Anda di halaman 1dari 13

FORMAT SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Balita


Sub PokoBahasan : Tumbuh Kembang
Sasaran : Ibu balita
Hari / Tanggal : Rabu, 11 Desember 2019
Waktu : 30 menit
Tempat : Posyandu Bima Randugading Tajinan Kabupaten Malang

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan anak pada usia dini atau yang disebut sebagai masa emas
“Golden Age” yang artinya perkembangan pada usia ini sangat berpengaruh
terhadap perkembangan pada periode berikutnya hingga anak menjadi dewasa
(Sulistiani, 2009). Usia 0-6 tahun adalah usia yang sangat menentukan dalam
pembentukan karakter baik sikap, perilaku, dan kepribadian seorang anak di
masa depan (Dorlina, 2011). Umumnya pada tahap ini anak usia dini belajar
mengenai berbagai hal termasuk dalam mengembangkan kemampuan motorik,
kognitif, bahasa, serta sosioemosional mereka. Perkembangan sosial anak
bermula dari semenjak bayi, sejalan dengan pertumbuhan badannya (Mayar,
2013).
Masa balita merupakan fase yang penting, karena menentukan kualitas
kesehatan, kesejahteraan, pembelajaran dan perilaku di masa mendatang (WHO,
2014). Secara garis besar ranah perkembangan anak terdiri atas motorik kasar,
motorik halus, bahasa/bicara, dan personal sosial/kemandirian. Masa balita
berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa balita
disebut sebagai “masa keemasan” (golden period), “jendela kesempatan”
(window of opportunity) dan “masa kritis” (critical period). (Kemenkes RI,
2016).
Pada masa balita akan sangat mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang
yang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial, karena itu masa balita
sangat penting untuk diperhatikan agar balita tidak mengalami keterlambatan
dalam pertumbuhan dan perkembangan (Kemenkes RI, 2016). Angka kejadian
keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan balita secara umum belum
diketahui dengan pasti, namun menurut United International Children’s
Emergency Fund (UNICEF) rata-rata 40% anak balita di daerah pedesaan
terlambat pertumbuhannya (UNICEF, 2012). Diperkirakan sekitar 1-3% anak di
bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan tumbuh kembang (IDAI, 2016).
Sikap ibu untuk menyadari bahwa posyandu merupakan hal yang utama untuk
meningkatkan derajat kesehatan balita maka peranan ibu perlu diperhatikan
untuk mengetahui secara dini keterlambatan tumbuh kembang.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014


Tentang Pemantauan Pertumbuhan Perkembangan dan Gangguan Tumbuh
Kembang Anak merupakan bagian dari kegiatan pelayanan kesehatan yang
dilakukan terhadap bayi, anak balita, dan anak Prasekolah. Pemantauan harus
diselenggarakan secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi
yang memadai deteksi dini dan intervensi dini untuk meningkatkan kualitas
tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan anak memasuki jenjang pendidikan
formal serta status kesehatan, gizi, kognitif, mental, dan psikososial anak, oleh
karena itu di perlukan adanya pemantauan tumbuh kembang balita (Kemenkes
RI, 2014).
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita sangat penting
dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering)
secara dini. Pemantauan tumbuh kembang setiap anak tidak sama karena banyak
faktor yang yang mempengaruhi baik faktor dalam (Internal) maupun faktor luar
(Eksternal). Salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang balita adalah
faktor luar yaitu lingkungan pengasuhan dimana interaksi ibu dan anak sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak (Rivanica dan Oxyandi, 2016). Untuk
mencapai interaksi yang efektif antara ibu dan anak maka ibu harus
memperhatikan sikapnya karena sikap itu muncul dari adanya interaksi dalam
memahami, merasakan dan berperilaku pada suatu objek yang di nilai 3 dengan
positif dan negatif. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sikap positif bila ibu
merespon, menerima dan mau melaksanakan pemantauan tumbuh kembang
balita sedangkan sikap negatif bila ibu tidak merespon, tidak menerima dan tidak
mau melaksanakan pemantauan tumbuh kembang balita maka sikap ibu balita
harus diperhatikan untuk mendeteksi secara dini kerterlambatan pertumbuhan
dan perkembangan pada balita (Azwar, 2016).
Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan balita, dapat terdeteksi
dengan memantau pertumbuhan dan perkembangan balita melalui penimbangan
balita setiap bulan. Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat
seperti posyandu, ibu dapat memantau tumbuh kembang balitanya dengan
pengawasan dari petugas kesehatan. Sikap ibu untuk menyadari bahwa posyandu
merupakan hal yang utama untuk meningkatkan derajat kesehatan balita, ibu
dapat memantau tumbuh kembang balitanya dengan pengawasan dari petugas
kesehatan. Bila sikap ibu balita tentang posyandu positif maka ibu balita akan
hadir secara rutin ke posyandu tiap bulannya dan sebaliknya jika sikap ibu balita
tentang posyandu negatif maka kehadiran ibu balita tidak akan rutin tiap
bulannya (Notoatmodjo, 2007).
Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang tidak sama.
Perbedaan dari pertumbuhan dan perkembangan adalah dampak dari
pertumbuhan terlihat pada aspek fisik sedangkan dampak dari perkembangan
berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Pertumbuhan dan
perkembangan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan
eksternal. Didalam faktor eksternal pada masa pasca persalinan, gizi merupakan
zat makanan adekuat yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak (Adriana, 2013). Dalam tahap tumbuh kembang ini, anak
sangat membutuhkan gizi yang baik sebagai pendukung untuk mengoptimalkan
seluruh potensinya.
Departemen Pendidikan dan Pelatihan di Victoria tahun 2016 pada
penelitian Pentingnya Awal Tahun Belajar dan Pengembangan Untuk Anak-
Anak menunjukkan bahwa pada tiga tahun pertama kehidupan merupakan masa
yang penting dalam pembentukan belajar serta perkembangan. Maka,
pengalaman dan hubungan dini akan berpengaruh terhadap hasil perkembangan
jangka panjang dan kesempatan hidup. Dalam hal ini termasuk juga
pengembangan eksekutif dan kapasitas pengalaman, mengatur dan
mengekspresikan emosi, membentuk kedekatan, rasa aman seta membentuk
hubungan yang memuaskan untuk menjelajah dan menemukan hal baru di dunia
sekitar mereka (Victoria, 2016).
Keterlambatan perkembangan atau global development delay pada anak
dapat terjadi pada satu aspek perkembangan saja, namun tidak menutup
kemungkinan terjadi keterlambatan pada lebih dari satu aspek perkembangan.
Secara garis besar, perkembangan anak terdiri dari motor kasar, motor halus,
bahasa/bicara, dan personal sosial/kemandirian. Data secara umum belum
didapatkan secara tepat, namun sekitar 1-3% balita diperkirakan mengalami
keterlambatan perkembangan umum (IDAI, 2013).

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mendapatkan penyuluhan, ibu balita dapat mengerti tentang pertumbuhan
dan perkembangan balita sesuai dengan usianya.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mendapatkan penyuluhan, ibu mampu:
1. Menyebutkan pengertian pertumbuhan dan perkembangan
2. Menyebutkan 3 dari 5 kemampuan perkembangan anak menurut umur
3. Menyebutkan 3 dari 4 aspek-aspek perkembangan dan pertumbuhan yang
perlu dipantau pada anak usia 12-36 bulan
4. Menyebutkan 2 dari 2 faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
5. Mampu menstimulasi perkembangan dan pertumbuhan sesuai usia anak

D. MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN


1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan anak
2. Tahap perkembangan anak menurut umur
3. Aspek-Aspek Perkembangan yang Dipantau pada Anak Usia 12-36 bulan
4. Faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak
5. Mestimulasi perkembangan dan pertumbuhan sesuai usia anak

E. METODE
1. Ceramah Tanya Jawab

F. MEDIA
1. Leaflet

G. PROSES PELAKSANAAN

KEGIATAN / WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA


Pembukaan Memberi salam Menjawab salam
3 menit (5%) Memperkenalkan diri Memperhatikan dan bertanya
Memberitahukan topic dan tujuan Memperhatikan dan
instruksional khusus mendengarkan
Pelaksanaan Meminta beberapa peserta untuk Peserta menjawab pengertian
22 menit menjelaskan pengertian dari tumbuh tumbuh kembang
(80-90%) kembang
Menyimpulkan jawaban peserta Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
Menjelaskan Aspek-Aspek Mendengarkan dan
Perkembangan yang Dipantau pada memperhatikan
Anak Usia 12-36 bulan

Memberi kesempatan kepada peserta Mengajukan pertanyaan


untuk bertanya hal-hal yang belum terkait materi yang kurang
dipahami terkait materi yang dipahami
disampaikan
Menjelaskan faktor-faktor yang Mendengarkan dan
mempengaruhi tumbuh kembang memperhatikan
Memberi contoh mestimulasi Mendengarkan dan
perkembangan dan pertumbuhan memperhatikan
sesuai usia anak
Meminta beberapa peserta untuk Peserta menjawab contoh
menjelaskan contoh mestimulasi mestimulasi perkembangan
perkembangan dan pertumbuhan dan pertumbuhan sesuai usia
sesuai usia anak anak
Memberi kesempatan kepada peserta Mengajukan pertanyaan
untuk bertanya hal-hal yang belum terkait materi yang kurang
dipahami terkait materi yang dipahami
disampaikan
Menjawab pertanyaan peserta Mendengarkan dan
menyimak
Penutup Membuat rangkuman bersama Membuat rangkuman
peserta
Evaluasi Melaksanakan evaluasi pembelajaran menjawab pertanyaan yang
secara umum : memberikan diberikan oleh fasilitator
pertanyaan kepada peserta
Terminasi Menutup pertemuan dengan ucapan Membalas salam
Pada tahap penutup, terimakasih dan apresiasi kepada
evaluasi dan terminasi peserta
5 menit
(10-15%)

H. EVALUASI:
1) EvaluasiStruktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tatacara atau keadaan
sekeliling tempat pemberian penyuluhan diberikan. Aspek lingkungan
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi dalam pemberian
penyuluhan. Persediaan perlengkapan, fasilitas fisik,dukungan administrasi,
pemeliharaan dalam area yang diinginkan. (terkait dengan tenaga
manusia/bahan-bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan)
2) Evaluai Proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja bidan dan apakah bidan
dalam memberikan penyuluhan merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai
wewenang. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi proses mencakup
jenis informasi yang didapat pada saat memberikan penyuluhan. (berkaitan
dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan)
3) EvaluasiHasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi peserta (audience).Respons
perilaku audience merupakan pengaruh dari penyuluhan dan akan terlihat
pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil (bertambahnya kesanggupan
keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga)

I. REFERENSI / SUMBER
Adriani, Merryana Dan Wirajtmadi, Bambang. 2012. Pengantar Gizi
Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Kemendikbud. Depkes RI. 2016. Stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang anak (sosialisasi buku pedoman pelaksanaan DDTK di tingkat
pelayanan kesehatan dasar), Jakarta. 2016;122.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2016), Profil Kesehatan Indonesia


2015, Jakarta, Depkes RI.

Soetjiningsih and Ranuh, I. N. G. (2017) Tumbuh Kembang Anak. 2nd edn.


Jakarta: EGC.

