Anda di halaman 1dari 7

Nidia Putri Meisuri, M.

Galih Irianto, Bugenvil Ungu | Faktor Determinan yang Mempengaruhi Kejadian Kematian Perinatal

Faktor Determinan yang Mempengaruhi Kejadian


Kematian Perinatal

Nidia Putri Meisuri1, M. Galih Irianto2, Bugenvil Ungu3


1Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian Ilmu Kedokteran Forensik, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
3Bagian Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Kasus kematian perinatal di Indonesia termasuk dalam urutan ke 8. Penyebab kematian perinatal terbanyak adalah BBLR
(37,1%), asfiksia (28,5%), Infeksi (5,7%), lain-lain (28,57%). Banyak faktor yang dianggap sebagai faktor penyebab kematian
perinatal, faktor penyebab tersebut dijadikan sebagai faktor determinan yang sudah banyak dibuktikan secara empiris dalam
penelitian penelitian tentang kasus kematian perinatal. Faktor determinan tersebut diantaranya faktor usia, paritas, jarak
kelahiran, pendidikan, pekerjaan, gizi, infeksi, penyakit menahun, riwayat komplikasi, penolong persalinan, dan perilaku
antenatal care. Dalam konsep kesehatan usia tidak berisiko dalam menjalani proses reproduksi adalah usia antara 20-30
tahun, multipara, jarak kelahiran > 2 tahun, gizi yang cukup, terhindar dari infeksi penyakit, tidak pernah mengalami
komplikasi, persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan serta perilaku antenatal care paling sedikit 4 kali selama
kehamilan. Pendidikan dan pekerjaan juga sering diikutsertakan sebagai faktor determinan karena pendidikan merupakan
pintu akses informasi kesehatan yang dapat diterimanya. Adapun pekerjaan berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi
keluarga yang terindikasi dari kemampuan pemenuhan kebutuhan keluarga baik dari pemanfaatan pelayanan kesehatan,
kebutuhan makan sehari-hari dan indikator kecukupan gizi keluarga. Banyak penelitian berhasil membuktikan bahwa faktor
determinan tersebut memberikan kontribusi signifikan terhadap kejadian kematian perinatal. Oleh karenanya faktor
determinan tersebut dapat diantisipasi melalui program pelacakan kematian perinatal setiap ada kasus kematian perinatal
menggunakan format Otopsi Verbal Perinatal (OVP) dan buku KIA secara optimal baik secara personal maupun secara
komunal.

Kata kunci: Faktor determinan, Kematian perinatal

Determinant Factors Affecting Perinatal Mortality


Occurrence
Abstract
The cases of perinatal mortality in Indonesia are included in the order of 8. The causes of perinatal death are low birth weight
(37.1%), asphyxia ((28.5%), infections (5.7%), others 28.57%. Many factors are considered as factors causing perinatal death,
The causal factors are used as a determinant factor that has been widely proven empirically in research research on cases of
perinatal death. The determinant factors include age, parity, birth, education, occupational, nutrition, infection, chronic
illness, history of complications, birth attendant, and antenatal care behaviors. In the concept of health age is not at risk in
undergoing process of reproduction is age between 20-30 years, multiparas, birth distance> 2 years, adequate nutrition, avoid
disease infection, never experienced complications, delivery assisted by health personnel and antenatal care behavior at least
4 times during pregnancy. Education and employment are also often included as a determinant factor because education is
the access to health information accessible. The work is related to the socio-economic conditions of the family indicated by
the ability to meet the needs of the family both from the utilization of health services, daily food needs and indicators of
family nutrition adequacy. Many studies have proved that the determinant factor contributes significantly to the incidence
of perinatal death. Therefore, the determinant factor can be anticipated through a perinatal death tracking program in every
case of perinatal death using the Verbal Perinatal (OVP) format and the optimal KIA book both personally and communally.

