Anda di halaman 1dari 78

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Menurut WHO pada tahun 2012, terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa
pertahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10 juta jiwa
pertahun.Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran
terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara
berkembang merupakan tertinggi dengan 450/100.000 kelahiran hidup jika
dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara
persemakmuran. Dan sebanyak 47/1000 Angka Kematian Bayi (AKB) yang
disebabkan karena asfiksia, bayi lahir prematur dan sepsis. Menurut WHO
Angka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2011, 81 % diakibatkan karena komplikasi
selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Bahkan sebagian besar dari kematian
ibu disebabkan karena perdarahan, infeksi dan preeklamsia. Dan 97% Angka
Kematian Bayi (AKB) yang terjadi pada Negara-negara bekembang yang
sebagian besar disebabkan karena bayi lahir prematur dan asfeksia .
(http://midwifecare.wordpress.com)
Di negara maju angka prematuritas atau IUGR sesuai kriteria WHO antara 5-
10%, sedangkan diindonesia masih banyak bayi lahir dengan berat badan rendah
yaitu sekitar 14-17% yang terbanyak disebabkan karena kurang gizi pada masa
kehamilan sehingga lahir dismatur atau berat badan lahir yang tidak sesuai
2

dengan usia kehamilan kecil menurut kehamilan atau
KMK.(midewifecare.wordpress.com).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization
(WHO) menjelaskan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) di indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN.
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia Tahun 2010, angka kematian ibu
berkisar antara 226/100.000 kelahiran hidup dari target rencana strategis
kementrian kesehatan, Angka kematian ibu ( AKI ) dari tahun 2010-2014
diharapkan menurun dari 228 menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup, jika
dibandingkan dengan angka kematian ibu tahun 2007 sebesar 248/100.000
kelahiran hidup, angka kematian ibu tersebut sudah mengalami penurunan dan
mencapai target RENSTRA 2010 - 2014. Upaya Menurunkan AKI dan AKB,
Departemen Kesehatan menargetkan angka kematian ibu pada tahun 2015
menjadi 102 / 100.000 orang per tahun (Depkes RI, 2010).
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia adalah yang
tertinggi di Asia Tenggara. Tahun 2002 kematian ibu melahirkan mencapai 307
per 100.000 kelahiran. Angka ini 65 kali kematian ibu di Singapura, 9,5 kali dari
Malaysia. Bahkan 2,5 kali lipat dari Indeks Philipina. Selain itu, kesepakatan
global Millennium Development Goals (MDGs) menargetkan AKI di Indonesia
dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
(Anwar, 2009).
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), AKI di
Indonesia masih berada pada angka 228/100.000 kelahiran hidup di tahun 2007
3

naik menjadi 359/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Dan AKB pada tahun
2007 berkisar 34/1.000 kelahiran hidup, dan di tahun 2012 angka kematian bayi
(AKB), masih berada pada kisaran 32 per 1.000 kelahiran hidup.Diharapkan pada
tahun 2015 AKI menjadi 102/ 100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi
23/1.000 kelahiran hidup (SDKI,2012).
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Bogor, Angka Kematian Ibu
(AKI) pada tahun 2010 mencapai angka 13 orang. Dan Angka Kematian Bayi
mencapai angka 72 bayi. Sementara tahun 2011 terjadi penurunan yang
signifikan. AKI menurun menjadi 7 orang dan AKB menurun menjadi 44 bayi.
Dilihat dari hasil pencatatan pelaporan tahun 2011 dilaporkan bayi yang
meninggal di Kota Bogor sebanyak 44 bayi. Sedangkan ibu yang meninggal
karena sebab-sebab yang terkait dengan kehamilan, kelahiran dan masa nifas
dilaporkan sebanyak 7 orang. (kesehatan.kompasiana.com)
Data dari RS RSTDD tercatat 83 kelahiran dengan APN, 37 kelahiran
dengan SC dan tidak ada kejadian AKI serta 8 AKB dari tahun 2013 sampai
bulan Januari 2014.
Kesehatan ibu dan anak merupakan masalah yang mendapatkan prioritas
utama dalam bidang kesehatan. Kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu menyusui, bayi, anak balita, serta anak prasekolah (Rahardja, 2010).
4

Risiko kematian ibu tertinggi untuk remaja perempuan di bawah 15 tahun.
Komplikasi pada kehamilan dan persalinan merupakan penyebab utama kematian
di kalangan remaja perempuan di kebanyakan negara berkembang.
Perdarahan hebat setelah lahir dapat membunuh wanita sehat dalam waktu
dua jam jika dia tanpa pengawasan. Penyuntikan oxytocin segera setelah
melahirkan efektif mengurangi risiko perdarahan.
Infeksi setelah melahirkan dapat dihilangkan jika kebersihan baik
dipraktekkan dan jika tanda-tanda awal infeksi diakui dan diperlakukan secara
tepat waktu.
Pre-eklampsia harus dilacak dan dikelola dengan tepat sebelum timbulnya
kejang (eklampsia) dan komplikasi yang mengancam jiwa. Memberikan obat-
obatan seperti magnesium sulfat untuk pre-eklampsia dapat menurunkan risiko
wanita terkena eklampsia.
Untuk menghindari kematian ibu, juga penting untuk mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan dan terlalu dini. Semua wanita, termasuk remaja,
memerlukan akses ke keluarga berencana, layanan aborsi aman untuk sepenuhnya
hukum, dan kualitas perawatan pasca-aborsi.
Mortalitas dan mobilitas merupakan masalah besar di negara berkembang.
Diperkirakan setiap jam , dua perempuan mengalami kematian karena hamil atau
melahirkan akibat komplikasi pada masa hamil atau persalinan. Peristiwa
kematian yang terjadi pada suatu wilayah dapat menggambarkan derajat
kesehatan maupun hal lain, misalnya, rawan keamanan ataupun bencana alam
yang terjadi diwilayah tersebut. Tingkat kematian penduduk selalu dijadikan
5

indikator yang menilai tingkat kesejahteraan masyarakat. Beberapa indikator yang
sering digunakan untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka
kematian ibu, angka kematian bayi, angka kematian balita dan angka harapan
hidup (Sadli, 2010).
Melihat AKI yang masih cukup tinggi di Indonesia, kementerian kesehatan
membuat intervensi dalam upaya mempercepat penurunan AKI yang mengacu
pada intervensi strategis empat pilar safe motherhood. Bidan sebagai ujung
tombak asuhan pelayanan kebidanan harus dapat berperan lebih besar yaitu :
program keluarga berencana, pelayanan asuhan antenatal, persalinan yang bersih
dan aman, dan pelayanan obstetric neonatal essensial/emergensis. (Sarwono
Prawirohadjo,2010:23)
Di Indonesia, jumlah anak di dalam satu keluarga dianjurkan untuk tidak
melebihi dua anak untuk menjamin kelangsungan hidup yang optimal, fisik, sosial
dan mental bagi setiap anak yang dilahirkan. Untuk itu secara nasionaldi
Indonesia telah sampai pada gerakan keluarga berencana yang mandiri.
Besarnya angka kelahiran disuatu negara atau daerah ditentukan oleh budaya,
tingkat pendidikan masyarakatnya, kemajuan memanfaatkan alat kontrasepsi,
bagaiman sikap dan keinginan masyarakat tentang besarnya sebuah keluarga dan
adanya gerakan yang disporposi Pemerintah maupun masyarakat sendiri untuk
melaksanakan keluarga berancana dengan tujuan kesejahteraan dan kebahagiaan
keluarga di masa depan.

6

Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu,
manusia kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya
menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang
mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka
janin tersebut akan mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam
kehidupan berikutnya. Sejarah klasik tentang dampak kurang gizi selama
kehamilan terhadap outcome kehamilan telah banyak didokumentasikan.
Fenomena the Dutch Famine menunjukkan bahwa bayi-bayi yang masa
kandungannya (terutama trimester 2 dan 3) jatuh pada saat-saat paceklik
mempunyai rata-rata berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan berat
placenta yang lebih rendah dibandingkan bayi-bayi yang masa kandungannya
tidak terpapar masa paceklik dan hal ini terjadi karena adanya penurunan asupan
kalori, protein dan zat gizi essential lainnya.
Gangguan pertumbuhan janin ada 2 yaitu makrosmia dan IUGR (PJT).
Kejadian PJT bervariasi, berkisar 4-8% pada negara maju dan 6-30% pada negara
berkembang. Hal ini perlu menjadi perhatian karena besarnya kecacatan dan
kematian yang terjadi akibat PJT. Pada kasus-kasus PJT yang sangat parah dapat
berakibat janin lahir mati (stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek
buruk jangka panjang dalam masa kanak-kanak nantinya. Kasus-kasus PJT dapat
muncul, sekalipun sang ibu dalam kondisi sehat, meskipun, faktor-faktor
kekurangan nutrisi dan perokok adalah yang paling sering. Menghindari cara
hidup berisiko tinggi, makan makanan bergizi, dan lakukan kontrol kehamilan
(prenatal care) secara teratur dapat menekan risiko munculnya PJT.
7

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan IUGR
Di Poli Obgyn di Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa
1.3 Ruang Lingkup
Dalam makalah ini penulis membahas tentang manajemen ibu hamil dengan
IUGR dibantu oleh bidan dan dokter obgyn tanggal 24 Januari 2014 di Rumah
Sakit Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa
1.4 Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan dapat memberikan pelayanan asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan menggunakan pendokumentasian manajemen 7 Langkah
Varney dan SOAP
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian data pada ibu hamil dengan
IUGR pada Ny.D di di Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu Dompet
Dhuafa
b. Penulis mampu melakukan interprestasi data/analisa masalah pada ibu
hamil dengan IUGR pada Ny.D di Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu
Dompet Dhuafa
c. Penulis mampu membuat identifikasi diagnosa/masalah yang potensial
yang didapatkan pada ibu hamil dengan IUGR pada Ny. D di Rumah
Sakit Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa
8

d. Penulis mampu melakukan tindakan segera pada ibu hamil dengan
IUGR pada Ny.D di Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu Dompet
Dhuafa
e. Penulis mampu melakukan perencanaan pada ibu hamildengan IUGR
pada Ny.D di Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa
f. Penulis mampu melaksanakan tindakan dari perencanaan yang telah
dibuat pada Ny.D di Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu Dompet
Dhuafa.
g. Mampu melakukan evaluasi dan mendokumentasikan tindakan yang
telah dilakukan pada Ny. D di Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu
Dompet Dhuafa
h. Mendokumentasikan seluruh asuhan kebidanan










9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi dalam 3 yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6
bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.
(Saifuddin, Abdul Bari; dkk, 2009: 89)
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
(Hanafiah, 2008).
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
10

10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.
(Prawirohardjo, 2008: 213)
Definisi dari Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir.
(Rukiyah dkk, 2010 hal 2)

