PENDAHULUAN
1
2
0,83%, kondom 1,65%, implant 17,70%, suntik 38,67%, dan pil 36,46%
(BKKBN, 2014).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pustu Sungai Mengkuang periode
Januari - September 2014 jumlah peserta KB aktif sebesar 380 akseptor, KB
suntik sebanyak 319 (83,95%) akseptor dan KB pil 61 (16,05%) akseptor.
Sedangkan implant, IUD, MOW dan MOP tidak ada akseptor.
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan paritas dengan
penggunaan alat kontrasepsi di Pustu Sungai Mengkuang Kecamatan Rimbo
Tengah Kabupaten Bungo Tahun 2014”.
2.1 Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini
dapat bersifat sementara maupun bersifat permanen, dan upaya ini dapat
dilakukan dengan menggunakan cara, alat atau obat-obatan (Proverawati, 2010,
1).
Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
“melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi,
kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan
maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah
pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua-duanya memiliki
kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan (Cunningham dalam
Suratun, 2008, 27).
5
6
c. Implant
Implant atau susuk KB adalah alat kotrasepsi yang terdiri dari
enam kapsul kecil berisi hormon levonogestrel yang dipasang
dibawah kulit lengan bagian atas bagian dalam. Implan dipakai
selama lima tahun.
Cara kerja kontrasepsi implant adalah melepaskan sejumlah
hormon yang dapat mencegah lepasnya ovum dari tuba falopi dan
mengentalkan lendir pada mulut uterus, sehingga sel sperma tidak
dapat masuk kedalam uterus. Hormon ini juga dapat menipiskan
selaput lendir uterus sehingga hasil pembuahan tidak dapat
tertanam didalam uterus.
Keuntungan penggunaan implant antara lain :
1. Daya guna tinggi.
2. Perlindungan jangka panjang (5 tahun).
3. Pengembalian kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
4. Tidak perlu dilakukan periksa dalam.
5. Tidak mengganggu kegiatan senggama.
6. Klien perlu kembali ke tempat pelayanan jika ada keluhan.
7. Dapat dicabut setiap saat.
Kerugian penggunaan implant antara lain :
1. Sering ditemukan gangguan menstruasi.
2. Nyeri kepala.
3. Penurunan/peningkatan berat badan.
4. Nyeri payudara.
5. Perasaan mual.
6. Perubahan perasaan atau kegelisahan (Yuhedi, 2014,104).
2.2.4 Kontrasepsi Mantap
a. Tubektomi
Tubektomi atau sterilisasi pada wanita merupakan metode
pengikatan dan pemotongan tuba falopi agar ovum tidak dapat
dibuahi oleh sperma.
16
2.3 Paritas
2.3.1 Pengertian
Menurut BKKBN dalam Dahliana (2013), paritas adalah seseorang
wanita yang pernah melahirkan bayi dapat hidup.
17
2.3.2 Klasifikasi
Menurut Muchtar (2013, 69), klasifikasi paritas adalah:
a) Primipara
Primipara adalah seorang wanita yang sudah melahirkan satu
kali. Kontrasepsi yang disarankan wanita primipara yang berusia
20 sampai 24 tahun alat kontrasepsi yang cocok adalah pil, suntik,
AKDR, cara sederhana. Wanita primipara usia diatas 35 tahun
resiko tinggi sehingga membutuhkan bimbingan, bantuan, dan
pengawasan ahli.
b) Multipara
Multipara adalah seseorang yang sudah pernah melahirkan
beberapa kali (2-3 kali). Wanita multipara yang berusia kurang 20
sampai 24 tahun prioritas utama alat kontrasepsi yang digunakan
adalah AKDR, AKBK, suntik, pil, cara sederhana, kontap. Wanita
multipara yang berusia 25 tahun sampai 34 tahun alat kontrasepsi
yang cocok adalah kontap, AKBK, AKDR, Pil, dan cara sederhana.
Wanita multipara usia di atas 35 tahun alat kontrasepsi yang cocok
adalah kontap, AKDR, AKBK, cara sederhana dan Pil.
c) Grande Multipara
Grande multipara adalah seorang wanita yang sudah
melahirkan 4 orang anak atau lebih. Wanita grande multipara yang
berusia kurang 20 sampai 24 tahun prioritas utama alat kontrasepsi
yang digunakan adalah kontap, AKBK, AKDR, suntik, Pil, cara
sedehana. Wanita grande multipara yang berusia 25 tahun sampai
29 tahun alat kontrasepsi yang cocok adalah kontap, implant,
AKDR, suntik, cara sederhana. Wanita grande multipara diatas 35
tahun alat kontrasepsi yang cocok adalah kontap, AKDR, AKBK,
suntik, dan cara sederhana dan Pil.
BAB III
METODE PENELITIAN
18
19
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependent
Penggunaan Alat
Paritas
Kontrasepsi
f ❑
P= x 100 %
n
Keterangan :
P = Persentase
f = Jumlah jawaban yang benar
n = Jumlah total pertanyaan
3.8.2 Analisa Bivariat
Analisis ini digunakan untuk melihat hubungan paritas dengan
penggunaan alat kontrasepsi suntik menggunakan uji statistik chi square
dengan rumus sebagai berikut :
( O−E )2
x 2= ∑
E
Keterangan :
X2 = Statistik Chi-square
Ʃ = Jumlah
O = Nilai yang diamati
E = Nilai yang diharapkan
(Hidayat, 2011, 127).
Jika P. Value < 0, 05 maka secara statistik disebut bermakna (ada
hubungan), maka Ha diterima.
Jika P. Value > 0,05 maka secara statistik disebut tidak bermakna (Tidak
ada hubungan), maka Ha ditolak.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
23
24
4.2 Pembahasan
4.2.1 Distribusi Frekuensi Paritas Terhadap Penggunaan Alat
Kontrasepsi
Dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas akseptor KB
merupakan primipara sebanyak 16 orang (42,11%) dan multipara sebanyak
16 orang (42,11%).
Menurut Muchtar (2011), paritas adalah jumlah anak yang telah
dilahirkan oleh seorang ibu. dengan klasifikasi primipara untuk ibu yang
telah melahirkan anak 1 orang, multipara untuk ibu yang telah melahirkan
anak 2-3 orang dan grandemultipara untuk ibu yang telah melahirkan anak 4
orang atau lebih.
Penelitian ini serupa dengan penelitian Erman dan Elviani (2012)
yang menyatakan bahwa Ibu-ibu akseptor KB kelurahan Muara Enim
wilayah kerja Puskesmas Perumnas sebagian besar mempunyai jumlah anak
1-2 orang yakni sebanyak 56,6%.
25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan tentang hubungan paritas dengan
penggunaan alat kontrasepsi di Puskesmas Pembantu Sungai Mengkuang
kabupaten Bungo tahun 2015, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. Mayoritas akseptor KB adalah ibu dengan paritas primipara dan
multipara.
b. Mayoritas alat kontrasepsi yang digunakan adalah suntik.
c. Tidak ada hubungan antara paritas dengan penggunaan alat kontrasepsi.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi
kepada masyarakat tentang Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi,
agar masyarakat dapat memilih alat kontrasepsi yang baik digunakan
menurut usia, paritas dan faktor lainnya.
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada mahasiswi
sehingga mahasiswi dapat memberikan penyuluhan dan berbagi
informasi kepada masyarakat mengenai alat kontrasepsi.
5.2.3 Bagi Peneliti Lain
Diharapkan dapat menjadi acuan untuk melaksanakan penelitian
selanjutnya serta menambah wawasan baru bagi peneliti lain.