Keywords: Determinant factor, Perinatal mortality

Korespondensi: Nidia Putri Meisuri. Alamat: Jl. Veteran Pasar Baru RT/RW.009/005 Bumi Agung, Kalianda, Lampung Selatan.
Telepon: 081273346882. Email: nidiaputrimeisuri@yahoo.co.id

Pendahuluan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan; 2)


Kementerian kesehatan telah Membangun kemitraan yang efektif dengan
menetapkan strategi upaya percepatan lintas program dan lintas sektor serta mitra
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan lain; 3) Pemberdayaan perempuan, keluarga
Angkat Kematian Bayi (AKB) melalui Strategi dan masyarakat; 4) Meningkatkan sistem
Making Pregnancy Safer (MPS) dan Child surveilans, monitoring dan informasi
Survival yang terfokus, pada peningkatan kesehatan serta pembiayaan kesehatan dan

Majority | Volume 7 | Nomor 3 | Desember 2018 | 121


Nidia Putri Meisuri, M. Galih Irianto, Bugenvil Ungu | Faktor Determinan yang Mempengaruhi Kejadian Kematian Perinatal

secara berkesinambungan dilanjutkan dengan lahir terjadi akibat infeksi, asfiksia pada saat
upaya-upaya kelangsungan hidup dan tumbuh lahir, dan cedera saat lahir. Kematian perinatal
kembang anak.1 merupakan gabungan dari dua aspek, yaitu
Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia kelahiran mati (kematian pada janin yang telah
masih cukup tinggi dibandingkan dengan mencapai berat> 1000 gram atau pada usia
negara ASEAN lainnya dimana pada tahun kehamilan >28 minggu) dan kematian bayi
2012 adalah 34 per 1000 kelahiran hidup. yang terjadi dalam tujuh hari kehidupannya
Berdasarkan kesepakatan global (Millenium (periode perinatal dini). Batasan tersebut
Develoment Goals/MDG’s 2000) pada tahun digunakan dalam statistik perbandingan
2015, diharapkan angka kematian bayi internasional, sedangkan untuk pelaporan
menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup dan tingkat nasional, WHO menyarankan
Renstra Kemenkes sebesar 24 per 1000 menggunakan batasan berat janin lebih dari
kelahiran hidup, tetapi AKB di Indonesia tahun 500 gram, atau periode usia kehamilan 22
2012 masih jauh dari target Renstra dan target minggu hingga satu minggu pertama
MDG’s.2 kehidupan bayi.5
Kematian perinatal yang tercatat dalam Banyak faktor risiko terjadinya kematian
Profil Kesehatan Indonesia yang ditunjukkan bayi komplikasi pada saat
dari Angka Kematian Neonatal (AKN) sebesar kehamilan/persalinan merupakan faktor risiko
20 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003 yang tinggi baik pada ibu maupun bayi yang
kemudian menurun lambat menjadi 19 per dikandungnya. Komplikasi yang terjadi saat
1000 kelahiran hidup dan tetap stagnan pada persalinan merupakan penyebab utama
