PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup
kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh
lapisan masyarakat. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara
lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus dan hipertensi.
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,
masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh
pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara
mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dapat
dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih
dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat
menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu,
salah satu upaya kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan adalah
mendorong masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
Untuk mencapai upaya tersebut Kementerian Kesehatan RI menetapkan
visi pembangunan kesehatan yaitu “Masyarakat sehat yang mandiri
dan berkeadilan”. Strategi yang dikembangkan adalah menggerakkan
dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, berupa memfasilitasi
percepatan dan pencapaian derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi
seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiap-siagaan di tingkat
desa yang disebut dengan Desa Siaga.
Dari tersebut diatas terdapat pula upaya meminimalisasi dan
menurunkan tingkat kematian ibu hamil, bayi dan balita maka semua
persalinan yang ditangani oleh dukun bayi harus beralih ditangani oleh
bidan. Kecuali hal-hal yang berhubungan dengan adat dan kebiasaan
setempat dengan menjalin hubungan antara dukun dan bidan, tetapi
kemitraan yang berjalan saat ini masih dalam batas pemaknaan transfer
ilmu pengetahuan, serta masih dalam bentuk pembinaan cara-cara
persalinan yang higienis kepada dukun bayi.
Salah satu kasus kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia
adalah persalinan dengan pertolongan oleh dukun bayi. Kenyataannya,
hampir semua masyarakat Indonesia baik itu yang tinggal di pedesaan
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Menjelaskan secara umum tentang Gerakan Sayang Ibu dan Desa
Siaga.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang pengertian GSI
b. Menjelaskan tentang tujuan GSI
c. Menjelaskan tentang sasaran GSI
d. Menjelaskan tentang ruang lingkup GSI
e. Menjelaskan tentang strategi GSI
f. Menjelaskan tentang perencanaan GSI
g. Menjelaskan tentang pelaksanaan GSI
h. Menjelaskan tentang indikator sebelum dan sesudah GSI
i. Menjelaskan tentang hambatan GSI
j. Menjelaskan tentang pengertian Desa Siaga
k. Menjelaskan tentang tujuan Desa Siaga
l. Menjelaskan tentang sasaran Desa Siaga
m. Menjelaskan tentang langkah-langkah Desa Siaga
C. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
1. Langsung
Caten (calon penganten), pasangan usia subur (pus), ibu hamil,
bersalin dan nifas, ibu meneteki masa perawatan bayi, pria/suami dan
seluruh anggota keluarga.
2.Tidak langsung
Sektor terkait, institusi kesehatan, institusi masyarakat, tokoh
masyarakat dan agama, kaum bapak/pria, media massa.
a. Pemberdayaan
Pada prinsipnya konsep Desa Siaga adalah pemberdayaan,
dimana peran serta dari masyarakat adalah yang utama. Langkah
awal yang dilakukan dalam pemberdayaan tersebut dengan
membantu kelompok masyarakat memegenali masalah-masalah
yang mengganggu kesehatan sehingga masalah tersebut menjadi
masalah bersama. Kemudian masalah tersebut dimusyawarakan
untuk dipecahkan bersama. Pembinaan Desa Siaga dilakukan
dengan menggerakkan segenap komponen yang ada dalam
masyarakat agar secara mandiri dan berkesinambungan,
mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya dan mengenali
potensi yang dimiliki guna mengatasinya. Mengajak masyarakat
agar terlibat secara mandiri dalam Desa Siaga juga dilakukan
dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan semisal pada saat
ada pelaksanaan Posyandu. Petugas kesehatan dari Puskesmas
sangat memberi andil yang sangat besar dalam pengembangan
Desa Siaga dengan startegi pemberdayaan tersebut.
