Anda di halaman 1dari 11

PERDARAHAN FETOMATERNAL

DIAGNOSIS PERDARAHAN
FETOMATERNAL

3. Percutaneous
1. Anamnesis dan umbilical blood
Pemeriksaan Fisik, sampling (PUBS) atau
cordocentesis

4. Real time
ultrasound
2. Amniosentesis
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
• Dapat membantu meramalkan kejadian
penyakit hemolitik akibat inkompatibilitas Rh
atau ABO, sehingga dibutuhkan anamnesis
untuk mendapatkan informasi tentang :

1. Golongan darah ibu : Apabila


2. Riwayat obstetri yang lalu
ibu mempunyai Rh negatif,
pada ibu hamil dengan Rh
periksa golongan darah
negatif
suaminya dan fetusnya.
2. Amniosentesis
Percutaneous umbilical blood sampling (PUBS)
atau cordocentesis
Real time ultrasound

• gambar
Pemeriksaan lain

1. Pemeriksaan mikroskopik langsung (Du test); melihat Hb fetus secara mikroskopik


langsung.
.

2. Rosette test; suatu uji kualitatif cukup sensitif pada perdarahan fetomaternal yang
sedikit (sekitar 4-7 eritrosit), namun harus dikonfirmasi oleh pemeriksaan kuantitatif
seperti Kleinhauer-Betke acid elution test atau flow cytometri

3. Uji Kleihauer Betke (acid elution test for fetal hemoglobin) Darah vena ibu dianalisis
terhadap keberadaan darah fetal dengan teknik pewarnaan eosin.

4. Flow cytometric detection


Pemeriksaan ini dilakukan pada kasus dengan kecurigaan adanya perdarahan fetal-
maternal termasuk trauma dimana dicurigai terjadi kerusakan plasenta,
Pengelolaan:
• Kapan kita harus melakukan pemeriksaan invasive
•Wanita hamil dengan Rh(D)-negatif yang mempunyai partner/suami dengan Rh(D) positif. Pemeriksaan amniosentesis untuk genotyping fetus
dilakukan pada awal trimester ke dua. Bila fetus Rh(D)-negatif, maka tidak diperlukan tindakan lanjutan.
1.

•Wanita hamil dengan partner/suami dengan golongan Rh yang sama yang memiliki riwayat obstetri buruk yang ringan.
2.

•Riwayat obstetrik buruk berat dengan partner/suami dengan golongan Rh sama


3.

•Kasus khusus – kematian janin sebelum kehamilan 20 minggu. Pada wanita – wanita ini, transfusi darah fetus harus dilakukan sebelum usia
kehamilan 20 minggu.
4.
Penapisan Rh dan Pemberian Rh0 (D)
Imunoglobulin
 Pada kunjungan pertama tentukan golongan darah (ABO) ibu dan ayah,
tipe Rh dan skirining antibodi ( Pemeriksaan Coombs indirek)

 Bila ibu Rh negatif, ulangi penapisan antibodi Rh pada minggu ke 26


(diulang pada umur kehamilan minggu ke 28 – 34) bila negatif berikan
imunoglobulin Rh0 (D) Imunoglobulin 300 µg i.m.

 Setelah persalinan, periksa golongan darah (ABO) neonatus dan tipe Rh-
nya. Bila bayinya Rh positif, ibu diberi lagi 300 µg Rh0 (D) Imunoglobulin
i.m. dalam waktu 72 jam setelah persalinan.
Penatalaksanaan
• Transfusi intrauterine
 Indikasi untuk transfusi intrauterin adalah bila pemeriksaan contoh darah
fetus menunjukkan nilai hematokrit yang rendah atau bila terjadi hidrops.
Transfusi dapat diberikan secara intravaskuler, intraperitoneal atau
kombinasinya.

Anda mungkin juga menyukai