tahun 2012 sebesar 19 per 1000 kelahiran terjadinya kematian pada bayi yang semula
hidup. Penurunan AKN di Indonesia lebih hidup pada saat proses persalinan dimulai,
lambat dibandingkan AKB. Hasil Riskesdas 2013 tetapi kemudian lahir mati.5
menunjukkan 78,5% dari kematian perinatal Morbiditas dan mortalitas perinatal
terjadi pada umur 0-6 hari. Penyebab kematian memiliki kaitan erat dengan kehidupan janin
terbesar adalah gangguan pernapasan/asfiksia dalam kandungan dan waktu persalinan.
(35,9%), prematuritas dan bayi berat lahir Terdapat tiga komponen dalam proses
rendah (32,4%), sepsis (12%).3 kematian ibu dan yang paling dekat dengan
Sebagian besar penyebab kematian bayi kematian dan kesakitan adalah kehamilan,
dan balita adalah masalah yang terjadi pada persalinan, atau komplikasinya. Seorang
bayi baru lahir (perinatal) yaitu sebesar 56,7% perempuan harus hamil atau bersalin dahulu
kasus. Kasus kematian tersebut dikelompokan sebelum dapat digolongkan sebagai kematian
berdasarkan proporsi penyebab kematian ibu. Komponen kehamilan, komplikasi, atau
kelompok umur 0–6 hari (perinatal dini) dan 7– kematian ini secara lengkap dipengaruhi oleh 5
28 hari (perinatal lanjut). Masalah perinatal determinan antara, yaitu status kesehatan,
dini meliputi gangguan pernafasan (asfiksia) status reproduksi, akses terhadap pelayanan
35% kasus, prematuritas 32,4% kasus, sepsis kesehatan, perilaku kesehatan, dan faktor lain
12% kasus, hipotermi 6,3% kasus, kelainan yang tidak diketahui. Determinan antara lain
perdarahan dan kuning 5,6% kasus, postmatur dipengaruhi oleh determinan jauh yang
2,8% kasus dan malformasi konginetal 1,4% digolongkan sebagai komponen
kasus. Masalah yang terjadi pada perinatal usia sosioekonomi dan budaya. 6
7–28 hari meliputi sepsis 20% kasus, Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa
malformasi kongenital 1,8% kasus, pneumonia ada hubungan antara umur ibu, paritas,
15,4% kasus, sindrom gawat pernafasan 12,8%, penolong persalinan, berat bayi lahir dan
prematuritas 12,8% kasus, kuning 2,6%, kasus kondisi usaha napas bayi dengan status
cidera lahir 2,6% kasus, tetanus 2,6%, defisiensi kematian neonatal.7 Faktor-faktor yang
nutrisi 2,6% kasus, dan sindrom kematian berhubungan dengan kejadian kematian
mendadak (sudden infant death) sebanyak perinatal adalah umur ibu, pendidikan ibu dan
2,6% kasus.4 perawatan antenatal. Berdasarkan penjelasan
Terdapat kurang lebih 8 juta kematian tersebut penelitian tentang kejadian kematian
perinatal di dunia terjadi setiap tahun. Dari perinatal berkaitan dengan faktor
jumlah ini, sekitar 85 % kematian bayi baru determinannya menjadi penting untuk diteliti