b. Bina Suasana (Empowerment)
Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau
lingkungan sosial yang mendorong individu, keluarga dan
masyarakat agar berperan dalam pengembangan Desa
Siaga.Bina suasana dilakukan dengan pemberian informasi
tentang Desa Siaga melalui leaflet. Misal yang telah dilakukan
dengan adalah pembagian selebaran informasi tentang Demam
Berdarah Dengue dengan pendekatan konsep Desa Siaga. Hal
lain yang juga dilakukan adalah memotivasi kader-kader
kesehatan di desa agar mampu mempunyai pengaruh untuk
menciptakan opini positif tentang Desa Siaga kepada
masyarakat. Pemasangan papan Desa Siaga juga adalah salah
Persentas
Bayi yang e Bayi
Bayi
Bayi Yg sdh diberi yang
No Sasara yang
Bulan diberi ASI makanan mendapat
. n tidak
saja dan ASI
datang
minuman Eklusif
(%)
Februar
1 325 198 127 16 60,9%
i
Agustu
2 339 211 128 12 62,2%
s
Sumber : Puskesmas Pulomerak
Agutus 40 62.2
Februari 40 60.9
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Target Capaian
Tabel 3.2 Data Pencapaian ASI Ekslusif Januari s.d Juni Tahun 2020
Persentas
Bayi yang e Bayi
Bayi
Bayi Yg sdh diberi yang
No Sasara yang
Bulan diberi ASI makanan mendapat
. n tidak
saja dan ASI
datang
minuman Eklusif
(%)
Februar
1 316 247 69 26 78,2%
i
Agutus
Februari 40 78.25
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Target Capaian
Grafik 3.2 Data Pencapaian ASI Ekslusif Januari s.d Juni Tahun 2020
BUMIL
BUMIL
NO KELURAHAN FAKTOR JUMLAH
NORMAL
RESIKO
1 Suralaya 103 59 162
2 Lebak Gede 192 99 291
3 Tamansari 189 128 317
4 Mekarsari 140 146 286
Kecamatan Pulomerak 624 432 1056
Tabel 3.4 Data Ibu hamil Se-Kecamatan Pulomerak Januari s.d Juni
Tahun 2020
BUMIL
BUMIL
NO KELURAHAN FAKTOR JUMLAH
NORMAL
RESIKO
1 Suralaya 36 37 73
2 Lebak Gede 82 42 124
3 Tamansari 72 71 143
4 Mekarsari 42 70 112
Kecamatan Pulomerak 232 220 452
Sumber : Puskesmas Pulomerak
3. Data Donor Darah Siaga Tahun 2019 dan Januari s.d Juni
Tahun 2020 Se Kecamatan Pulomerak
Tabel 3.5 Data Donor Darah Siaga Per Kelurahan Tahun 2019
Tabel 3.6 Data Donor Darah Siaga Per Kelurahan Tahun 2019
DOKTER
NO KELURAHAN PUSKES PUSTU POSKESDES BIDAN POSYANDU
PRAKTEK
1 Suralaya - 1 - 1 3 1
2 Lebak Gede - 1 1 - 4 1
3 Tamansari - - - - 5 1
4 Mekarsari 1 1 1 - 2 2
TOTAL 1 3 2 1
Sumber : Puskesmas Pulomerak
N STRATIFIKASI POSYANDU
NAMA POSYANDU
O
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
KELURAHAN
I
TAMANSARI
1 Dahlia (Mandiri) ѵ
2 Anyelir (Mandiri) ѵ
3 Mawar (Mandiri) ѵ
4 Kenanga (Purnama) ѵ
5 Melon (Mandiri) ѵ
6 Aster (Madya) ѵ
7 Bougenvile (Purnama) ѵ
8 Tulip (Purnama) ѵ
9 Al Barokah (Purnama) ѵ
10 Melati (Purnama) ѵ
11 Asoka (Purnama) ѵ
12 Lahar Mas II (Madya) ѵ
13 Flamboyan (Purnama) ѵ
14 Langon indah (Madya) ѵ
15 Anggrek (Purnama) ѵ
KELURAHAN
MEKARSARI
16 Aster II (Purnama) ѵ
17 Jeruk (Madya) ѵ
18 Dahlia (Purnama) ѵ
19 Beo (Mandiri) ѵ
20 Melon (Purnama)
21 Anggrek (Mandiri) ѵ
22 Aster I (Madya) ѵ
Tabel 3.9 Data Penduduk Pasangan Usia Subur dan Wanita Usia
Subur Kec. Pulomerak Tahun 2019
N JUMLAH JIWA KB KB
KELURAHAN PUS WUS
O L P TOTAL AKTIF BARU
N JUMLAH JIWA KB KB
KELURAHAN PUS WUS
O L P TOTAL AKTIF BARU
Persalinan Persalinan
N
Kelurahan di Komplikasi
O
Fasyankes (RS)
1 Suralaya 141 51
3 Tamansari 284 29
4 Mekarsari 259 48
Tabel 3.14 Data Cakupan Partus/Persalinan Januri s.d Juni Tahun 2020
Persalinan Persalinan
N
Kelurahan di Komplikasi
O
Fasyankes (RS)
1 Suralaya 102 7
3 Tamansari 204 20
4 Mekarsari 170 35
TOTAL 629 92
AB
ABS % ABS % ABS % % ABS % ABS %
S
350
300
122.4 120
113.2 113 116.6
250
200
100
0
SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM
111.6
104 103.9
102.9
100 100 100 100 100.7 100
296
80 80 80 80 80
139.3
100
98
96
94
SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM
NEONATAL
JANUARI – DESEMBER 2019
TARGET (%) NEONATAL (%)
113.6 112.9
111.5 111.1
107.8
50
40
pERSENTASE
30
20
10
0
SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM
CAPAIAN K4
JANUARI – JUNI 2020
50
48
46
persentase
44
42
40
38
SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM
RESTI BUMIL
JANUARI – JUNI 2020
140
120
100
80
Axis Title
60
40
20
0
SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM
PENANGANAN KOMPLIKASI
JANUARI – JUNI 2020
160
140
120
100
Axis Title 80
60
40
20
0
SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM
Grafik 3.14 Capaian Persalinan Nakes Januari s.d Juni Tahun 2020
PERSALINAN NAKES
JANUARI – JUNI 2020
100%
90%
80%
70%
60%
Axis Title 50%
40%
30%
20%
10%
0%
Grafik 3.15 Capaian KF 1, KF2 dan KF3 Januari s.d Juni Tahun 2020
250
200
50
0
SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM
Tabel 3.16 Data Kematian Ibu tahun 2019
- - - - - - -
1 Suralaya
- - - - - - -
2 Lebak Gede
- - - - - - -
3 Tamansari
- - - - - 1 -
4 Mekarsari
JUMLAH 0 0 0 0 0 1 0
Bayi
Bayi
Lahir
Lahir Jumlah Kematian Penyebab Kematian
No Kelurahan Mati
Hidup
IUFD
(Jiwa) Neonatal Bayi Balita TN BBLR AsfiGSIa DLL
(Jiwa)
1 Suralaya 142 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Lebak Gede 279 3 3 2 1 0 2 0 4
3 Tamansari 291 5 5 2 1 0 0 2 6
4 Mekarsari 260 2 2 0 1 0 0 1 2
Jumlah 972 10 10 4 3 0 2 3 12
Sumber : Puskesmas Pulomerak
Tabel 3.18 Data Kematian Neonatal/bayi Januari s.d Juni tahun 2020
A. Kesimpulan
Gerakan sayang Ibu (GSI) adalah gerakan yang mengembangkan
kualitas perempuan utamanya melalui percepatan penurunan angka
kematian ibu yang dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah dan
masyarakat dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dengan
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian dalam upaya
integrative dan sinergis. Tujuan Gerakan Sayang Ibu adalah Menurunkan
angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta
menurunkan angka kematian bayi. Sasaran Gerakan Sayang Ibu ada
langsung dan tidak langsung. Ruang lingkup Gerakan Sayang Ibu adalah
ibu, anak dan masyarakat. Strategi Gerakan Sayang Ibu Melalui
pendekatan kemasyarakatan.
1. Secara Struktural
Berbagai program tersebut masih sangat birokratis sehingga
orientasi yang terbentuk semata-mata dilaksanakan karena ia adalah
program wajib yang harus dilaksanakan berdasarkan SK (Surat
Keputusan).
2. Secara Kultural
Masih kuatnya anggapan/pandangan masyarakat bahwa kehamilan
dan persalinan hanyalah persoalan wanita.