TINJAUAN PUSTAKA
6
7
2.1.3 Perlekatan
Perlekatan merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut cara
bayi menahan putting ibu dalam mulutnya. Perlekatan menyusui yang
benar yaitu dagu bayi menempel pada payudara, mulut terbuka lebar,
bibir melengkung keluar. Areola lebih banyak terlihat diatas mulut
daripada dibawah mulut (Rukiyah, 2011, 30).
Perlekatan yang kurang baik disebabkan karena :
1. Menggendong bayi dalam posisi yang kurang benar.
2. Pemakaian baju ibu yang berlebihan.
3. Kemungkinan bayi tidak siap menyusu, hal ini bisa dikarenakan
bayi bingung putting atau malas menyusu.
4. Adanya penyakit, baik pada ibu maupun bayi.
5. Tidak cukup privacy saat menyusui misalnya di tempat umum atau
tempat kerja yang tidak disediakan pojok laktasi (Astutik, 2015,
15).
2.1.4 Cara Menyusui Yang Benar
1. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit dan dioleskan ke
putting susu dan areola sekitarnya. Hal ini bermanfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban putting susu.
2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara :
a. Ibu duduk atau berbaring santai.
b. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak apda
lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan,
kepala bayi tidak boleh tengadah dan bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan ibu.
c. Bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara.
d. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
e. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
3. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas damn jari yang lain
menopang dibawah, jangan menekan putting susu dan areolanya
saja.
8
6. Posisi berdiri
Posisi berdiri bisa dilakukan jika dengan posisi berbaring
ataupun duduk bayi tetap rewel. Ibu berdiri dengan menopang
tubuh bayi dan badan bayi menempel pada perut ibu.
Adapun posisi menyusui berdasarkan teknik persalinan menurut
Maryunani (2013, 79) adalah :
1. Posisi menyusui ibu yang bersalin normal (persalinan spontan)
Ibu yang melahirkan spontan bisa lebih leluasa dalam posisi
menyusui, sambil duduk atau berbaring menyamping. Jika posisi
duduk yang dipilih :
a. Gunakan kursi yang nyaman.
b. Upayakan telapak kaki menginjak lantai.
c. Gunakan bangku kecil sebagai pengganjal kaki bila posisi kaki
agak menggantung.
2. Posisi ibu menyusui yang melahirkan melalui persalinan seksio
sesarea
Football position adalah posisi menyusui yang disarankan
untuk ibu yang melahirkan melalui persalinan seksio sesarea. Pada
posisi ini :
a. Tubuh bayi digendong dengan salah satu tangan ibu.
b. Upayakan letak kepala bayi berada tepat dibawah payudara
dan membentuk garis lurus dengan badan bayi.
c. Posisi ini aman karena di bagian bawah perut ibu yang masih
nyari akibat operasi daoat terlindungi.
d. Posisi ini merupakan posisi paling nyaman bagi ibu dan
bayinya.
3. Posisi menyusui ibu dengan bayi kembar
Sama dengan ibu yang melahirkan melalui seksio sesarea,
football position (dengan cara seperti memegang bola) juga tepat
untuk bayi kembar, dimana kedua bayi disusui bersamaan kiri dan
kanan, dengan cara :
11
2.2 Pengetahuan
2.2.1 Definisi
Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang
sekadar menjawab pertanyaan what. Ilmu (science) bukan hanya
sekadar menjawab what, melainkan akan menjawab pertanyaan why
dan how (Notoadmodjo, 2012, 1).
2.2.2 Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012, 10), berbagai macam cara yang telah
digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang
sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional atau
non ilmiah, yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara moderen
atau cara ilmiah, yakni melalui proses penelitian dan diuraikan sebagai
berikut:
1. Cara memperoleh kebenaran non ilmiah
a. Cara coba-salah (Trial and Error)
Cara ini di pakai orang sebelum adanya kebudayaan,
bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang
menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya di
lakukan dengan coba-coba. Bila percobaan pertama gagal, di
lakukan percobaan yang kedua dan seterusnya sampai masalah
tersebut terpecahkan.
b. Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c. Cara Kekuasaan atau Otoriter
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kebisaaan dan
tradisi yang di lakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah
yang di lakukan tersebut baik atau tidak. Kebisaaan ini bisaanya
di wariskan turun temurun. Kebisaan ini seolah-olah di terima
dari sumbernya sebagai kebenaran mutlak. Sumber pengetahuan
dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal.
13
3. Aplikasi (aplication).
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi disinii dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunakan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebaginya
dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (analysis).
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau objek kedalam konpomen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan.
5. Sintesis (synthesis).
Sintesis menunjukkan kapada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation).
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifkasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada.
2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Ariani (2014, 24), pengetahuan dipengaruhi oleh faktor,
antara lain :
1. Umur
Umur adalah rentang waktu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Jika seseorang memiliki umur
yang cukup maka akan memiliki pola pikir dan pengalaman yang
matang pula.
16
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan seluruh proses kehidupan yang
dimiliki oleh setiap individu berupa interaksi individu dengan
lingkungannya, baik secara formal maupun informal yang
melibatkan perilaku individu atau kelompok.
3. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh penghasilan gunamemenuhi kebutuhan setiap
hari.
4. Sosial Budaya
Sosial budaya merupakan suatu kebiasaan atau tradisi yang
dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan
baik atau buruk.
5. Sumber informasi
Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak
akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Pengetahuan bisa
didapat dari beberapa sumber antara lain media cetak, elektronik,
papan, keluarga, teman, dan lain-lain.
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Faktor Predisposisi
Pengetahuan
Sikap
Kepercayaan
Pendidikan
Faktor Pendukung
Perilaku Kesehatan
Ketersediaan waktu
Kesadaran
Faktor Pendorong
Peran petugas
Peran keluarga
Pengalaman