Majority | Volume 7 | Nomor 3 | Desember 2018 | 122


Nidia Putri Meisuri, M. Galih Irianto, Bugenvil Ungu | Faktor Determinan yang Mempengaruhi Kejadian Kematian Perinatal

yang ditinjau dari aspek epidemiologis berupa kelahiran bayinya <2 tahun mempunyai risiko
determinan antara yaitu status reproduksi mengalami kejadian bayinya lahir mati sebesar
(usia dan paritas) dan status kesehatan (gizi, 1,9 kali dibandingkan ibu yang usia kehamilan
penyakit infeksi, penyakit kronis dan riwayat bayinya ≥ 2 tahun. Artinya jarak lahir daiatas 2
komplikasi).8 tahun memiliki risiko kematian.9,10
Hubungan antara usia ibu dengan
Isi kematian perinatal dikarenakan pada usia < 20
Kematian maternal dan neonatal pada dan > 35 tahun organ reproduksi tidak layak
wanita hamil dan melahirkan pada usia untuk berfungsi secara maksimal. Hal tersebut
dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi berkenaan dengan belum matangnya organ
daripada kematian yang terjadi pada usia 20-29 reproduksi wanita < 20 tahun dan telah terjadi
tahun. Kematian meningkat kembali sesudah kemunduran fungsi organ reproduksi pada usia
usia 30-35 tahun.9 >35 tahun sehingga dapat menimbulkan
Kematian perinatal lebih tinggi pada berbagai masalah kesehatan yang berkaitan
kelompok bayi dengan riwayat usia ibu berusia dengan reproduksi.11
<20/>35 tahun mempunyai risiko mengalami Pada usia yang berisiko (<20 tahun dan
kejadian bayi lahir mati sebesar 2,8 kali >35 tahun) ibu memiliki kesadaran yang kurang
dibandingkan ibu yang berusia 20-35 tahun terhadap kesehatannya. Usia muda yang
dikarenakan dengan adanya perkembangan termasuk kedalam remaja cenderung memiliki
ilmu dan teknologi serta pesatnya arus pengetahuan yang kurang berkaitan dengan
informasi yang diterima oleh masyarakat kesehatanya. Informasi yang mereka
menyebabkan sebagian besar masyarakat dapatkanpun tidak akurat, kadang hanya
menunda perkawinan serta kehamilan mendapatkan inforniasi dari teman sebaya
berdasarkan atas pertimbangan usia, sedang yang sudah memiliki pengalaman yang sama
mengenyam pendidikan, terikat kontrak tanpa melakukan konsultasi kepada petugas
pekerjaan dan lain-lain namun berdasarkan kesehatan, sehingga tindakan yang mereka
hasil penelitian dapat dikaji bahwa pada lakukan relatif tidak tepat. Usia tua berkaitan
kelompok kasus dengan usia normal memiliki dengan kesibukan dan ketidakacuhan ibu
angka yang lebih tinggi karena pada usia ibu terhadap kesehatan bayinya, terkadang
normal memiliki risiko yang sama untuk dikarenakan telah memiliki pengalaman yang
mengalami penyulit baik pada ibu maupun bayi sama sebelumnya.1
yang dikandungnya, pada prinsipnya setiap Hubungan antara paritas dengan
kehamilan dan persalinan harus diduga sebagai kematian perinatal disebabkan karena pada ibu
kehamilan dan persalinan yang berisiko. primigravida belum pernah memiliki
Sedangkan terdapat beberapa kasus berasal pengalaman kehamilan dan persalinan
dari riwayat usia berisiko kemungkinan sebelumnya yang akan berdampak pada pola
dikarenakan arus informasi yang ada belum perilaku ibu dalam menghadapi masalah yang
menyentuh masyarakat secara keseluruhan, bekaitan dengan kehamilan dan persalinan,
mengkaji kasus dari sudut pandang kesehatan selain itu ibu primigravida sering mengalami
reproduksi bahwasanya pola pergaulan yang tekanan spiskologis yang berhubungan dengan
terjadi dimasyarakat cenderung lebih bebas perkembangan bayi yang dikandungnya. Pada
sehingga tidak sedikit remaja yang mengalarni multigravida berkaitan dengan fungsi organ
kehamilan pada usia dini.9 reproduksi yang sudah mengalami
Jarak kelahiran yang terlalu cepat dapat kemunduran yang akan berakibat terhadap
mengakibatkan meningkatnya angka kematian timbulnya masalah-masalah yang menyertai
perinatal, karena terjadinya “maternal kehamilan dan persalinannya, biasanya
depletion syndrome” yaitu kondisi dimana perhatian ibu multigravida terhadap kondisi
kesehatan ibu belum sepenuhnya pulih akibat kehamilannya juga berkurang. Ibu dengan
dari persalinan sebelumnya. Kondisi ini dapat multigravida cenderung sedikit kurang
mengakibatkan outcome kelahiran yang memperhatikan kehamilannya karena
kurang baik seperti kematian perinatal dan dianggap pernah mengalami kehamilan,
kelahiran prematur (Rafalimanana, 2001). persalinan dan nifas yang normal serta tidak
Asumsi penulis yang berarti ibu dengan jarak memiliki komplikasi terhadap bayi yang

