Anda di halaman 1dari 9

Perdarahan

Pervaginam
Lisna Iklima (13.20.0005)
Pengertian Perdarahan Pervaginam

Perdarahan pervaginam atau perdarahan


yang keluar dari jalan lahir merupakan salah
satu tanda waspada terjadinya gangguan
pada rahim atau keguguran.
Perusahaan MDM Abortus iminiens. Ini adalah perdarahan 1pada
Juni 2021
1
Perdarahan Pervaginam rahim yang akan menyebabkan keluarnya sedikit
darah, namun embrio utuh dan aman.

Pada Kehamilan :
Abortus insipiens. Ini adalah perdarahan yang
2 lebih banyak diikuti rasa mulas, embrio masih
Abortus utuh tapi sudah terjadi pembukaan rahim.
Abortus atau  keguguran adalah berhentinya
kehamilan dengan sendirinya saat masih hamil Abortus inkomplet. Ini adalah perdarahan yang
muda (sebelum usia kehamilan mencapai 20 3
sangat banyak dan dapat menimbulkan syok.
minggu). Sudah terjadi pengeluaran embrio meski masih
ada sisa yang tertinggal di rahim.
Penyebab keguguran sangat beragam pada tiap
orang, misalnya akibat penyakit yang diderita ibu
hamil atau akibat janin tidak berkembang secara Hamil ektopik. Disebut juga hamil di luar
4 kandungan, 95% kasusnya berupa calon janin
normal.
  menempel di saluran telur (tuba falopi). Jika
Keguguran dapat ditandai dengan keluarnya darah terjadi, tindakan yang harus dilakukan adalah
dari vagina, serta nyeri atau kram di perut dan operasi untuk mengeluarkan janin dan
punggung bagian bawah. mengangkat saluran telur yang robek.
faktor yang membuat seseorang berisiko lebih tinggi
Perdarahan Antepartum terkena abrupsi plasenta, di antaranya:

• Riwayat hipertensi
Perdarahan antepartum adalah perdarahan melalui • Usia di atas 35 tahun
vagina yang terjadi pada usia kehamilan lebih dari 24 • Kebiasaan merokok saat hamil
minggu hingga sesaat sebelum bayi lahir • Penyalahgunaan kokain saat hamil
• Pernah mengalami abrupsi plasenta di kehamilan
sebelumnya
V
Penyebab Perdarahan Antepartum :

1. Solusio plasenta

Abrupsi plasenta atau solusio plasenta adalah kondisi


lepasnya plasenta dari rahim. Ada beberapa hal yang diyakini
bisa memicu kondisi ini, yaitu kurangnya suplai darah ke
plasenta dan benturan keras akibat kecelakaan.
2. Plasenta Previa

Seorang ibu hamil disebut mengalami plasenta previa apabila posisi


plasentanya menutupi serviks atau leher rahim yang merupakan jalur lahir.
Kondisi ini bisa menyebabkan keluar darah saat hamil tua tapi belum
kontraksi, meski seringkali terjadi tanpa disertai rasa sakit.

Pada beberapa kasus, posisi plasenta bisa bergeser dengan sendirinya saat
usia kandungan memasuki 32-35 minggu. Sebab pada usia kehamilan
tersebut, rahim bagian bawah sudah mulai membesar dan menipis
sehingga plasenta tidak lagi menutupi serviks.

Saat plasenta previa bisa teratasi, maka persalinan dapat dilakukan dengan
cara normal. Sebaliknya, jika plasenta masih menutupi serviks yang
merupakan jalur lahir, maka persalinan perlu dilakukan sebelum hari
perkiraan lahir (HPL) dengan operasi Caesar.
Lanjutan…
3. Vasa Previa

Pada tali pusar terdapat pembuluh darah yang


berfungsi memberikan asupan makanan untuk oleh
janin. Pada orang yang mengalami vasa previa,
pembuluh darah tersebut tumbuh secara berlebihan
sehingga menutupi serviks dan jalur lahir.

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya


vasa previa antara lain:
• Kehamilan melalui metode IVF atau bayi tabung
• Terjadinya plasenta previa pada trimester kedua
kehamilan
• Posisi plasenta rendah
• Kehamilan anak kembar
• Bahaya perdarahan antepartum pada ibu dan bayi
Perdarahan Intrapartum
Perdarahan intrapartum adalah segala macam perdarahan yang
terjadi berkaitan dengan kehamilan, setelah usia lebih dari 20
minggu. Dibagi menjadi :

Sebelum kelahiran : perdarahan ante partum (1/3 kasus)


Setelah kelahirana : perdarahan post partum (2/3 kasus)

sebagian ahli mendefinisikan perdarahan intrapartaum


sebagai perdarahan yang terjadi pada saat proses persalinan,
misalnya karena ruptura uteri / pecah rahim.
Komplikasi Perdarahan Antepartum :

• Menjalani persalinan prematur Sementara itu untuk bayi, komplikasi


• Terbentuknya gumpalan di pembuluh
darah yang terjadi antara lain:
• Kerusakan ginjal akut • Fetal hypoxia atau kekurangan suplai
• Perdarahan postpartum
• Plasenta akreta atau plasenta yang oksigen
tumbuh terlalu dalam ke dalam rahim • Pertumbuhan janin terhambat
• Anemia
• Infeksi • Lahir prematur
• Gangguan psikologis • Meninggal dunia
Terima kasih!
Semoga bermanfaat .

Anda mungkin juga menyukai