Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup
kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh
lapisan masyarakat. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara
lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus dan hipertensi.
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,
masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh
pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara
mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dapat
dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih
dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat
menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu,
salah satu upaya kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan adalah
mendorong masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
Untuk mencapai upaya tersebut Kementerian Kesehatan RI menetapkan
visi pembangunan kesehatan yaitu “Masyarakat sehat yang mandiri
dan berkeadilan”. Strategi yang dikembangkan adalah menggerakkan
dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, berupa memfasilitasi
percepatan dan pencapaian derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi
seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiap-siagaan di tingkat
desa yang disebut dengan Desa Siaga.
Dari tersebut diatas terdapat pula upaya meminimalisasi dan
menurunkan tingkat kematian ibu hamil, bayi dan balita maka semua
persalinan yang ditangani oleh dukun bayi harus beralih ditangani oleh
bidan. Kecuali hal-hal yang berhubungan dengan adat dan kebiasaan
setempat dengan menjalin hubungan antara dukun dan bidan, tetapi
kemitraan yang berjalan saat ini masih dalam batas pemaknaan transfer
ilmu pengetahuan, serta masih dalam bentuk pembinaan cara-cara
persalinan yang higienis kepada dukun bayi.
Salah satu kasus kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia
adalah persalinan dengan pertolongan oleh dukun bayi. Kenyataannya,
hampir semua masyarakat Indonesia baik itu yang tinggal di pedesaan

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


1
maupun perkotaan lebih senang ditolong oleh dukun. Hal tersebut
disebabkan oleh tradisi dan adat istiadat setempat. Dan cara atau strategi
untuk membangun kerjasama yang baik di antara para pemuka setempat,
masyarakat, dukun dan bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
maternal dan perinatal secara bersama-sama. 
Oleh karena itu diadakannya Gerakan Sayang Ibu.
GSI diharapkan dapat menggerakkan masyarakat untuk aktif terlibat
dalam kegiatan seperti membuat tabulin, pemetaan bumil dan donor
darah serta ambulan desa. Untuk mendukung GSI, dikembangkan juga
program suami SIAGA dimana suami sudah menyiapkan biaya
pemeriksaan dan persalinan, siap mengantar istri ke tempat pemeriksaan
dan tempt persalinan serta siap menjaga dan menunggui saat istri
melahirkan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Menjelaskan secara umum tentang Gerakan Sayang Ibu dan Desa
Siaga.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang pengertian GSI
b. Menjelaskan tentang tujuan GSI
c. Menjelaskan tentang sasaran GSI
d. Menjelaskan tentang ruang lingkup GSI
e. Menjelaskan tentang strategi GSI
f. Menjelaskan tentang perencanaan GSI
g. Menjelaskan tentang pelaksanaan GSI
h. Menjelaskan tentang indikator sebelum dan sesudah GSI
i. Menjelaskan tentang hambatan GSI
j. Menjelaskan tentang pengertian Desa Siaga
k. Menjelaskan tentang tujuan Desa Siaga
l. Menjelaskan tentang sasaran Desa Siaga
m. Menjelaskan tentang langkah-langkah Desa Siaga

C. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
KATA PENGANTAR

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


2
DAFTAR ISI
BAB I :PENDAHULUAN. Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
rumusan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II :Gerakan Sayang Ibu dan Desa Siaga. Terdiri dari pengertian,
tujuan, sasaran, ruang lingkup, strategi, perencanaan, pelaksanaan,
indikator sebelum dan sesudah dan hambatan dalam Gerakan Sayang
Ibu, serta pengertian, tujuan, sasaran, dan langkah langkah dalam Desa
Siaga.
BAB III :PROFIL KECAMATAN SAYANG IBU
BAB IV :PENUTUP. Terdiri dari kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


3
BAB II
GERAKAN SAYANG IBU dan DESA SIAGA
A. Pengertian Gerakan Sayang Ibu
Gerakan sayang Ibu (GSI) adalah gerakan yang mengembangkan
kualitas perempuan utamanya melalui percepatan penurunan angka
kematian ibu yang dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah dan
masyarakat dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dengan
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian dalam upaya
integrative dan sinergis.
GSI didukung pula oleh Aliansi Pita Putih (White Ribbon Alliance)
yaitu suatu aliansi yang ditujukan untuk mengenang semua wanita yang
meninggal karena kehamilan dan melahirkan. Pita putih merupakan
symbol kepedulian terhadap keselamatan ibu yang menyatukan individu,
organisasi dan masyarakat yang bekerjasama untuk mengupayakan
kehamilan dan persalinan yang aman bagi setiap wanita.
GSI diharapkan dapat menggerakkan masyarakat untuk aktif terlibat
dalam kegiatan seperti membuat tabulin, pemetaan bumil dn donor darah
serta ambulan desa. Untuk mendukung GSI, dikembangkan juga program
suami SIAGA dimana suami sudah menyiapkan biaya pemeriksaan dan
persalinan, siap mengantar istri ke tempat pemeriksaan dan tempt
persalinan serta siap menjaga dan menunggui saat istri melahirkan. 3
(tiga) unsur pokok :
Pertama :Gerakan Sayang Ibu merupakan gerakan yang dilaksanakan
oleh masyarakat bersama dengan pemerintah.
Kedua :Gerakan Sayang Ibu mempunyai tujuan untuk peningkatan
dan perbaikan kualitas hidup perempuan sebagai sumber daya manusia.
Ketiga :Gerakan Sayang Ibu bertujuan untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas.