Majority | Volume 7 | Nomor 3 | Desember 2018 | 123


Nidia Putri Meisuri, M. Galih Irianto, Bugenvil Ungu | Faktor Determinan yang Mempengaruhi Kejadian Kematian Perinatal

dilahirkannya.12 sebelum hamil mempunyai pengaruh yang


Pengaturan jarak kelahiran perlu bermakna terhadap kejadian kematian
diperhatikan. Selain mempertimbangkan perinatal. Ibu dengan status gizi kurang (kurus)
faktor kesehatan ibu dimana jarak paling ideal sebelum hamil mempunyai resiko 4,27 kali
bagi ibu untuk kembali hamil dan melahirkan untuk melahirkan bayi kematian perinatal
adalah > 2 tahun. Mengatur jarak kehamilan dibandingkan dengan ibu yang mempunyai
dapat memberikan manfaat bagi ibu dan bayi status gizi baik (normal).14 Anemia pada batas
secara fisik maupun psikis karena dengan dapat 11 gr/dl bukan merupakan resiko untuk
memberikan waktu yang cukup untuk melahirkan kematian perinatal. Hal ini mungkin
memulihkan kondisi ibu, baik secara fisik karena belum berpengaruh terhadap fungsi
(organ-organ reproduksi) maupun psikis, hormon maupun fisiologis ibu.15
berkaitan dengan kehamilan dan persalinan Infeksi neonatorum dapat menjadi salah
yang telah dijalaninya.10,11 satu faktor terjadinya kematian perinatal
Status pendidikan mempengaruhi dikarenakan pada masa neonatal kekebalan
kematian perinatal yakni dalam hal tubuh yang dimiliki belum sempurna, infeksi
pengetahuan, pengalaman dan kemampuan menyerang pembuluh darah. Gejala dari infeksi
ibu. Tingkat pendidikan tinggi diharapkan ibu neonatonlm yang tidak khas kadang
memiliki pengetahuan, pengalaman dan menyebabkan sulitnva diagnosa kasus
kemampuan yang lebih baik terutama untuk tersebut, terutama jika kasus infeksi terjadi
mengetahui dan membedakan antara faktor dirumah, dengan gejala yang tidak khas dan
risiko dan tidak berisiko terhadap kesehatan penyebaran penyakit yang sangat cepat serta
dirinya maupun keluarganya mendatang. diperburuk oleh minimnya pengetahuan
Sehingga membantu ibu dalam mengenali, orangtua terhadap infeksi menyebabkan
mencegah, menangani serta mengambil penyakit ini berlanjut sampai ketahap yang
keputusan yang berkaitan dengan kesehatan akut sehingga sulit untuk ditangani. Bahkan
dengan tepat. Namun, ibu dengan pendidikan kadang masyarakat membawa kasus-kasus
tinggi rnasih merniliki peluang mengalami tersebut ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
kematian pada bayi yang dilahirkannya memadai jika sudah dalam kondisi yang sangat
dikarenakan kurangnya kesadaran dan darurat.13
ketidakacuhan nya terhadap kesehatan. Hubungan antara riwayat komplikasik dan
Pekerjaan tidak memiliki Hubungan terhadap kematian perinatal disebabkan karena riwayat
kematian perinatal dikarenakan bagi ibu yang komplikasik yang buruk memungkinkan akan
bekerja kadang justru mendapatkan terjadi lagi pada kehamilan sekarang dan
pengetahuan yang lebih mengenai kesehatan berikutnya, dan kadang timbulnya secara tiba-
dikarenakan banyaknya informasi yang tiba tanpa gejala yang pasti sehingga
didapatkan melalui rekan kerja, sedangkan penangannya yang diberikan terlambat.
pada ibu yang tidak bekerja memiliki waktu Riwayat komplikasi buruk dapat diartikan
yang cukup untuk mendapatkan informasi bahwa kehamilan dan persalinan maupun nifas
tentang kesehatan melalui media elektronik sebelumnya disertai dengan komplikasi, di
maupun media cetak. Pada dasarnya Pekerjaan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul
pada ibu tidak dapat menggambarkan beban Moeleok diketahui bahwa tidak sedikit ibu
kerja yang ditanggung. Selain itu, Dilihat dari mengalami persalinan dengan kejadian
segi penghasilan, ibu rumah tanggapun kadang preeklamsi berat (13,4%), kelainan letak
memiliki penghasilan yang cukup untuk (5,49%), plasenta previa (5,14%), dan pertus
membantu memenuhi kebutuhan, serta tak maju (4,40%) yang berakhir dengan
memiliki waktu yang cukup untuk tindakan sectio secarea.16
memperhatikan pola istirahat dan nutrisi Keadaan komplikasi pada saat hamil,
selama hamil.13 misalnya hipertensi menyebabkan kelebihan
Berat bayi yang dilahirkan proteinuria edema yang tidak murni penyebab
dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu baik utama pada hipertensi. Adapun diabetes akan
sebelum hamil maupun saat hamil. Status gizi memberatkan ibu dan kondisi janin karena
ibu sebelum hamil juga cukup berperan dalam terganggunnya pankreas dalam menghasilkan
pencapaian gizi ibu saat hamil. Status gizi ibu insulin yang bermanfaat bagi pembentukan

Majority | Volume 7 | Nomor 3 | Desember 2018 | 124


Nidia Putri Meisuri, M. Galih Irianto, Bugenvil Ungu | Faktor Determinan yang Mempengaruhi Kejadian Kematian Perinatal

metabolisme tubuh janin. Kehamilan yang dilahirkan juga bagi kesehatan ibu sendiri.19
disertai penyakit anemia mempengaruhi
karena anemia akan memberatkan kehamilan Ringkasan
dan memperlambat pertumbuhan janin Kematian perinatal adalah kematian
sehingga memungkinkan terjadinya partus dalam masa kehamilan 28 minggu sampai bayi
macet, asfiksia dan gangguan janin lainnya. lahir dan berusia 7 hari. Kematian perinatal
Berdasrkan keterangan tersebut maka bagi ibu ditentukan dengan menghitung jumlah
yang komplikasi kehamilan untuk melakukan kematian masa perinatal tersebut di bagi
ANC secara teratur sehingga pertumbuhan, dengan jumlah bayi lahir hidup dan lahir mati.9
perkembangan dan kondisi janin dan ibu dapat Periode perinatal di definisikan sebagai masa
dikontrol sedini mungkin.17 sejak janin mampu hidup diluar kandungan
Penolong persalinan oleh tenaga hingga akhir hari ke-7 setelah kelahiran.
kesehatan merupakan salah satu upaya untuk Menentukan usia janin sebenarnya adalah hal
mencegah penanganan persalinan yang tidak yang sulit karena hal tersebut tergantung pada
adekuat. Oleh karena itu ibu perlu diberikan umur kehamilan dan fasilitas pelayanan khusus
pemahaman bahwa persalinan oleh tenaga yang tersedia. Oleh sebab itu, akan lebih
kesehatan harus dilakukan oleh Ibu bersalin.18 mudah untuk menggunakan berat lahir dalam
Untuk mengurangi jumlah kematian perinatal, menentukan usia janin. Di negara maju, bayi
perlu adanya intervensi dari tingkat dapat bertahan hidup sejak usia 22 minggu
masyarakat, tingkat pelayanan dasar, dan umur kehamilan (berat mencapai 500 gram)
tingkat rujukan. Di tingkat masyarakat misalnya sedangkan dinegara berkembang, bayi
dengan perawatan neonatal di rumah, ASI diharapkan untuk dapat bertahan hidup sejak
ekskulsif, penggunaan buku KIA dan konseling usia kehamilan 28 minggu (dimana berat telah
pada saat kunjungan ANC. Dalam hal ini, tentu mencapai 1000 gram).20
perlu adanya pendampingan atau instruksi Kematian perinatal adalah kematian bayi
khusus dari tenaga medis.2 (dengan umur kehamilan lebih 22 minggu)
Di tingkat pelayanan dasar yaitu dengan yang lahir dalam keadaan meninggal atau bayi
