Anda di halaman 1dari 3

Hubungan Antara Ganja dan Tingginya Angka Kematian

Berdasarkan data dari World Health Organization mencatat bahwa lupus merupakan
salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, jumlah penderita lupus di dunia hingga
saat ini mencapai lima juta orang, dan setiap tahunnya ditemukan lebih dari 100 ribu
kasus baru. Menurut data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Online 2016, terdapat
2.166 pasien rawat inap yang didiagnosis penyakit lupus. Tren ini meningkat dua kali
lipat dibandingkan dengan tahun 2014, dengan ditemukannya 1.169 kasus baru.
Tingginya angka kematian akibat lupus perlu mendapat perhatian khusus karena 25%
atau sekitar 550 jiwa meninggal akibat lupus pada tahun 2016, dan angka itu terus
meningkat dari tahun ke tahun.
Lupus terdiri dari beberapa macam jenis, salah satu jenis yang paling sering dirujuk
masyarakat umum adalah Lupus Eritematosus Sistematik (LES). LES dikenal sebagai
penyakit ‘Seribu Wajah’ merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis yang hingga kini
belum jelas penyebabnya. LES juga memiliki sebaran gambaran klinis yang luas serta
tampilan perjalanan penyakit yang beragam, sehingga seringkali menimbulkan
kekeliruan dalam upaya menganalisanya. LES dapat menyerang jaringan serta organ
tubuh mana saja dengan tingkat gejala yang ringan hingga parah.
Salah satu obat yang dapat membantu mengatasi gejala lupus yakni dengan bahan
kimia yang terkandung di dalam ganja. Bahan kimia yang terdapat dalam ganja memiliki
efek menenangkan pada sistem kekebalan tubuh yang membantu mengatasi gejala
penyakit lupus. Sebenarnya, ganja tidak hanya memiliki dampak postif terhadap
penyakit lupus saja namun dapat mengobati penyakit glaukoma, menurunkan kecemasan,
melindungi otak setelah terkena stroke dan memperlambat perkembangan penyakit
alzheimer.
Seperti pada negara Kanada yang telah melegalkan kepemilikan konsumsi ganja pada
hari rabu tanggal 17 oktober kemarin, ditandai dengan dibukanya pasar ganja yang
meresmikan pelegalan tersebut. Kendati banyaknya pro dan kontra namun, legalisasi ini
tetap dilaksanakan. Pasalnya, ini merupakan pemenuhan janji Perdana Menteri Justin
Trudeau, saat kampanye pemilu tahun 2015. Menurutnya, undang-undang Kanada yang
mengkriminalisasi narkoba sejak hampir seabad itu tidaklah efektif. Mengingat bahwa
Kanada masih salah satu pengguna terberat di dunia. Trudeau berpendapat bahwa
pelegalan ganja ini selain ada negatifnya, tanpa disadari banyak sekali dampak positif
yang dihasilkan contohnya dalam bidang obat-obatan yang sangat bermanfaat untuk
kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, pemerintah Malaysia juga sudah membicarakan rencana pelegalan ganja
untuk keperluan medis. Malaysia memang satu langkah lebih maju di bidang penelitian
soal ganja medis. Dibuktikan dengan pemerintah mereka yang akan menindaklanjuti
pelegalan ganja untuk digunakan sebagai pengobatan. Perubahan pandangan pemerintah
mereka bahwasanya tanaman atau zat apapun yang bermanfaat bagi masyarakat banyak
lebih baik diperbolehkan untuk kepentingan pengobatan.
Ditinjau dari beberapa negara yang telah melegalkan ganja bahwasanya jika kita
mengkonsumsi serta menggunakan ganja dengan dosis dan ketentuan yang berlaku pasti
akan banyak mendatangkan pengaruh positifnya, sebaliknya jika kita tidak bisa
memanfaatkan tanaman ganja itu dengan baik dan benar akan mendatangkan banyak
dampak negatif.
Jika saja pemerintah tidak hanya memandang ganja hanya sebatas satu sisi saja
namun, juga mempertimbangkan dampak positif yang dihasilkan maka ganja akan bisa
menjadi bahan baku obat alami dan dapat mengurangi impor bahan baku obat dari negara
lain. Contohnya saja penyakit lupus, penyakit ini akan banyak menyumbang angka
kematian dari tahun ke tahun jika tidak segera ditangani dengan cepat.
Solusi agar pemerintah bisa melegalkan ganja di Indonesia yaitu, himpunan dari
seluruh mahasiswa farmasi di Indonesia bersatu dan berjuang bersama-sama kepada
pemerintah agar menyuarakan aspirasi. Jelaskan bahwasanya jika pemerintah melegalkan
ganja banyak sekali keuntungan yang akan didapat tidak hanya bagi medis namun juga
untuk pemerintah Indonesia yaitu pemerintah dapat memegang kendalinya karena, di
Indonesia tanaman ganja sangatlah subur, jika pemerintah menjual ganja dengan syarat
dan ketentuan tertentu pajak dari ganja tersebut akan kembali kepada pemerintah.
Selanjutnya, dengan adanya pelegalan ganja ini otomatis secara tidak langsung membuka
peluang kerja bagi masyarakat Indonesia untuk menjadi petani ganja. Sementara itu,
alasan kenapa pemerintah tidak pernah menyambut aspirasi dari Legalisasi Ganja
Nusantara (LGN) karena, pemerintah masih belum pernah mendapat laporan bahwasanya
ganja bisa menjadi obat medis atau bermanfaat bagi dunia kesehatan. Jadi, solusinya
adalah jika kita ingin pemerintah dapat menindaklanjuti pelegalan tanaman ganja
haruslah ada penelitian dan pembuktian yang terkait bahwa benar adanya ganja dapat
menjadi obat medis serta telah dibuktikan dan diakui oleh banyak pihak sehingga
pemerintah dapat mempertimbangkan kembali pelegalan tersebut.
Jika pemerintah dapat menindaklanjuti pelegalan ganja otomatis penyakit-penyakit
yang selama ini menjadi sumber naiknya angka kematian dapat dicegah atau diobati.
Sehingga angka kematian dari tahun ke tahun pun dapat berkurang secara perlahan.

Anda mungkin juga menyukai