1.2 Tujuan
1.3 Pelaksanaan
Asuhan kebidanan holistik pada Keluarga Perencana dan Pelayanan
Kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Gayungan dilaksanakan pada tanggal 26
Oktober 2020- 7 November 2020.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pil kombinasi
Menekan ovulasi, mencegah implantasi, lendir serviks mengental
sehingga sulit dilalui oleh sperma, pergerakan tuba terganggu
sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula.
Jenis-jenis pil kombinasi antara lain; monofasik, bifasik, trifasik
(Affandi, 2013: MK-31).
Pil progestin
Adalah pil yang mengandung progesteron dan disiapkan untuk ibu
yang menyusui (Affandi, 2013: MK-50).
2) Suntik
Suntik kombinasi
Jenis suntik kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksi progesteron
Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I.M
(intramuskular). sebulan sekali, dan 50 mg noretindron Enantat dan 5
mg Estradiol valerat yang diberikan injeksi I.M.(intramuskular)
sebulan sekali
Suntik progestin
Tersedia 2 jenis kontrasepsi yang mengandung progestin yaitu Depo
Medroksi progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA
yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik I.M dan Depo
noretisteron Enanta (/Depo noristeran), yang mengandung 200 mg
noretindron Enantan, diberikan setiap 2 bulan dengan cara suntik I.M
(Affandi, 2013: MK-43).
3) Implant/susuk
Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berrongga dengan
panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm, berisi 36 mg levonogo dengan lama
kerja tig tahun.
Jadena dan indoplant, terdiri dari dua batang silastik lembut berongga
dengan panjang 4,3 cm ber diameter 2,5 mm, berisi 75 mg
levonogestrel dengan lama kerja 3 tahun.
Implano, terdiri dari satu batang silastik lembut dengan berongga
dengan panjang kira-kira 4,0 cm diameter 2 mm, berisi 68 mg
ketodesogestrel dengan lama kerja 3 tahun (Sulistyawati, 2012: 81).
b. Mekanis
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi yang
dimasukkan didalam rahim untuk menghambat kemampuan sperma untuk
masuk ke tuba falopi (Affandi, 2013: MK-80).
3. Metode Operasi
a. Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas
(kesuburan) seorang perempuan secara permanen dengan mengoklusi tuba
fallopi mengikat dan memotong atau memasang cincin sehingga sperma
tidak dapat bertemu dengan ovum.
b. Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi
pria dengan jalan melakukan okulasi vans deference sehingga alat
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan
ovum) tidak terjadi (Firdayanti, 2012: 100).
2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB Baru Suntik 3 Bulan
1. Manajemen Kebidanan dan Langkah-langkah Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan,dimana
setiap langkah disempurnakan secara periodik dimulai dengan mengumpulkan
data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk
kerangka lengkap yang dapat menjadi langkah-langkah tertentu dan dapat
berubah sesuai dengan keadaanpasien.Adapun langkah-langkah tersebut sebagai
berikut :
a. Pengkajian
Mengumpulkan semua data fokus yang dibutuhkan baik melaluianamnesa
maupun pemeriksaan umum untuk menilai keadaan kliensecara menyeluruh
(Estiwidani, 2008). Tahap ini meliputi :
1) Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai
suatupendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2007).Data
subyektif meliputi :
a) Biodata
Identitas pasien dan penanggung jawab. Menurut
Nursalam(2007), identitas meliputi Nama Pasien, Umur,
Suku/Bangsa, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat.
b) Keluhan utama
Mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan.
Padaspotting keluhan yang dirasakan oleh klien yaitu keluar
bercaksecara terus menerus (Estiwidani, 2008).
c) Riwayat menstruasi
Menarche, siklus, lama menstruasi, banyaknya darahmenstruasi,
teratur atau tidak, keluhan yang dirasakan padawaktu menstruasi. Hal
ini dinyatakan dengan maksud untukmemperoleh gambaran mengenai
faktor alat kontrasepsi.
d) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya dan
hasilakhirnya (abortus, lahir hidup, apakah anaknya masih hidup,dan
apakah dalam kesehatan yang baik), apakah terdapatkomplikasi atau
intervensi pada kehamilan, persalinan ataupun nifas sebelumnya dan
apakah ibu tersebut mengetahuipenyebabnya.
e) Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui KB yang pernah dipakai, jenis dan
lamaberlangsungnya dan keluhan selama menjadi akseptor KB yang
digunakan.
f) Riwayat kesehatan
Untuk mengetahui riwayat penyakit sekarang, dahulu
maupunpenyakit keluarga seperti jantung. Ginjal, asma,
TBC,hepatitis, DM, hipertensi, epilepsi, serta riwayat
keturunankembar dan riwayat operasi.
g) Kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui kebiasaan pasien sehari-hari dalammenjaga
kebersiahan dirinya dan bagaimana pola makansehari-hari apakah
terpenuhi gizinya atau tidak.
(1) Pola nutrisi
Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasiendengan
mengamati adakah penurunan berat badan atautidak pada pasien.
(2) Pola eliminasi
Untuk mengetahui berapa kali BAB dan BAK danbagaimana
keseimbangan antara intake dan output.
(3) Pola istirahat
Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan malam.
(4) Aktifitas
Untuk mengetahui aktifitas ibu sehari-hari.
(5) Personal hygiene
Untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien
(6) Pola Seksual
Untuk mengetahui berapa frekuensi yang dilakukan ibudan
bagaimana posisi dalam hubungan seksual.
h) Riwayat psikososial
Menggunakan pendekatan psikologi kesehatan maka akan
diketahui gaya hidup orang tersebut dan pengaruh psikologi kesehatan
terhadap gangguan kesehatan.
2) Data Obyektif
Data obyektif diperoleh dari pemeriksaan fisik ibu dan pemeriksaan
laboratorium (Nursalam, 2007).
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Tanggal pengkajian : 27 Oktober 2020
Tempat pengkajian : Ruang KIA Puskesmas Gayungan
Pukul : 09.00 WIB
Oleh : Dende Karni Sasih
d. Riwayat KB
Cara KB terakhir : Tidak ada
Tujuan ber KB : Untuk menjarangkan kehamilan.
e. Riwayat obstetri yang lalu
3.5 PENATALAKSANAAN
Tanggal : 27 Oktober 2020, Pukul : 09.00 wib
1. Menjalin komunikasi interpersonal, klien mengetahui tujuan dari pengkajian
yang dilakukan
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien, bahwa hasilnya normal dan klien
mengerti dengan penjelasan yang diberikan
3. Mengisi inform consent
4. Melakukan cuci tangan sesuai SOP, klien mengerti
5. Melakukan penatalaksanaan KB suntik 3 bulan sesuai SOP
6. Membuang alat-alat bekas pakai ke sampah medis
7. Mencuci tangan sesuai SOP
8. Melengkapi dokumen kartu KB
9. Menganjurkan ibu untuk dating kembali pada tanggal 19 Januari 2021 untuk
suntik KB, klien mengerti apa yang dijelaskan
10. Menganjurkan ibu untuk segera kembali bila ada keluhan, klien mengerti
BAB IV
PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
2. Asuhan kebidanan yang diberikan secara mandiri. Asuhan mandiri yang dapat
diberikan yaitu memberikan memberikan KIE sesuai kebutuhan Klien. Asuhan
kebidanan yang diberikan meliputi pengkajian data subjektif dan objektif,
penegakan diagnosis dan penatalaksanaan telah terlaksana sesuai dengan konsep
asuhan kebidanan dan dilakukan tindakan pemberian kontrasepsi KB suntik 3 bulan
sesuai dengan SOP
5.2 Saran
1. Untuk klien
Diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahunya tentang alat kontrasepsi
yang sebaiknya dipakainya, karena setiap pasangan usia subur (memiliki
kebutuhan yang berbeda-beda)
2. Untuk lahan peraktik
Asuhan yang diberikan pada klien sudah baik dan hendaknya bidan lebih
menekankan pada konseling mekanisme kerja dan efek samping yang
ditimbulkan oleh alat kontrasepsi sehingga tidak menimbulkan kecemasan saat
klien mengalami efek samping dari pemakaian kontrasepsi tersebut.
3. Untuk institusi pendidikan
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya pembelajarant entang
penerapan manajemen kebidanan dalam pemecahan masalah lebih ditingkatkan
dan dikembangkan mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam
membina tenaga bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi
dan profesional
DAFTAR PUSTAKA