Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Dosen Pembimbing :

H. Asep Saepul Kohar S.pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Aneu Rupaidah (13.20.0002)


Kamiliya Putri (13.20.0004)
Lisna Iklima (13.20.0005)
Mamay Nur Rosyidah (13.20.0006)
Selfi Liani (13.20.0008)
Wilda Widia Nisa (13.20.0010)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA

(STKINDO WIRAUTAMA )

PRODI DIII KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2020-2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan
menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dosen H. Asep Saepul Kohar S.pd., M.Pd
pada mata kuliah Bahasa Indonesia di Stikes Indonesia Wiarautama. Kami mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak H. Asep Saepul Kohar S.pd., M.Pd selaku Dosen
mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni oleh kami.

Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini. Akhir kata, Kami memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya
kami di waktu-waktu mendatang.

Bandung, 05 Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………….i

Daftar isi………………………………………………………………………………ii

Bab 1 Pendahuluan…………………………………………………………………...1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………….1
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………2

Bab II Pembahasan …………………………………………………………………..3

2.1 kesehatan reproduksi………………………………………………………….3

2.2 Masalah Remaja……………………………………………………………….4

2.3 Pelayanan Kesehatan Remaja………………………………………………...5

Bab III Penutup………………………………………………………………………8

Kesimpulan …………………………………………………………………………...8

Daftar pustaka………………………………………………………………………..9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang


Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera secara fisik,
mental, dan sosial secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses
reproduksi. 1 World Health Organization (WHO) dalam Nikmah menyatakan
bahwa masalah kesehatan reproduksi wanita yang buruk telah mencapai 33% dari
jumlah total beban penyakit yang menyerang para wanita di seluruh dunia.
Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak ke masa dewasa dan
relatif belum mancapai tahap kematangan mental sosial sehingga mereka harus
menghadapi berbagai tekanan emosional dan sosial yang saling bertentangan .
Banyak sekali life events yang akan terjadi yang tidak saja menentukan
kehidupan masa dewasa tetapi juga kualitas hidup generasi berikutnya
menempatkan masa ini sebagai masa kritis.
Informasi mengenai kesehatan reproduksi sudah seharusnya mulai
diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari orang lain atau dari sumber
- sumber yang tidak jelas. Dengan banyaknya persoalan kesehatan reproduksi
remaja, maka pemberian informasi, layanan dan pendidikan kesehatan
reproduksi r emaja jadi sangat penting. Misalnya pada kasus yang banyak
dialami remaja saat ini adalah , perdagangan (trafficking) remaja perempuan,
prostitusi remaja, kehamilan tidak dikehendaki (unwanted pregnance ), aborsi
tidak aman (unsave abortion) , pelecehan seksual, perkosaan remaja dan
penganiayaan anak (child abuse) (Efie Chirstanto, 2005 dalam Lilik, 2008 )..

1.2 Tujuan
Dapat memberikan pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
serta upaya untuk menjaga kesehatan reproduksi remaja.

1.3 Rumusan Masalah


1
1. Apa yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi remaja
2. Mengapa remaja perlu tahu tentang kesehatan reproduksi?
3. Bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksi remaja?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kesehatan resproduksi


Masa remaja merupakan peralihan masa kanak-kanak menjadi dewasa yang
melibatkan perubahan berbagai aspek seperti biologis, psikologis, dan sosial-
budaya. WHO mendefinisikan remaja sebagai perkembangan dari saat timbulnya
tanda seks sekunder hingga tercapainya maturasi seksual dan reproduksi, suatu
proses pencapaian mental dan identitas dewasa, serta peralihan dari
ketergantungan sosioekonomi menjadi mandiri. Secara biologis, saat seorang anak
mengalami pubertas dianggap sebagai indikator awal masa remaja. Namun karena
tidak adanya petanda biologis yang berarti untuk menandai berakhirnya masa
remaja, maka faktor-faktor sosial, seperti pernikahan, biasanya digunakan sebagai
petanda untuk memasuki masa dewasa.
Rentang usia remaja bervariasi bergantung pada budaya dan tujuan
penggunaannya. Di Indonesia berbagai studi pada kesehatan reproduksi remaja
mendefinisikan remaja sebagai orang muda berusia 15-24 tahun. Sedangkan
menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) remaja berusia 10-
24 tahun. Sementara Departemen Kesehatan dalam program kerjanya menjelaskan
bahwa remaja adalah usia 10-19 tahun. Di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
menganggap remaja adalah mereka yang belum menikah dan berusia antara 13-16
tahun, atau mereka yang bersekolah di sekolah menengah pertama (SMP) dan
sekolah menengah atas (SMA).
 Reproduksi
Secara sederhana reproduksi berasal dari kata re = kembali dan
produksi = membuat atau menghasilkan, jadi reproduksi mempunyai arti
suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi
kelestarian hidup.
 Kesehatan Reproduksi

3
Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran &
sistem reproduksi.
 Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.
Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas
dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.
2.2 Masalah Remaja
Program kesehatan reproduksi remaja mulai menjadi perhatian pada
beberapa tahun terakhir ini karena beberapa alasan:
 Ancaman HIV/AIDS menyebabkan perilaku seksual dan kesehatan y
yreproduksi remaja muncul ke permukaan. Diperkirakan 20-25% dari semua
infeksi HIV di dunia terjadi pada remaja. Demikian pula halnya dengan
kejadian IMS yang tertinggi di remaja, khususnya remaja perempuan, pada
kelompok usia 15-29.3
 Walaupun angka kelahiran pada perempuan berusia di bawah 20 tahun
menurun, jumlah kelahiran pada remaja meningkat karena pendidikan
seksual atau kesehatan reproduksi serta pelayanan yang dibutuhkan.
 Bila pengetahuan mengenai KB dan metode kontrasepsi meningkat pada
pasangan usia subur yang sudah menikah, tidak ada bukti yang menyatakan
hal serupa terjadi pada populasi remaja.
 Pengetahuan dan praktik pada tahap remaja akan menjadi dasar perilaku
yang sehat pada tahapan selanjutnya dalam kehidupan. Sehingga, investasi
pada program kesehatan reproduksi remaja akan bermanfaat selama
hidupnya.
 Kelompok populasi remaja sangat besar; saat ini lebih dari separuh populasi
dunia berusia di bawah 25 tahun dan 29% berusia antara 10-25 tahun.

