Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS MASALAH DALAM

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Aprillia Ayu SY
ANALISIS MASALAH
Analisis masalah merupakan proses sistematis untuk melihat suatu keadaan
atau masalah sosial secara obyektif dengan menempatkannya dalam
konteks sosial yang lebih luas.
Analisis masalah membantu untuk memahami dan mengidentifikasi
permasalahan kunci dalam suatu masyarakat, kaitan antar berbagai faktor
sosial, potensi yang ada, dan siapa yang memiliki akses terhadap sumber
daya
Analisis masalah dilakukan dengan mengidentifikasi masalah utama dan
mengembangkan “pohon masalah” melalui analisis sebab akibat. Cara
analisis “pohon masalah” akan mengurai penyebab – penyebab masalah –
masalah utama hingga kita mengetahui akar penyebabnya
KONDISI KESEHATAN REPRODUKSI di INDONESIA
Tujuan Pembangunan MDGs yg harus dicapai oleh
setiap negara pada tahun 2015:
1. Mengurangi 2/3 dari angka tingkat kematian
anak dibawah usia 5 tahun
2. Mengurangi 3/4 dari angka kematian Ibu
3. Menghentikan dan mengurangi lahu penyebaran
HIV/ AIDS, malaria serta penyakit menular
utama lainnya.
KONDISI KESEHATAN REPRODUKSI di INDONESIA
Tantangan terberat bagi Indonesia yang harus dihadapi dalam mencapai
sasaran MDGs tahun 2015 di bidang kesehatan adalah:
1. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang umumnya rendah sehingga menjadi kendala
untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang layak
2. Kondisi geografis terutama di wilayah – wilayah pedesaan yang sulit dijangkau oleh
akses pelayanan kesehatan sehingga mempengaruhi kesiapan penempatan tenaga
kesehatan (dokter, bidan)
3. Kebijakan pemerintah di bidang kesehatan yang lebih memfokuskan pada tindakan
kuratif daripada preventif dan promotif.
4. Konsep dan strategi kebijakan pengelolaan kesehatan yang dilakukan selama ini lebih
difokuskan pada program – program kesehatan, sementara masalah determinan dan
persoalan – persoalan riil yang terjadi di masyarakat kurang mendapat prioritas
IDENTIFIKASI MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS

Sebagai seorang bidan yang bekerja di komunitas, harus mengetahui dan


memahami beberapa pokok permasalahan yang terjadi di komunitas,
diantaranya :
• Kematian ibu dan bayi
• Kehamilan remaja
• Unsafe abortion
• Angka kejadian BBLR
• Tingkat kesuburan PUS
• Pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan
• Infeksi Menular Seksual (IMS) pada masyarakat
• Perilaku dan social budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan
komunitas.
KEMATIAN IBU DAN BAYI

Kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu selama


masa kehamilan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan, tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan, oleh
setiap penyebab yang berhubungan dengan atau
diperberat oleh kehamilan atau penanganannya tetapi
bukan oleh kecelakaan atau incidental (faktor kebetulan).
(Depkes RI, 2009).
Lambatnya penurunan AKI dan AKB, serta berbagai penyakit
epidemik lainnya di Indonesia merupakan indikator kurangnya
perhatian pemerintah dan pelibatan pasrtispasi masyarakat dalam
pengelolaan sistem kesehatan

Berdasarkan SDKI 2002 – 2003 AKI adalah 307/100.000 KH,


SDKI 2007 turun menjadi 228/100.000 KH, dan SDKI 2012 naik
kembali menjadi 334/100.000 KH
Penyebab Utama :

Komplikasi yang terjadi selama atau segera setelah


persalinan (46,7%)
Terjadinya komplikasi dikarenakan 65,7% ibu hamil di
pedesaan yang dirawat oleh dukun bayi dan anggota
keluarga yang tidak terlatih serta tidak mendapatkan
pelayanan kebidanan esensial yang dibutuhkan
Akibat keterlambatan pertolongan persalinan :
1. 27% kematian ibu disebabkan oleh perdarahan masa
nifas
2. 23 % akibat eklampsia
3. 11% akibat infeksi
4. Selebihnya akibat penyebab lainnya
Puskesmas yang merupakan pusat pelayanan kesehatan dasar
yang paling dekat dengan masyarakat seringkali tidak dilengkapi
dengan pelayanan kebidanan darurat yang komprehensif
Pengabaian fungsi Puskesmas sebagai pusat pelayanan kebidanan
darurat yang komprehensif akan berdampak pada upaya
penurunan kematian ibu di Indonesia.
ANGKA KEMATIAN BAYI

Data SDKI 2007, Angka Kematian Bayi (IMR) masih


sebesar 34/1000 KH.
Penyebab utamanya adalah tetanus neonaturum (44,8%),
ISPA (33,2%) dan selebihnya karena penyebab lain.
Untuk kasus BBLR angka kejadiannya sebanyak 15,6%
dari jumlah kelahiran. Penyebab utama dari BBLR adalah
kekurangan gizi sebelum dan selama kehamilan.
Rendahnya derajat kesehatan masyarakat Indonesa, tampak dari
posisi kesehatan masyarakat Indonesia yang menduduki rangking
63 dari 178 negara (Kompas, 2012). Kondisi ini bila tidak segera
dilakukan upaya – upaya strategis akan semakin memperburuk
keadaan dan akan berdampak serius dalam peningkatan kualitas
hidup masyarakat dalam jangka panjang.
Untuk mencegah terjadinya kematian bayi, maka beberapa upaya yang dapat
dilakukan yaitu :
• Peningkatan kegiatan imunisasi pada bayi
• Peningkatan ASI eksklusif, status gizi, deteksi dini dan pemantauan tumbuh
kembang
• Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi
• Program manajemen tumbuh kembang balita sakit dan manajemen tumbuh
kembang balita muda
• Pertolongan persalinan dan penatalaksanaan BBL dengan tepat
• Program asuh
• Keberadaan bidan desa
• Perawatan neonatal dasar, meliputi perawatan tali pusat, pencegahan
hipotermi dengan metode kanguru, menyusui dini, usaha bernafas spontan,
pencegahan infeksi, penanganan neonatal sakit, audit kematian neonatal.
BBLR
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat lahir
(yang diukur dalam 1 jam setelah lahir) kurang dari 2500 gram,
tanpa memandang usia kehamilan. (Depkes RI, 1999)
Menurut Saifudin, dkk (2000), berkaitan dengan penanganan dan
harapan hidup bayi, BBLR diklasifikasikan menjadi :
• Bayi berat lahir rendah (BBLR) à berat lahir 1500 – 2500 gram
• Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) à berat lahir < 1500 gram
• Bayi baru lahir ekstrem rendah (BBLER) à berat lahir < 1000
gram.
BBLR
Bayi dengan berat badan lahir rendah, akan mengalami beberapa
masalah diantaranya: Asfiksia, Gangguan nafas, Hipotermi,
Hipoglikemi, Masalah pemberian ASI, Infeksi, Ikterus dan Masalah
perdarahan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
BBLR adalah :
• Upayakan ANC yang berkualitas, segera lakukan rujukan apabila
ditemukan kelainan
• Meningkatkan gizi masyarakat
• Tingkatkan penerimaan gerakan KB
• Tingkatkan kerjasama dengan dukun paraji
TINGKAT KESUBURAN
Tingkat kesuburan seseorang memegang peranan yang sangat
penting bagi pasangan suami istri. Tingkat kesuburan dibedakan
menjadi fertilitas/kesuburan dan infertilitas/ketidaksuburan. Tingkat
kesuburan dapat menjadi masalah yang serius dalam tatanan
komunitas. Untuk itu bidan di komunitas harus mampu mengenal
masalah kesuburan dan ketidaksuburan pada pasangan suami istri.
PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA NON
KESEHATAN

Dalam tatanan masyarakat yang masih memegang tradisi adat, dukun


masih memegang peranan yang sangat penting. Pertolongan
persalinan oleh tenaga non kesehatan yaitu proses persalinan yang
dibantu oleh tenaga non kesehatan yang biasa disebut dukun
paraji. Adanya asumsi pada masyarakat kita bahwa melahirkan di
dukun mudah dan murah, merupakan salah satu penyebab
terjadinya pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan.
INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Infeksi menular seksual merupakan salah satu dari tiga tipe infeksi
saluran reproduksi (ISR), yaitu infeksi dan penyakit menular
seksual, infeksi-infeksi endogen vagina dan infeksi-infeksi yang
berhubungan dengan saluran reproduksi.
Infeksi menular seksual berhubungan dengan keadaan akut, kronik
dan kondisi-kondisi lain yang berhubungan dengan kehamilan,
seperti Gonore, Chlamidya, Sifilis, Herpes kelamin, Hepatitis, Kutil
HPV kelamin, Trichomoniasis, HIV/AIDS.
INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Infeksi endogen vagina meliputi Vaginosis bacterial dan Candidiasis,


keduanya merupakan hasil dari pertumbuhan berlebihan dari
organisme-organisme yang secara normal memang ada di vagina.
Infeksi berhubungan dengan prosedur dapat meliputi saluran
reproduksi atas dan bawah, serta dapat mengebabkan komplikasi-
komplikasi jangka panjang karna infertile.
Bidan harus dapat memberikan asuhan kepada masyarakat terkait
dengan infeksi menular seksual, dan perlu memperhatikan semua
jenis infeksi saluran reproduksi, sehingga dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
FAKTOR DETERMINAN KESEHATAN
REPRODUKSI
Masalah kesehatan terkait dengan derajat kesakitan yang
terdiri dari kesakitan (morbiditas) dan kematian
(mortalitas).
Determinan derajat kesehatan adalah faktor yang
mempengaruhi terjadinya kesakitan dan kematian yaitu :
1. Genetika dan kependudukan
2. Lingkungan kesehatan
3. Perilaku kesehatan
4. Program dan pelayanan kesehatan
FAKTOR DETERMINAN KESEHATAN
REPRODUKSI
GENETIKA
(KETURUNAN/KEPENDUDUKAN)

LINGKUNGAN PROGRAM dan SARANA


DERAJAT KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN
KESEHATAN
MORBIDITAS dan MORTALITAS

PERILAKU KESEHATAN
DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan menunjuk pada suatu kondisi yang di


ukur pada kesakitan dan kematian. Untuk mengetahui
berapa besar derajat kesehatan, angka kesakitan
digunakan perhitungan kuantitatif yaitu prevalensi dan
insidensi.
Indikator Kuantitatif untuk mengetahui angka kematian :
1. CDR (Crude Death Rate)
2. ASDR (Age Specific Death Rate)
3. IMR (Infant Mortality Rate)
4. MMR (Maternal Mortality Rate)
5. DSDR (Diseases Specific Death Rate)
ANALISIS MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI

Tekhnik “Pohon Masalah”


1. Langkah I : Carilah atau tentukan masalah yang akan di atasi. Identifikasi
masalah diperoleh dari analisis situasi kesehatan yang telah dilakukan lebih
dahulu
2. Langkah II : Carilah penyebab langsung dari masalah. Gunakan kerangka
Blum tentang Determinan kesehatan untuk mengidentifikasi penyebab
langsung.
3. Langkah III : Carilah penyebab tidak langsung.
4. Langkah IV : Carilah akibat inti dari masalah kesehatan
• Thank you

Anda mungkin juga menyukai