Anda di halaman 1dari 5

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

TEKNIK MENYUSUI

A. Pengertian
Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar, sehingga memudahkan bayi
untuk menyusu.

B. Manfaat
1. Merangsang produksi susu dan memperkuat refleks menghisap bayi.
2. Menjamin keberhasilan menyusui secara eksklusif

C. Waktu Menyusui
1. Bayi baru lahir akan menyusu lebih sering, rata-rata 10-18 kali menyusu tiap
24 jam.
2. Menyusui Ondemand : menyusui kapanpun bayi meminta atau dibutuhkan
oleh bayi (akan lebih banyak dari rata-rata menyusu). Ini adalah cara terbaik
untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi dan bayi tetap kenyang.
3. Sebaiknya setiap kali menyusui, durasi cukup lama dan tidak terlalu sebentar
sehingga bayi menerima asupan foremilk dan hindmilk secara seimbang.
4. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain
(BAK, kepanasan, kedinginan, atau sekedar ingin didekap).
5. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit,
sedangkan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu dua jam.
6. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan
mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.

D. Pelekatan
Pelekatan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut cara bayi menahan
puting ibu dalam mulutnya.Pelekatan yang benar adalah :
1. Bibir bawah bayi terlipat ke bawah dan dagu akan mendekat ke payudara.
Lidah ada di bawah payudara, areola, dan puting menempel pada langit-langit
mulut bayi.
2. Seluruh putting dan areola berada dalam mulut bayi, sehingga bayi menekan
sinus – sinus di bawah areola dan mengeluarkan ASI dari puting.
Penyebab Pelekatan yang kurang baik:
1. Menggendong bayi dalam posisi yang kurang benar.
2. Pemakaian baju ibu yang berlebihan.
3. Kemungkinan bayi tidak siap menyusu yang bisa dikarenakan bayi bingung
putting atau malas menyusu.
4. Adanya penyakit baik pada Ibu maupun bayi.
5. Tidak cukup privasi pada saat menyusui, misalnya di tempat umum atau
tempat kerja yang tidak disediakan pojok laktasi.

E. Teknik Menyusui yang Benar


1. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui dengan sabun dan air mengalir
untuk membersihkan tangan dari kemungkinan adanya kotoran, serta kuman
yang dikhawatirkan bisa menemel pada payudara atau bayi.
2. Masase payudara dimulai dari korpus menuju areola sampai teraba lemas atau
lunak.
3. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting
susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagia desinfektan
dan menjaga kelembaban puting susu.
4. Bayi diletakkan menghadap perut atau payudara ibu
a. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk, lebih baik menggunakan
kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi. Contoh posisi menyusui :
b. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung
siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh
menengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.

c. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan.
d. Perut bayi menempel badan ibu dan kepala bayi menghadap payudara
(tidak hanya membelokkan kepala bayi).
e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
5. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di
bawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja.

a. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan


cara menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.
b. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.
1) Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi,
sehingga putting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi
akan menekan ASI yang terletak di bawah areola.
2) Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu dipegang atau
disangga lagi
6. Cara melepas isapan bayi yaitu dengan memasukkan jari kelingking ibu ke
mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.

7. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada


putting susu dan areola sekitarnya, biarkan kering dengan sendirinya.
8. Menyendawakan bayi dengan tujuan mengeluarkan udara dari lambung supaya
bayi tidak muntah (gumoh) setelah menyusui dengan cara menggendong bayi
tegak dengan bersandar pada bahu ibukemudian punggungnya ditepuk perlahan
– lahan. Hal ini dapat dilakukan juga dengan bayi ditidurkan tengkurap di
pangkuan ibu kemudian unggungnya diteuk perlahan – lahan.

9. Periksa keadaan payudara, adakah perlukaan, pecah-pecah atau terbendung.


F. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet dan ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Hal-hal yang bisa diamati ketika teknik
menyusui benar :
1. Bayi tampak tenang
2. Badan bayi menempel pada perut Ibu
3. Mulut bayi terbuka lebar
4. Dagu bayi menempel pada payudara Ibu
5. Sebagian besar areol masuk ke dalam mulut bayi, areola bagian bawah lebih
banyak yang masuk
6. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan
7. Puting susu Ibu tidak terasa nyeri
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9. Kepala agak menengadah saat satu payudara sampai terasa kosong, maka
ganti menyusui pada payudara yang lain.

G. Kriteria Kecukupan ASI


1. ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui puting susu, terutama pada
saat ibu memikirkan untuk menyusui bayi atau ingat pada bayi.
2. Sebelum disusukan pada bayi, payudara terasa tegang.
3. Jika ASI cukup, maka bayi akan tidur atau tenang selama 3-4 jam setelah
menyusu.
4. Bayi akan berkemih sekitar delapan kali sehari.
5. Berat badan bayi naik sesuai pertambahan usia.

H. Referensi
1. Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika
2. Anggraini Y, 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka
Rihama
3. Roesli, Utami. 2000. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta : Diva Press
4. Yuli, Reni . 2014. Payudara dan Laktasi . Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai