BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. AKI juga merupakan salah satu target yang telah
Goals/ MDGs) yaitu tujuan ke-5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target
yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah
kematian maternal adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau
selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat
dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan
ditambah dengan jumlah anak yang meninggal dalam minggu pertama dalam
Indonesia, 2013).
500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000
pertahun. Menurut WHO pada tahun 2011, penurunan Angka Kematian Ibu per
100 ribu kelahiran bayi hidup masih terlalu lambat untuk mencapai target Tujuan
1
2
WHO juga menambahkan bahwa proporsi kematian bayi baru lahir di dunia
sangat tinggi, sebesar 4 juta kematian bayi baru lahir pertahun dan 1,4 juta
kematian pada bayi baru lahir pada bulan pertama di Asia tenggara. Hanya sedikit
negara di Asia Tenggara yang mempunyai sistem registrasi kelahiran yang baik
sehingga tidak diperoleh data yang akurat tentang jumlah kematian bayi baru lahir
atau pun kematian pada bulan pertama (Profil Kesehatan Indonesia, 2013).
Hal tersebut membuat penurunan angka kematian bayi baru lahir di setiap
negara di Asia Tenggara masih sangat lambat. Dalam data tersebut Indonesia
merupakan bagian dari negara ASEAN yang mempunyai angka kematian ibu dan
anak yang masih tinggi dibandingkan dengan Negara yang lain (Profil Kesehatan
Indonesia, 2013).
2011 mencapai AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini menempatkan
Indonesia mendapat gelar sebagai salah satu negara dengan AKI tertinggi di
Asian Nations) dan ke-2 tertinggi di SEAR (WHO South-East Asia Regional).
terancam tingginya Angka Kematian Ibu. Pada Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia 2007, angka kematian ibu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Survei yang
sama tahun 2012 menunjukkan 359 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), Angka Kematian Ibu (AKI)
3
per 100.000 kelahiran hidup menurun secara bertahap, dari 390 (1991) menjadi
334 (1997), 307 (2003), dan 228 (2007). Tahun 2012 untuk pertama kalinya AKI
AKI adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan tahun 2007 sebanyak
228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di Indonesia mengalami
peningkatan antara tahun 2007 sampai 2012 yaitu dari 26 menjadi 32 per 1.000
kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target Indonesia untuk mencapai
tujuan MDG’s tahun 2015 yaitu menurunkan AKI sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup dan AKB sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. (Profil Kesehatan
Indonesia, 2013).
ibu, yang terjadi 90 % pada saat persalinan dan segera setelah pesalinan.
tenaga kesehatan, dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam
Terlalu sering, dan Terlalu Lama. Sedangkan penyebab kematian neonatal karena
29% BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah), 27% asfiksia , 10% masalah pemberian
4
minum, 10% tetanus , 6% gangguan hematologi , 5% infeksi dan 11% lain - lain
Kejadian Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sesebesar
116,34/100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2013 AKI tercatat sebesar
tahun sebelumnya. Kematian maternal terjadi pada waktu ibu hamil sebesar
24,74%, waktu bersalin sebesar 17,33%, waktu nifas sebesar 57,93%. Sementara
produktif (20-34 tahun) sebesar 66,96%, kemudian pada kelompok umur >35
tahun sebesar 26,67% dan pada kelompok umur <20 tahun sebesar 6,37%.(Profil
Kejadian angka kematian bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar
10,75/1.000 kelahiran hidup, dan meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011
2015 sebesar 17/1.000 kelahiran hidup maka AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun
2012 sudah cukup baik karena telah melampaui target. (Profil Kesehatan Provinsi
hidup. Hal ini relatif sama dengan angka kejadian di Jawa Tengah dan masih jauh
untuk mencapai tujuan akhir MDGs yaitu sebesar 102/100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan data AKB pada tahun yang sama sebesar 13,78/100.000 kelahiran
5
hidup. Hasil ini relatif lebih tinggi dari angka kejadian di Jawa Tengah namun
sudah melampaui target MDGs pada thun 2015 sebesar 23/100.000 kelahiran
wilayah Kecamatan Keradenan pada tahun 2014 tidak terdapat kematian ibu,
Menanggapi masalah kematian Ibu yang demikian besar, tahun 1987 untuk
di Nairobi, Kenya. Lalu pada tahun 1990 ada World Summit for Children di New
Angka Kematian Ibu menjadi separuh pada tahun 2000. (Prawirohardjo, 2010)
kesehatan repeoduksi pria dan wanita sangat vital bagi pembangunan sosial dan
pengembanagn SDM termasuk pelayanan pada ibu hamil dan bersalin dengan
pada tahun 2000 menjadi separuh sejak tahun 1990. (Prawirohardjo, 2010)
didukung oleh badan Internasional seperti UNFPA, UNICEF dan World Bank.
