Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan suatu indikator untuk menghitung banyaknya
kematian ibu yang terjadi selama masa kehamilan, persalinan hingga pasca persalinan.
Sedangkan, yang dimaksud dari Angka Kematian Bayi (AKB) adalah suatu indikator untuk
menghitung Jumlah bayi yang meninggal sebelum usia satu tahun setiap 1.000 kelahiran hidup
pada waktu yang sama. Angka ini sering dijadikan acuan untuk menilai baik buruknya kondisi
ekonomi, sosial dan lingkungan suatu negara. Lebih tepatnya menggambarkan angka kematian
bayi di suatu negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemerintah juga akan menggunakan angka
ini sebagai acuan untuk menentukan kebijakan kesehatan global ke depan.

Upaya pemerintah indonesia untuk menurunkan AKI dan AKB yaitu melaksanakan
program (millenium development Goals) MDG'S pada tahun 2018-2020. Target yang
direncanakan pada program MDG' s tidak sepenuhnya tercapai. Penyebab tidak tercapainya
MDGs yaitu distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata, kompetisi tenaga kesehatan,
kurangnya fasilitas kesehatan dan pelayanan kesehatan yang kurang optimal kepada
masyarakat.

Pemerintah Indonesia melanjutkan program untuk mencapai penurunan AKI DAN AKB
yaitu Sustainable Development Goals (SDG's) yang akan dilaksanakan sampai tahun 2030. SDGs
merupakan komitmen nasional dan global dalam upaya mensejahterakan masyarakat melalui
pemberantasan kemiskinan dan kelaparan, kesejahteraan masyarakat, pendididkan kesetaraan
gender, sanitasi dan pengelolaan air, penjaminan akses energi, pertumbuhan ekonomi,
pembangunan, mengurangi kesenjangan, kesehatan dan di targetkan tercapai di tahun 2030.

Angka kematian bayi di Indonesia masih jauh lebih tinggi, namun tetap relatif tinggi
dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Pada tahun 2019, negara-negara Asia
Tenggara dengan angka kematian anak terendah adalah Singapura (2,26), diikuti oleh Malaysia
(6,65), Thailand (7,80), Brunei (9,83) dan Vietnam (16,50). Begitupula dengan angka kematian
ibu di Indonesia . Kasus kematian ibu masih sangat dalam taraf yang mengkhawatirkan di
Indonesia. Meiwita Budhiharsana dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
menjelaskan, menurut periode 2018-2019, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi:
305 per 1.000 kelahiran hidup.
Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI), Angka
kematian ibu di Indonesia mengalami kenaikan di tahun 2020 yaitu 4.627 kasus kematian
dibandingkan pada tahun 2019 (4.221 kasus) dan 2018 (4.226 kasus), dan angka kematian bayi
pada tahun 2020 mencapai 53.810 kasus hal ini pun cukup kontras jika dibandingkan dengan
tahun 2019 (29.322 kasus) , 2018 (22.465 kasus) . sedangkan menurut Dinas Kesehatan Jawa
Timur, indeks angka kematian ibu di wilayahnya di tahun 2020 sebanyak 98,39 , 2019 (89,81)
dan 2018 (91,45) . dan untuk angka kematian bayi pada tahun 2020 sebanyak 3.614 kasus,
namun angka ini menurun dari tahun 2019 (3.875 kasus) dan 2018 (4.016 kasus) . Begitupula
dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung juga memaparkan bahwa tingkat kematian
pada ibu di tahun 2020 (150), 2019 (76,58), 2018 (122) dan untuk angka kematian bayi sebanyak
14,6 pada tahun 2020 dimana angka ini meroket dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu tahun 2019
(8,8) dan tahun 2018 (12,21). Angka ini masih tinggi dibandingkan Malaysia yang hanya 17 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Melihat data tersebut tergambar jelas bahwa masih
rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat di Indonesia, pemerintah pun berharap agar tingkat
angka kematian ibu dan anak di Indonesia bisa ditanggulangi dan ditekan hingga angkanya
menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Meroketnya angka kematian ibu dan bayi disebabkan oleh beberapa factor. Kematian ibu
disebabkan oleh faktor langsung maupun tidak langsung. Elemen penyebab langsungnya adalah
komplikasi yang terjadi selama kehamilan, persalinan, kehamilan.dan pernafasan. Penyebab
tidak langsung adalah kematian yang terjadi pada ibu hamil karena penyakit sebelumnya atau
kehamilan. Penyebab kematian tidak langsung meliputi faktor keadaan, persalinan, penyakit,
perawatan antenatal, kebidanan, transportasi, status sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya
keluarga. Faktor-faktor ini mempengaruhi kondisi ibu hamil dan menyebabkan lebih banyak
komplikasi serius, komplikasi tidak terdeteksi dengan baik dan penanganan yang tidak lambat
karena tidak menerima pertolongan yang tepat dalam waktu yang urgent . (Sumarni, 2014).
Sedangkan penyebab umum kematian pada bayi adalah afiksa (kondisi dimana bayi kekurangan
oksigen selama atau sebelum kelahiran sehingga membuat bayi sesak napas, lemah otot dan
berujung kematian), infeksi, berat badan lahir rendah, premature. Penyebab kematian yang
disebabkan oleh kondisi bayi, ternyata ada keterkaitannya dengan kondisi ibu saat hamil. Adapun
kondisi yang dialami oleh ibu yaitu umur ibu yang berisiko, aktivitas yang berat selama hamil,
lingkungan yang tidak sehat, ibu yang mengkonsumsi obat, memiliki riwayat kandungan lemah,
adanya riwayat keguguran, adanya komplikasi selama kehamilan, serta nutrisi yang kurang
mencukupi.

Upaya penanganan masalah kematian ibu harus memperhatikan banyak faktor.


Pemerintah jawa timur melakukan upaya untuk menurunkan kasus AKI yaitu membuat program
jatim Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG) dan terbagu menjadi 4 fase yaitu fase sebelum
hamil, fase hamil, fase persalinan, fase nifas,. Keempat fase tersebut juga melibatkan Institusi
pendidikan kesehatan melalui program One Student One Cilent (OSOC).
Pasca persalinan (masa nifas) sangat memungkinkan terjadinya kematian ibu maternal,
sehingga perlu mendapatkan pelayanan kesehatan masa nifas dengan dikunjungi oleh tenaga
kesehatan minimal 3 (tiga) kali sejak persalinan. Kunjungan terhadap ibu nifas yang dilakukan
petugas kesehatan biasanya bersamaan dengan kunjungan neonatus.

Banyak faktor yang mempengaruhi AKI dan AKB di Indonesia. Salah satu percepatan
penurunan AKI dan AKB adalah dengan meningkatkan kualitas tenaga bidan dalam memberikan
pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA). Program KIA didasari oleh Continuity of Care (COC)
sehingga perlu penanganan yang tepat selama siklus hidup manusia, penyediaan layanan,
komponen utama, COC dalam program dan keterkaitan COC diluar sektor kesehatan. Agar
pelaksanaan pelayanan KIA dalat berjalan dengan lancar, perlu dilakukan upaya peningkatan
mutu melalui sumber daya manusia.

Untuk mencapai target Goals Millenium Development (MDGs), angka kematian ibu
(AKI) 102 dari 100.000 kelahiran (KH) dan angka kematian bayi (AKB) 23 dari 1.000 KH untuk
tahun 2015, meningkatkan kecepatan dan kerja keras. diperlukan untuk kondisi saat ini, AKI 307
untuk 100.000 KH dan IMR 34 untuk 1.000 KH. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
pemerintah untuk mencapai target Goals Millenium Development (MDGs) yaitu, Program P4K
(Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi), Pelayanan prenatal yang melayani ibu
dan bayi baru lahir yang dilakukan secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Komprehensif (PONEK), layanan kebidanan melalui model layanan berkelanjutan
untuk wanita selama kehamilan, persalinan, masa nifas serta keluarga berencana (Continuity of
Care / CoC).

REFRENSI :

https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/indikator/80
Kemenkes. https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-
terkini/Rakerkesnas-2020/Pleno%202/Arah%20dan%20kebijakan%20Program
%20Kesehatan%20Masyarakat%20tahun%202020%20-%202024%20(Ditjen
%20Kesmas).pdf
https://www.bappenas.go.id/files/2113/6082/9893/indonesiamdgbigoal4__2008
1122001221__518.pdf

Kebijakan Kementerian Kesehatan


https://bulelengkab.go.id/assets/instansikab/101/bankdata/paparan-dirjen-
kesmas-utk-kars-53.pdf
CDC.
https://www.cdc.gov/reproductivehealth/maternalinfanthealth/infantmortality.ht
m

OECD Library. https://www.oecd-ilibrary.org/docserver/health_glance_ap-2018-


8-en.pdf?
expires=1583069173&id=id&accname=guest&checksum=88198229796CDFBAB
FFFF05A3FC64569
https://jatimtimes.com/baca/207675/20200114/173100/angka-kematian-
bayi-di-tulungagung-meningkat-ini-sebabnya

https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/PROFIL_KESEHATAN_2018_1.pdf

https://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/PROFIL%20KESEHATAN
%202020.pdf

https://drive.google.com/file/d/1oaR2p0fWDmMoSUCZ4l9L9VPVCTX-bsql/view

https://drive.google.com/file/d/1zUXqx-a3Lz9IkBVxHGBMF1AU29Sk8GEs/view

https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-indonesia-2019.pdf

https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-Tahun-2020.pdf

https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/PROFIL_KESEHATAN_2018_1.pdf

https://www.kemkes.go.id/article/view/793/untuk-menurunkan-angka-

kematian-ibu-dan-kematian-bayi-perlu-kerja-keras.html

Anda mungkin juga menyukai