau dalam 42 hari
setelah penghentian kehamilan, terlepas dari durasi dan tempat
kehamilan, dari sebab apapun terkait atau diperburuk oleh kehamilan
atau penatalaksanaannya tetapi bukan karena penyebab yang tidak
disengaja atau insidensial

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Lancet yang


mencakup periode dari 1990 hingga 2013, penyebab paling umum
adalah perdarahan postpartum (15%), komplikasi dari aborsi tidak
aman (15%), gangguan hipertensi pada kehamilan (10%), infeksi
postpartum ( 8%), dan persalinan terhambat (6%). [6] Penyebab
lainnya termasuk pembekuan darah (3%) dan kondisi yang sudah ada
sebelumnya (28%).  Kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan
hebat dan infeksi kebanyakan terjadi setelah melahirkan. 

Penyebab tidak langsungnya adalah malaria , anemia ,  HIV /


AIDS , dan penyakit kardiovaskular , yang semuanya dapat
mempersulit kehamilan atau diperburuk olehnya. Faktor risiko yang
terkait dengan peningkatan kematian ibu termasuk usia ibu, obesitas
sebelum hamil, kondisi medis kronis lain yang sudah ada sebelumnya,
dan sesar.

Kegunaan : Angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai


keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan.
Apabila dikurangkan dari Angka Kelahiran Kasar akan menjadi dasar
perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah.

Interprestasi : Dari Susenas 2003 tercatat sebanyak 767.740 kematian,


sedangkan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut
diperkirakan sebesar 214.374.096 jiwa. Sehingga Angka Kelahiran
Kasar yang terhitung adalah sebesar 3,58. Artinya, pada tahun 2003
terdapat 3 atau 4 kematian untuk tiap 1000 penduduk.

 Berhubungan Dengan Pelayanan Kesehatan

1. Rasio antara pelayanan kesehatan dan jumlah penduduk

Indonesia merupakan negara dengan penduduk terpadat keempat di


dunia setelah Cina , India , dan Amerika Serikat dengan jumlah penduduk
sebanyak 255.461.686 jiwa yang terdiri atas 128.366.718 jiwa penduduk
laki-laki dan 127.094.968 jiwa penduduk perempuan. Angka tersebut
merupakan hasil perhitungan yang dilakukan oleh Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan dengan bimbingan dari Badan Pusat
Statistik.
Jumlah penduduk yang banyak ini tidak dipungkiri akan menimbulkan
masalah-masalah yang kompleks , salah satunya adalah masalah mengenai
pelayanan kesehatan terhadap penduduk yang sedemikian banyaknya.
Pemerintah dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
baik untuk penduduknya sendiri karena hal itu nantinya akan menjadi
“bonus” tersendiri untuk suatu negara jika pelayanan kesehatannya sudah
baik dan hal tersebut nantinya menaikkan status negara menjadi negara
dengan penduduk yang sehat.

2. Ditribusi Tenaga Kesehatan

Menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rasio dokter dan


pasien yang ideal adalah 1:1000. Di Indonesia kondisi ideal itu hanya
ditemukan di ibu kota. Di DKI Jakarta 1 dokter melayani 1.765 jiwa.
Provinsi DI Yogyakarta (1:1.301), Bali (1:1.467), dan Sulawesi Utara
(1:1.679) menyusul di belakangnya. Dalam hasil olah data dari
Kementerian Kesehatan RI dan Survei Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) Badan Pusat Statistik tahun 2019, wilayah Nusa Tenggara
paling nahas. Satu dokter di wilayah ini harus melayani sekitar 5.204 jiwa.
Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Manggarai, NTT, dr
Marianus Ronal Susilo mengonfirmasi hal ini dalam perbincangan
dengan Lokadata.id, Rabu (13/5/2020). Kondisi ini disebabkan oleh
beberapa faktor.

Pertama, banyaknya dokter yang sekolah di luar NTT, namun tak


kembali berkarya di kampung halaman. Pasalnya insentif dokter yang
dialokasikan pemerintah provinsi dianggap terlalu kecil. Beralih ke
persoalan perawat dan bidan, petanya sangat berbeda. Di Nusa Tenggara, 1
perawat hanya melayani 695 jiwa dan 1 bidan melayani 1.065 jiwa. Tak
dinyana, Jawa malah defisit dua nakes ini. Satu perawat di Jawa harus
melayani 815 jiwa, 1 bidan terpaksa melayani 1.744 ribu jiwa. Padahal di
NTT, banyak bidan dan perawat tidak terserap. Bermodal ijazah, sebagian
perawat sampai harus beralih profesi bekerja di Bank.
Bahkan Ronal berkisah, banyak perawat dan bidan di NTT kerja di
Puskesmas secara sukarela. Untuk itu harus ada terobosan dari pemerintah.
Butuh cara-cara yang tidak biasa untuk memperbaiki pelayanan kesehatan
di Indonesia. Inisiatif ini harus diawali dari Kementerian Kesehatan. sudah
semestinya kota-kota besar menutup pintu untuk dokter-dokter baru.
Dokter yang bersedia bekerja di daerah terpencil diberi tunjangan khusus.
“Mereka kan manusia juga. Butuh sosial ekonomi insentif yang khusus,”
tambahnya.

3. Informasi tentang sarana pelayanan kesehatan di Rumah sakit,


puskesmas dan sebagainya

Pada tahun 2019, Indonesia telah mempunyai modal dengan adanya


9909 puskesmas, 7518 diantaranya sudah terakreditasi.

Berdasarkan Data Pusdatin Kemenkes, per Desember 2018) dari data


tersebut hanya 1% Puskesmas yang sudah terakreditasi telah memiliki tata
kelola yang baik. Selain itu jumlah perkembangan RS mencapai 2813 dan
1970 sudah terakreditasi Nasional (Data KARS dan JCI, per Desember
2018).

 Angka Harapan Hidup di Indonesia

Adapun usia harapan hidup untuk laki – laki di indonesia mencapai 69


tahun, sedangkan usia perempuan lebih tinggi yaitu 74 tahun atau rata –
ratanya mencapai 71 tahun.

Anda mungkin juga menyukai