Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

Nama : Reni Wulansari A.Md.Keb

Kelas : D

NPM : F622344

Topik Artikel yang di ambil : Teknik Menyusui

Jawab :

- Kesamaan ( Bandingkan ):
Dari ke 5 Artikel dibawah, di dapatkan kesamaan bahwa para ibu banyak yang tidak
mengetahui teknik atau cara menyusui bayi dengan benar, misalnya pentingnya ASI,
bagaimana ASI keluar (fisiologis menyusui), bagaimana posisi menyusui dan perlekatan
yang baik sehingga bayi dapat menghisap secara efektif.

- Ketidaksamaannya ( Kontras )

- Pandangan ( kritik )

- Bandingkan ( mensinesis )

- Ringkasan ( ringkasan )

Artikel 1 :

Teknik Menyusu yang Benar

Oleh : Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang
Menyusui adalah suatu proses alamiah, walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita
saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah sehingga perlu pengetahuan dan
latihan yang tepat. Fakta menunjukkan terdapat 40% wanita yang tidak menyusui bayinya karena
banyak yang mengalami nyeri dan pembengkakan payudara.

Teknik menyusui yang benar sering kali terabaikan, ibu kurang memahami tata laksana yang
benar, misalnya pentingnya ASI, bagaimana ASI keluar (fisiologis menyusui), bagaimana posisi
menyusui dan perlekatan yang baik sehingga bayi dapat menghisap secara efektif. Jika hal ini
tidak ditindaklanjuti akan berdampak pada pertumbuhan menjadi terhambat. Teknik menyusui
yang baik dan benar dengan volume ASI dipengaruhi oleh waktu awal menyusui, frekuensi
menyusui, kelengkapan pengosongan payudara pada setiap menyusui, posisi dari bayi saat
menyusui, dan kemampuan bayi untuk menyusui efektif. Kecukupan ASI dapat diukur melalui
respon bayi setelah disusui, frekuensi buang air kecil, buang air besar dan penurunan berat badan
tidak lebih dari 7% dari berat lahir. Tidak maksimalnya proses menyusui akan berakibat kurang
baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Namun
sering kali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi tentang manfaat manyusui yang benar.

Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan
posisi ibu dan bayi dengan benar. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan
pengetahuan mengenai teknik-teknik menyusui yang benar. Indikator dalam proses menyusui
yang efektif meliputi posisi ibu dan bayi yang benar (body position), perlekatan bayi yang tepat
(latch), keefektifan hisapan bayi pada payudara (effective sucking).

cara menyusui yang benar dapat dipengaruhi oleh usia, paritas, status pekerjaan ibu, masalah
payudara, usia gestasi, berat badan lahir, rendahnya pengetahuan dan informasi tentang
menyusui yang benar, penatalaksanaan rumah sakit yang sering kali tidak memberlakukan rawat
gabung, dan tidak jarang fasilitas kesehatan yang justru memberikan susu formula kepada bayi
yang baru lahir.

Menyusui dengan teknik yang salah menimbulkan masalah seperti puting susu menjadi lecet dan
ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya enggan
menyusu. Hal ini menyebabkan kebutuhan ASI bayi tidak tercukupi. Menurut Riksani dengan
teknik menyusui yang benar akan mendorong keluarnya ASI secara maksimal sehingga
keberhasilan menyusui bisa tercapai.

Ibu yang menginginkan manfaat ASI yang optimal untuk bayinya , harus paham tentang teknik
menyusui yang benar dan pemberian ASI dilakukan secara ekslusif sampai 6 bulan. Sering ibu
mengalami masalah dalam hal menyusui dikarenakan pengetahuannya yang kurang mengenai
tehnik menyusui, seperti cara meletakkan payudara ketika menyusui, isapan bayi yang kurang
tepat yang mengakibatkan nyeri puting. Disamping itu ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian ibu selain cara menyusui yang baik dan benar, yaitu pengetahuan gizi ibu, istirahat
yang cukup dan pikiran yang tenang.

Teknik perlekatan yang benar saat menyusui adalah dengan rumus AMUBIDA, yaitu:

A : Aerola

Aerola adalah bagian berwarna gelap di sekitar puting. Perlu diperhatikan bagi ibu saat menyusui
adalah memasukkan sebagian besar Aerola bagian bawah ke mulut bayi.

Mu: Mulut terbuka lebar

Ketika ibu memasukkan puting dan aerola kedalam mulut bayi, pastikan mulut harus terbuka
lebar, bukan mengatupkan mulut ke arah dalam atau merapatkan ke arah dalam.

Bi: Bibir harus 'dower'

Saat menghisap puting, bibir bayi harus terbuka dower ke bawah, sehingga Aerola sebagian
besar bagian bawahnya masuk ke dalam mulut bayi.

Da: Dagu menempel ke payudara

Pentingnya memposisikan Dagu menempel ke payudara ibu agar hidung bayi tidak tertutup.

Insya Allah kalau posisi dan perlekatan sudah benar produksi ASI tetap banyak dan kebutuhan
gizi anak akan terpenuhi dengan maksimal.
 

Tanda bayi telah berada dalam posisi menyusu yang baik:

1. Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu.


2. Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara.
3. Areola tidak terlihat dengan jelas.
4. Bayi terlihat melakukan isapan yang lamban dan dalam serta menelan ASInya.
5. Bayi terlihat tenang dan senang.
6. Ibu tidak merasakan adanya nyeri pada puting susu.

Artikel 2 :

Posisi dan Teknik Menyusui yang Benar dan Aman

Oleh : Tim Redaksi KlikDokter, 10 Jul 2018


Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Sebelum mulai menyusui, sebaiknya awali dengan suasana yang tenang dan relaks. Posisikan diri
dengan duduk di bangku yang nyaman atau dengan menyangga lengan ibu dan bayi
menggunakan bantal di satu sisi. Pastikan untuk memosisikan kaki agak tinggi agar lebih
nyaman dalam menyangga bayi di pangkuan.

Jangan lupa periksa popok bayi dan ganti bila perlu. Hal ini dapat membantu menstimulasi bayi
Anda untuk menyusui, terutama pada bayi yang sedang mengantuk. Bila bayi sudah bangun dan
siap untuk menyusui, ganti popoknya saat pergantian menyusui ke payudara satu lagi.

Saat 24–48 jam pertama pasca lahir, bayi cenderung tidur. Usahakan untuk menyusui setiap 1–3
jam pada 24 jam pertama, yang berarti 8–12 kali dalam 24 jam.
Posisi menyusui yang nyaman dan aman untuk ibu dan bayi
Saat menyusui, sangat penting untuk memastikan keamanan dan kenyamanan baik ibu menyusui
maupun sang bayi. Oleh karena itu, ketahui dan pelajari tiga posisi ini.

1. Cradle position (tummy to tummy)


 Duduklah dalam posisi tegak dengan disangga bantal di punggung atau duduk di tepi tempat
tidur.
 Gendong bayi di lengan, posisikan bayi hingga perut bayi bertemu dengan perut anda, lalu
letakkan kepala bayi di siku. Telinga, bahu, dan pinggul bayi dalam posisi satu garis lurus.
 Posisikan lengan bawah bayi keluar, dan letakkan mulut bayi dekat dengan payudara.
 Sangga payudara dengan jari-jari tangan pada tangan yang bebas, lalu letakkan jempol dengan
ringan di bagian atas puting payudara.
 Angkat payudara perlahan dan posisikan puting payudara ke bibir bawah bayi. Karena refleks
mencari (rooting reflex) pada bayi, bayi akan membuka mulutnya.
 Tarik bayi perlahan ke arah payudara saat mulut bayi membuka. Jangan bersandar pada bayi
Anda. Pastikan punggung Anda tetap tegak dan tarik bayi ke arah payudara.
 Posisi menyusui yang benar adalah: seluruh puting payudara ada di tengah mulut bayi. Saat
bayi mengisap, gusi bayi harus menyentuh seluruh puting dan lidah bayi berada di atas gusi
bawah bayi. Pastikan bayi tidak hanya mengisap ujung puting payudara.
 Posisikan bayi agar tetap dekat dengan Anda. Pastikan juga hidung bayi tidak tertutup
payudara Anda.
 Bila bayi sudah mulai mengisap, pastikan bahu Anda tetap relaks dan terus dekap bayi dalam
pelukan
2. Football hold
 Posisi ini sesuai dengan Anda yang menjalani operasi sesar, berpayudara besar, atau
memiliki inverted nipples. Posisi ini juga baik dilakukan pada bayi yang aktif atau bayi yang
kesulitan mencapai puting payudara.
 Duduklah dalam posisi nyaman di kursi atau tempat tidur. Letakkan bantal di samping Anda,
samakan level dengan payudara dan punggung belakang.
 Posisikan bayi secara terlentang sama derajat dengan payudara, lalu sangga dengan lengan
dan bantal.
 Dekap bayi, gunakan tangan untuk menyangga kepala dan lehernya, kemudian dekatkan bayi
dengan tubuh Anda. Kaki bayi sebaiknya lurus ke arah punggung ibu sedangkan muka bayi
menghadap ke ibu (seolah-olah sedang memegang bola football atau rugbi).
 Dengan tangan ibu yang bebas, pegang payudara di antara jempol dan jari lain. Posisikan
puting payudara ke bibir atas bayi untuk memicu rooting reflex bayi agar bayi membuka
mulutnya. Awalnya proses ini bisa makan waktu selama beberapa menit dan membutuhkan
kesabaran.
3. Side-lying position
 Teknik menyusui ini dapat dilakukan pada ibu pascaoperasi sesar yang masih dalam pengaruh
anestesi spinal. Posisi ini nyaman untuk ibu dan bayi, bahkan terkadang ibu dan bayi tertidur
bersama pada posisi menyusui ini.
 Berbaringlah pada satu sisi pada permukaan yang datar, letakkan bantal di kepala dan bahu
Anda untuk menyangga badan. Payudara yang akan diberikan ke bayi dalam posisi
menyentuh tempat tidur. Terkadang, selama menyusui dalam posisi ini, Anda akan cenderung
berubah posisi menjadi terlentang sehingga puting payudara tertarik keluar saat menyusui.
Untuk mencegah terjadinya hal ini, letakkan bantal di punggung ibu sebagai sandaran.
 Letakkan bayi di sisi Anda, dengan kepala bayi diarahkan menghadap Anda. Kemudian
letakkan bantal bayi untuk memberikan sandaran pada bayi.
 Pastikan telinga bayi berada pada posisi segaris dengan bahunya. Posisikan bayi agar
hidungnya tidak tertutup selama menyusui.
Selain mengetahui tiga teknik di atas, ibu menyusui juga harus memperhatikan posisi mulut bayi
saat menyusui yang benar (latch on) untuk menghindari terjadinya lecet pada payudara. Posisi
pelekatan yang benar adalah:
 Pada dagu: pastikan dagu bayi menempel pada payudara.
 Pada areola: pastikan bahwa yang masuk ke dalam mulut bayi adalah puting dan sebagian
besar areola (sekitar 2 cm), bukan hanya puting.
 Pada bibir: pastikan bahwa baik bibir atas maupun bibir bawah bayi terputar keluar
(memble) dan tidak terlipat ke dalam ataupun berbentuk monyong.
 Pada mulut: pastikan bahwa mulut bayi terbuka lebar dan menempel pada payudara Anda.
Juga tak kalah penting: jangan abaikan nutrisi penting untuk ibu menyusui
Selama menyusui, Anda membutuhkan tambahan 400–500 kalori per hari untuk memenuhi
kebutuhan energi. Perkiraan total kebutuhan kalori harian ibu menyusui bisa mencapai 2.000–
2.500 kalori.

Untuk memenuhi kalori ekstra tersebut, pilihlah makanan yang bernutrisi tinggi. Selain itu,
fokuslah pada makanan yang dapat membantu produksi ASI seperti makanan yang kaya protein
dan kalsium, seperti daging tanpa lemak, telur, produk olahan susu, dan kacang-kacangan.

Jangan ragu untuk mengonsumsi makanan yang bervariasi selama menyusui, sehingga bayi juga
dapat merasakan berbagai rasa. Ini nantinya dapat membantu bayi dalam proses peralihan ke
MPASI.

Selain itu, penuhi kebutuhan cairan dan minum lebih banyak lagi jika mendapati warna urine
pekat. Lebih baik hindari minuman manis dan jus kemasan karena konsumsi gula apalagi yang
berlebihan bisa menyebabkan peningkatan berat badan. Tentunya ini adalah salah satu hal yang
sebisa mungkin Anda hindari, bukan?

Posisi dan teknik menyusui yang benar dan aman sangat menentukan kualitas ASI yang diterima
bayi. Oleh karenanya, jika Anda mengalami kesulitan dalam menyusui, jangan ragu untuk
berkonsultasi dengan dokter atau konsultan laktasi agar proses menyusui dapat dilakukan secara
baik, nyaman, aman, efektif, dan optimal! Jangan lupa juga untuk selalu memenuhi kebutuhan
nutrisi selama menyusui. 

Artikel 3 :
Menyusui: Cara, Prosedur, dan Hal Penting yang Perlu Dicatat

oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 30/10/2022

Menyusui bisa dilakukan sejak bayi baru lahir atau dikenal dengan nama inisiasi menyusui dini
(IMD).
Pemberian air susu ibu (ASI) sejak bayi baru lahir ini idealnya terus dilanjutkan tanpa tambahan
makanan dan minuman apapun alias ASI eksklusif.
Ini karena ada banyak manfaat ASI baik bagi bayi maupun ibu. Manfaat ASI untuk bayi di
antaranya memenuhi kebutuhan gizi, meningkatkan kecerdasan, menjaga sistem imun bayi, dan
lainnya.
Sementara untuk ibu, manfaat ASI mencakup mempercepat penyembuhan setelah melahirkan,
mencegah ibu terserang penyakit, dan lain sebagainya.

Di samping manfaat, ada juga beragam mitos ibu menyusui dan tantangan menyusui.
Meski bayi dianjurkan menyusu ASI selama enam bulan, pemberian ASI campur susu formula
(sufor) juga bisa dilakukan tergantung kondisinya.
Lanjutkan Membaca
Namun, bukan berarti Anda bisa mencampurkan ASI dan sufor ke dalam satu botol yang sama.
Anda bisa memberikan ASI yang diselingi dengan sufor secara bergantian.

Bila bayi mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan, di bulan selanjutnya ia tetap bisa
memperoleh ASI dan sufor bersamaan dengan makanan pendamping ASI (MPASI) bayi.
Untuk bisa menyusui dengan benar, Anda dituntut agar bisa mempersiapkan segalanya dengan
baik. Bahkan, menerapkan menyusui dengan cara atau teknik yang benar sebaiknya dilakukan
sebelum Anda memulainya.
Saat masih mengandung bayi, sebenarnya Anda sudah mulai bisa mempersiapkan segala
sesuatunya agar bisa menyusu dengan lancar nantinya.
Begini cara mempersiapkan proses menyusu saat masa kehamilan:
Persiapan menyusu saat masa kehamilan

Persiapan jauh-jauh hari ini tentu sedikit banyak akan membantu diri Anda lebih siap sehingga
bisa menyusui dengan cara yang benar.
 Banyak bertanya dan bertukar cerita mengenai cara yang benar dengan ibu yang telah mulai
menyusui bayinya lebih dahulu.
 Banyak bertanya dengan dokter untuk mendapatkan jawaban mengenai kebingungan seputar cara
menyusui. Mencari banyak informasi dari buku, internet, maupun beragam sumber terpercaya
lainnya.
 Diskusikan dengan dokter mengenai kondisi kesehatan tubuh Anda. Terutama jika Anda pernah
menjalani operasi, mengalami cedera, maupun berbagai kondisi medis lainnya.
 Bicarakan juga dengan dokter jika Anda mengalami depresi atau sedang rutin minum suplemen
maupun obat-obatan tertentu agar nantinya dapat menyusui dengan cara yang benar.
 Persiapkan beberapa hal yang sekiranya akan Anda butuhkan nantinya. Persiapan bisa berupa bra
menyusui, penutup menyusui (cover atau nursing scarf), maupun bantal menyusui (nursing
pillow).
 Rutin melakukan teknik relaksasi
Persiapan sebelum mulai menyusu bayi

Setelah bayi baru lahir, ini saat yang tepat untuk menerapkan segala hal yang sudah Anda
pelajari tentang cara menyusui.
Dengan begitu, Anda tidak merasa kaget karena sedikit banyak sudah cukup memahami
mengenai cara menyusui yang benar.
Sebaiknya jangan ada yang terlewatkan karena mempersiapkan segala halnya dengan baik tepat
bisa menjadi salah satu indikator keberhasilan menyusui.
Berikut persiapan yang sebaiknya Anda lakukan:
 Dekatkan bayi Anda dan terapkan interaksi langsung antara kulit (skin to skin contact) tepat
setelah bayi lahir.
 Usahakan untuk tidak memberikan botol dot maupun puting buatan sampai bayi bisa
menemukan dan menempel dengan mudah pada puting payudara Anda.
 Cari ruangan khusus menyusu atau sudut maupun ruangan yang tenang bila Anda sedang berada
di luar rumah.
 Gunakan bra khusus untuk memudahkan Anda saat menyusui.
 Gunakan pakaian yang dilengkapi celah di bagian kanan dan kiri pada area dekat payudara untuk
memudahkan proses menyusu.
 Pilih dan sediakan jenis bantal menyusui yang sekiranya nyaman untuk Anda gunakan sesuai
dengan kebutuhan.
 Siapkan penutup atau nursing scarf khususnya jika Anda hendak menyusui bayi di luar rumah
dengan cara yang benar.
Dokter maupun tim medis biasanya memang akan langsung meletakkan bayi di atas perut Anda
untuk melakukan inisiasi menyusui dini (IMD).
Selain bertujuan agar terjadi interaksi langsung antara kulit Anda dan bayi alias skin to skin
contact, prosedur IMD juga akan membantu bayi agar bisa mencari puting payudara Anda
dengan sendirinya.
Terapkan let down reflex

Let down reflex adalah refleks yang membantu melancarkan keluarnya ASI saat menyusui.
Keberhasilan let down reflex bisa membantu memenuhi kebutuhan ASI bayi.
Let-down reflex adalah proses yang dapat terjadi secara alami bila Anda menyusui bayi dengan
benar. Proses let-down reflex dimulai dari isapan bayi pada payudara ibu.

Isapan bayi ini kemudian merangsang saraf-saraf yang ada pada puting ibu. Saraf-saraf ini
kemudian menyebabkan hormon prolaktin dan oksitosin dilepaskan ke aliran darah ibu.

Hormon prolaktin bereaksi terhadap jaringan penghasil ASI di payusara Anda, sementara
hormon oksitosin berfungsi mendorong otot-otot kecil di sekitar sel penghasil ASI agar
berkontraksi.
Kontraksi ini menyebabkan payudara mendorong ASI keluar. Jika let-down reflex tidak bekerja
dengan baik dapat menyebabkan masalah saat menyusui.

Perlukah mengencangkan puting susu?

Agar bisa menyusui dengan cara yang benar, sebenarnya Anda tidak perlu mengencangkan
puting terlebih dahulu.
Ini karena perubahan hormon yang meningkat selama kehamilan akan membantu membuat
puting susu lebih mudah diisap bayi saat masa menyusui tiba.
Anda juga tidak perlu memakai krim untuk melembut area areola payudara atau area gelap
berwarna kecokelatan yang mengelilingi puting.
Areola akan memproduksi minyak secara alami yang berbau seperti air ketuban dan berfungsi
untuk membantu melumasi puting payudara.
Dengan begitu, bayi bisa menyusu dengan lebih mudah dan tidak merasa asing dengan
aromanya.
Khususnya selama melakukan IMD, aroma air ketuban yang diproduksi oleh areola ini akan
semakin memudahkan bayi untuk mencari puting susu Anda.
Bagaimana cara menyusui bayi yang benar?

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pemberian ASI dapat dimulai langsung setelah proses
melahirkan selesai atau IMD.
Proses IMD mungkin memakan waktu yang tidak sebentar karena menunggu sampai bayi
menemukan puting ibu dengan sendirinya untuk mulai menyusu.
Dengan begitu, bayi bisa mulai segera menyusu langsung melalui payudara setelah dilahirkan.
Dokter dan tim medis juga tidak akan memberikan bayi air putih, susu formula, maupun cairan
lainnya.
Terkecuali jika pemberian berbagai hal tersebut memang diperlukan karena kondisi medis yang
dialami bayi.
Jika keseluruhan proses IMD sudah dilakukan, artinya Anda bisa menyusui bayi dengan
langsung menggendong dan mengarahkan bibir bayi pada puting payudara.
Cara atau teknik yang benar ini akan terus Anda lakukan di sesi menyusui selanjutnya dalam
beberapa bulan ke depan, terutama selama masa pemberian ASI eksklusif.
Cara menyusui bayi yang baik dan benar bisa Anda lakukan dengan menerapkan beberapa
aturan, yakni:
Menerapkan perlekatan atau latch on sebelum menyusui dengan cara yang benar
Sebelum mulai menyusui, penting untuk menempatkan bayi pada posisi perlekatan yang tepat
(latch on).
Latch on bertujuan supaya tidak muncul rasa sakit atau tidak nyaman dan bayi bisa menyusu
dengan lancar.
Ini karena posisi menyusui yang tepat antara mulut bayi dengan puting payudara bisa
menimbulkan rasa tidak nyaman yang berujung pada nyeri dan sakit.
Alhasil, timbullah berbagai masalah ibu menyusui. Untuk melakukannya, berikut tahapan
perlekatan saat menyusui (latch on) yang tepat pada bayi:
1. Usahakan untuk menjaga posisi telinga, bahu, serta pinggul bayi. Pastikan tubuhnya sejajar
dengan tubuh Anda agar bayi bisa lebih mudah menelan selama menyusu.
2. Usahakan agar posisi hidung bayi berhadapan langsung dengan puting payudara Anda dan
tidak tertekan sebagai upaya menyusui dengan cara yang benar.
3. Pegang dagu bayi secara perlahan, kemudian bantu untuk membukanya sembari bibir bayi
mendekati payudara untuk mulai menyusui dengan cara yang benar.
4. Arahkan puting payudara dan gesekkan atau sentuh perlahan bagian bibir bayi dengan
menggunakan puting payudara Anda.
5. Kemudian tunggu sampai bibir bayi terbuka lebar seolah sedang menguap, sebagai pertanda
telah siap untuk mengisap puting payudara, seperti dijelaskan oleh American College of
Obstetricians and Gynecologists.
6. Bimbing bibir bayi menuju ke puting payudara, agar bayi bisa lebih mudah untuk
mengisapnya.
7. Usahakan bibir dan mulut bayi telah mengisap puting payudara Anda saat menyusu.
8. Tarik puting dari mulut bayi dan ulangi lagi tahapannya dari awal, bila bayi tidak bisa
mengisapnya dengan tepat. Jika latch on tidak dilakukan dengan benar, biasanya Anda akan
merasa nyeri atau sakit pada puting.
Setelah perletakan (latch on) dilakukan dengan baik, kini bayi bisa mulai menyusu.
Tanda perlekatan menyusui sudah tepat

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut ini tanda perlekatan Anda sudah benar:
 Dagu bayi menyentuh payudara ibu.

 Bibir bawah bayi terpuntir keluar.

 Mulut bayi terbuka lebar.

 Areola bagian bawah lebih banyak yang masuk ke mulut bayi dibanding bagian atas.

 Bayi yang menyusu dengan baik akan mengisap dengan pelan, berirama, tidak tergesa-gesa dan
tidak terdengar bunyi berdecak. Pipi bayi akan menggembung dan ibu tidak terasa sakit.

Tahapan cara menyusui bayi yang benar

Ketika semua persiapan telah Anda lakukan dan paham mengenai cara latch on, kini masuk ke
saat utama untuk menyusui bayi yang benar.
Secara keseluruhan, berikut ini cara agar dapat menyusui dengan baik dan benar:
1. Bagi ibu, posisikan diri senyaman mungkin dan rilekskan diri Anda.
2. Setelah posisi ibu terasa nyaman, gendong dan pegang kepala bayi dengan satu tangan
sembari mempertahankan posisi payudara ibu dengan tangan yang lainnya.
3. Kemudian dekatkan wajah bayi ke arah payudara ibu. Cara menyusui yang benar bisa
terlihat saat tubuh bayi menempel sepenuhnya dengan tubuh ibu.
4. Beri rangsangan pada daerah bibir bawah bayi dengan menggunakan puting susu ibu.
Tujuannya agar mulut bayi terbuka lebar.
5. Biarkan bayi memasukkan areola (seluruh bagian gelap di sekitar puting payudara ibu) ke
dalam mulut bayi.
6. Bayi akan mulai menggunakan lidahnya untuk mengisap ASI. Ibu tinggal mengikuti irama
menyedot dan menelan yang dilakukan bayi.
7. Ketika ibu ingin menyudahi atau berpindah ke payudara yang lain, letakkan satu jari ibu ke
sudut bibir bayi supaya bayi melepaskan isapannya.
8. Hindari melepaskan mulut bayi atau menggeser payudara Anda secara tiba-tiba karena akan
membuat bayi rewel dan sulit menyusu lagi nantinya.
9. Biarkan bayi mengatur sendiri kecepatannya saat menyusu.
10. Perpindahan payudara saat menyusu bisa Anda lakukan ketika payudara terasa lebih lunak
setelah bayi menyusu. Ini karena ASI di dalam payudara tersebut telah diminum oleh bayi
sehingga terasa tidak lagi penuh.
Ingat, tindakan menyusu secara bergantian dapat mencegah payudara yang belum dikeluarkan
ASI-nya menjadi nyeri karena penuh terisi oleh ASI.
Sebaliknya, menyusui dengan cara atau teknik yang benar harus dilakukan dengan bergantian
menggunakan kedua sisi payudara.

Artikel 4 (B.inggris) :

Signs of Wrong Breastfeeding Attachment and How to Fix Them

By: dr. Kevin Adrian 2020

Signs of Wrong Breastfeeding Latch


Failure to breastfeed can be caused by an error in positioning the baby's head and mouth on the
mother's nipple. The wrong breastfeeding position can make Busui's nipples chafed, so that
Busui feels uncomfortable breastfeeding.

If this happens, gradually the milk production will decrease and your little one may not get
enough milk and be lazy to suckle. As a result, it can be difficult for your little one to gain
weight.

In addition, there are several other signs that indicate that breastfeeding is still wrong, namely:

The mother's nipple and areola do not fully enter the baby's mouth

The baby only sucks on the nipple several times and only briefly, then immediately falls asleep

The baby seems to squirm or keep moving while feeding

The tips of the mother's nipples appear tapered and chafed after breastfeeding

Nipples hurt when breastfeeding

Here's How to Attach Breastfeeding Correctly

Latching skills depend on the baby's ability to position the mother's nipple in his mouth. Actually
naturally, babies have the instinct to do that.

However, this can sometimes go awry. Some of the reasons why the attachment to breastfeeding
may not be smooth is because the baby is not used to using the mother's breast to get food or
because the breastfeeding mother does not know how to breastfeed properly.

If Busui doesn't know how to breastfeed properly, Busui can do the following tips:
1. Position the nipple in the baby's mouth correctly

This method is done by positioning the baby's face close to the breast, then using your other
Busui hand to hold the breast. Place Busui's thumb on top of the nipple and the other fingers on
the bottom of the nipple, so that it forms the letter C. When your little one's mouth is wide open,
point your breast into his mouth.

Try to get the nipple deep enough into your little one's mouth so that his lips cover the areola
area of Busui.

2. Recognize the early signs of hunger in babies

When a baby is hungry, he will cry and suck his fist or finger firmly. If your little one shows
these signs, Busui can immediately breastfeed him.

3. Immediately breastfeed if the baby shows the first signs of hunger

If your little one is showing signs of hunger, you should breastfeed immediately. This is so that
the baby is not in a hurry when he tries to attach to the nipple.

Try not to wait until your little one is too hungry because breastfeeding when your little one is
crying loudly can make it more difficult to initiate breastfeeding.

4. Avoid using baby pacifiers and gloves

Using pacifiers and baby gloves on your little one can make it difficult for Busui to read signs
when he feels hungry. In addition, also avoid swaddling your little one's entire hand because it
will also be difficult for Busui to know whether he is hungry or not.

Knowing how to properly latch on is something that requires a lot of patience and practice.
Therefore, Busui doesn't need to be discouraged if you're not used to doing it.
If Busui has followed the steps to improve attachment to breastfeeding above, but is still
experiencing obstacles or difficulties in breastfeeding your little one, don't hesitate to consult a
pediatrician or lactation consultant.

To determine whether the breastfeeding attachment that Busui is doing is correct, the doctor will
monitor and evaluate how Busui breastfeeds your little one. After that, the doctor can give Busui
tips and suggestions for proper breastfeeding attachment.

Artikel 5 (B.inggris) :

1-2-3 Towards Exclusive Breastfeeding

By : Indonesian Pediatric Association 2019

1. Be assured that breast milk is the best for babies, mothers and families.

As a baby grows and develops in the womb, even ASI has been prepared by the Creator
according to the mother's gestational age. Breast milk contains ingredients that are very easily
digested and absorbed by babies, even premature babies. The substances contained in breast milk
are needed to support growth and development, especially in the golden period of the first 2
years of a child's life. The presence of antibodies (immune substances) also cannot be found in
any food other than breast milk, so babies who get exclusive breastfeeding are proven to be more
immune to infectious diseases.

Many benefits are also obtained for mothers who breastfeed, such as the effect of natural birth
control (with certain conditions; consult an obstetrician), the return of the uterus to its original
size more quickly, and increased immunity due to increased antibody production. The
breastfeeding process also strengthens the inner bond between mother and child which is
certainly the dream of every parent.

For families, exclusive breastfeeding is certainly more economical because there are no costs to
be incurred to obtain the best nutrition for the baby. In addition, the breastfeeding process does
not require the preparation of special tools, making it more efficient and reducing the risk of
infection due to unhygienic preparation of milk.

2. Know the basic techniques of breastfeeding

If confidence in ASI has been formed, then the first steps of breastfeeding will be easier and
lighter. Furthermore, mothers can learn a number of things that can help breastfeeding go
smoothly.

Pay attention to the state of the mother, baby, and breast health

Mothers who are sick, tired, or lack confidence can interfere with exclusive breastfeeding. Make
sure the mother is in good health and provide full family support to the mother to provide
exclusive breastfeeding. Healthy and comfortable breasts will usually increase the mother's
confidence so that milk production will run more smoothly. Doubt can arise if the mother feels
that her breasts have problems, for example, nipples that do not protrude or breasts are too small.
To get rid of doubts, mothers and families should know the process of producing and removing
breast milk.

Breast milk is produced in the mammary glands and flows out of the breast due to the influence
of breastfeeding hormones, namely prolactin and oxytocin. Both of these hormones are produced
in an organ in the brain called the pituitary. The hormone prolactin is responsible for the
production of breast milk, while the hormone oxytocin causes milk to be released from its
storage area in the mother's breast. Emptying the breast by feeding the baby as often as possible
will stimulate the production of the hormone prolactin, so that milk production will increase.
Physical closeness to the baby, hearing the baby's cry, or smelling the baby's body, as well as the
mother's heart that feels happy and comfortable, will trigger the release of the hormone oxytocin,
which causes milk to flow smoothly from the mother's breast. These hormones can be inhibited
if the mother feels unsure, lacks confidence, is stressed, or is in pain.
The baby's health also determines the smoothness of the breastfeeding process. A baby who is
sick, sleepy or uncomfortable usually cannot suckle properly, which may prevent milk from
being produced or released from the breast.

Early initiation of breastfeeding and hospitalization

Early breastfeeding initiation (IMD) and hospitalization are other efforts that can be made to
make the exclusive breastfeeding program successful. Mothers and babies can undergo IMD if
both are in good health. Make skin contact between the mother and the baby as soon as possible
by placing the baby on the mother's chest immediately after birth for at least 1 hour.

Admission is the process of caring for the baby with the mother in the same room after delivery.
This is sought so that the mother can breastfeed the baby whenever the baby wants.
Hospitalization will also help mothers achieve optimal psychological conditions to be able to
breastfeed successfully.

Correct position and attachment

Find the most comfortable breastfeeding position for the mother. Hold the baby as close as
possible and face the baby to the mother's breast with a straight body position. The baby's whole
body should face the mother's chest and stomach; not just his face. The baby's ears will appear
parallel to the shoulders and the nose closer to the breast. Stimulate the baby's sucking reflex by
touching the corners of his lips. When the baby's mouth is wide open, insert as much of the black
area around the nipple (areola) into the baby's mouth as possible. A good latch will occur when
the baby's mouth is wide open with the upper and lower lips folded out A baby is said to be
suckling effectively when he sucks slowly, cheeks are rounded, and occasionally stops to
swallow milk.

Referensi:

Britton, J. R., Britton, H. L., & Gronwaldt, V. (2006). Breastfeeding, sensitivity, and attachment.
Pediatrics, 118(5). https://doi.org/10.1542/peds.2005-2916
Faiqah, S., & Hamidiyanti, B. Y. F. (2019). Edukasi posisi dan perlekatan pada saat menyusui
dalam upaya meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Sasambo, 3(1), 105–111. https://doi.org/10.31849/dinamisia.v3i1.2729

Keni, N. W. A., Rompas, S., & Gannika, L. (2020). Tingkat pengetahuan dan sikap dengan teknik
menyusui pada ibu pasca melahirkan. Jurnal Keperawatan, 8(1), 33.
https://doi.org/10.35790/jkp.v8i1.28409

Rinata, E., Rusdyati, T., & Sari, P. A. (2016). Teknik menyusui posisi, perlekatan dan keefektifan
menghisap - studi pada ibu menyusui di Rsud Sidoarjo. Temu Ilmiah Hasil Penelitian Dan
Pengabdian Masyarakat, 128–139.

Subekti, R. (2019). Teknik menyusui yang benar di desa Wanaraja, kecamatan Wanayasa
kabupaten Banjarnegara. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, 6(1),
45–49. https://doi.org/10.32699/ppkm.v6i1.550

sumber gambar : https://www.pinterest.cl/pin/575264552386566854/?send=true

Anda mungkin juga menyukai