Anda di halaman 1dari 19

TINDAKAN

OPERATIF
OBSTETRI
DR. ADITYA NOVITA
JANUARI 2016
Bedah dalam Kebidanan

Usaha untuk menghentikan


kehamilan
Usaha melahirkan pervaginam
Pembedahan dengan laparotomi
Pembedahan serviks dengan paksa
Pembedahan kala II persalinan
Ekstraksi Vakum
Tindakan obstetrik operatif untuk
melahirkan kepala janin dengan
menggunakan mangkuk hampa udara
yang ditempelkan pada kulit kepala
janin dari seorang parturien yang
masih memiliki tenaga meneran.
Indikasi Ibu :
1. Kelelahan ibu
2. Partus tidak maju
3. Toksemia gravidarum
4. Ruptur uteri iminens
5. Ibu yang tidak boleh lama mengedan : anemia, tbc,
asma bronkhial, decompentasio cordis

Indikasi Janin :
Gawat janin : djj cepat (takikardia), djj lambat
(bradikardia), mekonium
Kontraindikasi absolut

Cepalo-pelvik disproporsi
Operator tidak kompeten untuk melakukan ekstraksi vakum
Kelainan letak :
Presentasi muka
Letak dahi
Presentasi lintang
after coming head pada presentasi sungsang
Kontraindikasi relatif

Pasca pengambilan sediaan darah dari kulit kepala janin


Prematuritas < 36 minggu
Dikhawatirkan terjadi trauma intrakranial, perdarahan intrakranial,
ikterus neonatorum berat
IUFD
Tidak dapat terbentuk kaput, pada janin maserasi, kranium sangat
lunak sehingga pemasangan mangkuk sangat sulit
Kelainan kongenital janin yang menyangkut kranium :
anensefalus
Alat ekstraksi vacum
Cawan penghisap (cup)
Ukuran ada 3 jenis : 50 mm, 60 mm, 70 mm
Botol penghisap
Pompa penghisap

Kriteria kegagalan Ektraksi Vakum


Cawan penghisap terlepas lebih dari 3 kali saat melakukan traksi
Disebabkan:
a. Tenaga vakum terlampau rendah
b. Terdapat selaput ketuban atau bagian jalan lahir yang terjepit diantara cawan penghisap
dengan kepala anak
c. Kedua tangan penolong tidak bekerja secara harmonis
d. CPD
Setelah dilakukan traksi selama 30 menit janin belum dapat dilahirkan
KOMPLIKASI
Ibu :
1. Perdarahan
2. Infeksi jalan lahir
3. Trauma jalan lahir

Anak :
1. Cephalohematom
2. Ekskoriasi dan nekrosis kulit kepala
3. Perdarahan intrakranial
4. Fraktur klavikula
5. Distosia bahu
6. Cedera saraf cranial ke VI dan VII
Ekstraksi forceps
Alat untuk melahirkan janin
pervaginam dengan tarikan,
putaran atau keduanya jika
terjadi masalah-masalah
pada proses persalinan kala
II
Tujuan dan kegunaan
Traksi :
Menarik bayi yang tidak dapat lahir spontan oleh karena satu dan lain hal

Koreksi :
Merobek letak kepala

Kompresor :
Merubah moulage kepala
Indikasi Ibu :
1. Kelelahan ibu
2. Partus tidak maju
3. Ada edema vulva atau vagina
4. Ada tanda-tanda infeksi
5. Indikasi pinard : kepala di Hodge IV, pembukaan serviks lengkap, ketuban pecah,
2 jam mengedan janin belum lahir juga
6. Toksemia gravidarum
7. RUI
8. Ibu yang tidak boleh lama mengedan : asma, DC, tbc, anemia
Indikasi Janin :
1. Gawat janin : DJJ cepat (takikardia), DJJ lambat (bradikardia), ada mekonium
2. Prolaps tali pusat dengan kepala sudah didasar panggul
Alat forceps terdiri dari :
1. Sepasang sendok
daun sendok : solid atau berlubang
lengkungan kepala dan panggul
tangkai sendok : terbuka atau tertutup
2. Kunci pegangan 2
Kontraindikasi
Pasien menolak tindakan ekstraksi cunam obstetrik
Dilatasi serviks belum lengkap
Presentasidan posisi kepala janin tidak dapat ditentukan
dengan jelas
Kegagalan ekstraksi vakum
Fasilitas pemberian analgesia yang memadai tidak ada
Fasilitas
peralatan dan tenaga pendukung yang tidak
memadai
Operator tidak kompeten
SEKSIO SESAREA
Kelahiran janin melalui insisi pada dinding abdomen dan uterus
bedah mayor
Suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 1000 gram

Indikasi Ibu :
Penyakit berat : jantung, DM, eklampsia
Riwayat operasi uterus : miomektomi, sc
Obstruksi jalan lahir
Partus lama dan tdk maju
CPD
Indikasi Janin :
Gawat janin
Kelainan presentasi
>1 janin

Indikasi plasenta
Plasenta previa
Abrutio plasenta
Istilah
Seksio sesarea primer (elektif)
Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara
seksio sesarea, tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya pada
panggul sempit (CV < 8 cm)
Seksio sesarea sekunder
Dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa
(partus percobaan), bila tidak ada kemajuan persalinan atau partus
percobaan gagal, baru dilakukan seksio sesarea
Seksio sesarea ulang
Ibu pada kehamilan yang lalu mengalami seksio sesarea dan pada
kehamilan selanjutnya dilakukan seksio sesarea ulang
Seksio sesarea histerektomi
Suatu operasi dimana setelah janin dilahirkan
dengan seksio sesarea, langsung dilakukan
histerektomi oleh karena sesuatu indikasi
Ex: atonia uteri post SC, mioma uteri
Operasi porro
Suatu operasi tanpa mengeluarkan janin dari kavum
uteri (tentunya janin sudah mati), dan langsung
dilakukan histerektomi, misalnya pada keadaan
infeksi rahim yang berat
Indikasi Ibu :
1. Panggul sempit absolut
2. Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi
3. Stenosis serviks/vagina
4. Plasenta previa
5. CPD
6. Ruptur uteri membakat
7. Partus lama
8. Partus tak maju
9. Distosia serviks
10. Pre eklampsi dan hipertensi
Indikasi Janin :
Kelainan letak (letak lintang, bokong,
presentasi dahi dan muka, presentasi
rangkap, gemelli)
Gawat janin

Pada umumnya seksio sesarea tidak dilakukan


pada :
Janin mati
Syok, anemia berat, sebelum diatasi
Kelainan kongenital berat

Anda mungkin juga menyukai