(Angka Kemtaian Bayi). Pada tahun 1998 diadakan lokakarya Kesejahteraan Ibu,
2010).
UNDP melaksanakan Assesment Safe Motherhood. Suatu hasil dari kegiatan ini
menurunkan AKI dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada 1986 menjadi 225
pada tahun 2000. Pada pertengahan tahun 1996, Menperta juga meluncurkan
Gerakan Sayang Ibu, yaitu advokasi dan mobilisasi sosial untuk mendukung
penurunan AKI dan AKB. Gerakan Sayang Ibu untuki mencegah tiga
2010)
7
kehamilan yang termasuk kategori 4 terlalu yakni terlalu muda atau terlalu tua
untuk kehamilan, terlalu sering hamil dan terlalu banyak anak. Kedua adalah
komplikasi sedari dini. Ketiga adalah persalinan dan masa nifas yang aman
dengan penolong persalinan yang terampil dan pengetahuan yang cukup untuk
lintas sektor dalam penentuan kegiatan dan pembiayaan dari berbagai sumber
dana, antara lain untuk menurunkan AKI dan AKB (Prawirohardjo, 2010).
Dewasa ini, telah digunakan sebuah program untuk memantau data cakupan
layanan program kesehatan ibu dari provinsi setiap tahunnya. Alat manajemen
untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja secara terus
menerus dikenal dengan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
4 kali selama kehamilan yaitu minimal 1 kali pada trimester I (usia kehamilan 0-
minimal 2 kali pada trimester III (usia kehamilan 29-40 minggu). Dengan
melakukan ANC minimal 4 kali maka untuk memantau kesehatan ibu hamil atau
tahun 1985. Pada saat itu pimpinan puskesmas maupun pemegang program di
memberikan data yang cepat sehingga pipmpinan dapat memberikan respon atau
tindakan yang cepat dalam wilayah kerjanya. PWS lain seperti PWS-Kesehatan
Ibu dan Anak (PWS KIA) dan PWS Gizi (Kemenkes RI, 2013).
dengan target 100%, K4 105,67% dengan target 96%, Pn 102,78% dengan target
96%, KF3 99,76% dengan target 97%, Contraceptive Prevalence Rate 69,17%
dengan target 82%, KN1 108,32 % dengan target 92%, KN Lengkap 100,99%
dengan target 92%. Dari data tersebut terlihat pencapaian pelayanan antenatal,
melebihi Pn, hal ini mengindikasikan kinerja yang baik karena semua bayi yang
ditolong tenaga kesehatan telah dicakup ditambah bayi yang lahir tidak ditolong
tenaga kesehatan.
96%, K4 92,89% dengan target 96%, Pn 93,17% dengan target 96%, KF3
target 82%, KN1 97, 83% dengan target 92%, KN lengkap 102,17% dengan target
92%. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa K1 melebihi Pn sehingga
menunjukkan kinerja yang baik oleh bidan. Sedangkan pada bayi didapatkan Kn-1
diterima dan dijangkau, terjangkau dan efektif serta bermutu (Nurhayati dkk,
2011)
kebidanan secara komprehensif dan kontinyu pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL
(Bayi Baru Lahir) dan KB (Keluarga Berencana) pada Ny. I umur 24 tahun di
mengurangi komplikasi yang terjadi dan dapat mendeteksi dini apabila terjadi
kelainan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Blora.
C. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran yang akan diberikan asuhan kebidanan adalah ibu hamil TM III
asuhan Ibu bersalin, asuhan ibu nifas dan KB, asuhan Bayi Baru Lahir.
2. Tempat
Kabupaten Blora.
3. Waktu
April 2015.
11
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
2. Bagi Klien
Metode pengambilan data yang digunakan untuk penyusunan studi kasus yaitu:
1) Wawancara
seseorang.
12
2) Observasi
diteliti.
3) Pemeriksaan fisik
F. Sistematika Penulisan
1. Bagian Awal
a. Halaman Sampul
b. Halaman Judul
f. Halaman Persembahan
g. Kata Pengantar
h. Daftar Isi
i. Daftar Tabel
j. Daftar Lampiran
k. Abstrak
13
2. Bagian Utama
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Manfaat
F. Sistematika Penulisan
A. Rancangan Penelitian
B. Subyek Penelitian
D. Masalah Etika
A. Tinjauan Kasus
B. Pembahasan
14
BAB V PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Bagian Akhir
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN