Anda di halaman 1dari 21

DESA SIAGA

A. PENGERTIAN DESA SIAGA

Desa siaga adalah desa yang telah menjalankan sistem


kesehatan yang bersifat adil bagi masyarakat bersama
dengan negara yang bertujuan menjaga kesehatan
masyarakat, khususnya mencegah kematian ibu dan
bayi dengan mengutamakan kebutuhan, kepentingan,
dan tindakan yang didasarkan pada pilihan masyarakat
itu sendiri.
• Si (siap), yaitu pendataan dan mengamati seluruh ibu hamil,
siap mendampingi ibu, siap menjadi donor darah, siap
memberi bantuan kendaraan untu rujukan, siap membantu
pendanaan, dan bidan wilayah kelurahan selalu siap memberi
pelayanan.
• A (antar), yaitu warga desa, bidan wilayah, dan komponen
lainnya dengan cepat dan sigap mendampingi dan mengatur
ibu yang akan melahirkan jika memerlukan tindakan gawat
darurat.
• Ga (jaga), yaitu menjaga ibu pada saat dan setelah melahirkan
serta menjaga kesehatan bayi yang baru dilahirkan.
KRITERIA DESA SIAGA

• Memiliki pelayanan kesehatan dasar.


• Memiliki berbagai UKBM (usaha kesehatan berbasis masyarakat)
sesuai kebutuhan masyarakat setempat misalnya posyandu.
• Dibina oleh puskesmas PONED (pelayanan obstetrik dan
neonatal esensial dasar).
• Memiliki sistem surveilans (penyakit dan faktor resiko berbasis
masyarakat).
• Memiliki kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan
dan bencana berbasis masyarakat.
• Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.
• Masyarakatnya berperilaku hidup bersih dan sehat.
TUJUAN DESA SIAGA
1. Terciptanya kesadaran masyarakat untuk
hidup sehat.
2. Masyarakat memahami bahwa setiap
kehamilan beresiko.
3. Meningkatkan hak asasi wanita atas
kelangsungan hidupnya.
4. Memberdayakan kaum wanita agar dapat
melindungi kesehatan dan kualitas hidup
sendiri dan anak yang akan dilahirkan.
5. Meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk membantu dan bertanggung jawab
mencegah kematian ibu dan bayi.
Kegiatan Dalam Desa Siaga : Unsur desa siaga :
• Adanya notifikasi atau informasi
sippen K3 (sistem pencatatan
pelaporan kehamilan, kelahiran,
dan kematian)
• Bidan desa.
• Adanya penggalangan donor
darah. • Fasilitator masyarakat.
• Adanya kelompok transportasi • Puskesmas.
atau ambulans desa.
• Penggalangan dana atau tabulin • Perangkat desa.
(tabungan ibu bersalin) atau • Tokoh masyarakat.
dasolin (dana sosial ibu bersalin).
 
• Tokoh agama
B. PENGEMBANGAN DESA SIAGA

Pengembangan Desa Siaga dilaksanakan dengan membantu serta


menfasilitasi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran melalui siklus
atau spiral pemecahan masalah yang terorganisasi (pengorganisasian
masyarakat), yaitu dengan menempuh tahap-tahap:
• Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumber daya yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
• Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan
masalah.
• Menetapkan alternative pemecahan masalah yang layak, merencanakan
dan melaksanakannya.
• Memantau, mengevaluasi dan membina kelestarian upaya-upaya yang
telah dilakukan.
C. PROGRAM YANG TERDAPAT DI DESA
SIAGA

Inti dari kegiatan desa siaga adalah memberdayakan masyarakat


agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Untuk menuju desa
siaga perlu dikaji berbagai kegiatan bersumberdaya masyarakat
yang ada dewasa ini seperti posyandu, polindes, pos obat desa,
dana sehat, Siap-Antar-Jaga, dan lain-lain sebagai titik awal
pengembangan menuju desa siaga.
D. PEMBENTUKAN DESA SIAGA

1. Pemlihan pengurus dan kader desa siaga


2. Orientasi/pelatihan kader desa siaga
3. Pengembangan poskesdes dan UKBM
(Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat)
4. Penyelenggaraan kegiatan desa siaga
E. PENINGKATAN DESA SIAGA

Untuk memajukan desa siaga perlu adanya pengembangan


jejaring kerjasama dengan berbagai pihak. Perwujudan dan
pengembangan jejaring desa siaga dapat dilakukan melalui
Temu Jejaring UKBM secara internal di dalam desa sendiri dan
atau Temu Jejaring antar desa siaga (minimal sekali dalam
setahun). Upaya ini selain untuk memantapkan kerjasama, juga
diharapkan dapat menyediakan wahana tukar-menukar
pengalaman dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
bersama.
F. PERAN JAJARAN KESEHATAN DAN PEMANGKU KEPENTINGAN TERKAIT

1. Peran jajaran kesehatan.


a) Peran puskesmas
• Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, termasuk
Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
•  Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim tingkat
kecamatan dan desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
• Memfasilitasi pengembangan Desa Siaga dan Poskesdes.
• Melakukan monitoring Evaluasi dan pembinaan Desa Siaga.
NEXT..

b) Peran rumah sakit


• Menyelenggarakan pelayanan rujukan, termasuk Pelayanan
Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK).
•  Melaksanakan bimbingan teknis medis , khususnya dalam
rangka pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan
kedaruratan dan bencana di desa siaga.
• Menyelenggarakan promosi kesehatan di rumah sakit dalam
rangka pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan
kedaruratan dan bencana.
NEXT..

c) Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


• Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di
tingkat  Kabupaten /Kota dalam rangka pengembangan desa
siaga.
• Merevitalisasi puskesmas dan jaringannya sehingga mampu
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar dengan baik,
termasuk PONED, dan pemberdayaan masyarakat.
• Merevitalisasi rumah sakit sehingga mampu
menyelenggarakan pelayanan rujukan dengan baik, termasuk
PONEK, dan promosi kesehatan di rumah sakit.
NEXT...

d) Peran dinas kesehatan provinsi


•  Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat
provinsi dalam rangka pengembangan desa siaga.
• Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengembangkan
kemampuan melalui pelatihan-pelatihan teknis, dan cara-cara
lain.
• Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengembangkan
kemampuan Puskesmas dan rumah sakit di bidang konseling,
kunjungan rumah, dan pengorganisasian masyarakat serta
promosi kesehatan, dalam rangka pengembangan desa siaga.
NEXT..

e) Peran departemen kesehatan


• Menyusun konsep dan pedoman pengembangan Desa Siaga,
serta mensosialisasikan dan mengadvokasikannya.
• Memfasilitasi revitalisasi Dinas Kesehatan, Puskesmas,
Rumah Sakit, serta Posyandu dan UKBM-UKBM lain.
• Memfasilitasi pembangunan Poskesdes dan pengembangan
Desa Siaga.
NEXT..

2. Peran pemangku kepentingan terkait


yaitu para pejabat Pemerintah Daerah, pejabat lintas
sektor, unsur-sunsur organisasi / ikatan profesi, pemuka
masyarakat, tokoh-tokoh agama, PKK, LSM, dunia
usaha, swasta dan lain-lain, diharapkan berperan aktif
juga di semua tingkat administrasi.
G. INDIKATOR KEBERHASILAN DESA
SIAGA
1. Indikator masukan, terdiri atas :
• Ada/tidaknya Forum Masyarakat Desa.
• Ada/tidaknya sarana pelayanan kesehatan serta
perlengkapan/peralatannya.
• Ada/tidaknya UBKM yang dibutuhkan masyarakat.
• Ada/tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan).
• Ada/tidaknya kader aktif.
• Ada/tidaknya sarana bangunan/poskesdes sebagai pust pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan.
• Ada/tidaknya alat komunikasi yang telah lazim dipakai masyarakat
yang dimanfaatkan untuk mendukung penggerakan surveilans berbasis
masyarakat (misalnya, kentongan, bedug, dll).
NEXT..

2. Indikator proses
• Frekuensi pertemuan Forum Masyarakat Desa.
• Berfungsi/tidaknya Poskesdes.
• Berfungsi/tidaknya UBKM yang ada.
• Berfungsi/tidaknya Sistem Kegawatdaruratan dan
Penanggulangan Kegawatdaruratan dan Bencana.
• Berfungsi tidaknya Sistem Surveilans berbasis masyarakat
NEXT..

3. Indikator keluaran
• Cakupan pelayanan kesehatan dasar Poskesdes.
• Cakupan pelayanan UBKM-UBKM lain.
• Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang
dilaporkan.
• Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan
rumah untuk kadarzi dan PHBS.
NEXT..

4. Indikator dampak
• Jumlah penduduk yang menderita sakit.
• Jumlah penduduk yang menderita gangguan jiwa.
• Jumlah ibu yang melahirkan dan meninggal dunia.
• Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia.
• Jumlah balita dengan gizi buruk.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai