Anda di halaman 1dari 28

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

EKOLOGI GIZI DAN PENYAKIT

Kelompok 11

1. VOVRI OQIA TARI (1801054)


2. INTAN PUTRI UTAMI (1801110)
3. NURJANNAH (1801198)
4. HESTY ADRIANI (1801056)
5. FITRI ASTRIA (1801201)
Penilaian Status Gizi secara Tidak Langsung
Ekologi :
Ilmu tentang hubugan timbal balik makhluk hidup
dengan Lingkungan hidupnya.

Gizi :
substansi organik yang dibutuhkan organisme
untuk fungsi normal dari sistem tubuh,
pertumbuhan,pemeliharaan kesehatan

Penyakit :
Suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang
menyebabkan ketidaknyamanan , disfungsi atau
kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya
Pengukuran faktor ekologi
dipandang sangat penting
untuk mengetahui penyebab
malnutrisi di suatu masyarakat
sebagai dasar untuk
melakukan program intervensi
gizi.
Bagan 1. Faktor Ekologi yang Erat Hubungannya dengan Terjadinya
Malnutrisi

Produksi Pengaruh
pangan budaya
Keadaan Infeksi

Infeksi dapat mempengaruhi terjadinya malnutrisi, dan


sebaliknya malnutrisi akan mempengaruhi seseorang mudah
terkena penyakit infeksi.
Mekanisme patologisnya :
Penurunan asupan zat gizi akibat kurangnya nafsu makan,
menurunnya absorbsi dan kebiasaan mengurangi makan pada
saat sakit.
Peningkatan kehilangan cairan/zat gizi akibat
diare,mual/muntah dan perdarahan yang terus menerus.
Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan
akibat sakit dan parasit yang terdapat dalam tubuh.
Konsumsi Makanan

Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk


mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat
dan hal ini dapat berguna untuk mengukur status gizi dan
menemukan faktor diet yang dapat menyebabkan malnutrisi.
Pengaruh Budaya

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh budaya :

Sikap terhadap makanan : makanan pantangan, tahayul, tabu dalam


masyarakat.
Penyebab penyakit : rendahnya konsumsi makanan karena infeksi saluran
pencernaan.
Kelahiran anak : jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dan jumlah anak
yang terlalu banyak berpengaruh pada asupan zat gizi dalam keluarga.
Produksi Pangan : para petani masih menggunakan teknologi yang bersifat
tradisional rendahnya produksi pangan.
Faktor Sosial Ekonomi

1. Data Sosial
a. Keadaan penduduk di suatu masyarakat (jumlah,
umur, distribusi seks, dan geografis).
b. Keadaan keluarga (besarnya, hubungan, jarak
kelahiran).
c. Pendidikan : - tingkat pendidikan ortu.

- ketersediaan buku – buku
• - usia anak sekolah
d. Perumahan (tipe, lantai, atap, dinding,
listrik, ventilasi, dll).
e. Dapur (bangunan, lokasi, kompor, bahan bakar, alat masak,
pembuangan sampah).
f. Penyimpanan makanan (ukuran, isi, pengontrolan
serangga).
g. Air (sumber, jarak dari makanan).
h. Kakus (tipe jika ada, keadaannya).

2. Data Ekonomi
meliputi :
 Pekerjaan
 Pendapatan keluarga
Kekayaan yang terlihat seperti tanah, jumlah
ternak, perahu, kendaraan, radio, TV dll.
Pengeluaran/anggaran (pengeluaran untuk
makan, pakaian, sewa, minyak/bahan bakar,
listrik, pendidikan, transportasi, rekreasi, hadiah).
Harga makanan yang tergantung pada pasar dan
variasi musim.
Produksi Pangan

Data yang relevan :

 Penyediaan makanan keluarga


 Sistem pertanian (alat pertanian, irigasi, pembuangan air,
pupuk, pengontrolan serangga, dan penyuluhan pertanian).
 Tanah (kepemilikan tanah, luas per keluarga, tanah yang
digunakan, jumlah tenaga kerja).
 Peternakan dan perikanan (jumlah ternak, dll).
 Keuangan (modal yang tersedia dan fasilitas untuk kredit)
Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan

Sebenarnya tidak merupakan faktor ekologi, tetapi


informasi ini penting. Beberapa data penting
tentang pelayanan kesehatan/pendidikan adalah :
Rumah sakit dan pusat – pusat kesehatan, sistem
rujukan, program, kualitas dan kuantitas staf.
Fasilitas pendidikan, seperti remaja yang tidak
buta/buta huruf, jumlah anak – anak di sekolah,
ada/tidaknya pendidikan gizi, dll).
Pengukuran faktor ekologi tergantung
pada tipe dan jumlah tenaga, waktu
yang tersedia, dan tujuan survei.

Data yang terkumpul harus dapat


menggambarkan situasi sekarang dan
berguna untuk pengembangan
program.
Catatan : Meskipun demikian, untuk mendapatkan
. gambaran prevalensi malnutrisi secara langsung, dapat
dilakukan dengan metode klinis dan antropometri
RANGKUMAN

•Malnutrisi timbul akibat interaksi dari berbagai


faktor lingkungan. Kejadian ini terjadi sebagai
hasil saling mempengaruhi dari berbagai faktor,
antara lain faktor fisik, biologis dan budaya.
•Ada 6 faktor ekologi yang perlu
dipertimbangkan sebagai penyebab malnutrisi,
yaitu keadaan infeksi, sosial ekonomi, produksi
pangan, konsumsi makanan, pengaruh budaya,
serta pelayanan kesehatan dan pendidikan
ANALISIS STATISTIK VITAL

Pengukuran status gizi dengan Statistik vital


adalah dengan menganalisis data beberapa
Pengertian : statistik kesehatan

Analisis statistik kesehatan merupakan salah satu


cara untuk mengetahui gambaran keadaan gizi di
suatu wilayah.

Dengan menggunakan statistik kesehatan, dapat


dipertimbangkan penggunaannya sebagai bagian
dari indikator tidak langsung pengukuran status
gizi masyarakat.
Sumber Statistik Kesehatan

Statistik kesehatan ini diperoleh dari berbagai sumber :


 Institusi –institusi kesehatan; pencatatan2 dari RS,
Puskesmas, apotek, poliklinik, rumah bersalin, dsb/
 Program2 khusus : pelayanan kesehatan sekolah,
pemberantasan penyakit2 menular.
 Survei epidemiologi :informasi yang diperoleh dari
lapangan (masyarakat).
 Survei kesehatan rumah tangga
 Institusi2 yang mengumpulkan data dgn tujuan2 khusus,
spt perusahaan2 asuransi, tempat2 pencatatan kelahiran
dan kematian di kelurahan, dsb
 Beberapa statistik vital yang berhubungan dengan
kesehatan dan gizi antara lain angka kesakitan, angka
kematian, pelayanan kesehatan, dan penyakit infeksi
yang berhubungan dengan gizi.
Beberapa informasi yang dijadikan pegangan untuk
menganalisis keadaan gizi di suatu wilayah menurut Jelliffe
(1989) :
Angka Kematian pada kelompok umur tertentu (age
spesific mortality rates)
Angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu
(cause spesific morbidily and mortality rates)
Statistik pelayanan kesehatan (health service statistic)
Penyakit infeksi yang berhubungan dengan gizi
(nutritionally relevant infection rates)
Angka Kematian Berdasarkan Umur

jumlah kematian pada kelompok umur tertentu


terhadap jumlah rata-rata penduduk pada kelompok
umur tersebut. Biasanya disajikan sebagai per 1.000
penduduk.
Manfaatnya : untuk mengetahui tingkat dan pola
kematian menurut gol. Umur dan penyebabnya.
Angka Kematian dan Kesakitan Akibat Penyebab
Tertentu

Dengan mengetahui penyebab kesakitan


dan kematian akibat penyakit tertentu yang
disertai penyakit kekurangan gizi atau
terhadap penyakit kurang gizi yang disertai
penyakit lainnya, dapat dilakukan intervensi
secara komprehensif.
Intervensi tidak saja dilakukan pada
penyebab utama tetapi juga terhadap
penyakit penyerta.
Statistik Layanan Kesehatan

Berbagai statistik layanan kesehatan dapat


diakses dari tempat layanan kesehatan itu berada.
Tempat layanan kesehatan yang dapat dijangkau :
Posyandu
Pusat Kesehatan Masyarakat
Rumah Sakit
Di tingkat desa dapat diakses dari Bidan Desa.
Puskesmas

 Puskesmas sbg lembaga mempunyai bermacam –


macam kegiatan termasuk kegiatan Posyandu.
 Salah satu kegiatan Puskesmas dalam bidang Gizi adalah
seperti Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) dan
Pojok Gizi (POZI).
 Data mengenai angka kesakitan dan penyebabnya yang
tersedia di Puskesmas dapat juga dijadikan isyarat
tentang kondisi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
tersebut.
 Kadang – kadang penyebab kematian kurang tepat
menggambarkan penyebab kematian yang sebenarnya.
 Data kejadian gizi kurang umumnya lebih rendah dari
yang sebenarnya ibarat gunung es.
Rumah Sakit

 Data – data dari rumah sakit dapat memberikan gambaran


tentang keadaan gizi di dalam masyarakat,baik dari segi
angka kematian maupun penyebabnya.

 Apabila masalah pencatatan dan pelaporan rumah sakit


kurang baik, data ini tidak dapat memberikan gambaran
yang sebenarnya.
KELEMAHAN STATISTIK VITAL UNTUK
MENGGAMBARKAN KEADAAN GIZI
1. Tidak tersedianya data
2. Kalau ada, validitasnya dipertanyakan.
Akuratkah ? Data tidak akurat, dapat disebabkan :
 Kesulitan dalam pengumpulan data, khususnya di
negara2 berkembang.
 Data tidak akurat juga dapat disebabkan oleh tenaga
pengumpul data yg tidak mengerti ttg bagaimana
mengumpulkan data yang sahih.
3. Umumnya desain penelitiannya tidak diketahui
4. Kemampuan untuk melakukan interpretasi data yang
secara tepat, terutama pada saat terdapat faktor2 lain
yang mempengaruhi keadaan gizi seperti tingginya
kejadian penyakit infeksi, dan faktor sosial politik
lainnya.
Meskipun mempunyai beberapa kelemahan,
statistik vital tetap dapat digunakan secara tidak
langsung untuk menilai keadaan gizi masyarakat.
Penilaian keadaan gizi dengan statistik vital
membutuhkan tenaga yang profesional, terutama
dalam hal interpretasi data dan pemahaman
konsep2 yang berhubungan dengan masalah gizi.
Data Penyakit Infeksi yang Berhubungan dengan
Gizi

 Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi kurang


merupakan hubungan sebab akibat.
 Penyakit yg umumnya terkait dengan masalah gizi
antara lain diare, tuberkulosis, campak, dan batuk rejan.
 Di negara yang sedang berkembang penyebab kematian
awal banyak diakibatkan oleh penyakit infeksi, seperti
diare. Contoh kasus : diare pada bayi. Penyebab diare
sangat komplek.Penyebab utamanya sering terjadi secara
bersamaan dan saling mempengaruhi antara yang satu
dengan yang lainnya. Brdskan adanya kenyataan ini,
ditambah dengan praktik pemberian makanan bayi yang
keliru, maka data angka kesakitan dan kematian yang
disebabkan oleh diare dapat dijadikan petunjuk secara
tidak langsung mengenai keadaan malnutrisi di suatu
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta :


PT. Gramedia PustakaUtama.
Sulistyowati, Lily S. Promosi Kesehatan Di Daerah
Bermasalah Kesehatan. Jakarta : KEMENKES RI

Anda mungkin juga menyukai