2.1.2 Perubahan-Perubahan Fisiologi Kehamilan
Perubahan fisiologis yang terjadi pada sistem organ tubuh
ibu hamil menurut Prawirohardjo (2009) antara lain adalah :
a. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di
bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya
meningkat. Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar,
sebesar telur bebek. Pada kehamilan 12 minggu sebesar telur
angsa. Pada 16 minggu sebesar kepala bayi/tinju orang dewasa,
dan semakin membesar sesuai dengan usia kehamilan dan
ketika usia kehamilan sudah aterm dan pertumbuhan janin
normal, pada kehamilan 28 minggu TFU 25 cm, pada 32
minggu 27 cm, pada 36 minggu 30 cm pada kehamilan 40
minggu TFU turun kembali dan terletak 3 jari dibawah PX.
Berat uterus normal lebih kurang 30 gram, pada akhir
kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram,
11

dengan panjang lebih kurang 20 cm dan tebal dinding lebih
kurang 2,5 cm. Serabut otot bertambah banyak, tumbuh
membesar dan meregang yang disebabkan oleh stimulasi
estrogen dan progesteron, dan terjadi akibat tekanan mekanis
dari dalam, yaitu janin, plasenta serta cairan ketuban akan
memerlukan lebih banyak ruangan. Dinding uterus menipis dan
melunak ketika uterus membesar. Pada hamil aterm, tebal
dinding tersebut adalah kurang dari 2,5 cm. Pembuluh-
pembuluh darah uterus mengalami dilatasi hebat untuk
memasok peningkatan volume darah yang sangat besar pada
plasenta. Pada minggu-minggu pertama istmus uteri
mengadakan hipertropi seperti korpus uteri. Hipertropi istmus
pada timester pertama membuat istmus menjadi panjang dan
lunak. Hal ini di kenal sebagai tanda hegar. Pertumbuhan
rahim ternyata tidak sama kesemua arah, tetapi terjadi
pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi plasenta,
sehingga rahim bentuknya tidak sama, yang biasa disebut tanda
piskacek. Regangan dinding rahim karena besarnya
pertumbuhan dan perkembangan janin menyebabkan istmus
uteri makin tertarik ke atas dan menipis yang disebut segmen
bawah rahim (SBR).
Pada kehamilan tua karena kontraksi otot-otot bagian
atas uterus, segmen bawah uterus menjadi lebih lebar dan tipis,
12

tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal
dan segmen bawah yang lebih tipis. Batas ini dikenal sebagai
lingkaran retraksi fisiologik. Hubungan antara besarnya rahim
dan tuanya kehamilan penting diketahui untuk mengetahui
adanya penyimpangan dari keadaan kehamilan normal. Untuk
itu sebagai gambaran dapat dikemukakan sebagai berikut Pada
kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh
amnion, dimana desidua kapsularis dan desidua parietalis telah
menjadi satu. Plasenta telah terbentuk seluruhnya pada usia
kehamilan 20 minggu, fundus uteri terletak dua jari di bawah
pusat sedangkan pada usia kehamilan 24 minggu tepat di tepi
atas pusat. Pada usia kehamilan 28 minggu tinggi fundus uteri
3 jari atas pusat atau sepertiga jarak antara pusat atau prosesus
xypoideus (25 cm). Pada kehamilan 32 minggu tinggi fundus
uteri mencapai setengah jarak antara pusat dengan prosesus
xypoideus (27cm). Pada kehamilan 36 minggu tinggi fundus
uteri sekitar satu jari dibawah prosesus xypoideus (30 cm),
dalam hal ini kepala bayi belum masuk pintu atas panggul.
Pada kehamilan usia 40 minggu fundus uteri turun setinggi 3
jari dibawah prosesus xypoideus, oleh karena saat ini kepala
janin telah masuk pintu atas panggul.
Uterus pada ibu hamil sering berkontraksi tanpa
perasaan nyeri, juga bila disentuh, misalnya pada waktu
13

pemeriksaan dalam, kadang-kadang kita meraba bahwa
sewaktu pemeriksaan, konsistensi rahim dari lunak menjadi
keras, kemudian lunak kembali. Apabila rahim sudah dapat
diraba dari luar, maka kontraksi ini dapat dirasakan dengan
palpasi. Kontaksi ini dianggap sebagai tanda kehamilan yang
dikenal dengan nama kontraksi dari Braxton Hicks.
b. Serviks
Karena pengaruh hormon estrogen, seviks uteri pada
kehamilan juga mengalami perubahan.Jika korpus uteri
mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih
banyak mengandung jaringan ikat, dan hanya 10% jaringan
otot.Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung
kolagen. Akibat kadar estrogen yang meningkat, dan dengan
adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi
lunak. Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan
akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang
wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan
pervaginam lebih banyak.Keadaan ini sampai batas tertentu
masih merupakan keadaan yang fisiologis.Pada akhir
kehamilan serviks menjadi lunak sekali dan portio menjadi
pendek dan dapat dimasuki dengan mudah oleh satu
jari.Serviks yang demikian disebut serviks yang matang.

14

c. Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang
mengandung korpus luteum akan meneruskan fungsinya
sampai terbentuknya plasenta yang sempurna kira-kira pada
usia 16 minggu. Korpus luteum grafiditas berdiameter 3 cm,
kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk.Plasenta juga
mengambil alih funsi korpus luteum untuk mengeluarkan
hormon estrogen dan progesteron.Dalam dasawarsa terakhir
ditemukan pada awal ovulasi hormon relaxin, suatu
immunoreactiveinhibin dalam sirkulasi maternal.Diperkirakan
corpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin pada awal
kehamilan.Kadar relaxin disirkulasi maternal dapat ditentukan
dan meningkat pada trimester pertama.Relaxin mempunyai
pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi
baik hingga aterm.
d. Segmen Bawah Uterus
Segmen Bawah Uterus berkembang dari bagian atas
kanalis servikalis setinggi ostium interna bersama-sama
isthmus uteri. Segmen bawah lebih tipis dari pada segmen atas
dan menjadi lunak serta berdilatasi selama minggu-minggu
terakhir kehamilan sehingga memungkinkan segmen tersebut
menampung presenting part janin. Serviks bagian bawah baru
menipis dan menegang setelah persalinan terjadi.
15

e. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan
sebagai persiapan memberikan ASI pada laktasi.
Perkembangan payudara tidak dapat terlepas dari pengaruh
hormon saat kehamilan yaitu: estrogen, progesteron dan
somatomamotropin.
Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk pemberian
ASI dijabarkan sebagai berikut :
Estrogen berfungsi :
a) Menimbulkan hipertropi sistem saluran payudara.
b) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam
sehingga payudara tampak semakin membesar.
c) Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan
garam menyebabkan rasa sakit pada payudara.
Progesteron berfungsi :
a) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
b) Menambah sel asinus
Somatomamotropin berfungsi :
a) Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein,
laktalbumin dan laktoglobulin.
b) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.
c) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan

16

Penampakan payudara pada ibu hamil :
a) Payudara menjadi lebih besar.
b) Hiperpigmentasi areola dan papila payudara.
c) Glandula montgomeri makin tampak.
d) Papila makin menonjol
Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin
belum berfungsi, karena hambatan dari PIH (prolaktin
inhibiting hormon) untuk mengeluarkan ASI setelah
persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga pembuatan
ASI dapat berlangsung.
f. Volume Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah
lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi
pengenceran darah (Hemodelusi), dengan puncaknya pada usia
kehamilan 32 minggu. Serum darah (Volume Darah)
bertambah sebesar 25 sampai 30% sedangkan sel darah
bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar
30%. Bertambahnya hemodelusi darah mulai tampak sekitar
usia kehamilan 16 minggu, sehingga penderita penyakit jantung
harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali. Kehamilan selalu
memberatkan kerja jantung sehingga wanita hamil dengan sakit
jantung dapat jatuh dalam dekompensasi kordis.Pada
17

postpartum, terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari ketiga
sampai kelima.
g. Perubahan pada kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating
hormon lobus pofisis anterior dan pengaruh kelenjar
suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae
gravidarum livide atau alba, aerola mamae, papilla mammae,
linea nigra, pipi (kloasma gravidarum). Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan hilang
h. Sistem Pencernaan
Akibat dari peningkatan kadar hormone estrogen, pengaruh
terhadap sistem pencernaan antara lain :
1) Pengeluaran air liur yang berlebihan (hipersalivasi)
2) Daerah lambung terasa panas
3) Terjadi mual dan sakit kepala/pusing terutama pagi hari
yang biasa disebut morning sickness.
4) Muntah yang terjadi disebut emesis gravidarum
5) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan
sehari-hari, disebut hiperemesis gravidarum.
6) Progesteron menimbulkan gerak usus makin kurang dan
dapat menyebabkan obstipasi.

18

i. Dinding Perut
Perut semakin membesar pada akhir kehamilan. Pola
kehamilan pada primigravida sering timbul garis-garis
memanjang atau serong pada perut yang disebut stiae
gravidarum. Tapi terkadang garis-garis itu muncul pada
payudara dan paha. Pada seorang primigravida warnanya
membiru yang disebut striae lividae. Pada seorang
multigravida di samping striae yang biru terdapat juga garis-
garis putih agak mengkilat yang disebut striae albicans.
j. Perubahan Metabolik
Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi
hingga 15-20% yang umumnya terjadi pada triwulan terakhir.
Kalori yang dibutuhkan diperoleh terutama dari pembekaran
hidratarang, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas.
BMR kembali setelah hari kelima atau keenam pasca
partum. Peningkatan menunjukan kebutuhan oksigen di unit
janin, plasenta, uterus serta peningkatan konsumsi oksigen
akibatpeningkatan kerja jantung ibu. Pada kehamilan tahap
awal banyak wanita mengeluh merasa lemah dan letih setelah
melakukan aktivitas ringan disebabkan oleh peningkatan
aktivitas metabolic (Kusmiyati dkk, 2010, hal 62)
Sebagian besar penambahan Berat Badan selama
kehamilan berasal dari uterus dan isinya.Kemudian payudara,
19

volume darah, dan cairan ekstrakuler. Diperkirakan selama
kehamilan BB akan bertambah 12,5 kg. Pada trimester ke-2
dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan
menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg, sementara
pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan
menambah berat badan per minggu masing-masing sebesar 0,5
kg dan 0,3 kg. (Prawiroharjo, 2010)
Setelah terjadi pembuahan akibat bersatunya sel telur
dengan spermatozoa, kemudian diikuti oleh beberapa proses,
pembelahan, dan selanjutnya hasil konsepsi melakukan nidasi
atau implantasi, maka selanjutnya hasil konsepsi mengalami
pertumbuhan dan perkembangan menurut Rukiyah dkk, (2010)
antara lain :
1. Minggu ke-0 : Sperma membuahi ovum kemudian hasil
konsepsimembagi menjadi dua, empat,
delapan setelahmenjadi morula masuk
untukmenempel 11 harisetelah konsepsi.
1. Minggu ke-4 : Dua embrio, bagian tubuh pertama
munculadalah tulang belakang, otak dan
saraf, jantung,sirkulasi darah dan pencernaan
terbentuk
2. Minggu Ke-8 : Perkembangan embrio lebih cepat,
20

jantungmulai memompa darah.
3. Minggu Ke-12 : Embrio berubah menjadi janin. Denyut
jantungjanin dapat dilihat dengan
pemeriksaan usg, berbentuk manusia,
gerakan pertama dimulai, jenis kelamin
sudah bisa ditentukan, ginjal sudah
memproduksi urine.
4. Minggu ke-16 Sistem muskuloskeletal matang, sistem
sarafterkontrol, pembuluh darah berkembang
cepat,denyut jantung janin terdengar
lewatDoppler,pancreas memproduksi insulin.
5. Minggu Ke-20 : Verniks melindungi tubuh, lanugo
menutupitubuh, janin membuat jadwal untuk
tidur, menelan dan menendang.
6. Minggu Ke-24 : Kerangka berkembang cepat, perkembangan
pernafasan dimulai.
7. Minggu Ke-28 : Janin bernafas, menelan dan mengatur
suhu,surfactan mulai terbentuk di paru-paru,
matamulai membuka dan metutup, bentuk
janin 2/3bagian bentuk saat lahir.
8. Minggu Ke-32 : Lemak coklat berkembang dibawah kulit,
mulaisimpan zat besi, kalsium dan fosfor.
21

