Anda di halaman 1dari 17

Referat

ABORTUS HABITUALIS

Disusun oleh:
Christianity
NIM FAA 113 051

Pembimbing:
dr. Rully Prasetyo Adhie., Sp.OG M.Si.Med

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN WANITA RSUD dr. DORIS SYLVANUS/


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
Pendahuluan

 Abortus habitualis  abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih secara
berturut-turut.
 Sekitar 1-2 % perempuan usia reproduktif mengalami abortus spontan 3 kali
atau lebih secara berturut-turut, dan sekitar 5 % mengalami abortus
spontan 2 kali atau lebih.
 Pasien dengan riwayat abortus berulang mempunyai kemungkinan untuk
terjadi abortus lagi sebesar 24 % setelah mengalami dua kali abortus, 30%
setelah mengalami tiga kali abortus, dan 40%-50% setelah mengalami
empat kali abortus..
Definisi

 Abortus habitualis adalah abortus


spontan yang terjadi yang terjadi
3 kali atau lebih sebelum usia
gestasi 20 minggu.
Etiologi
Faktor genetik

 robertsonian
translocation
 Kromosom  13, 14,
15, 21 dan 22.
 Robertsonian
translocation  dua
dari lima kromosom
akrosentrik terjadi
patah pada lengan
pendek
Faktor endokrin

 Disfungsi tiroid 
hipotiroidisme
 Defek fase luteal
 sekresi
progesteron
ekanisme yang diusulkan untuk meliputi:

Infeksi

 Listeria monocytogenes, (TORCH) Toxoplasma gondii, rubella, herpes


simplex virus (HSV), cytomegalovirus, measles dan coxsackievirus.
 penyebab kematian akibat infeksi
 (1) infeksi langsung pada rahim, janin, atau Plasenta,
 (2) insufisiensi plasenta
 (3) endometritis kronis atau endoservisitis
 (4) amnionitis
Faktor anatomi
Faktor autoimun

 Systemic Lupus Eritematous (SLE) dan sindom


antifosfolipid  janin tidak identik secara genetis
dengan ibunya  benda asing
Defek trombofilik

Gangguan perkembangan plasenta dan fungsi sekunder akibat trombosis


vena dan / atau arteri abortus berulang pada usia kehamilan ≥10 minggu.
Diagnosis
Penatalaksanaan
Komplikasi

 Perdarahan
 Perforasi uterus
 Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus.
 Syok
Pencegahan

 Konseling antenatal dan dukungan psikologis harus ditawarkan kepada


semua pasangan yang mengalami abortus berulang, karena tindakan ini
terbukti meningkatkan tingkat keberhasilan kehamilan.
Kesimpulan

 Abortus berulang sering terjadi sekitar 15% dari semua kehamilan. Abortus
berulang didefinisikan sebagai 3 kali kehilangan kehamilan berturut-turut
sebelum 20 minggu dari periode menstruasi.
 Etiologi yang diketahui untuk abortus berulang meliputi kelainan kromosom
parental, hipotiroidisme yang tidak diobati, diabetes mellitus yang tidak
terkontrol, kelainan anatomi uterus tertentu, dan sindrom antibodi antifosfolipid
(APS). Kemungkinan etiologi lain yang mungkin terjadi termasuk kelainan
endokrin tambahan, trombofilia yang diturunkan dan / atau didapat, kelainan
imunologis, dan penyebab lingkungan. Setelah dapat dievaluasi untuk
penyebab ini, dari semua kasus lebih dari 33% akan tetap tidak dapat
dijelaskan.
 Terapi harus diarahkan pada etiologi yang dapat diobati, dan mungkin
termasuk fertilisasi in vitro dengan diagnosis genetika preimplantasi,
penggunaan gamet donor, koreksi bedah kelainan anatomis, koreksi
gangguan endokrin, dan antikoagulan atau suplementasi asam folat
Daftar Pustaka

 Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2014.
 Rahmani, S L. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Abortus di RS Prikasih Jakarta Selatan
Pada Tahun 2013. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kedokteran Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014.
 Berek, Jonathan S. Berek & Novak's Gynecology, 14th Edition. 2007.
 Ogilvie, Caroline. Understanding chromosome disorders. University Of Warwick,
UK 2005.
 Centers for Disease Control and Prevention. 2015. Type 1 or Type 2 Diabetes and
Pregnancy.
 Sarkar, Debanjali. Recurrent Pregnancy loss in Patient with Thyroid Dysfunction.
Indian Journal of Endocrinology and Metabolism. 2012.
 Holly B Ford, MD and Danny J Schust, MD. Recurrent Pregnancy Loss: Etiology,
Diagnosis, and Therapy. 2009.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai