0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan pendekatan surveilans kesehatan masyarakat serta indikator derajat kesehatan masyarakat seperti angka kematian bayi, balita, harapan hidup, dan faktor yang mempengaruhinya seperti pendidikan dan lingkungan. Dokumen ini juga membedakan antara kejadian luar biasa dan wabah berdasarkan jumlah kasus, cakupan wilayah, waktu, dan dampaknya.
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan pendekatan surveilans kesehatan masyarakat serta indikator derajat kesehatan masyarakat seperti angka kematian bayi, balita, harapan hidup, dan faktor yang mempengaruhinya seperti pendidikan dan lingkungan. Dokumen ini juga membedakan antara kejadian luar biasa dan wabah berdasarkan jumlah kasus, cakupan wilayah, waktu, dan dampaknya.
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan pendekatan surveilans kesehatan masyarakat serta indikator derajat kesehatan masyarakat seperti angka kematian bayi, balita, harapan hidup, dan faktor yang mempengaruhinya seperti pendidikan dan lingkungan. Dokumen ini juga membedakan antara kejadian luar biasa dan wabah berdasarkan jumlah kasus, cakupan wilayah, waktu, dan dampaknya.
pengumpulan, analisis, dan diseminasi data yg relevan yg menurun : pada tahun 1980, angka kematian bayi sekitar diperlukan utk mengatasi masalah2 kesehatan masyarakat 100/1000 kelahiran hidup, maka diharapkan pada tahun Epidemiologi studi sistematis yg dilakukan untuk 2000 menjadi setinggi-tingginya 45/1000 kelahiran hidup. mempelajari fakta2 yg berperan atau mempengaruhi Angka kematian balita menurun dari 40/1000 balita saat kejadian dan perjalanan suatu penyakit atau kondisi tertentu ini menjadi setinggi-tingginya 15/1000 balita di masa yang yg menimpa masyarakat. akan datang. upaya kesehatan masyarakat hendaknya berdasarkan bukti 3. Tingkat kecerdasan penduduk : Hal ini dapat diukur riset terbaik yang tersedia. Umumnya upaya kesehatan dengan tingkat pendidikan golongan wanita diharapkan masyarakat dirancang, direncanakan, diprogram, dan meningkat dengan penurunan angka buta huruf dari sekitar diimplementasikan pada level kelompok, komunitas, atau 50 % pada tahun 1977menjadi sekitar 25 % pada tahun populasi. Karena itu pembuatan kebijakan dan perencanaan 2000. program merupakan strategi yang penting agar intervensi 4. Bayi lahir : Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan berat kesehatan masyarakat efektif. Tetapi sebagaimana badang 2500 gram atau yang kurang yang dewasa ini didefinisikan Winslow, kesehatan masyarakat bisa juga adalah sekitar 14 % diharapkan akan turun menjadi diimplementasikan pada level individu, sepanjang upaya itu setinggi-tingginya 7% pada masa yangakan datang terorganisasi. 5. Angka kesakitan (Morbiditas) Oleh karena itu memberantas suatu penyakit menular Angka kematian merupakan salah satu indikator status diperlukan pengetahuan ttg epidemiologi penyakit tsbt serta kesehatan di masyarakat. Angka Kematian Ibu (AKI), tersedianya data surveilans yg dpt dipercaya yg berkaitan Angka Kematian Anak (AKA), Angka Kematian Bayi dgn kejadian peny. tersebut. (AKB) dan Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (AHH) telah ditetapkan sebagai indikator derajat kesehatan dalam 2. apa saja tujuan dari surveilans kesehaatan? Indonesia Sehat 2010 Surveilans bertujuan mmberikan informasi tepat waktu ttg masalah kesehatan populasi, shgg penyakit dan faktor 5.Apa penyebab/faktor yg mmpengaruhi angka morbiditas risiko dpt di deteksi dini dan dapat dilakukan respon dan mortalitas tinggi? pelayanan kesehatan dgn lebih efektif. Tujuan khusus: Penyebab-penyebab kematian Ibu dan Bayi dipengaruhi Memonitor kecendrungan (trens) penyakit, Mendeteksi oleh beberapafaktor diantaranya: perubahan mendadak insidensi penyakit