9. Minggu Ke-38
:
Seluruh uterus digunakan bayi, sehingga
tidak dapat bergerak banyak, antibody ibu
ditransfer ke bayi untuk mencapai kekebalan
untuk 6 bulan pertama sampai kekebalan
bayi dapat bekerja sendiri.

k. Muskuloskeletal
Pada trimester I tidak banyak perubahan pada
musculoskeletal. Akibat peningkatan kadar hormon estrogen
dan progesteron maka terjadi relaksasi dari jaringan ikat,
kartilago dan ligament juga meningkatkan jumlah cairan
synovial. Bersamaan dengan keadaan tersebut meningkatkan
fleksibilitas dan mobilitas persendian. Kesinambungan kadar
kalsium selama kehamilan biasanya normal apabila asupan
nutrisi khususnya produk susu terpenuhi.
Tulang dan gigi biasanya tidak berubah pada kehamilan
normal. Karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron
maka terjadi relaksasi dari ligament-ligamen dalam tubuh
menyebabkan peningkatan mobilitas dari otot terutama otot-
otot pada pelvic. Bersamaan dengan membesarnya ukuran
uterus menyebabkan perubahan yang drastis pada kurva tulang
belakang yang biasanya menjadi salah satu cirri pada seorang
ibu hamil. Peubahan ini dapat meningkatkan ketidaknyamanan
22

dan rasa sakit pada bagian belakang yang bertambah seiring
dengan penambahan umur kehamilan (Kusmiyati dkk, 2010)

l. Integumen/Kulit
Perubahan yang umum terjadi adalah peningkatan
ketebalan kulit dan lemak sub dermal, hiperpigmentasi,
pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktivitas kelenjar
keringat dan kelenjar sebasea, peningkatan sirkulasi dan
aktivitas vasomotor. Jaringan elastic kulit mudah pecah,
menyebabkan striae gravidarum atau tanda peregangan serta
respon alergi kulit meningkat.
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi
alat-alat tertentu, pigmentasi ini disebabkan pengaruh
Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat.
MSH adalah salah satu hormone yang dikeluarkan oleh lobus
anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen
pada dahi, pipi, hidung yang dikenal sebagai cloasma
gravidarum terdapat pada leher sering terdapat hiperpigmentasi
yang sama juga di areola mammae.
Linea alba pada kehamilan menjadi hitam dikenal sebagai
Linea Grisea. Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simfisis
pubis sampai ke bagian atas fundus digaris tengah tubuh. Kulit
perut tampak seolah-olah retak, warnanya berubah agak
23

hiperemik dan kebiru-biruan disebut striae livide. Setelah
partus, striae livide berubah menjadi puith disebut striae
albican. Pada seorang multigravida sering tampak striae livide
dan bersamaan dengan striae albican.
Angioma atau telangiektasis umumnya disebut vascular
spiders. Angioma adalah ujung arteriola yang berdenyut dan
sedikit menonjol, berbentuk kecil seperti bintang atau cabang.
Spiders hasil peningkatan kadar estrogen dalam sirkulasi dan
biasanya ditemukan di leher, dada, wajah dan lengan. Spiders
juga dideskripsikan berwarna kebiruan dan tidak hilang bila di
tekan. Vascular spiders terlihat pada bulan kedua dan kelima
kehamilan dan biasanya hilang setelah melahirkan (Kusmiyati
dkk, 2010)
m. Berat badan dan indeks masa tubuh
WHO (1985) menyatakan batasan berat badan normal
dewasa ditentukan berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT).
IMT didefinisikan sebagai berat badan yang dibagi tinggi
badan kemudian dikalikan 100. IMT merupakan alat sederhana
untuk memantau status gizi orang dewasa yang berusia > 18
tahun, kecuali bayi, anak-anak, ibu hamil, olahragawan, dan
orang dengan penyakit khusus seperti asitesis, diabetes
mellitus, dll.

24

IMT = berat badan (Kg)
Tinggi badan (m)
IMT dapat diintepretasikan dalam kategori sebagai berikut:
1) Kurang dari 19,8 adalah berat kurang atau rendah
2) 19,8 sampai dengan 26,0 normal
3) 26,0 sampai dengan 29 adalah berat lebih atau tinggi
4) Lebih dari 29 obesitas

Pada trimester ke 2 dan ke 3 perempuan dengan gizi baik
dianjurkan menambahkan berat badan perminggu sebesar 0,4
kg. Sementara pada perempuan dengan gizi kurang
menambah berat badan perminggu masing-masing 0,5 dan 0,3
kg (Prawirohardjo, 2010 hal 180)
Pada ibu hamil, terdapat empat kategori IMT, yaitu berat
badan kurang, berat badan normal, berat badan lebih, dan
obesitas. Kisaran kenaikan berat badan selama kehamilan
berdasarkan IMT kehamilan.
Berat badan wanita hamil akan mengalami kenaikan
sekitar 6,5-16,5 kg. kenaikan berat badan terlalu banyak
ditemukan pada kasus preklampsia dan eklampsi. Kenaikan
berat badan wanita hamil disebabkan oleh janin, uri, air
25

ketuban, uterus, payudara, kenaikan volume darah, lemak,
protein dan retensi air (Prawirohardjo, 2009)
Kenaikan berat badan ibu hamil secara tepat tidak
diketahui. Hal ini diketahui bahwa kenaikan berat badan ibu
selama kehamilan memberikan kontribusi yang sangat penting
bagi proses dan output persalinan. Peningkatan berat badan
yang adekuat akan memperkecil resiko terjadinya persalinan
small gestational age (SGA) atau preterm. Kebutuhan
peningkatan berat badan untuk setiap wanita berbeda-beda.
Faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan berat badan
ditentukan oleh tinggi badan dan berat badan, apakah wanita
tersebut memiliki berat badan norma, kurang atau lebih
sebelum kehamilan. Metode yang bisa digunakan dalam
menentukan kondisi berat badan dan tinggi badan adalah IMT.
Wanita dengan kategori rendah, peningkatan berat badan
idealnya saat hamil adalah 12,5 sampai dengan 18 kg.
Sedangkan untuk wanita dengan BMI normal, peningkatan
berat badan idealnya pada saat hamil adalah 11,5 sampai
dengan 16 kg dan untuk wanita dengan BMI yang lain,
peningkatan berat badannya antara 7 sampai dengan 11,5 kg.
Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2,5 kg pada
trimester pertama dan selanjutnya rata-rata 0,5 kg setiap
26

minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan yang
dianjurkan tergantung status gizi awal ibu (BB kurang 14-20
kg, ibu BB normal 12,5-17,5 kg dan ibu BB lebih/obesitas 7,5-
12,5 kg) (Prawirohardjo, 2010)
n. Sistem Pernafasan
Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil
bertujuan menyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan
O
2
ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju
metabolik dan peningkatan kebutuhan O
2
jaringan uterus dan
payudara. Janin membutuhkan oksigen dan suatu cara untuk
membuang CO
2.
Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamentum pada
kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada
meningkat. Wanita hamil bernafas lebih dalam tetapi frekuensi
nafasnya hanya sedikit meningkat. Peningkatan volume tidal
pernafasan yang berhubungan dengan frekuensi nafas normal
menyebabkan peningkatan volume nafas 1 menit sekitar 26%.
Peningkatan volume nafas 1 menit disebut hiperventilasi
kehamilan yang menyebabkan konsentrasi CO
2
dialveoli
menurun dan beberapa wanita mengeluh dipsnu saat istirahat
(Kusmiyati dkk, 2010)

27

o. Sistem Persyarafan
Hanya sedikit yang diketahui tentang perubahan fungsi
sistem neurologi selama masa hamil, selain perubahan-
perubahan neuro hormonal hipotalamik hipofisis. Perubahan
fisiologik spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya
gejala neurologis dan neuromuscular berikut:
1) Kompresi syaraf panggul atau statis vascular akibat
pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori
di tungkai bawah.
2) Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat
tarikan pada syaraf atau kompresi akar syaraf.
3) Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan
carpal tunnel syndrome selama trimester akhir kehamilan.
Edema menekan syaraf median di bawah ligamentum
karpalis pergelangan tangan. Sindrom ini ditandai oleh
parestesia (sensasi abnormal seperti rasa terbakar atau gatal
akibat gangguan pada system syaraf sensori) dan nyeri
pada tangan yang menjalar ke siku. Tangan yang paling
banyak terkena.
4) Akroestesia (rasa nyeri dan gatal di tangan) yang timbul
akibat posisi bahu yang membungkuk, dirasakan oleh
beberapa wanita selama hamil. Keadaan ini berkaitan
dengan tarikan pada segmen fleksus brakialis.
28

5) Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu
merasa cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya. Nyeri
kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan
penglihatan, seperti kesalahan refraksi, sinusitis atau
migren.
6) Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan
pingsan (sinkop) sering terjadi pada awal kehamilan.
Ketidakstabilan vasomotor, hipotensi postural atau
hipoglikemi mungkin salah satu penyebabnya.
7) Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah
neuromuscular seperti kram otot atau tetani.
(Kusmiyati dkk, 2010)

2.1.3 Menghitung usia kehamilan
1. Mengetahui usia kehamilan dari HPHT
Perhitungan usia kehamilan dapat dilakukan dengan
menanyakan pada ibu hamil tersebut kapan Hari Pertama Haid
Terakhir (HPHT), kemudaian di hitung perminggu secara
manual.
Menghitung perkiraan tanggal persalinan dapat
menggunakan rumus naegle: Hari pertama haid terakhir + 7 - 3
bulan + 1= Tanggal persalinan(untuk bulan baru atau bulan
29

maret keatas) dan + 7 + 9= Tanggal persalinan (Januari s/d
maret) (Prawiroharjo,2009)
2. Gerakan Janin
Gerakan janin bermula pada usia kehamilan mencapai 12
minggu,tetapi baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia
kehamilan 16-20 minggu karena di usia kehamilan
tersebut,dinding uterus mulai menipis dan gerakan janin
menjadi lebih kuat. (Prawirohardjo,2008)
a. Perkiraan Tinggi Fundus Uteri
Menentukan umur kehamilan dilihat dari Tinggi
Tabel 2.2
Menentukan usia Kehamilan Menggunakan Jari Tangan
Umur Kehamilan TFU (Tinggi Fundus Uteri)
Sebelum bulan ke 3 Belum dapat diraba dari luar
Akhir bulan ke 3 (12 minggu) 1-2 jari atas simpisis
Akhir bulan ke 4 (16 minggu) Pertengahan atas simpisis
Akhir bulan ke 5 (20 minggu) 3 jari bawah pusat
Akhir bulan ke 6 (24 minggu) Setinggi pusat
Akhir bulan ke 7 (28 minggu) 3 jari atas pusat
Akhir bulan ke 8 (32 minggu)
Pertengahan prosesus xifoideus-
pusat
30