adanya penyuluhan serta promosi perawatan lahir hidup namun kemudian meninggal dalam
bayi neonatal kepada ibu bersalin, serta masa 7 hari setelah persalinan. Stillbirth atau
pertolongan pertama bayi neonatal yang lahir mati, adalah bayi dengan berat lahir lebih
mengalami gangguan atau sakit, persalinan dari 500 mg atau umur kehamilan lebih 22
yang ditolong/ didampingi oleh tenaga minggu yang dilahirkan tanpa tanda-tanda
kesehatan terampil, pelayanan neonatal kehidupan. Lahir mati dibagi menjadi 2
esensial, kunjungan neonatus sebanyak kelompok yaitu lahir mati dengan tanda
minimal 3 kali, dan Pelayanan Obstetri maserasi atau masih nampak segar.21 Kematian
Neonatal Emergensi Dasar (PONED).3 perinatal merupakan indikator keberhasilan
Kunjungan antenatal care sangat asuhan prenatal dan neonatal pada suatu
berhubungan dengan kematian perinatal, daerah yang juga mencerminkan tingkat
maka untuk mencegah kematian perinatal, ibu kesehatan ibu dan lingkungan sosial ekonomi.22
harus melakukan kunjungan antenatal minimal McGarthy dan Maine mengembangkan
4 kali selama kehamilan.18 Pentingnya suatu kerangka tentang kematian perinatal yang
kunjungan antenatal care atau kunjungan secara sederhana untuk menganalisis
pemeriksaan kehamilan kemungkinan karena determinan kematian perinatal dan maternal.
dengan melakukan pemeriksaan kehamilan ibu Terdapat 3 determinan yaitu determinan jauh
hamil akan meningkatkan kewaspadaan dalam dan determinan antara. Determinan jauh
memelihara kesehatan janin mupun kesehatan meliputi faktor sosial ekonomi dan budaya.
ibu hamil itu sendiri kerena dalam pemeriksaan Determinan budaya meliputi faktor status
kehamilan, ibu hamil mendapat layanan kesehatan, status reproduksi, akses pelayanan
seperti vaksinasi tetanus toxoid, penjelasan kesehatan, perilaku pemanfaatan pelayanan
tanda tanda komplikasi, menerima pil besi, dan kesehatan dan faktor yang tidak diperkirakan,
pemeriksaan tekanan darah, ke semua kedua determinan tersebut akan menciptakan
pelayanan kesehatan tersebut sangat kondisi pada kehamilan, persalinan, atau
bermanfaat bagi kualitas bayi yang akan komplikasinya karena perempuan harus hamil

Majority | Volume 7 | Nomor 3 | Desember 2018 | 125


Nidia Putri Meisuri, M. Galih Irianto, Bugenvil Ungu | Faktor Determinan yang Mempengaruhi Kejadian Kematian Perinatal

