Anda di halaman 1dari 41

PROGRAM PENCEGAHAN MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI

BERDASARKAN DATA EPIDEMIOLOGI


OLEH :
CHINDY PERMATA SARI
NIM. G2U121034

PEMBIMBING :
DR. dr. I Made Christian Binekada, M.Repro, Sp.B,Onk (K)
Transisi Demografi , Epidemiologi & Perilaku

Transisi demografi, mendorong peningkatan usia


harapan hidup yang meningkatkan proporsi
kelompok usia lanjut, sementara masalah bayi dan
Demografi balita tetap menggantung. 
Transisi epidemiologi menyebabkan beban ganda
Epidemiologi
atas penyakit menular yang belum pupus, ditambah
Perilaku lagi dengan penyakit tidak menular yang meningkat
dengan drastis. 
Transisi perilaku membawa masyarakat beralih dari
perilaku tradisional menjadi modern yang cen-
derung membawa risiko.
Epidemiologi Kesehatan Reproduksi adalah ilmu yang mempelajari
frekuensi, disttribusi dan determinan penyakit atau masalah
kesehatan reproduksi pada populasi atau kelompok.

Frekuensi Kespro adalah Upaya mengidentifikasi kejadian atau


mengukur besarnya masalah Kespro
Distribusi Kespro adalah memahami kejadian yang berkaitan
dengan masalah Kespro
Determinan Kespro adalah mencari fakor penyebab atau yang
mempengaruhi suatu kejadian atau fakor yang memberikan resiko
UKURAN-UKURAN DALAM EPIDEMIOLOGI KESEHATAN REPRODUKSI

1. Proporsi

2. Rate

3. Rasio

4. Insiden

5. Prevalence Rate
Ukuran Kematian

1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) = CDR

2. Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rates = ASDR)

3. Standardisasi Angka Kematian Menurut Umur (Age Adjusted Death Rates)

4. Angka Kematian Menurut Penyebabnya (Cause Specific DeathRates – Csdr)

5. Case fatality rate


Fakta Permasalahan
Riset Kesehatan dasar di Indonesia pada tahun 2013
1)Angka kematian ibu sebesar 359/100.000, 2)Angka kematian bayi: 34/1000
kelahiran hidup (32/1000); 3)Angka kematian Balita 44/1000 kelahiran hidup;
4)Rasio tingkat kesuburan 2,3%; 5) Penggunaan kontrasepsi 54% (metode
modern) dan 61% (metode tradisional); 6)PrevalensiHIV 0,2%; 7)Kelahiran
didampingi tenaga terampil 75% .
Angka Kemaitian Ibu merupakan salah satu target Global Sustainable
Development Goals (SDGs) dalam menurunkan angka kematian ibu menjadi
70 per
100.000 kelahiran hidup tahun 2030. Menurut WHO (2019) angka kemaitan
ibu didunia yaiu sebanyak 303.000 jiwa.
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan seksualitas yang sehat yang
berhubungan dengan fungsi dan proses sistem reproduksi. Seksualitas dalam
hal
ini berkaitan erat dengan anatomi dan fungsional alat reproduksi atau alat ke-
lamin manusia dan dampaknya bagi kehidupan fisik dan biologis manusia.
Termasuk dalam menjaga kesehatannya dari gangguan seperti IMS dan HIV/
AIDS (Herbaleng, 2001). Penyakit menular seksual (PMS) merupakan salah
Satu penyakit menular yang menjadi permasalahan kesehatan secara global
karena pola penyakitnya hampir terjadi di semua negara.
Tujuan Kesehaan Reproduksi ditunjang oleh

UU kesehatan No. 23/1992, bab II pasal I yang menyatakan:

“Penyelenggaraan upaya kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat”,

dalam Bab III Pasal 4 “Setiap orang menpunyai hak yang sama

dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal


Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi

Prioritas di Indonesia mencakup 4 komponen atau program, yaitu:


Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi
Remaja, serta Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS)
termasuk HIV/AIDS.
Pelayanan yang mencakup 4 komponen atau program tersebut disebut Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE). Jika PKRE ditambah dengan pelayanan
Kesehatan Reproduksi untuk Usia Lanjut, maka pelayanan yang diberikan akan
mencakup seluruh komponen Kesehatan Reproduksi, yang disebut Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK).
Komponen Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir

Kejadian kematian ibu juga berkaitan erat dengan masalah sosial-budaya, ekonomi, tradisi dan kepercayaan
masyarakat. Hal ini pada akhirnya menjadi latar belakang kematian ibu yang mengalami komplikasi obstetric,
yaitu dalam bentuk “3 terlambat”, diantaranya Terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan di
tingkat keluarga;Terlambat mencapai tempat pelayanan kesehatan dan Terlambat mendapat penanganan medis
yang memadai di tempat pelayanan kesehatan.

Masalah kesehatan ibu merupakan refleksi dari masalah yang berkaitan dengan kesehatan bayi baru lahir.
Angka kematian bayi (AKB) kematian pada masa perintal/neonatal pada umumnya berkaitan dengan kesehatan
ibu selama hamil, kesehatan janin selama di dalam kandungan dan proses pertolongan persalinan yang diterima ibu
atau bayi, yaitu asfiksia, hipotermi karena prematuritas/BBLR, trauma persalinan dan tetanus neonatorum .
Komponen Kesehatan Keluarga Berencana

Keluarga berencana bukan hanya sebagai upaya atau strategi kependudukan dalam menekan pertumbuhan
penduduk agar sesuai dengan daya dukung lingkungan tetapi juga merupakan strategi bidang kesehatan dalam
upaya peningkatan kesehatan ibu melalui pengaturan jarak dan jumlah kelahiran.
Pelayanan yang berkualitas juga perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan pandangan klien atau peng-
guna pelayanan
Komponen Kesehatan Reproduksi Remaja

Permasalahan prioritas kesehatan reproduksi pada remaja dapat dikelompokkan sebagai menjadi :
1) Kehamilan tak dikehendaki, yang seringkali menjurus kepada aborsi yang tidak aman dan komplikasinya;
2) Kehamilan dan persalinan usia muda yang menambah risiko kesakitan dan kematian ibu;
3) Masalah PMS, termasuk infeksi HIV/AIDS.
Komponen Kesehatan PMS termasuk HIV/AIDS.

Jenis infeksi saluran reproduksi (ISR) dibagi menjadi 3 kategori yaitu :


1. Penyakit Menular Seksual (PMS) meliputi infeksi klamida, gonorhoe, trikomoniasis, sifilis, ulkus mole, herpes
kelamin, dan infeksi human immunodeficiency virus (HIV);
2. Infeksi endogen karena pertumbuhan berlebihan kuman yang biasanya ada di saluran reproduksi wanita nor-
mal, seperti vaginosis bacterial dan kandidiasis vulvovaginal;
3. Infeksi iatrogenik, yaitu infeksi yang terjadi karena dilakukannya tindakan medis.
Upaya pencegahan dan penanggulangan ISR di tingkat pelayanan dasar masih jauh dari yang diharapkan.
Upaya tersebut baru dilaksanakan secara terbatas di beberapa provinsi, berupa upaya pencegahan dan penanggu-
langan PMS dengan pendekatan sindrom melalui pelayanan KIA/KB. Hambatan sosial-budaya sering mengaki-
batkan ketidaktuntasan dalam pengobatannya, sehingga menimbulkan komplikasi ISR yang serius seperti keman-
dulan,
Komponen Kesehatan Usia Lanjut

Masalah kesehatan usia lanjut semakin meningkat bersamaan dengan bertambahnya presentase penduduk usia
lanjut. Masalah prioritas pada kelompok ini antara lain meliputi gangguan pada masa menopause, osteoporisis,
kanker prostat, dan penyakit kardiovaskular serta penyakit degeneratif, yang dapat berpengaruh terhadap organ
reproduksi. Di samping itu, kekurangan gizi dan gangguan otot serta sendi sering memperburuk keadaan tersebut.
Melengkapi siklus kehidupan keluarga, komponen ini akan mempromosikan peningkatan kualitas penduduk usia
lanjut pada saat menjelang dan setelah akhir kurun usia reproduksi (menopouse / adropause).
Masalah Kesehatan Reproduksi

01 Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi


( AKI & AKB)

02 Pelayanan KB yang tidak terpenuhi dibeberapa


daerah

03 Infeksi Menular Seksual (HIV/AIDS)

Reproduksi Remaja
04
(kehamilan yang tidak diinginkan, Aborsi
& PMS)
Strategi Penanganan Masalah Kesehatan Reproduksi
Dilakukan Berdasarkan Data Epidemiologi

Setiap komponen PROGRAM kesehatan reproduksi dilaksanakan mengikuti standar pelayanan


yang menampung aspek kesehatan reproduksi lainnya yang relevan dalam Paket Kesehatan Re-
produksi Esensial dan Paket Kesehatan Reproduksi Komprehensif .

Pengabaian hubungan gender mengakibatkan perempuan menjadi target utama dari kebijakan
dalam
bidang kesehatan dan kependudukan yang selama ini dilakukan pemerintah.
Kesehatan Ibu dan Anak

Pelayanan antenatal, persalinan dan nifas memasukkan unsur pelayanan pencegahan dan penanggu-
langan IMS serta melakukan motivasi klien untuk pelayanan KB dan memberikan pelayanan KB
postpartum. Dalam pertolongan persalinan dan penanganan bayi baru lahir perlu diperhatikan pence-
gahan umum terhadap infeksi. Pelayanan pasca abortus memasukkan unsur pelayanan pencegahan
dan
penanggulangan IMS serta konseling/ pelayanan KB pasca-abortus, Penggunaan buku KIA sejak ibu
hamil sampai anak umur 5 tahun, Pelaksanaan kunjungan neonatal pelayanan kesehatan neonatal
esensial yang meliputi perawatan neonatal dasar dan tata-laksana neonatal sakit, Pendekatan MTBS
bagi balita sakit, pemantauan dan stimulasi tumbuh-kembang anak .
Strategi Program Kemenkes

Program Expanding Maternal & Neonatal Survival (EMAS) menghasilkan perbaikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi
baru lahir. Kemenkes bekerjasama dengan USAID sejak 2011 hingga 2017 untuk mengurangi kematian ibu dan bayi
baru lahir melalui program EMAS.

Salah satu strategi intervensi dalam upaya penurunan AKI dan AKB salah satunya melalui peningkatan kualitas
pelayanan melalui program pendampingan RS Kab/Kota oleh RS Pendamping. Kegiatan pendampingan RS ini bertu-
juan
untuk memperkuat tata kelola klinis dan tata kelola manajemen di RS dalam meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan ibu dan bayi.
Kesehatan Keluarga Berencana

Untuk berkontribusi dalam menurunkan kematian ibu, pertumbuhan penduduk dan tingkat fertilitas dengan
mengatasi kebutuhan KB yang tidak terpenuhi, menghilangkan kendala akses, dan meningkatkan kualitas
pelayanan dalam menyediakan metode kontrasepsi modern yang digunakan secara sukarela oleh
perempuan dan laki-laki di Indonesia. Dengan kelompok target Perempuan, laki-laki dan remaja,
kelompok usia subur berusia 15 – 49 tahun
Pelayanan KB memasukkan unsur pelayanan pencegahan dan penanggulangan IMS termasuk HIV/AIDS,
Pelayanan KB dan fokus juga diarahkan untuk sasaran dengan penggarapan “4 terlalu” (terlalu muda,
terlalu banyak, terlalu sering dan terlalu tua untuk hamil).
Kesehatan PMS (AIDS/HIV)

Pelayanan pencegahan dan pengendalian IMS,

Bertujuan :

1. Mengurangi mordibias dan mortalias berkaian dengan IMS

2. Mencegah HIV / AIDS

3. Mencegah komplikasi serius pada kaum perempuan

4. Mencegah efek kehamilan yang buruk


Kesehatan Reproduksi Remaja

Pelayanan kesehatan reproduksi remaja terfokus pada pelayanan KIE/konseling dengan memasu
kan materi-materi family life education (yang meliputi tiga komponen sebelumnya),
Pelayanan kesehatan reproduksi remaja harus memperhatikan aspek fisik agar remaja, khususnya
remaja putri, untuk menjadi calon ibu yang sehat,
Pelayanan KRR secara khusus bagi kasus remaja bermasalah dengan memberikan pelayanan
sesuai dengan kebutuhan dan masalahnya.
Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut

Pelayanan kesehatan reproduksi usia lanjut lebih ditekankan untuk meningkatkan kualitas hidup

pada usia lanjut.

Dalam kesehatan reproduksi usia lanjut, fokus diberikan kepada pelayanan dalam mengatasi

masalah masa menopause/andropause, antara lain pencegahan osteoporosis dan penyakit

degeneratif lainnya
MASALAH KESEHATAN REPROUKSI GLOBAL
YANG UMUM
Endometriosis adalah masalah yang mempengaruhi rahim wanita sebagai tempat
Implantasi dari janin. Masalah ini dapat menyebabkan infertilitas dan menstruasi
yang sangat berat.
Uteri Fibroids adalah tumor non-kanker yang paling umum pada wanita usia subur.
Dapat menyebabkan infertilitas, keguguran berulang, atau persalinan dini.
Kanker Gynekologi, Kanker ginekologi dimulai di tempat yang berbeda di dalam
panggul wanita, yaitu area di bawah perut dan di antara tulang pinggul (Kanker seviks,
kanker Ovarium, kanker Uterus, kanker Vaginal, dan Kanker Vulva).
HIV / AIDS Wanita yang terinfeksi HIV biasanya mendapatkannya dengan berhubun-
gan seks dengan pria yang terinfeksi atau dengan berbagi jarum dengan orang yang
terinfeksi.

Semua ibu hamil harus mengetahui status HIV mereka. Wanita hamil yang HIV-positif
dapat bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan untuk memastikan bayi
mereka tidak tertular HIV selama kehamilan, persalinan, atau setelah melahirkan (me-
lalui ASI) Ada kemungkinan seorang ibu memiliki HIV dan tidak menularkannya kepada
bayinya, terutama jika dia mengetahui tentang status HIV-nya sejak dini dan bekerja
sama dengan penyedia layanan kesehatannya untuk mengurangi risiko.
Sistitis interstisial (IC) adalah kondisi kandung kemih kronis yang mengakibatkan
ketidaknyamanan atau nyeri berulang di kandung kemih atau daerah panggul.
Sindrom ovarium polikistik terjadi ketika ovarium wanita atau kelenjar adrenal
menghasilkan lebih banyak hormon pria dari biasanya. Salah satu hasilnya adalah
kista (kantung berisi cairan) berkembang di ovarium. Wanita yang mengalami obesi-
tas lebih cenderung memiliki PCOS. Wanita dengan PCOS berada pada pen-
ingkatan risiko terkena diabetes dan penyakit jantung serta Infertilitas.
PMS dapat mempengaruhi pria dan wanita, tetapi dalam banyak kasus masalah ke-
sehatan yang ditimbulkannya bisa lebih parah bagi wanita. Jika seorang wanita
hamil memiliki PMS, itu dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi
bayinya.
Kekerasan Seksual (SV) SV mengacu pada aktivitas seksual di mana persetujuan
tidak diperoleh atau diberikan secara bebas. Siapapun bisa mengalami SV,
tapi kebanyakan korbannya adalah perempuan. Tujuan utamanya adalah untuk
menghentikan kekerasan seksual sebelum dimulai.

Kekerasan pasangan intim (IPV) adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius
dan dapat dicegah yang mempengaruhi jutaan orang. Istilah kekerasan pasangan intim
menggambarkan kerugian fisik, seksual, atau psikologis oleh pasangan atau pasangan
saat ini atau sebelumnya. Jenis kekerasan ini dapat terjadi di antara pasangan het-
eroseksual atau sesama jenis dan tidak memerlukan keintiman seksual. 
STRATEGI GLOBAL
Divisi Kesehaan Reproduksi CDC bekerja sama dengan Organisasi kesehatan internasional untuk
meningkatkan data kesehatan reproduksi dan layanan klinis
Strategi :
1. Monitoring dan Evaluasi Program Kesehaan Ibu dan Anak
2. Monitoring dan Evaluasi Sistem Surveilens Kesehaan Ibu dan Bayi Baru Lahir
3. Menyediakan Panduan Global untuk penyedia kriteria kelayakan medis, dan rekomendasi terpilih
untuk prakiraan penggunaan kontrasepsi
MCHEP
Sistem Surveilans dan Respons Kematian Ibu (Maternal Death Surveillance and Response – MDSR)
adalah siklus berkelanjutan dari identifikasi, pemberitahuan dan tinjauan kematian ibu, diikuti dengan
interpretasi temuan tinjauan, tanggapan, dan tindakan untuk mencegah kematian di masa depan.

Tujuan MDSR adalah untuk mencegah kematian ibu di masa depan dengan belajar dari kematian
sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi dan mempelajari setiap kematian, kemudian
mengembangkan dan memberlakukan rekomendasi untuk mencegah kematian di masa depan dari
penyebab yang sama.
CDC telah bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
dan mitra global lainnya untuk mengembangkan dan memperkuat pedo-
man dan tools MDSR, termasuk yang berikut :

1.Panduan Teknis Surveilans Kematian Ibu dan Respons ikon eksternal


2.Beyond the Number sexternal icon: Meninjau Kematian Ibu dan Komp-
likasi untuk Membuat Kehamilan Lebih Aman
3.Ikon eksternal survey global yang mendokumentasikan implementasi
MDSR di negara-negara
4.Menggunakan MDSR untuk Meningkatkan Program Kesehatan Ibu
KESIMPULAN

Peran epdemilogi bagi Kesehaan Reproduksi sebagai metode pen-


dekatan untuk menyelesaikan masalah kesehaan khusunya kese-
hatan reproduksi. Berperan dalam mengidentifikasi individu, populasi
dan menidenifikasi pada bagian mana masalah kesehatan
masyarakat yang paling tinggi, Menyediakan informasi mengenai
kelompok rentan dalam masalah kesehatan reproduksi, dan dapat
mengidentifikasi
urgensi mengenai permasalahan kesehatan reproduksi manakah
yang perlu penanganan cepat.
“Kepada semua praktisi kesehatan agar dapat
mengimplementasikan berbagai program pengembangan
kesehatan reproduksi serta
dapat melakukan improvisasi dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat khususnya perempuan sebagai upaya

Messagge untuk menurun kan angka kematian ibu dan Bayi”.


Thank you

Anda mungkin juga menyukai