Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar (DKK) Angka
Kematian Ibu (AKI) secara kumulatif setiap tahunnya. Dapat dilihat dari tahun 2000
ditemukan kematian ibu sebesar 7 kematian, tahun 2011 naik sebesar 17 kematian, tahun
2012 turun sebesar 13 kematian, kemudian naik lagi di tahun berikutnya 2013 sebanyak
17 kematian, tahun 2014 juga naik menjadi 18 kematian, dan tahun 2015 sebanyak 16
kematian. Mulai tahun 2000 sampai dengan tahun 2015 Angka Kematian Ibu berjumlah
88 kematian ibu. Sedangkan Angka Kematian Bayi dilihat dari tahun 2000 ditemukan
kematian bayi sebesar 125 kematian, tahun 2011 turun menjadi 121 kematian, tahun 2012
naik menjadi 135 kematian, tahun 2013 sebanyak 131 kematian, tahun 2014 juga naik
menjadi 136 kematian, dan tahun 2015 juga naik menjadi 166 kematian.
Mulai tahun 2000 sampai dengan tahun 2015 Angka Kematian Bayi (AKB)
berjumlah 814 kematian bayi. Masih tingginya angka kematian ibu dan bayi harus segera
ditanggani karena akan berpengaruh pada kualitas pelayanan kesehatan yang diterapkan
selama ini. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka pemerintah daerah
mengeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Peningkatan Kualitas Hidup Ibu dan Anak. Usaha tersebut melalui
badan yang terkait menangani permasalahan tersebut yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten
Karanganyar. Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar menjalankan kewajibannya
dengan mendasarkan pada Undang-Undang yang berlaku dan Peraturan Daerah tersebut.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, dibutuhkan suatu sikap atau tindakan dan
ketegasan dari pemerintah melalui Dinas Kesehatan, terlebih lagi akan fenomena yang
terjadi yaitu masih tingginya angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Karanganyar.
Sikap Dinas Kesehatan dalam menghadapi permasalahan tersebut menjadi suatu
perhatian yang penting terkait tentang masih tingginya angka kematian ibu dan bayi di
Kabupaten Karanganyar. Sikap Dinas Kesehatan tersebut ditunjukan dengan pemenuhan
pelayanan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat terhadap keluhan yang ada. Sikap
tersebut ditunjukan dari adanya daya tanggap atau responsivitas petugas pelayanan
terutama di Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar. Dimana responsivitas merupakan
salah satu karakteristik untuk mewujudkan good governance. Dinas Kesehatan
Kabupaten Karanganyar berupaya untuk memberikan pembinaan yang responsif terhadap
ibu hamil di daerah tersebut agar dapat menekan angka kematian ibu dan bayi.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti responsivitas
Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Karanganyar.
Menurut WHO (Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 2016:2)
kematian ibu yaitu kematian dari setiap wanita selama kehamilan, bersalin atau dalam 42
hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, tanpa melihat usia dan lokasi
kehamilan oleh setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperberat oleh
kehamilan atau penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau incidental (faktor
kebetulan). Menurut Saddiyah Rangkuti (Jurnal Ilmiah Research, 2015: 3) faktor
penyebab kematian ibu dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu penyebab langsung dan
penyebab tidak langsung. Penyebab langsung berupa pendarahan, eklampsia, partus lama,
komplikasi aborsi, dan infeksi. Sedangkan penyebab tidak langsung berupa status
perempuan dalam keluarga, keberadaan anak, sosial budaya, pendidikan, sosial ekonomi,
dan geografis daerah.
Ibu yang sehat akan melahirkan bayi yang sehat pula. Selain Angka Kematian Ibu
(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) juga merupakan salah satu indikator utama dalam
peningkatan mutu atau status derajat kesehatan masyarakat di suatu daerah. Menurut
Sukarni (1995:9) tingkat kematian bayi disebabkan karena bayi sangat rentan dengan
keadaan kesehatan ataupun kesejahteraan yang buruk sehingga dari angka kematiannya
dapat diketahui angka derajat kesehatan atau kesejahteraan masyarakat atau penduduk.
Pengertian Angka Kematian Bayi (AKB) (Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 2015:2)
adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran
hidup. Dijelaskan pada jurnal ini penyebab kematian bayi, ada dua macam yaitu endogen
dan eksogen. Kematian bayi endogen atau kematian neonatal disebabkan oleh faktor-
faktor yang dibawa bayi sejak dilahirkan, yang dapat diperoleh dari orang tuanya pada
saat konsepsi. Sedangkan kematian bayi eksogen atau kematian postneonatal disebabkan
oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan luar.

2. Rumusan Masalah
1) Identifikasi isu angka kematian ibu (AKI)
2) Analisi isu angka kematian ibu dan bayi
3) Pemilihan strategi perubahan isu angka kematian ibu dan bayi
4) Pemograman aksi isu angka kematian ibu dan bayi
5) Evaluasi hasil
BAB II

PEMBAHASAN

1. Identifikasi Isu Angka Kematian Ibu (AKI)


Meningkatkan kesehatan ibu adalah tujuan kelima Millenium Development Goals
(MDGs) yang harus dicapai oleh 191 negara anggota PBB pada tahun 2015, termasuk
Indonesia. Mengurangi 2/3 AKI saat melahirkan (1990- 2015) menjadi salah satu target
meningkatkan kesehatan ibu, selain akses terhadap pelayanan kesehatan standar hingga
tahun 2015. AKI ditargetkan turun dari 390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1990
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Hingga tahun 2015, ternyata
target MDGs 5 tersebut tidak dapat dicapai. Hal ini memang sudah diprediksi
sebelumnya. Dengan prediksi linier AKI, Kementerian Kesehatan telah memperkirakan
pada tahun 2015 Indonesia baru akan mencapai angka 161 per 100.000 kelahiran hidup.
Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012 menunjukkan AKI sebesar
359 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) 2015 menunjukkan AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, masih sangat
tinggi dibandingkan perkiraan Kementerian Kesehatan. Data lain ditunjukkan oleh Bank
Dunia yang menyatakan bahwa sejak 2000, AKI di Indonesia menunjukkan tren
menurun, dengan menyebutkan bahwa rasio AKI di Indonesia sebesar 177 per 100.000
kelahiran hidup pada 2017. Dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable
Development Goals (SDGs), target AKI adalah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2030. Untuk mencapai target tersebut diperlukan kerja keras, terlebih jika
dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN, AKI di Indonesia relatif masih sangat
tinggi. AKI di negara-negara ASEAN rata-rata sebesar 40-60 per 100.000 kelahiran
hidup. Bahkan, AKI di Singapura sebesar 2-3 per 100.000 kelahiran hidup.
Dengan jumlah itu, Indonesia berada dalam sepuluh negara dengan angka
kematian neonatal tertinggi di dunia. Pada kasus ini kematian ibu bisa terjadi saat
kehamilan (22%), persalinan maupun setelah melahirkan (57%) dan melahirkan (15%)
Sementara itu menurut Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes Eni Agustina, penyebab
utama kematian ibu ialah tekanan darah tinggi (hipertensi) dalam kehamilan (32%) serta
pendarahan setelah persalinan (20%). Ada juga disebabkan oleh penyakit tidak menular
seperti jantung atau gula darah. Tapi pernikahan muda juga memiliki risiko yang tinggi
terhadap kematian ibu dan bayi. Seperti bayi dengan berat badan yang kurang tidak risiko
pada kehamilan pertama tapi juga kehamilan selanjutnya.
Angka kematian ibu di bawah usia 20 tahun mencapai 6%, sedangkan di atas usia
35 tahun mencapai 25%. Angka tertinggi kematian dalam kasus ini terjadi di Jawa Barat,
Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Banten dan Sulawesi Selatan. Jika secara
angka absolut banyak terjadi di daerah timur. Tapi di daerah yang penduduknya banyak
juga tingkat kehamilannya banyak dan kematiannya juga banyak. Selain faktor-faktor
diatas dokter juga menjadi masalah di daerah timur Indonesia. Ada dokter yang menilai
persalinan itu tugas bidan dokter hanya rujukan saja bahkan ada yang tidak mau
membantu persalinan. Angka kematian ibu di beberapa Negara ASEAN, 2015

350

300

250

200

150

100

50

0
laos indonesia filipina myanmar cambodia vietnam malaysia

Sumber: ASEAN Secretariat,2017

2. Analisis Isu Kematian Ibu dan Bayi


A. Pathway kematian ibu
Kehamilan dan persalinan yang terjadi pada wanita diperkirakan akan mengalami
komplikasi sebanyak 15%, sebagian komplikasi dapat mengancam jiwa dan sebagian
lagi dapat dicegah dan ditangani. Hoelman dkk (2015) menyatakan bahwa
pencegahan dan penanganan yang dapat dilakukan antara lain:
a) Ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan bila mengalami komplikasi;
b) Tenaga kesehatan melakukan prosedur penanganan yang sesuai, seperti
penggunaan partograf untuk memantau kemajuan persalinan dan pelaksanaan
manajemen aktif kala III untuk pencegahan perdarahan;
c) Tenaga kesehatan mampu melakukan deteksi dini komplikasi;
d) Bila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama
dan melakukan stabilisasi pasien sebelum rujukan;
e) Proses rujukan efektif;
f) Pelayanan di rumah sakit yang efektif dan tepat guna

Sebagian besar kematian ibu harusnya dapat dicegah, karena sebagian besar
komplikasi kebidanan dapat ditangani. Menurut Hoelman dkk (2015), ada tiga hal
yang harus dipahami bahwa:

a) Setiap ibu hamil beresiko mengalami komplikasi yang akan mengancam jiwanya;
b) Karena setiap kehamilan beresiko, maka ibu hamil harus mempunyai akses yang
adekuat saat komplikasi terjadi;
c) Sebagian besar kematian ibu terjadi pada masa persalinan dan dalam 24 jam
pertama pasca persalinan. Periode yang sangat singkat, sehingga akses terhadap
pelayanan yang berkualitas perlu mendapatkan prioritas agar mempunyai daya
ungkit tinggi dalam menurunkan kematian ibu.

Aeni, Nurul. (2013). “Faktor Risiko Kematian Ibu”, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol. 7, No. 10,
hal. 453-454

"Angka Kematian Ibu Melahirkan di Indonesia pada 2019 Masih Tinggi", https://tirto.id/ei1y, diakses 29
November 2019.

“Meski Cenderung Turun, tapi Belum Mencapai Target Millenium Development Goals (MDGs) 2015
Sebesar 110 Kematian per 100 Ribu Kelahiran”. Angka Kematian Ibu Indonesia Cenderung Turun,
https:// databoks.katadata.co.id/ datapublish/2019/10/08/ tren-angka-kematian-ibu-diindonesia,
diakses 4 Desember 2019.

Anda mungkin juga menyukai