Akhir bulan ke 9 (36 minggu)
3 jari di bawah prosesus
xifoideus
Akhir bulan ke 10 (40 minggu) Pertengahan prosesus xifoideus
Sumber : Manuaba, 2010
b. Tafsiran berat janin menurut rumus Johnson Tausak :
(TFU dalam cm)-n x 155 grm.
Bila kepala diatas atau pada spina ishiadica maka n = 12. Bila
kepala di bawah spina ishiadica maka n = 11

2.1.4 Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi Kehamilan
Selain faktor fisik, hal-hal yang dapat berpengaruh pada wanita
selama kehamilan adalah faktor psikologis, karena adanya perubahan-
perubahan psikis yang terjadi pada wanita selama hamil. Beberapa
faktor psikologis yang dapat berpengaruh dalam kehamilan akan
diuraikan dibawah ini.
a. Stressor (Indrayani 2011)
Stres yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi
kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan
atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stres pada ibu tidak
tertangani dengan baik.
1) Stresor internal
31

Faktor psikologis yang mempengaruhi kehamilan dapat
berasl dari dalam diri ibu hamil (internal) dan dapat
juga berasal dari faktor luar ibu hamil(Rukiah,Aiyeyeh
dkk 2009)
Faktor psikologis yang mempengaruhi kehamilan
berasal dari dalam diri ibu dapat berupa latar
belakangkepribadian ibu pengaruh perubahan hormonal
yang terjadi selama kehamilan (Rukiyah,Aiyeyeh, dkk
2009)
2) Faktor Eksternal
Berasal dari orang lain, sikap penerimaan atau
penolakan orang lain terhadap individu. Penyebab lain
dari stres dapat berasal dari eksternal dimana terjadinya
keretakan dalam rumah tangga, pengangguran/adanya
kematian anggota keluarga.
Gangguan emosi baik berupa stres atau depresi yang
dialami pada trimester pertama kehamilan akan
berpengaruh pada janin, karena pada saat itu janin
sedang dalam masa pembentukan.akan mengakibatkan
pertumbuhan janin terhambat atau BBLR. (Rukiah,
Aiyeyeh,dkk 2009).


32

b. Suport keluarga
Ibu dan suami merupakan salah satu anggota keluarga
yang sangat berpengaruh sehingga perubahan apapun yang
terjadi pada ibu akan mempengaruhi kehamilan.
(Rukiah,Aiyeyeh,dkk 2009)
c. Substance Abuse(Indrayani, 2011)
Pola psikoaktif dari penggunaan zat atau bahan yang
beresiko secara fisik bagi kesehatan ibu hamil dan janinnya,
dapat memberikan pengaruh psikologis.
d. Partner Abuse (Indrayani, 2011)
Merupakan kekerasan atau penyiksaan yang dilakukan
pasangan ibu hamil dan sangat berpengaruh terhadap proses
kehamilan kekerasan tersebut dapat berupa kekerasan emosional,
seksual atau fisik, kekerasan seperti pemukulan, penyiksaan
dibebani kerja berat.






33

2.2 IUGR
2.2.1 Definisi IUGR
Definisi menurut WHO (1969), janin yang mengalami
pertumbuhan yang terhambat adalah janin yang mengalami
kegagalan dalam mencapai berat standard atau ukuran standard yang
sesuai dengan usia kehamilannya. Pertumbuhan Janin Terhambat
atau Intra Uterine Growth Restriction adalah suatu keadaan dimana
terjadi gangguan nutrisi dan pertumbuhan janin yang mengakibatkan
berat badan lahir dibawah batasan tertentu dari usia kehamilannya.
Pertumbuhanjanin terhambat ditentukan bila berat janin kurang
dari 10% dari berat yang harus dicapai pada usia kehamilan tertentu.
Biasanya perkembangan yang terhambat diketahui setelah 2 minggu
tidak ada pertumbuhan.(Sarwono:697)
Insiden dari IUGR adalah 3-7 % dari semua persalinan,
tergantung dari criteria diagnosis yang dipergunakan. (Fadlun, 2011)
Intra Uterin Growth Retardation (IUGR) adalah berat badan
bayi kurang dari presentil 10 untuk usia kehamilan bayi, dalam artian
bayi baru lahir berukuran lebih kecil dengan usia kehamilannya ( Ai,
yeyeh, 2010).

34

Menurut Gordon, JO (2005) pertumbuhan janin terhambat-PJT
(Intrauterine Growth Retardation) diartikan sebagai suatu kondisi
dimana janin berukuran lebih kecil dari standar ukuran biometri
normal pada usia kehamilan. Kadang pula istilah PJT sering diartikan
sebagai kecil untuk masa kehamilan-KMK (small for gestational age).
Umumnya janin dengan PJT memiliki taksiran berat dibawah persentil
ke-10. Artinya janin memiliki berat kurang dari 90 % dari keseluruhan
janin dalam usia kehamilan yang sama. Janin dengan PJT pada
umumnya akan lahir prematur (<37 minggu) atau dapat pula lahir
cukup bulan (aterm, >37 minggu).
IUGR adalah ketidaknormalan pertumbuhan dan
perkembangan dari fetus, yang mana terjadi 3-7% dari persalinan,
tergantung pada criteria diagnose yang dipergunakan. Pertumbuhan
fetus yang terhambat beresiko tinggi untuk terjadinya kesakitan dan
kematian. Diperkirakan kematian perinatal 5-10 lebih tinggi pada
neonatus yang mengalami pertumbuhan terhambat dibandingkan
dengan yang memiliki ukuran atau berat badan yang sesuai dengan
usia kehamilan.Beberapa hal yang berhubungan dengan kesakitan
yang serius perlu mendapatkan perhatian pada periode setelah
terjadinya kegagalan pertumbuhan dalam uterus termasuk didalamnya
apiksis bayi baru lahir, hipoglikemi pada neonates, hypoklasemia,
policytemia, aspirasi mekonium, dan Persisten fetal sirculation.
35

Beberapa penelitian melaporkan terjadinya pertumbuhan persyarafan
yang lebih sedikit pada bayi yang kecil di bandingkan usia kehamilan
(Small Gestational Age /SGA), terutama ketika berhubungan dengan
prematuritas. Kejadian kecacadan neurologic yang lebih besar pada
preterm SGA terjadi sampai dengan 15%.

2.2.2 Etologi
1. Faktor Ibu
a. Penyakit hipertensi (kelainan vaskular ibu).
Pada trimester kedua terdapat kelanjutan migrasi
interstitial dan endotelium trophoblas masuk jauh ke dalam
arterioli miometrium sehingga aliran menjadi tanpa hambatan
menuju retroplasenter sirkulasi dengan tetap. Aliran darah yang
terjamin sangat penting artinya untuk tumbuh kembang janin
dengan baik dalam uterus.
Dikemukakan bahwa jumlah arteri-arterioli yang
didestruksi oleh sel trophoblas sekitar 100-150 pada daerah
seluas plasenta sehingga cukup untuk menjamin aliran darah
tanpa gangguan pada lumen dan arteri spiralis terbuka.
Gangguan terhadap jalannya destruksi sel trophoblas ke
dalam arteri spiralis dan arteriolinya dapat menimbulkan
keadaan yang bersumber dari gangguan aliran darah dalam
bentuk iskemia retroplasenter.
36

Dengan demikian dapat terjadi bentuk hipertensi dalam
kehamilan apabila gangguan iskemianya besar dan gangguan
tumbuh kembang janin terjadi apabila iskemia tidak terlalu
besar, tetapi aliran darah dengan nutrisinya merupakan masalah
pokok.
b. Kelainan uterus.
Janin yang tumbuh di luar uterus biasanya mengalami
hambatan pertumbuhan.
c. Kehamilan kembar.
Kehamilan dengan dua janin atau lebih kemungkinan
besar dipersulit oleh pertumbuhan kurang pada salah satu atau
kedua janin dibanding dengan janin tunggal normal. Hambatan
pertumbuhan dilaporkan terjadi pada 10 s/d 50 persen bayi
kembar.
d. Ketinggian tempat tinggal
Jika terpajan pada lingkungan yang hipoksik secara
kronis, beberapa janin mengalami penurunan berat badan yang
signifikan Janin dari wanita yang tinggal di dataran tinggi
biasanya mempunyai berat badan lebih rendah daripada
mereka.
e. Keadaan gizi
Wanita kurus cenderung melahirkan bayi kecil,
sebaliknya wanita gemuk cenderung melahirkan bayi besar.
37

Agar nasib bayi baru lahir menjadi baik, ibu yang kurus
memerlukan kenaikan berat badan yang lebih banyak dari pada
ibu-ibu yang gemuk dalam masa kehamilan.
Faktor terpenting pemasukan makanan adalah lebih
utama pada jumlah kalori yang dikonsumsi setiap hari dari
pada komposisi dari kalori. Dalam masa hamil wanita keadaan
gizinya baik perlu mengkonsumsi 300 kalori lebih banyak dari
pada sebelum hamil setiap hari. Penambahan berat badan yang
kurang di dalam masa hamil menyebabkan kelahiran bayi
dengan berat badan yang rendah.
f. Perokok
Kebiasaan merokok terlebih dalam masa kehamilan
akan melahirkan bayi yang lebih kecil sebesar 200 sampai 300
gram pada waktu lahir. Kekurangan berat badan lahir ini
disebabkan oleh dua faktor yaitu :
1) Wanita perokok, cenderung makan sedikit karena itu ibu akan
kekurangan substrat di dalam darahnya yang bisa
dipergunakan oleh janin.
2) Merokok menyebabkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin
yang menyebabkan vasokonstriksi yang berkepanjangan
sehingga terjadi pengurangan jumlah pengaliran darah
kedalam uterus dan yang sampai ke dalam ruang intervillus

38

2. Faktor Anak
a. Kelainan congenital
b. Kelainan genetik
c. Infeksi janin, misalnya penyakit TORCH (toksoplasma,
rubela, sitomegalovirus, dan herpes).
d. Infeksi intrauterine adalah penyebab lain dari hambatan
pertumbuhan intrauterine.banyaktipe seperti pada infeksi
oleh TORCH (toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus,
dan herpes simplex) yang bisa menyebabkan hambatan
pertumbuhan intrauterin sampai 30% dari kejadian. Infeksi
AIDS pada ibu hamil menurut laporan bisa mengurangi
berat badan lahir bayi sampai 500 gram dibandingkan
dengan bayi-bayi yang lahir sebelum terkena infeksi itu.
e. Diperkirakan infeksi intrauterin meninggikan kecepatan
metabolisme pada janin tanpa kompensasi peningkatan
transportasi substrat oleh plasenta sehingga pertumbuhan
janin menjadi subnormal atau dismatur.

3. Faktor Plasenta
Penyebab faktor plasenta dikenal sebagai insufisiensi
plasenta. Faktor plasenta dapat dikembalikan pada faktor ibu,
walaupun begitu ada beberapa kelainan plasenta yang khas seperti
39

tumor plasenta. Sindroma insufisiensi fungsi plasenta umumnya
berkaitan erat dengan aspek morfologi dari plasenta.
Parameter klinik yang dapat digunakan untuk mendeteksi
PJT ketidaksesuaian usia gestasi dengan besar uterus, laju
pertumbuhan terhambat, atau pertambahan berat badan ibu yang
kurang. Kejadian yang terbukti dengan cara ini hanya 10-25%,
sehingga perlu digabung dengan pemeriksaan dan USG Doppler.
a. Manajemen pada kasus preterm dengan pertumbuhan janin
terhambat lakukan pematangan paru dan asupan nutrisi tinggi
kalori mudah cerna, dan banyak istirahat.
b. Pada kehamilan 35 minggu tanpa terlihat pertumbuhan janin
dapat dilakukan pengakhiran kehamilan.
c. Jika terdapat oligohidramnion berat disarankan untuk per
abdominam.
d. Pada kehamilan aterm tergantung kondisi janin jika
memungkinkan dapat dicoba lahir pervaginam.

2.2.3 Patofisiologi
1. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan
trofoblasdipengaruhi oleh makanan. Studi pada binatang
menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi sebelum
implantasi bisa menghambat pertumbuhan dan
40

perkembangan. Kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang simetris.
Hal sebaiknya terjadi kondisi percepatan pertumbuhan pada
kondisi hiperglikemia pada kehamilan lanjut.
2. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan
Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin
dan plasenta, tapi bisa juga terjadi peningkatan pertumbuhan
plasenta sebagai kompensasi. Didapati ukuran plasenta yang
luas.
3. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan
Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang
mempengaruhi interaksi antara janin dengan plasenta. Efek
kekurangan makan tergantung pada lamanya kekurangan.
Pada kondisi akut terjadi perlambatan pertumbuhan dan
kembali meningkat jika nutrisi yang diberikan membaik. Pada
kondisi kronis mungkin telah terjadi proses perlambatan
pertumbuhan yang irreversibel.

2.2.4 Penyebab
Penyebab PJT di antaranya iaah sebagai berikut :
Hipertensi dalam kehamilan
Gemeli
41

Anomali janin/trisomi
Sindrom Antifosfoliid
Infeksi: Rubela,sifilis,CMV
Penyakit Jantung
Asma
Gaya hidup: Merokok, narkoba
Kekurangan gizi-ekonomi rendah

2.2.5 KLASIFIKASI IUGR
Secara Klinis IUGR dibagi 3, berdasarkan waktu kapan
mulai dan berapa lamanya pengaruh yang menghambat
pertumbuhan itu berlangsung.
Type 1. Simetrik IUGR
Type 1 IUGR menunjuk pada bayi dengan potensi
penurunan pertumbuhan. Type IUGR ini dimulai pada gestasi
yang lebih awal, dan semua fetus ini menurut perbandingan SGA
(Small for Gestational Age).
IUGR ini memiliki kejadian lebih awal dari gangguan
pertumbuhan janin yang tidak simetris yang terjadi ketika fetus
mengalami perpanjangan kekurangan yang lebih awal akibat dari
malnutrisi chorionic maternal, penyalahgunaan zat-zat kimia,
insufisiensi plasenta, atau gemeli. Faktor yang berkaitan dengan
42

hal ini adalah kelainan kromosom, kelainan organ (terutama
jantung), infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Other Agents
Coxsackie virus, Listeria), Rubella, Cytomegalovirus, Herpes
simplex/Hepatitis B/HIV, Syphilis), kekurangan nutrisi berat pada
ibu hamil, dan wanita hamil yang merokok. Gangguan terjadi
pada fase Hiperplasia, di mana total jumlah sel kurang. Ukuran sel
fetus normal tetapi secara umum terjadi kekurangan yang
menyeluruh pada badan. badan dan kepala neonatus proporsional
tetapi kecil (gangguan pertumbuhan yang proporsional). Lingkar
kepala turun dibawah persentil 10, ukuran otak kurang, dan
berakibat buruk yang permanen termasuk adanya
kekurangperhatian pada masa kanak-kanaknya, gelisah, dan
perilaku bermasalah yang dihubungkan dengan jeleknya hasil
akademik yang ditunjukan.
Secara umum, IUGR Type 1 berhubungan dengan
prognosis yang tidak baik ; ini berhubungan dengan kondisi
phatologis yang menyebabkannya. Weiner dan Wiliamson
menunjukkan,ada tidak adanya factor resiko yang diidentifikasi
dari ibu, diperkirakan 25% beberapa fetus yang dinilai, hambatan
pertumbuhan yang dimulai lebih awal terjadi pada aneuploidy.
Oleh karena itu, penilaian sample darah pada umbilical
(Percutaneus Umbillical Blood Sampling), betul betul
direkomendasikan untuk mengetahui Karyotype abnormal.
43

Type 2. Asimetrik IUGR
IUGR ini jumlahnya kira-kira 70 % dari semua kasus
IUGR. Gangguan pertumbuhan janin asimetris memiliki waktu
kejadian lebih lama dibandingkan gangguan pertumbuhan janin
simetris. Akibat dari kekurangan nutrisi dan defisiensi plasenta
pada trimester kedua dan ketiga kehamilan menyebabkan
berbagai macam gangguan maternal yang meliputi hypoxic,
vascular, renal hematologic, dan gangguan kesehatan
lingkungannya.
Gangguan terjadi pada fase Hipertrofi, di mana jumlah
total sel normal tetapi ukurannya lebih kecil. Beberapa organ lebih
terpengaruh dibandingkan yang lain, lingkar perut adalah bagian
tubuh yang terganggu untuk pertama kali, kelainan panjang tulang
paha umumnya terpengaruhi belakangan, lingkar kepala dan
diameter biparietal juga berkurang. Faktor yang mempengaruhi
adalah insufisiensi (tidak efisiennya) plasenta yang terjadi karena
gangguan kondisi ibu termasuk diantaranya tekanan darah tinggi
dan diabetes dalam kehamilan. Ukuran sel yang kurang
mengakibatkan atropi pada sel yang ada sebelumnya tanpa
mengurangi jumlah sel tersebut. Ukuran kepala pada masa
neonatus tampak besarnya tidak proporsional dengan badan
karena pertumbuhan kepala tidak terhambat (gangguan
pertumbuhan yang tidak proporsional). Badan mengandung
44

sedikit lemak subkutan dan tampak panjang kurus. Secara umum
cadangan otot kurang, turgor kulit yang jelek, rambut yang tipis,
perut yang keriput, dan sutura terpisah dengan lebar, menunjukan
asymmetrical IUGR. Pada postnatal, terjadi kematangan
Pertumbuhan dan perkembangan pada bayi, dan berpotensi untuk
perkembangan intelektual yang sangat baik.
Diperkirakan, 70% - 80% hambatan pada pertumbuhan
fetus adalah type 2. IUGR ini seringkali berhubungan dengan
penyakit ibu seperti Hipertensi kronis, gangguan ginjal, Diabetus
Mellitus dengan vaskulopaty, dan yang lainnya.
Type3.Intermediate IUGR
IUGR Intermediate menunjuk pada hambatan
pertumbuhan yang merupakan kombinasi Type 1 dan Type 2.
Gangguan pertumbuhan pada type ini diperkirakan terjadi selama
fase pertengahan pertumbuhan- pada fase hyperplasia dan
hipertropi- yang mana terjadi pada usia kehamilan 20-28 minggu.
Pada fase ini, terjadi penurunan kecepatan mitosis dan
peningkatan yang progesif secara menyeluruh pada ukuran sel.
Bentuk IUGR ini keadannya tidak sebanyak jika dibandingkan
dengan type1 dan 2, diperkirakan sekitar 5- 10%, dari semua
hambatan pertumbuhan fetus. Hipertensi kronis, Lupus Nepritis,
atau penyakit vascular ibu yang lainnya, menjadi berat dan jika
terjadi lebih awal pada timeser II akan mengakibatkan
45

Intermediate IUGR dengan pertumbuhan simetrik dan tidak
memberikan efek Brain Sparring.

2.2.6 Tanda Dan Gejala
a. Gangguan pada uterus dan janin untuk tumbuh normal diatas
periode 4 minggu.
b. TFU paling sedikit kurang 2 cm dari harapan untuk jumlah
terhadap usia kehamilan dari pengukuran TFU sebelumnya.
c. Kekurangan penambahan berat badan ibu.
d. Gerakan janin yang kurang.
e. Kekurangan volume cairan amnion.
f. Lingkaran abdomen kecil (ukuran hepar yang kecil)
g. Tungkai yang kurus (masa otot )
h. Kulit keriput ( lemak subkutis )
Bila penyebab PJT asimetrik berlangsung lama maka
janin akan kehilangan kemampuan untuk melakukan
kompensasi terjadi PJT simetrik.
Terhentinya pertumbuhan dan perkembangan kepala
akan berdampak besar terhadap proses tumbuh kembang anak
nantinya. PJT patut diduga bila ukuran uterus tidak sesuai
dengan usia kehamilan konfirmasi dengan pemeriksaan
ultrasonografi.

46

2.2.7 Diagnosis
1. Faktor Ibu
Ibu hamil dengan penyakit hipertensi, penyakit ginjal dan
kardiopulmonal dan pada kehamilan ganda.
2. Tinggi Fundus Uteri
Cara ini sangat mudah, murah, aman, dan baik untuk diagnosa
pada kehamilan kecil. Caranya dengan menggunakan pita
pengukur yang di letakkan dari simpisis pubis sampai bagian
teratas fundus uteri. Bila pada pengukuran di dapat panjang
fundus uteri 2 (dua) atau 3 (tiga) sentimeter di bawah ukuran
normal untuk masa kehamilan itu maka kita dapat mencurigai
bahwa janin tersebut mengalami hambatan pertumbuhan.
(Ibnu Pranoto, 2012)
3. USG Fetomaternal
Pada USG yang diukur adalah diameter biparietal
atau cephalometry angka kebenarannya mencapai 43-100%.
Bila pada USG ditemukan cephalometry yang tidak normal
maka dapat kita sebut sebagai asimetris PJT. Selain itu
dengan lingkar perut kita dapat mendeteksi apakah ada
pembesaran organ intra abdomen atau tidak, khususnya
pembesaran hati.
47

Tetapi yang terpenting pada USG ini adalah perbandingan
antara ukuran lingkar kepala dengan lingkar perut untuk
mendeteksi adanya asimetris PJT.
4. Doppler Velocimetry
Dengan menggunakan Doppler kita dapat mengetahui adanya
bunyi end-diastolik yang tidak normal pada arteri umbilicalis,
ini menandakan bahwa adanya PJT.

2.2.8 KOMPLIKASI
1. Pada janin
a. Antenatal : gagal nafas dan kematian janin
b. Intranatal : hipoksia dan asidosis
c. Setelah lahir :
1). Secara Langsung
a) Asfiksia
b) Hipoglikemi
c) Aspirasi mekonium
Sindroma aspirasi mekonium (SAM) adalah
kumpulan gejala yang diakibatkan oleh terhisapnya
mekonium ke dalam saluran pernafasan bayi. SAM
seringkali dihubungkan dengan suatu keadaan yang kita
sebut fetal distress. Pada keadaan ini, janin yang
mengalami distres akan menderita hipoksia (kurangnya
48

oksigen di dalam jaringan). Hipoksia jaringan
menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas usus
disertai dengan melemasnya spinkter anal. Maka
lepaslah mekonium ke dalam cairan amnion.
d) DIC
Disebarluaskan pembekuan intravascular (DIC), juga
dikenal sebagai konsumtif coagulopathy, adalah
patologi aktivasi pembekuan (darah), mekanisme yang
terjadi dalam respon terhadap berbagai penyakit.
e) Hipotermi
f) Perdarahan pada paru
g) Polisitemia
Polisitemia adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan jumlah sel darah merah akibat
pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh
sumsum tulang. Polisitemia menyebabkan darah
menjadi kental dan menyebabkan berkurangnya
kecepatan aliran darah ketika darah melalui pembuluh
yang kecil. Jika penyakitnya berat, bisa menyebabkan
pembentukan bekuan darah di dalam pembuluh darah.
Kulit bayi tampak kemerahan atau kebiruan. Bayi
tampak lemas, pernafasannya cepat, refleks
menghisapnya lemah dan denyut jantungnya cepat.
49

h) Hiperviskositas sindrom
Terjadi karena aliran darah terhambat, akibat darah
yang lebih kental. Kekebalan dapat terjadi karena
volume dan jumlah sel bertambah atau plasma lebih
kental. Mata terlihat merah dengan pembuluh darah
konjungtiva bertambah. Fundus refleks berwarna merah
tua dan fundus memperlihatkan pengisian pembuluh
darah yang berlerbihan sehingga lumen arteri dan vena
melebar, dismal peningkatan perkelokan.
i) Gangguan gastrointestinal
2) Tidak langsung
Pada simetris IUGR keterlambatan
perkembangan dimulai dari lambat dari sejak
kelahiran, sedangkan asimetris IUGR dimulai
sejak bayi lahir di mana terdapat kegagalan
neurologi dan intelektualitas. Tapi prognosis
terburuk ialah IUGR yang disebabkan oleh
infeksi kongenital dan kelainan kromosom.
2. Pada Ibu
a. Preeklampsi
b. Penyakit jantung
c. Malnutrisi

50

2.2.9 Penatalaksanaan
Langkah pertama dalam menangani PJT adalah mengenali
pasien-pasien yang mempunyai resiko tinggi untuk mengandung
janin kecil. Langkah kedua adalah membedakan janin PJT atau
malnutrisi dengan janin yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga
adalah menciptakan metode adekuat untuk pengawasan janin pada
pasien-pasien PJT dan melakukan persalinan di bawah kondisi
optimal.
Untuk mengenali pasien-pasien dengan resiko tinggi utuk
mengandung janin kecil, diperlukan riwayat obstetrik yang terinci
seperti hipertensi kronik, penyakit ginjal ibu dan riwayat
mengandung bayi kecil pada kehamilan sebelumnya. Selain itu
diperlukan pemeriksaan USG. Pada USG harus dilakukan taksiran
usia gestasi untuk menegakkan taksiran usia gestasi secara klinis.
Kemudian ukuran-ukuran yang didapatkan pada pemeriksaan
tersebut disesuaikan dengan usia gestasinya.Pertumbuhan janin
yang suboptimal menunjukkan bahwa pasien tersebut
mengandung janin PJT.
Tatalaksana kehamilan dengan PJT bertujuan, karena tidak ada
terapi yang paling efektif sejauh ini, adalah untuk melahirkan bayi
yang sudah cukup usia dalam kondisi terbaiknya dan meminimalisasi
risiko pada ibu.
Tatalaksana yang harus dilakukan adalah :
51

1. PJT pada saat dekat waktu melahirkan. Yang harus
dilakukan adalah segera dilahirkan
2. PJT jauh sebelum waktu melahirkan. Kelainan organ harus
dicari pada janin ini, dan bila kelainan kromosom dicurigai
maka amniosintesis (pemeriksaan cairan ketuban) atau
pengambilan sampel plasenta, dan pemeriksaan darah janin
dianjurkan.
a. Tatalaksana umum :
Setelah mencari adanya cacat bawaan dan kelainan
kromosom. serta infeksi dalam kehamilan maka aktivitas fisik
harus dibatasi disertai dengan nutrisi yang baik. Tirah baring
dengan posisi miring ke kiri, Perbaiki nutrisi dengan
menambah 300 kal perhari, Ibu dianjurkan untuk berhenti
merokok dan mengkonsumsi alkohol, Menggunakan aspirin
dalam jumlah kecil dapat membantu dalam beberapa kasus
IUGR Apabila istirahat di rumah tidak dapat dilakukan maka
harus segera dirawat di rumah sakit. Pengawasan pada janin
termasuk diantaranya adalah melihat pergerakan janin serta
pertumbuhan janin menggunakan USG setiap 3-4 minggu
b. Tatalaksana khusus :
Pada PJT yang terjadi jauh sebelum waktunya dilahirkan,
hanya terapi suportif yang dapat dilakukan. Apabila
penyebabnya adalah nutrisi ibu hamil tidak adekuat maka
52

nutrisi harus diperbaiki. Pada wanita hamil perokok
berat,penggunaan narkotik dan alkohol, maka semuanya harus
dihentikan.
c. Proses melahirkan :
Pematangan paru harus dilakukan pada janin prematur.
Pengawasan ketat selama melahirkan harus dilakukan untuk
mencegah komplikasi setelah melahirkan. Operasi caesar
dilakukan apabila terjadi distress janin serta perawatan
intensif neonatal care segera setelah dilahirkan sebaiknya
dilakukan. Kemungkinan kejadian distress janin selama
melahirkan meningkat pada PJT karena umumnya PJT banyak
disebabkan oleh insufisiensi plasenta yang diperparah dengan
proses melahirkan.
Prognosis:
Pada kasus-kasus PJT yang sangat parah dapat berakibat janin
lahir mati (stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki
efek buruk jangka panjang dalam masa kanak-kanak nantinya.
Kasus-kasus PJT dapat muncul, sekalipun Sang ibu dalam
kondisi sehat, meskipun, faktor-faktor kekurangan nutrisi dan
perokok adalah yang paling sering. Menghindari cara hidup
berisiko tinggi, makan makanan bergizi, dan lakukan kontrol
kehamilan secara teratur dapat menekan risiko munculnya PJT.
Perkiraan saat ini mengindikasikan bahwa sekitar 65% wanita
53

pada negara sedang berkembang paling sedikit memiliki
kontrol 1 kali selama kehamilan pada dokter, bidan, atau
perawat.

2.2.10 Mortalitas dan Morbiditas
Pertumbuhan janin terhambat berkaitan dengan
mortalitas dan morbiditas. Kematian janin, asfiksia
lahir,aspirasi mekonium, serta hipoglikemia janin meningkat,
demikian juga prevalensi kelainan perkembangan saraf. Hal ini
berlaku baik bagi bayi aterm maupun prematur.
Pertumbuhan dan perkembangan pascanatal pada janin
dengan hambatan pertumbuhan bergantung pada kausa
hambatan, gizi selama masa bayi,dan lingkungan sosial. Bayi
dengan hambatan pertumbuhan akibat faktor konstitusional
ibu, kromosom,virus atau kongenital akan tetap kecil seumur
hidupnya. Merka yang mengalami hambatan pertumbuhan in
utero akibat insufisiensi plasenta sering dapat tumbuh
mengejar ketertinggalannya setelah lahir mendekati potensi
pertumbuhan herediternya jika berada di lingkungan yang
optimal. Demikian juga, prognosis perkembangan neurologis
pada bayi dengan hambatan pertumbuhan dipengaruhi oleh
lingkungan pascanatal. Bayi demikian yang lahir dari keluarga
54

dengan tingkat sosiekonomi tinggi lebih jarang mengalami
masalah perkembangan selama tindak lanjut.

2.2.11 Faktor Resiko
1. Ibu yang secara konstitusional kecil
Wanita berpostur kecil biasanya memiliki bayi
yang lebih kecil. Tidak jelas apakah fenomena ibu kecil
melahirkan bayi kecil bersifat alami atau karena
lingkungan, tetapi lingkungan yang disedia kan oleh ibu
lebih penting dalam menentukan berat badan lair dari pada
konstribusi genetiknya. Pada wanita yang berat badannya
rata-rata atau rendah, kurangnya peningkatan berat selama
kehamilan mungkin berkaitan dengan hambatan
pertumbuhan janin. Akan tetapi,jika ibu yang bersangkutan
bertubuh besar dan sehat, pertambahan berat yang kurang
dari rata-rata tanpa penyakit ibu, kecil kemungkinan
dengan hambatan pertumbuhan janin yang signifikan.

2. Deprivasi sosial
Efek deprivasi sosial pada berat badan lahir berkaitan
dengan efek faktor gaya hidup yang menyertainya seperti
merokok, penyalahgunaan alkohol dan zat lain, dan kurang
gizi. Wanita yang paling mengalami deprivasi sosial
55

memiliki bayi paling kecil dan tidak adanya sumber daya
psikososial, meningkatkan resiko hambatan pertumbuhan
pada janin.
3. Penyulit Medis pada Ibu
Penyakit vaskular kronis, terutama jika diperberat oleh
adanya preeklamsia sering menyebabkan hambatan
pertumbuhan. Preeklamsia itu sendiri juga dapat
menyebabkan kegagalan pertumbuhan janin, terutama jika
kehamilannya sebelum 37 minggu. Penyakit ginjal dapat
disertai oleh hambatan pertumbuhan janin. Janin dari
wanita yang tinggal didaerah ketinggian biasanya lebih
ringan dibandingkan dengan mereka yang lahir dari ibu
yang tinggal didaerah yang lebih rendah. Janin dari wanita
dengan penyakit jantung sianotik sering mengalami
hambatan pertumbuhan yang parah. Pada segian besar
kasus, anemia tidak menyebabkan hambatan pertumbuhan.
Pengecualiannya antar lain adalah anemia sel sabit atau
anemia herediter lain yang berkaitan dengan penyakit
serius pada ibu.
4. Kelainan plasenta dan tali pusat
Sulosio plasenta parsial kronis, infark luas,
atau korioangioma cenderung menyebabkan hambatan
pertumbuhan janin. Insersi marginal tali pusat dan terutama
56

insersi velamentosa lebih besar kemungkinannya disertai
oleh hambatan pertumbuhan janin.
5. Janin Multipel
Kehamilan dengan dua atau lebih janin lebih besar
kemungkinannya mengalami penyulit hambatan
pertumbuhan satu atau lebih janin dibandingkan dengan
kehamilan tunggal. Memang, hambatan pertumbuahn
dilaporkan terjadi pada 10 sampai 15 persen janin kembar.
6. Kehamilan ekstrauterus
Janin yang tumbuh diluar uterus biasanya mengalami
hambatan pertumbuhan. Malformasi uterus ibu juga
diaporkan berkaitan dengan gangguan pertumbuhan janin.

2.2.12 Pencegahan
Beberapa penyebab dari PJT tidak dapat dicegah.
Bagaimanapun juga, faktor seperti diet, istirahat, dan olahraga rutin
dapat dikontrol. Untuk mencegah komplikasi yang serius selama
kehamilan, sebaiknya seorang ibu hamil mengikuti nasihat dari
dokternya; makan makanan yang bergizi tinggi; tidak merokok,
minum alkohol dan menggunakan narkotik; mengurangi stress;
berolahraga teratur; serta istirahat dan tidur yang cukup.
Suplementasi dari protein, vitamin, mineral, serta minyak ikan juga
baik dikonsumsi. Selain itu pencegahan dari anemia serta
57

pencegahan dan tatalaksana dari penyakit kronik pada ibu maupun
infeksi yang terjadi harus baik
.

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah PJT pada
janin untuk setiap ibu hamil sebagai berikut :
a. Usahakan hidup sehat.
Konsumsilah makanan bergizi seimbang. Untuk kuantitas,
makanlah seperti biasa ditambah ekstra 300 kalori/hari.
b. Hindari stress selama kehamilan.
Stress merupakan salah satu faktor pencetus hipertensi.
d. Hindari makanan obat-obatan yang tidak dianjurkan selama
kehamilan. Setiap akan mengkonsumsi obat, pastikan
sepengetahuan/resep dokter kandungan.
e. Olah raga teratur.
Olah raga (senam hamil) dapat membuat tubuh bugar, dan
mampu memberi keseimbangan oksigenasi, maupun berat
badan.
f. Hindari alkohol, rokok, dan narkoba.
g. Periksakan kehamilan secara rutin.
Pada saat kehamilan, pemeriksaan rutin sangat penting
dilakukan agar kondisi ibu dan janin dapat selalu terpantau.
Termasuk, jika ada kondisi PJT, dapat diketahui sedini
mungkin. Setiap ibu hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan
setiap 4 minggu sampai dengan usia kehamilan 28 minggu.
58

Kemudian, dari minggu ke 28-36, pemeriksaan dilakukan
setidaknya setiap 2 minggu sekali. Selanjutnya, lakukan
pemeriksaan setiap 1 minggu sampai dengan usia kelahiran
atau 40 minggu. Semakin besar usia kehamilan, semakin
mungkin pula terjadi hambatan atau gangguan. Jadi,
pemeriksaan harus dilakukan lebih sering seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan.





59

BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 MANAJEMEN KEBIDANAN IBU HAMIL

Kunjungan ANC
I. PENGKAJIAN
A. Identitas
Nama klien : Ny. D Nama Suami :Tn.R
Umur : 26 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Kebangsaan/suku : Sunda Kebangsaan/suku : Sunda
Pekerjaan : Buruh Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat Kantor : Bojong Alamat Kantor : -
Alamat Rumah :Kp.Bojong sari baru 02/05,Bojongsari baru
(088990919196)
B. Anamnesa tanggal 24 Januari 2014 pukul 10.00 WIB, Oleh: (Mahasiswi
Akademi Kebidanan KARTINI Jakarta)
1. Alasan kunjungan saat ini :
Kunjungan Pertama ke RS RSTDD Atas Rujukan LKC untuk USG

2. Riwayat kehamilan ini :
2.1 Riwayat menstruasi
60

Hari pertama haid terakhir tanggal: 21-mei-2013 pasti, lamanya: 7
hari, Banyaknya 3 kali ganti pembalut dalam satu hari, Haid
sebelumnya tanggal: 19-april-2013 , lamanya: 7 hari, banyaknya 3
kali ganti pembalut dalam satu hari, Siklus 32 hari teratur.
Konsistensi: cair. TP: 28-februari-2014 .
2.2 Tanda tanda kehamilan ( Trimester I )
Hasil tes kehamilan : Juli , Hasil : Positif
2.3 Pergerakan fetus dirasakan pertama kali: 4 Bulan (16 Minggu)
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir + 20 kali
2.4 Keluhan yang dirasakan :
a. Rasa Lelah : tidak ada
b. Mual dan muntah yang lama : tidak ada
c. Nyeri perut : tidak ada
d. Panas menggigil : tidak ada
e. Sakit kepala berat/ terus menerus : tidak ada
f. Penglihatan kabur : tidak ada
g. Rasa nyeri / panas waktu BAK : tidak ada
h. Rasa gatal pada vulva/vagina : tidak ada
i. Pengeluaran cairan pervaginan : tidak ada
j. Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : tidak ada
k. Oedema : tidak ada


61

2.5 Diet / makan sebelum hamil :
Makan 3 kali sehari porsi sedang terdiri dari nasi tempe, tahu dan
sayuran
Perubahan makan yang dialami selama hamil :
Tidak nafsu makan, makan menjadi 2 kali sehari porsi kecil terdiri
dari nasi tahu sayur-sayuran
2.6 Pola Eliminasi
BAB : 1 kali sehari, konsistensi : lembek, kuning berbau khas
BAK : + 6 x sehari, konsistensi : cair, warna jernih, berbau khas
2.7 Aktifitas sehari hari
Pola istrahat dan tidur : Tidur siang tidak pernah, tidur malam
(21.00-05.00) wib
Seksualitas : Tidak mengganggu seksualitas
Pekerjaan : melakukan pekerjaan rumah seperti
mencuci baju, mengepel, menyapu dan
memasak.
2.8 Imunisasi TT 1 tanggal :
Imunisasi TT 2 tanggal :
2.9 Kontrasepsi yang pernah digunakan : Pil




62


3. Riwayat kehamilan , persalinan, dan nifas yang lalu
No
Tgl/Tahun
Persalinan
Tempat
Pertolonga
n
Usia
Kehamila
n
Jenis
Persalina
n
Penolong
Penyakit
Kehamilan,
Persalinan
ANAK
JK BB PB
Keadaan
1.

02-Okt-2010
RSUD
Depok
aterm Spontan Bidan Tidak ada Pr
2800
gram
48
cm
baik
2.

Hamil ini - - - - - - - -
-


4. Riwayat Kesehatan
4.1 Riwayat penyakit yang pernah atau yang sedang diderita
a. Jantung : tidak ada
b. TD Tinggi : tidak ada
c. Hepar : tidak ada
d. Anemia Berat : tidak ada
e. Diabetes Mellitus : tidak ada
f. Penyakit menular seksual HIV/AIDS : tidak ada
g. Campak : tidak ada
h. Malaria : tidak ada
i. TBC : tidak ada
63

j. Gangguan Mental : tidak ada
k. Operasi : tidak ada
l. Gemelli : tidak ada
4.2 Perilaku kesehatan
a. Penggunaan alcohol : tidak mengkonsumsi
b. Obat-obatan/ jamu : tidakpernah mengkonsumsi
c. Merokok, makan sirih : tidak pernah mengkonsumsi
d. Irigasi Vagina : tidak ada
e. Ganti pakaian dalam : 2 kali/hari ganti pakaian dalam
5. Riwayat sosial
5.1 Kehamilan ini direncanakan ? Ya
5.2 Jenis kelamin yang diharapkan : Laki-laki
5.3 Status perkawinan : Sah
5.4 Susunan keluarga yang tinggal serumah :
No
Jenis
kelamin
umur
Hubungan
keluarga
Pendidkan
Pekerjaa
n
Keteranga
n
1. L 27th Suami SD Buruh
Baik
2. L 38th Kaka SD Buruh
Baik



64

5.5 Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan
nifas:
Tidak ada kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan,
persalinan, dan nifas

6. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti : hipertensi, asma,
diabetes melitus, dan gemeli.

C. Pemeriksaan
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
2. Tanda tanda vital
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Suhu tubuh : 36,7C
Denyut nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 21 x/menit
3. Antropometri
Tinggi badan : 160 cm, Berat badan : 48 kg, BB sebelum hamil : 33 kg
kg, Kenaikan BB selama hamil : 11 kg, IMT sebelum hamil : 12,8
LILA : 21 cm.
65

4. Pemeriksaan fisik
4.1 Muka : tidak oedema
4.2 Mata Kelopak mata : tidak oedema
Konjungtiva : tidak pucat
Sklera : tidak kuning
4.3 Mulut : Lidah : bersih tidak kotor
Gusi : tidak bengkak
Gigi :tidak berlubang
4.4 Kelenjar tyroid : pembesaran kelenjar : tidak ada pembesaran
4.5 Kelenjar getah bening : pembesaran kelenjar: tidak ada
pembengkakan
4.6 Dada
Jantung : tidak ada suara tambahan/murmur
Paru : tidak ada suara wheezing dan ronchi
Payudara : Pembesaran : ya, kanan dan kiri
Putting susu : menonjol
Simetris : ya, kanan dan kiri
Benjolan / tumor : tidak ada
Pengeluaran : belum ada
Rasa nyeri : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
66

4.7 Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang : lordosis fisiologi gravidarum
Nyeri ketuk pada pinggang : tidak ada
4.8 Ekstremitas atas dan bawah
Oedema : tidak ada
Kekakuan sendi : tidak ada
Kemeraahan : tidak ada
Varises : tidak ada
Refleks : patella (+) kanan dan kiri
4.9 Abdomen
a. Inspeksi
Pembesaran : tidak sesuai dengan usia kehamilan
Bentuk : bulat memanjang
Bekas luka operasi : tidak ada
Striae gravidarum : ada
Linea nigra : tidak ada
Linea alba : tidak ada
b. Palpasi
TFU 26cm (MC. Donald)
Leopold I : Bagian fundus uteri teraba agak bulat, agak
lunak tidak melenting (bokong).
67

Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba keras,
panjang seperti papan (punggung). pada
bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian
kecil janin (eksremitas).
Leopold III : Pada bagian terendah janin teraba bulat, keras
melenting (kepala)
Leopold IV : penurunan 5/5
c. Auskultasi
Punctum maximum : terdengar jelas 1 titik, 3 jari bawah
pusat kuadran kanan bawah.
Denyut jantung fetus : 136x / menit, teratur
Taksiran berat janin : (26-13) x 155 = 2015 gram
d. Anogenital
Inspeksi
Perineum :tidak dilakukan,
eriksa dalam, Serviks dan vagina (jika ada indikasi)
Tidak dilakukan
Pelvimetri Klinis
Tidak dilakukan
Adnexa
Tidak dilakukan


68

D. Pemeriksaan laboratorium
Darah : Hb : Tidak Dilakukan Gol. Darah:Tidak Dilakukan
Urine : Protein : Tidak Dilakukan Reduksi:Tidak dilakukan
Pemeriksaan penunjang lainnya : USG tanggal 24-januari-2014 hasil Janin
hidup intrauterin TBJ : 2000 gr, gravida 36-37 minggu dengan IUGR

II. ANALISA MASALAH
Diagnosa : G2P1A0 hamil 36 minggu dengan IUGR
Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala
Dasar subyektif : 1. Ibu mengatakan ini kehamilan kedua
2. Ibu mengatakan melahirkan satu kali
3. Ibu mengatakan belum pernah keguguran
4. Ibu mengatakan HPHT :21-5-2013 , TP:29-2-2014
Dasar obyektif : TFU : 26 cm (Mc. Donald)
Leopold I : Pada fundus uteri teraba agak bulat, agak
lunak, tidak melenting yaitu bokong.
Leopold II : pada bagian kanan perut ibu terabakeras,
panjang seperti papan (punggung).
Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian-
bagian kecil janin (ekstemitas)
Leopold III : pada bagian terendah janin teraba keras,
bulat, tidak melenting (kepala).
69

DJJ : 136 x/menit teratur
Punctum maximum : terdengar jelas 1 titik 3 jari bawah
pusat kuadran kanan bawah.
TBJ : 2015gram

III. MASALAH POTENSIAL
Retensio Plasenta, BBLR

IV. TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dan konsultasi dengan dokter Obgyn

V. PERENCANAAN TINDAKAN
1. Lakukan informed consent kepada ibu
2. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
3. Beritahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan Trimester 3
4. Beritahu ibu untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi
dengan perubahan pola makan yang dialami selama hamil yaitu makan
sedikit tapi sering
5. Beritahu ibu tanda-tanda persalinan
6. Berikan ibu Kalk 1x1 dan Af 1x1
7. Beritahu ibu untuk kunjungan ulang 04-Februari-2014
8. Dokumentasikan semua asuhan kebidanan

70

VI. PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Melakukan informed consent kepada ibu
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan saat ini, yaitu : TD: 90/60 mmHg, N :
80 x/menit, S : 36,7
0
C, RR : 21 x/menit TFU:26 Berat Badan Janin : 2015
DJJ: 138x/menit
3. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan TM 3 yaitu :
a. Oedema pada muka dan tangan
b. Sakit Kepala hebat
c. Perdarahan pervaginam
d. Nyeri abdomen
e. Gerakan janin dirasakan tidak seperti biasanya
f. Penglihatan kabur
4. Memberitahu ibu untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi
Dengan makan porsi kecil tapi sering atau dengan porsi sedang untuk
menambah berat badan pada bayi karena perubahan pola makan yang
dirasakan ibu saat kehamilan maka dianjurkan makan dengan porsi kecil
tapi sering dengan menggunakan piring kecil terdiri dari sumber
karbohidrat yaitu nasi, sumber protein yaitu tempe bacem atau tahu atau
ikan goreng atau telur serta sumber vitamin dan mineral yaitu sayur
sayuran seperti tumis kangkung atau sayur bayam yang dicampur dengan
jagung dilakukan 5 kali sehari dan bila perlu konsumsi susus atau ice cream
agar gizi ibu tetap terpenuhi dan dapat menambah berat badan pada janin
71

5. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda persalinan yaitu, mulas teratur, keluar
lendir darah dan air-air yang berbau amis juga yang tidak tertahan
6. Memberikan Kalk, dan Af dengan cara meminum 1x sehari diminum
sehabis makan dengan menggunakan air putih / air jeruk
7. memberitahu ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 04-februari-2014
8. mendokumentasikan seluruh asuhan

VII. EVALUASI
1. Ibu telah melakukan informed consent dan ibu telah menandatangani surat
informed consent
2. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan saat ini bahwa keadaan berat badan
janin kurang
3. Ibu telah mengerti tentang penjelasan yang disampaikan oleh petugas
kesehatan.
4. Ibu berjanji akan menuruti semua saran dan penjelasan yang disampaikan
oleh petugas kesehatan.
5. Ibu mengerti tentang cara meminum Kalk dan Af dan berjanji meminum
secara teratur
6. Ibu berjanji akan melakukan kunjungan ulang pada tanggal 04-februari-
2014 atau jika ada indikasi.
7. Seluruh asuhan kebidanan telah didokumentasikan.

72

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada BAB IV ini adalah pembahasan tentang kesesuaian antara teori dan
prakterk di lapangan pada Ny. D umur 26 tahun G
2
P
1
A
0
hamil 36 minggu dengan
IUGR
Pada tanggal 24-Januari-2014 Ny.D datang kunjungan pertama ke Rumah
Sakit Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa atas rujukan LKC untuk dilakukan
USG, pada saat kunjungan pertama oleh penulis dilakukan pengkajian didapatkan
hasil HPHT tanggal 21-mei-2013 dan di perkirakan taksiran persalinan tanggal
28- Februari-2014. Hal ini sesuai dengan teori menurut (Rukiyah) dihitung dengan
menggunakan rumus Neagle yaitu dihitung dari tanggal haid terakhir hari
ditambah 7 (tujuh), bulan ditambah 9 (sembilan) atau dikurang 3 (tiga), tahun
ditambah 1 (satu) atau tidak. Hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek karena Ny. D partus pada tanggal 28-2-2014 dan masih dalam batasannya
karena plus minus 2 minggu.
Pergerakan bayi Ny. D dirasakan usia kehamilan 16 minggu, hal ini sesuai
dengan teori Prawirohardjo (2010) yang mengatakan bahwa umumnya gerakan
janin bermula pada semula pada usia kehamilan mencapai 12 minggu, tetapi baru
dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16-20 minggu karena usia kehamilan
tersebut dinding uterus mulai menipis dan gerakan gerakan janin mulai kuat.
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

73

Ny.D dalam lingkungannya bekerja sebagai buruh di Pabrik Kerupuk, yang
membuat dia mempunyai perubahan pola makan menjadi tidak teratur karna
aktifitas yang panjang ditambah lagi Ny.D menopang kebutuhan keluarganya
karena suami tidak bekerja, hal ini menjadikan Ny.D tidak fokus terhadap
kehamilannya sehingga saat pemeriksaan kehamilan Berat Badan Janin tidak
sesuai atau IUGR Hal ini sesuai dengan teori Ai yeyeh 2009 bahwa gangguan
emosi berupa stres atau depresi yang dialami pada trimester pertama kehamilan
akan berpengaruh pada janin, karena pada saat itu janin sedang dalam masa
pembentukan. Akan mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat atau BBLR.
Diagnosa pada kasus Ny.D yaitu G
2
P
1
A
0
hamil 36 minggu dengan IUGR,
diperkuat dengan hasil pemeriksaan TFU 26 cm hal ini tidak sesuai dengan teori
Prawirohardjo, 2009 yang menyatakan bahwa pada usia kehamilan 36 minggu
TFU 30 cm dan menurut Ibnu Pranoto, 2012 bila pada pengukuran di dapat
panjang fundus uteri 2 (dua) atau 3 (tiga) sentimeter di bawah ukuran normal
untuk masa kehamilan itu maka kita dapat mencurigai bahwa janin tersebut
mengalami hambatan pertumbuhan.
Wanita kurus cenderung melahirkan bayi kecil, sebaliknya wanita gemuk
cenderung melahirkan bayi besar. Pada kasus Ny.D memiliki berat badan sebelum
hamil 33 kg dan tinggi badan 160 cm dengan IMT 12,8 termasuk dalam kriteria
berat kurang. Hal ini sesuai dengan teori Prawirohardjo, 2010 hal 180 yang
menyatakan IMT Kurang dari 19,8 adalah berat kurang atau rendah. Berat badan
yang kurang sebelum hamil merupakan salah satu faktor dari ibu untuk terjadi
IUGR pada bayinya.
74

Ny.D juga mengalami kenaikan berat badan selama kehamilannya hanya 11
kg hal ini tidak sesuai dengan teori Prawirohardjo, 2010 yang menyatakan
Wanita dengan kriteria berat kurang, peningkatan berat badan idealnya saat hamil
adalah 12,5 sampai dengan 18 kg.



















75

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Asuhan Kebidanan ibu hamil pada Ny.D (26 tahun) dengan suami Tn.R (27
tahun), alamat rumah Jl.KH Dewantara Ciputat Rt 01/05 No.43 melakukan
pemeriksaan ANC, tidak ada riwayat kesehatan yang bermasalah dan tidak ada
riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita,keadaan umum baik,kesadaran
composmentis,keadaan emosional stabil. pemeriksaan fisik normal dan tanda-
tanda vital normal dan selama asuhan pada Ny.D didapatkan masalah yang serius
pada kehamilannya yaitu janinnya mengalami IUGR atau pertumbuhan janin
terhambat.
a. Hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny.D ditemukan masalah khusus
pada waktu pemeriksaan fisik dan data penunjang.
b. Mahasiswi telah melakukan interpretasi data dasar, didapatkan ibu
ditemukan adanya komplikasi pada janinnya.
c. Mahasiswi telah mengidentifikasi diagnose/masalah potensial, ditemukan
masalah potensial pada kehamilan Ny.D.
d. Dalam melaksanakannya,penulis melakukan tindakan segera pada Ny.D
yaitu berupa kolaborasi dan konsultasi terhadap dokter obgyn.
e. Mahasiswi telah membuat perencanaan-perencanaan berdasarkan kebutuhan
yang diperlukan oleh Ny.D dan mahasiswi telah melaksanakannya dengan
baik.
76

f. Mahasiswi melakukan implementasi sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
g. Hasil yang telah direncanakan pada asuhan kehamilan sudah lakukan
dengan baik.
h. Seluruh asuhan kebidanan sudah di dokumentasikan

B. SARAN
1. Bagi Lahan Praktek
a. Bimbingan yang telah diberikan kepada mahasiswi dalam melaksanakan
praktek sudah cukup baik dan pertahankan untuk tetap memberikan
bimbingan yang baik dan benar dalam praktek.
b. Diharapkan agar terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan dan
melaksanakan asuhan kebidanan dengan mengikuti standar pelayanan
kebidanan yang ada secara tepat dan berkesinambungan.
2. Bagi Pendidikan
a. Diploma III Kebidanan Kartini Jakarta diharapkan dapat terus
meningkatkan mutu pendidikan sehingga pada akhirnya mampu
menghasilkan bidan-bidan yang profesional.
b. Bimbingan yang diberikan pada mahasiswi sudah baik, diharapkan dapat
meningkatkan bimbingan dan pengawasan secara langsung saat
melakukan asuhan kebidanan dilahan praktek.
3. Bagi Pasien
77

a. Diharapkan untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan informasi
mengenai kehamilan.
b. Menganjurkan ibu untuk menjaga kesehatan dan memenuhi nutrisi serta
gizi yang cukup selama hamil.
4. Bagi Mahasiswa
a. Lebih membekali diri meningkatkan pengetahuan dan wawasan dengan
banyak membaca dan mencari informasi baru dan lebih meningkatkan
keterampilan agar siap pakai di lapangan praktek.
b. Belajar dengan sungguh-sungguh dan aktif dalam proses belajar mengajar
maupun dilahan praktek agar dapat menghasilkan bidan yang profesional
dan kompeten.









78

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam.1998, Sinopsis Obstetri. Jakarta.EGC
Prawiroharjo, Sarwono.2003. IlmuKebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Varney, Helen Dkk.2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4 vo1. Jakarta.EGC
Pranoto, Ibnu dkk. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
http://khanzima.wordpress.com/2011/03/10/asuhan-kebidanan-kehamilan-
dengan-iugr/
http://windakusumawardini.blogspot.com/2012/04/manajemen-asuhan-
kebidanan-pada-iugr.html

Anda mungkin juga menyukai