Menanggapi hal itu, maka Konferensi Internasinal Kependudukan dan


Pembangunan di Kairo tahun 1994 menyarankan bahwa respon masyarakat
terhadap kebutuhan kesehatan reproduksi remaja haruslah berdasarkan

4
informasi yang membantu mereka menjadi dewasa yang dibutuhkan untuk
membuat keputusan yang bertanggung jawab.

2.3 Pelayanan Remaja Yang di Rekomendasikan


1. Pelayanan kesehatan reproduksi yang direkomendasikan adalah:
 konseling , informasi dan pelayanan Keluarga Berencana (KB)
 pelayanan kehamilan dan persalinan (termasuk: pelayanan aborsi
yang aman, pelayanan bayi baru lahir/neonatal)
 pengobatan infeksi saluran reproduksi (ISR) dan penyakit menular
seksual (PMS), termasuk pencegahan kemandulan
 Konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (KRR)
 Konseling, informasi dan edukasi (KIE) mengenai kesehatan
reproduksi

2. Mengapa Remaja Perlu mengetahui Kesehatan Reproduksi


Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki
informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang
berhubungan. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki
sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
Pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja.

 Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi


(aspek tumbuh kembang remaja)
 mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana
ymerencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginannya dan
pasangannya
 Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap
ykondisi kesehatan reproduksi
 Bahaya penggunaan obat obatan/narkoba pada kesehatan
yreproduksi
 Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
 Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya

5
 Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat
ykepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat
negatif
 Hak-hak reproduksi

3. Cara Menjaga Kesehatan Alat Reproduksi

a) Waspadai berbagai penyakit seksual menular

Beberapa jenis penyakit infeksi menular seksual (IMS), di


antaranya adalah gonore, klamidia, dan sifilis, termasuk infeksi virus
HIV yang berujung pada AIDS.Di dunia, sebanyak 20-25 persen
penderita HIV terinfeksi virus tersebut saat remaja. Di Indonesia,
pencatatan jumlah penderita IMS maupun HIV sendiri kurang akurat,
namun bukan berarti remaja tidak perlu mewaspadai penyakit
menular ini.Penyakit menular seksual bisa dengan mudah ditangani
jika cepat terdeteksi. Sebaliknya, IMS yang tidak segera ditangani
dapat merusak kesehatan reproduksi remaja yang berujung pada
kemandulan.

b) Gunakan alat kontrasepsi


Cara paling aman untuk menghindari penyakit seksual menular
dan menjaga kesehatan reproduksi remaja secara umum adalah
dengan menghindari seks bebas.Namun, jika remaja tetap melakukan
hubungan seksual, sangat dianjurkan untuk melakukan hubungan
seks yang aman, misalnya dengan menggunakan alat kontrasepsi
seperti kondom.Kondom digunakan bukan hanya untuk menghindari
kehamilan yang tidak direncanakan sehingga tidak jarang berakhir
dengan aborsi.Lebih jauh lagi, kondom juga diperlukan untuk
mencegah penularan penyakit seksual, seperti gonore, klamidia,
sifilis, maupun HIV/AIDS yang pada akhirnya juga bisa menurun
kepada bayi.

6
c) Proaktif dengan kondisi kesehatan Anda sendiri
Ada banyak langkah preventif dalam memastikan kesehatan
reproduksi remaja, misalnya melakukan screening kanker
serviks.Tidak jarang beberapa klinik meluncurkan promo pemeriksaan
ini secara gratis, atau dengan potongan harga yang terjangkau bagi
para remaja sehingga tidak ada salahnya Anda memanfaatkan
kesempatan ini.
d) Cari pasangan yang menghargai Anda
Jika Anda telah memiliki pacar, pastikan pasangan Anda
menghargai pilihan Anda untuk selalu menjaga kesehatan organ
reproduksi, termasuk jika tidak ingin melakukan seks bebas. Salah
satu pilar dalam hubungan yang sehat adalah rasa saling
menghargai.Lebih spesifik, Kementerian Kesehatan
merekomendasikan beberapa langkah berikut dalam menjaga
kesehat

7
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan :

Proses reproduksi merupakan proses melanjutkan keturunan yang menjadi tanggung


jawab bersama laki-laki maupun perempuan. Karena itu baik laki-laki maupun perempuan
harus tahu dan mengerti mengenai berbagai aspek kesehatan reproduksi.

8
Daftar pustaka

https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kesehatan-reproduksi-remaja-dalam-
aspek-sosial

https://learnmine.blogspot.com/2014/10/makalah-tentang-masalah-kesehatan.html

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2314/2/BAB%20I.pdf

https://www.sehatq.com/artikel/cara-menjaga-kesehatan-reproduksi-bagi-remaja

Anda mungkin juga menyukai