atau bersalin dahulu sebelum dapat digolongkan 11. Adisasmita, Asri. Materi ajar: Epidemiologi
sebagai kematian baik pada bayi maupun pada kematian perinatal serta intervensi untuk
ibu.10, 23 menurunkannya; 2005.
12. Edwards, Byrom. Royston E, Amstrong S.
Simpulan Pencegahan kematian ibu hamil. Alih
Faktor determinan yang dapat bahasa: Maulany R.F. Jakarta. Binarupa
mempengaruhi kejadian kematian perinatal aksara; 2009.
adalah usia, paritas, jarak kelahiran, 13. Rafalimanana. Penyakit penyebab
pendidikan, pekerjaan, gizi, infeksi, penyakit kematian bayi baru lahir (neonatal) dan
menahun, riwayat komplikasi, penolong sistem pelayanan kesehatan yang
persalinan, dan ANC. Ibu yang mengalami gizi berkaitan di Indonesia [internet]. Jakarta:
kurang baik juga mengalami kejadian kematian Depkes RI; 2001 [diakses tanggal 1
perinatal sebesar 5,3 kali dibandingkan dengan Agustus 2018]. Tersedia dari:
ibu yang gizinya baik. http://www.depkes.go.id ; 2001.
14. Prameswari. Pelayanan antenatal sebagai
Daftar Pustaka salah satu faktor yang mempengaruhi
1. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman kematian perinatal. Karya Tulis Ilmiah.
audit maternal perinatal (AMP). Jakarta: Medan: FKM USU; 2006.
Kemenkes RI; 2008. 15. Sukamti. Faktor-Faktor yang berhubungan
2. Departemen Kesehatan RI. Materi ajar dengan kehamilan. Jurnal Ilmiah Keluarga
penurunan kematian ibu dan bayi baru Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
lahir. Jakarta: Depkes RI; 2006. 2011; 1(1).
3. Kementerian Kesehatan RI. Pelayanan 16. Aprina, Anita P. Faktor-faktor yang
antenatal terpadu. Jakarta: Direktorat berhubungan dengan persalinan sectio
Bina Kesehatan Ibu, Direktorat Jenderal caesarea di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bina Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI; Provinsi Lampung. Jurnal Kesehatan.
2014. 2016; 7(1); 90-96.
4. Kementerian Kesehatan RI. Riset 17. Manuaba IGB. Ilmu kebidanan, penyakit
kesehatan dasar. Jakarta: Kementerian kandungan dan keluarga berencana untuk
Kesehatan RI; 2013. pendidikan bidan. Jakarta: Penerbit Buku
5. World Health Organizations. Maternal Kedokteran; 1998.
mortality in 2006. Department of 18. Koblinsky M, et al. Kesehatan wanita:
Reproductive Health and Research WHO; sebuah perspektif global. Yogyakarta:
2006. Gadjah Mada University Press; 1997.
6. Saifuddin. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina 19. Sinsin. Seri kesehatan ibu dan anak masa
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta; kehamilan dan persalinan. Jakarta: Alex
2008. Media; 2008.
7. Efriza. Kematian neonatal, bayi dan balita 20. World Health Organizations. Reduction of
di Indonesia. Jurnal Ilmiah Keluarga maternal mortality. Geneva, Switzerland: A
Berencana dan Kesehatan Reproduksi. joint WHO/ UNFPA/ UNICEF/ World bank
2007; 1(1). statement; 2013.
8. Djadja, Mulyono L, Afifah T. Penyebab 21. Weiner, et al. Causes ofstillbirths and early
kematian perinatal di Indonesia, Survei neonatal deaths: data from 7993
Kesehatan Rumah Tangga. Majalah pregnancies in six developing countries.
Kedokteran Atmajaya. 2007; 2(3): 191- International Family Planning Perspectives.
202. 2003; 32(4). Bulletin of the World Health
9. Wiknjosatro H. Ilmu Kebidanan. Jilid II Organization; 2003.
Edisi revisi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka 22. Viswanath K, PS R, Chakraborty A, Prasad
Sarwono Prawirohardjo; 2007. JH, Minz S, George K. A community based
10. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: case control study on determinants of
Yayasan Bina Pustaka Sarwono perinatal mortality in a tribal population of
Prawirohardjo; 2012. southern India. Rural and Remote Health
[internet]. 2015 [diakses tanggal 1 Agustus

Majority | Volume 7 | Nomor 3 | Desember 2018 | 126


Nidia Putri Meisuri, M. Galih Irianto, Bugenvil Ungu | Faktor Determinan yang Mempengaruhi Kejadian Kematian Perinatal

2018]. Tersedia dari:


https://www.researchgate.net/publicatio
n/282125609
23. Titaley, C.R, Dibley, Michael. J, et al.
Determinant of neonatal mortality in
Indonesia. UK: BMC Public Health; 2008.

Majority | Volume 7 | Nomor 3 | Desember 2018 | 127

Anda mungkin juga menyukai