utk mendeteksi 1.Pendidikan dini outbreak, Memantau kesehatan populasi, menaksir Angka Kematian Ibu yang begitu tinggi salah satunya besarnya beban penyakit (disease urden) pada populasi, karena tingkat pendidikan para ibu di Indonesia yang masih Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu sangat rendah. Jika kita melihat dari jenjang pendidikan, perencanaan implementasi, monitoring dan evaluasi data Badan Pusat Statistik tahun 2010menyatakan bahwa program kesehatan, Mengidentifikasi kebutuhan riset, mayoritas ibu di Indonesia tidak memiliki ijazah SD, yakni Mengevaluasi cakupan dan efektivitas prog.kesehatan. sebesar 33,34 %. Selanjutnya sebanyak 30,16% ibu hanya memiliki ijazah SD atau sederajat. Dan hanya terdapat 3. bagaimana pendekatan surveilans kesehatan? 16,78%ibu yang berpendidikan setara SMA. Hanya 7,07% Pendekatannya dpt dibagi mjd 2 jenis (surveilans pasif dan ibu yang berpendidikan perguruan tinggi. Penyerapan surveilans aktif). Surveilans pasif memantau penyakit informasi yang beragam dan berbeda sangat dgn mggunakan data penyakit yg harus dilaporkan dipengaruhioleh tingkat pendidikan seorang ibu. (reportable disease) yg tersedia di faskes. Kelebihan: murah Lingkungan juga menjadi salah satu faktor yang dan mudah dilakukan.kekurangan: kurang sensitive dlm mempengaruhi morbid dan mortilitas. Dalam hubungannya mendeteksi kecenderungan penyakit, data yg dihasilkan dengan meningkatnya kasus kematian ibu (hamil, cenderung under-reported, krn tdk semua kasus dtg ke melahirkan dan nifas), lingkungan yang dibahasadalah faskes, kelengkapan laporan cenderung rendah. Surveilans aspek geografis. Kondisi geografis suatu Aktifmenggunakan petugas khusus surveilans utk lingkunganmempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat di kunjungan berkala ke lapangan, desa2, tempat praktik lingkungan itu sendiri.Kondisi lingkungan yang tidak pribadi dokter, dll. Dengan tjuan mengidentifikasi kasus mendukung, seperti sulit terjangkau oleh sarana baru (baik penyakit atau kematian) disebut penemuan kasus transportasi tentu saja mengakibatkan sulitnya sarana (case finding) dan konfisrmasi laporan kasus indeks. dantenaga kesehatan untuk menjangkau daerah tersebut. Kelebihan: lebih akurat, dpt mengidentifikasi outbreak Ekonomi, minimnya tenaga medis, adat istiadat. lokal. Kelemahan: mahal, sulit utk dilakukan. 6.Bagaimana Kriteria KLB? 4. Apa saja yg termasuk dalam indikator derajat kesehatan Kriteria Kejadian Luar Biasa (Keputusan Dirjen PPM No masyarakat? 451/91) tentang Pedoman Penyelidikan dan Indikator derajat kesehatan masyarakat secara umum dapat Penanggulangan Kejadian Luar Biasa dilihat dari : 1. Umur harapan hidup (Life expectations) : Umur Tergolong Kejadian luar biasa, jika ada unsur : harapan hidup diharapkan meningkat pada tahun 1980 -Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak umur 50 tahun, pada tahun 2000 menjadi sekurang- ada atau tidak dikenal. kurangnya berumur 60 tahun. -Peningkatan kejadian penyakit terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut penyakitnya (jam, hari, minggu). -Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam,hari,minggu,bulan, tahun). -Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
7. Apa perbedaan KLB dan Wabah?
Wabah berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yg jumlah penderitanya meningkat scr nyata melebihi dari pada keadaan yg lazim pd waktu dan daerah tertentu. (jumlah kasus lebih banyak, daerah cakupan luas, waktu lebih lama, dampak yg ditimbulkan lebih berat) KLB timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yg bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu (jumlah kasus lebih sedikit, cakupan wilayah lebih kecil, waktu lebih singkat, dampak yg ditimbulkan lebih ringan)