J. LAMPIRAN: Materi, Leaflet


MATERI PENYULUHAN TUMBUH KEMBANG

1. Defenisi Tumbuh Kembang


a. Defenisi Pertumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua kata yang berbeda,
namun tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pertumbuhan (growth)
merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sel pada membelah diri dan
sintesis protein baru, menghasilkan peningkatan
ukurandan berat seluruh atau sebagian sel (Wong, 2008, hlm.109).
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan
kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai
mati”. Pengertian lain dari perkembangan adalah perubahan- perubahan yang
dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau
kematangannya (maturtion) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis
(rohaniah) (Syamsu, 2008).
Depkes (2006, dalam Yuniarti, 2015) pertumbuhan ialah bertambahnya
ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, bertambahnya ukuran fisik
dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan. Pertumbuhan dapat
di ukur secara kuantitatif, yaitu dengan mengukur berat badan, tinggi badan,
lingkar kepala dan lingkar lengan atas terhadap umur, untuk mengetahui
pertumbuhan fisik. Perkembangan berarti perubahan secara kualitatif.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian (Depkes, 2006).
b. Defenisi Perkembangan
Perkembangan (development) merupakan perubahan dan perluasan
secara bertahap, perkembangan tahap kompleksitas dari dari yang lebih
rendah ke yang lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang
melalui pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran (Wong,2008, hlm.109).
Psikologi Perkembangan adalah cabang dari psikologi yang
mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara
ontogenik, yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari perubahan-
perubahan yang terjadi dalam diri , baik perubahan dalam struktur jasmani,
perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life
span), yang biasanya dimulai sejak konsepsi hingga menjelang
mati(Desmita,2007 ).
Perkembangan(development)merupakan perubahan dan perluasan
secara bertahap, perkembangan tahap kompleksitas dari dari yang lebih
rendah ke yang lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas
seseorangmelalui pertumbuhan, maturasi sertapembelajaran \(Wong,2008,
hlm.109). Jadi perkembangan adalah perubahan yang dialami individu secara
kualitatif dan tidak dapat diukur namun terlihat jelas perubahan yang terjadi.

2. Balita
Masa balita merupakan fase yang penting, karena menentukan kualitas
kesehatan, kesejahteraan, pembelajaran dan perilaku di masa mendatang
(WHO, 2014). Secara garis besar ranah perkembangan anak terdiri atas
motorik kasar, motorik halus, bahasa/bicara, dan personal sosial/kemandirian.
Masa balita berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka
masa balita disebut sebagai “masa keemasan” (golden period), “jendela
kesempatan” (window of opportunity) dan “masa kritis” (critical period).
(Kemenkes RI, 2016).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Menurut Merryana Adriani dan Bambang Wirjatmadi (2012), secara
umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak, yaitu:
1) Faktor Dalam (Internal)
a) Perbedaan ras atau bangsa
Pertumbuhan somatik dipengaruhi oleh ras/suku bangsa, dimana ras Eropa
memiliki pertumbuhan somatik lebih tinggi dibandingkan dengan ras Asia.
b) Umur
Masa balita merupakan masa yang paling rawan, terutama pada umur satu
tahun pertama. Pada masa ini anak sangat mudah terkena penyakit dan
sering terjadi kekurangan gizi.
c) Jenis kelamin
Umumnya anak laki-laki lebih sering terserang penyakit dibandingkan anak
perempuan, namun belum diketahui penyebab pasti mengapa hal ini terjadi.
Penyebab yang memungkinkan adalah adanya perbedaan kromosom,
pertumbuhan fisik dan motorik antara laki-laki dan perempuan. Anak laki-
laki cenderung lebih aktif jika dibandingkan dengan anak perempuan
(Soetjiningsih and Ranuh, 2017).
d) Kelainan genetika
Kelainan herediterkongenital (anchondroplasia) yang menyebabkan kerdil
(darfisme), sedangkan sindroma marfan dapat menyebabkan pertumbuhan
tinggi badan yang berlebihan.
e) Kelainan kromosom
Kelainan kromosos pada anak umumnya diikuti dengan keterlambatan
pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s (Adriani
and Wirjatmadi, 2012).
2) Faktor Luar (Eksternal/Lingkungan)
a) Gizi
Makanan memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak. Anak
membutuhkan makanan untuk aktivitas sehari-hari dan pertumbuhan.
Ketahanan makanan atau food security dalam suatu keluarga dapat
mempengaruhi status gizi (Soetjiningsih and Ranuh, 2017). Pendapat lain
bahwa agar proses tumbuh kembang dapat berjalan memuaskan serta
terbebas dari penyakit maka selain kualitas juga perlu memperhatikan
kuantitas makanan yang diberikan.
b) Penyakit Kronis
Retardasi pertumbuhan jasmani dapat dipengaruhi oleh berbagai penyakit
kronis seperti tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan (Adriani and
Wirjatmadi, 2012). Anak sangat rentan terserang penyakit, hal ini dapat
dikurangi antara lain dengan memberikan gizi yang baik, meningkatkan
sanitasi dan pemberian imunisasi lengkap, sehingga diharapakan anak dapat
terhindar dari penyakit yang sering menyebabkan cacat bahkan kematian.
Setiap anak sebaiknya mendapatkan imunisasi lengkap untuk mencegah
penyakit yaitu TB, Polio, DPT (Dipteri, Pertusis, Tetanus), Hepatitis B,
Campak, MMRR (measles, mumps, rubella), HIB (hemophilus influenza B),
demam tifoid (Soetjiningsih and Ranuh, 2017).
c) Lingkungan fisik dan kimia
Dampak negatif terhadap pertumbuhan anak dapat disebabkan karena
kurangnya sinar matahari, sanitasi lingkungan yang kurang baik, paparan
sinar radioaktif dan zat kimia tertentu.
d) Psikologis
Apabila seorang anak selalu mendapat tekanan oleh orang sekitarnya maka
akan menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.
e) Sosioekonomi
Kondisi kemiskinan akan menyebabkan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang buruk, sehingga pertumbuhan anak akan terhambat
(Adriani and Wirjatmadi, 2012).
f) Pola pengasuhan
Pengasuhan diartikan sebagai cara pemberian makan, perawatan anak,
membimbing dan mengajari anak yang dilakukan dan diberikan oleh
keluarga. Pada hakikatnya, pengasuhan adalah hubungan sosial antara subjek
dan objek untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan pengajaran
terhadap objek sehari-hari secara rutin sehingga membentuk sebuah pola.
Upaya perbaikan status gizi diperlukan upaya perbaikan konsumsi makanan
baik dalam kuantitas maupun kualitasnya. Upaya perbaikan konsumsi
pangan secara kuantitas maupun kualitas itu diperlukan guna mencapai
status gizi yang baik. Untuk itu, kegiatan memberikan makanan dan
perawatan yang benar melalui pola asuh yang para ibu lakukan kepada
anaknya akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak
(Istiany and Rusilanti, 2014).
g) Stimulasi
Anak memerlukan stimulasi/rangsangan dari ibu dan anggota keluarga lain
untuk menunjang tumbuh kembangnya (Adriani and Wirjatmadi, 2012).
5. Aspek-Aspek Perkembangan yang Dipantau pada Anak Usia 12-36 bulan

1) Gerak Kasar atau Motorik Kasar


Merupakan aspek yang berhubungan dengan perkembangan lokomosi
(gerak) dan postur atau posisi tubuh. Pada umur 12 bulan, bayi mulai dapat
melangkah tanpa berpegangan. Rentang umur anak untuk bisa berjalan-sendiri
bervariasi. Dari suatu penelitian di Inggris, anak bisa berjalan pada rentang usia
antara 12 sampai 14 bulan. Pada umur 14 bulan, anak mulai bisa berjalan
mundur. Umur 15 bulan merupakan puncak perkembangan motorik kasar dini,
yakni saat amak mulai berlari. Pada umur 18 bulan, anak bisa berdiri dengan
satu kaki. Umur 19-20 bulan, anak bisa loncat dengan satu kaki. Pada umur 2-3
tahun, anak bisa jalan naik tangga sendiri, bisa bermain dan menendang bola
kecil.
2) Gerak Halus atau Motorik Halus
Merupakan aspek yang berhubungan dengan koordinasi halus pada otot-
otot kecil, karena otot-otot kecil ini memainkan suatu peran utama untuk
koordinasi halus. Pada usia 12-18 bulan anak mampu menumpuk dua buah
kubus dan memasukkan kubus kedalam kotak. Usia 18-24 bulan anak bisa
bertepuk tangan, melambai-lambaikan tangan, memungut benda kecil dengan
ibu jari dan menggellindingkan bola kearah sasaran. Kemudian pada usia 24-36
bulan anak mampu mencoret-coret pensil pada kertas.
3) Kemampuan Bicara dan Bahasa
Indikator seluruh perkembangan anak dapat dilihat dari kemampuan
bicara karena jika aspek ini mengalami keterlambatan maka akan
mempengaruhi sistem lainnya. Seorang anak harus belajar mengungkapkan
perasaan dan pikirannya dan membagi pengalaman dengan orang lain.
4) Sosialisasi dan Kemandirian
Perkembangan sosial adalah perkembangan kemampuan anak berinteraksi
dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Pada usia 12-18 bulan anak mulai
bermain sendiri di dekat orang dewasa yang sudah dikenal, menunjukkan apa
yang diinginkan dengan menunjuk tanpa menangis/merengek, dan dapat
memperlihatkan rasa cemburu/bersaing. Pada usia 18-24 bulan anak bisa
minum dari cangkir dengan kedua tangan, belajar makan sendiri, mulai berbagi
mainan dan bekerja bersama-sama dengan anak lain. Kemudian pada usia 24-36
bulan anak mampu menunjukkan kemarahan jika terhalang, sering
menceritakan pengalaman baru, mulai membentuk hubungan sosial dan
bermain. (Soetjiningsih and Ranuh, 2017)
1. Tahapan perkembangan anak menurut umur.
Umur 0-3 bulan
a. Mengangkat kepala setinggi 45*
b. Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.
c. Melihat dan menatap wajah anda.
d. Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.
e. Suka tertawa keras.
f. Beraksi terkejut terhadap suara keras.
g. Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.
h. Mengenal ibu dengan penglihatanm penciuman, pendengaran, kontak.
Umur 3-6 bulan
a. Berbalik dari telungkup ke terlentang.
b. Mengangkat kepala setinggi 90*
c. Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
d. Menggenggam pensil.
e. Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
f. Memegang tangannya sendiri.
g. Berusaha memperluas pandangan.
h. Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.
i. Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.
j. Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain
sendiri.

Umur 6-9 bulan


a. Duduk (sikap tripoid - sendiri)
b. Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.
c. Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang.
d. Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain.
e. Memungut 2 benda, masing-masing lengan pegang 1 benda pada saat yang
bersamaan.
f. Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.
g. Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata.
h. Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.
i. Bermain tepuk tangan/ciluk baa.
j. Bergembira dengan melempar benda.
k. Makan kue sendiri.
Umur 9-12 bulan
a. Mengangkat benda ke posisi berdiri.
b. Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi.
c. Dapat berjalan dengan dituntun.
d. Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan.
e. Mengenggam erat pensil.
f. Memasukkan benda ke mulut.
g. Mengulang menirukan bunyi yang didengarkan.
h. Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti.
i. Mengeksplorasi sekitar, ingin tau, ingin menyentuh apa saja.
j. Beraksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.
k. Senang diajak bermain “CILUK BAA”.
l. Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenali.
Umur 12-18 bulan
a. Berdiri sendiri tanpa berpegangan.
b. Membungkung memungut mainan kemudian berdiri kembali.
c. Berjalan mundur 5 langkah.
d. Memanggil ayah dengan kata “papa”. Memanggil ibu dengan kata “mama”
e. Menumpuk 2 kubus.
f. Memasukkan kubus di kotak.
g. Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa
mengeluarkan suara yang menyenangkannatau menarik tangan ibu.
h. Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing.
Umur 18-24 bulan
a. Berjalan tanpa terhuyung-huyung.
b. Bertepuk tangan, melambai-lambai.
c. Menumpuk 4 buah kubus.
d. Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
e. Menggelindingkan bola kearah sasaran.
f. Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti.
g. Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga.
h. Memegang cangkir sendiri, belajar makan - minum sendiri.

Umur 24-36 bulan


a. Jalan naik tangga sendiri.
b. Dapat bermain dengan sendal kecil.
c. Mencoret-coret pensil pada kertas.
d. Bicara dengan baik menggunakan 2 kata.
e. Dapat menunjukkan 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta.
f. Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih.
g. Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring
jika diminta.
h. Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
i. Melepas pakiannya sendiri.
Umur 36-48 bulan
a. Berdiri 1 kaki 2 detik.
b. Melompat kedua kaki diangkat.
c. Mengayuh sepeda roda tiga.
d. Menggambar garis lurus.
e. Menumpuk 8 buah kubus.
f. Mengenal 2-4 warnah.
g. Menyebut nama, umur, tempat.
h. Mengerti arti kata di atas, dibawah, di depan.
i. Mendengarkan cerita.
j. Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.
k. Mengenakan celana panjang, kemeja baju.
Umur 48-60 bulan
a. Berdiri 1 kaki 6 detik.
b. Melompat-lompat 1 kaki.
c. Menari.
d. Menggambar tanda silang.
e. Menggambarlingkaran.
f. Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.
g. Mengancing baju atau pakian boneka.
h. Menyebut nama lengkap tanpa di bantu.
i. Senang menyebut kata-kata baru.
j. Senang bertanya tentang sesuatu.
k. Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar.
l. Bicara mudah dimengerti.
m. Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya.
n. Menyebut angka, menghitung jari.
o. Menyebut nama-nama hari.
p. Berpakian sendiri tanpa di bantu.
q. Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.

Umur 60-72 bulan


a. Berjalan lurus.
b. Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.
c. Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap
d. Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.
e. Menggambar segi empat.
f. Mengerti arti lawan kata.
g. Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih.
h. Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya.
i. Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
j. Mengenal warna-warni
k. Mengungkapkan simpati.
l. Mengikuti aturan permainan.
m. Berpakaian sendiri tanpa di bantu.

2. Stimulasi yang perlu diberikan dari orang tua untuk anak

a. Perkembangan fisik anak usia 3 tahun

1. Untuk membantu meningkatkan koordinasi, seringlah mengajak anak ke


luar rumah untuk bermain bola terutama jika keterampilan melempar
dan menangkapnya masih belum baik.
2. Cobalah untuk mencari buku aktivitas seru untuk anak. Carilah buku
yang dapat melatihnya untuk mewarnai, melipat, memotong untuk
mempertajam keterampilan motorik halus mereka.
3. Jika punya banyak waktu, cobalah mengajak si Kecil berkreasi
melakukan DIY sehingga bisa membantu mereka mengisi waktu dan
melatih kreativitas saat sedang dalam ruangan.
4. Pastikan bahwa rumah sudah aman, karena pada usia tersebut, anak
akan begitu aktif dan memiliki risiko kecelakaan yang lebih tinggi di
rumah.

b. Kapan Mama harus khawatir dan konsultasi dengan dokter?

1. Ketika anak tidak dapat melempar bola terlalu besar, takut untuk
melompat, atau tidak berani untuk naik sepeda roda tiga.
2. Perhatikan juga apakah anak sudah mampu memegang krayon atau alat
tulis lainnya.
3. Memiliki masalah dalam mencorat-coret dan tidak dapat menyalin
lingkaran.

c. Perkembangan kognitif anak usia 3 tahun

1. Untuk mengembangkan pemikiran dan kemampuan logis anak, ajak


mereka untuk terlibat dalam pekerjaan sehari-hari yang sederhana.
Ajari anak mengenai pentingnya menjaga kebersihan.
2. Teruslah mendorong minat mereka dalam kegiatan yang memancing
kreativitas dan imajinasinya. Bisa dengan mewarnai, menggambar, dan
memastikan agar tangan mungil mereka sibuk bermain-main dengan
berbagai jenis permainan sensorik lainnya.
3. Anak tentu akan tertarik pada warna-warna cerah, jadi beri dia
beberapa balok berwarna-warni serta teka-teki sederhana seperti
permainan puzzle. Mama bisa mengukur perkembangan kognitif anak
dengan memerhatikan bagaimana ia menggunakan penalaran dan
logika untuk memahami apa yang sedang terjadi pada lingkungan
terdekatnya.
4. Jangan lupa berikan reaksi yang positif jika anak tanpa sengaja
mengompol pada malam hari selama mereka belajar toilet training.
Anak perempuan biasanya dapat lebih cepat melawati proses pelatihan
ke toilet jika dibandingkan anak lelaki.
Jadi, tidak perlu memarahinya, ya, karena si kecil sedang melewati proses
belajar.

d. Kapan Mama harus khawatir dan melakukan konsultasi dengan


dokter?

1. Ketika anak tidak dapat menyelesaikan teka-teki sederhana atau


membedakan warna yang satu dengan yang lainnya.
2. Jika anak tidak bisa mengikuti instruksi sederhana yang Mama
berikan.

e. Perkembangan sosial dan emosi anak usia 3 tahun

1. Ajari anak untuk memiliki etika yang baik, langkah utama yang bisa
dilakukan adalah menjadi role model bagi mereka.
2. Sesekali tak ada salahnya memberikan pujian atas usaha yang telah ia
lakukan karena ini memotivasi mereka untuk menjadi lebih baik lagi.
3. Cara terbaik untuk mengatasi amukan anak bisa dilakukan dengan
mengalihkan perhatiannya.

f. Perkembangan bahasa anak usia 3 tahun

1. Agar dapat menanamkan cinta pada buku, biasakanlah ia untuk


membaca saat malam hari, dan tunjukkan bahwa Mama pun memiliki
minat pada bacaan.
2. Flashcards dan permainan kata akan membantu anak meningkatkan
kemampuan bahasanya.

g. Perkembangan kesehatan anak usia 3 tahun


Makanan lengkap dan bergizi untuk anak yang kini sudah berusia 3
tahun tentu saja harus mencakup karbohidrat, lemak, dan protein. Penting
bagi anak untuk memulai hari dengan sarapan yang sehat. Anak mungkin
saja sudah terpapar dengan junk food. Tak apa jika memang ia ingin
mencicipinya di acara khusus. Namun, Mama tentu saja wajib menjaga
asupan junk food seminimal mungkin agar tidak mengganggu
kesehatannya, yang diperlukan untuk pertumbuhan mereka. Untuk
kecukupan kalori, sebenarnya akan tergantung pada pada usia, berat
badan, dan tingkat aktivitas yang mereka lakukan, namun pada usia 3
tahun biasanya ia akan membutuhkan kalori sekitar 1.000–1.400 per hari.
Sementara kebutuhan nutrisi harian anak sekitar 4-5 ons, yang bisa
didapatkan dari sumber gandum utuh, 1 1/2 cangkir sayuran, 1-1
1/2cangkir buah, 2 cangkir susu, dan 3-4 ons daging atau kacang-
kacangan. Untuk biji-bijian berikan setidaknya 1 ons, sama dengan 1
potong roti, 1 cangkir sereal siap saji, atau 1/2 cangkir nasi matang, pasta
matang, atau sereal yang dimasak. Untuk daging 1 ons, serta 1/4 cangkir
kacang kering dimasak atau 1 buah telur.

Anda mungkin juga menyukai