B. Tujuan Gerakan Sayang Ibu

1. Menurunkan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas


serta menurunkan angka kematian bayi.
2. Meningkatkan pengetahuan ibu atau kaum perempuan mengenai
Penyakit menular Seksual (PMS).

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


4
3. Meningkatkan pengetahuan ibu atau kaum perempuan mengenai
perawatan kehamilan, proses melahirkan yang sehat, pemberian ASI
Ekslusif dan perawatan bayi.
4. Memantapkan komitmen dan dukungn terhadap Gerakan Sayang Ibu.
5. Meningkatkan kepedulian dan dukungan sector terkait terhadap
upaya-upaya penanggulangan penyebab kematian ibu dan bayi
secara terpadu.
6. Memantapkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam
mengembangkan dan membangun mekanisme rujukan sesuai
dengan kondisi daerah.
7. Meningkatkan kepedulian dan peran serta institusi masyarakat dan
swasta (LSM, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi) dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi dalam
pengumpulan data ibu hamil, bersalin dan nifas di tingkat kelurahan
dan kecamatan.
8. Meningkatkan fungsi dan peran institusi kesehatan baik pemerintah
maupun swasta dalam pelayanan kesehatan yang aman, ramah dan
nyaman bagi ibui dan bayi.
9. Meningkatkan upaya masyarakat dalam mengubah budaya
masyarakat yang merugikan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas serta
bayi yang dilahirkan.
10. Meningkatkan upaya pengembangan dana perawatan ibu
hamil, bersalin, nifas serta perawatan bayi di setiap wilayah kelurahan
dibawah koordinasi camat.

C. Sasaran Gerakan Sayang Ibu

1. Langsung
Caten (calon penganten), pasangan usia subur (pus), ibu hamil,
bersalin dan nifas, ibu meneteki masa perawatan bayi, pria/suami dan
seluruh anggota keluarga.
2.Tidak langsung
Sektor terkait, institusi kesehatan, institusi masyarakat, tokoh
masyarakat dan agama, kaum bapak/pria, media massa.

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


5
D. Ruang Lingkup Gerakan Sayang Ibu

1. Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak melalui upaya


penurunan angka kematian ibu dan bayi.
2. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku suami istri dan
masyarakat mengenai hak-hak ReproduGSI dan Kesehatan
ReproduGSI.
3. Menghilangkan hambatan-hambatan yang mempengaruhi upaya
peningkatan kualitas hidup perempuan.

E. Strategi Gerakan Sayang Ibu


Melalui pendekatan kemasyarakatan, dikembangkan dalam bentuk :
1. Desentralisasi
2. Kemandirian
3. Keluarga
4. Kemitraan

F. Perencanaan Gerakan Sayang Ibu


Melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Identifikasi masalah
2. Penentuan masalah
3. Penentuan tujuan
4. Pengembangan alternatif pemecahan masalah
5. Penentuan rencana operasional
Terdiri dari : Langkah kegiatan ( jadwal kegiatan)
a. Tenaga pelaksana
b. Dukungan dana dan saran
c. Monitoring dan Pelaporan
d. Evaluasi kegiatan

G. Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Sayang Ibu


1. Unsur Opersional
a. Kegiatan advokasi dan KIE
b. Pengembangan pesan advokasi dan KIE GSI
c. Pemberdayaan dalm keluarga, masyarakat dan tempat pelayanan
kesehatan

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


6
d. Memadukan kegiatan GSI, pondok bersalin dan posyandu
2. Unsur Pendukung
a. Orientasi dan penelitian
b. Pendataan, pemantauan, pemetaan bumil, bulin, bufas dan bayi
c. Pengembangan tata cara rujukan
d. Mendukung upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
e. Peningkatan peran bidan
Tugas Satgas Gerakan Sayang Ibu meliputi :
a. Menyusun rencana kerja dalam rangka menurunkan AKI dan AKB
serta mengumpulkan dana untuk ambulance kecamatan dan
tabulin.
b. Advokasi kepada TOMA, TOGA dan TOPOL dapat mendukung
GSI wilayah tersebut.
c. Penyuluhan kepada keluarga serta bumil, bulin, bufas dan ibu yang
mempunyai bayi di masyarakat.
d. Mengumpulkan data informasi bumil, bulin, bufas dan bayi yang
dilakukan.
e. Memberikan tanda pada bumil beresiko tinggi untuk kemudian
dipantau dan di informasikan ke bidan puskesmas.
f. Membantu merujuk.
Memantau Keberhasilan Gerakan sayang Ibu (GSI)
Beberapa hal yang perlu dipantau untuk melihat keberhasilan
pelaksanaan GSI antara lain:
a. sektoral terkait berperan aktif dalam kegiatan operasional
b. setiap persalinan ditolong oleh tenakes
c. kecamatan dan kelurahan dapat melaksanakan kegiatan KIE
dengan baik
d. kecamatan dan kelurahan dapat melakukan rujukan dengan baik
artinya :
1) Tersedianya kendaraan untuk membantu bumil melahirkan dan
nifas yang membutuhkan
2) Tersedianya biaya untuk rujukan
3) Sarana pelayanan kedaruratan medik untuk setiap kasus
emergensi kehamilan, persalinan dan nifas

H. Indikator Keberhasilan Sebelum Dan Sesudah GSI

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


7
Semakin dan mantapnya peranan organisasi masyarakat dalam GSI,
seperti :
1. Meningkatkan dan mantapnya masyarakat menjadi kader KIE GSI
2. Mendata ibu hamil dalam lingkungannya termasuk data
mengenai : Jumlah ibu hamil
a. Umur kehamilan, riwayat kehamilan, persalinan dan rencana
persalinan
b. Mengenai kehamilan yang beresiko dan rencana tindak lanjutnya
3. Menyampaikan data-data tersebut kepada Satgas GSI setempat
4. Semakin tumbuhnya ide-ide baru dari masyarakat
Semakin meningkat dan mantapnya pengetahuan dan pemahaman
mengenai GSI, seperti :
1. Mengenai kelainan kehamilan sedini mungkin dan segera
membawanya ke fasilitas kesehatan.
2. Mempersiapkan biaya persalinan dan perlengkapan bayi
3. Memeriksakan ibu hamil di sarana kesehatan atau bidan terdekat
minimal 4 kali
4. Mempersiapkan segala kemungkinan yang dapat timbul selama
kehamilan dan persalinan (mempersiapkan donor darah, kendaraan,
dsb)
5. Melaksanakan keadilan dan kesetaraan gender dalam rumah tangga
6. Memberi keluarga untuk mendapatkan pendidikan
Setinggi mungkin sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarga :
a. Menghindarkan perkawinan remaja putri sebelum usia 20 tahun
b. Suami-istri merencanakan jumlah anak, waktu mengandung
dengan mempertimbangkan kesehatan istri serta memberi peluang
istri untuk meningkatkan potensinya dalam berbagai bidang
kehidupan
c. Semua kehamilan merupakan kehamilan yang diinginkan
d. Memperhatikan makanan ibu hamil dan menghindarkan ibu hamil
bekerja keras
Ibu hamil semakin mengenali masalah kehamilan seperti :
1. Menyiapkan biaya persalinan dan perawatan bayi
2. Melaksanakan berbagai kegiatan demi kesehatan kehamilan dan
kelahirannya
3. Memberikan perawatan kepada bayi yang dilahirkan

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


8
I. Hambatan Program Gerakan Sayang Ibu
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah baik dengan GSI ataupun
Safe Motherhood telah memungkinkan ditambahnya sarana dan
prasarana untuk mengajak ibu hamil dan melahirkan makin dekat pada
pelayanan medis yang bermutu.
Akan tetapi GSI juga menemui hambatan dalam pelaksanaannya,
antara lain :
1. Secara Struktural
Berbagai program tersebut masih sangat birokratis sehingga
orientasi yang terbentuk semata-mata dilaksanakan karena ia adalah
program wajib yang harus dilaksanakan berdasarkan SK (Surat
Keputusan).
2. Secara Kultural
Masih kuatnya anggapan/pandangan masyarakat bahwa
kehamilan dan persalinan hanyalah persoalan.

J. Pengertian Desa Siaga


Desa siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang
memiliki kemampuan dalam menemukan permasalahan yang ada,
kemudian merencanakan & melakukan pemecahannya sesuai potensi yg
dimilikinya, serta selalu siap siaga dalam menghadapi masalah
kesehatan , bencana , dan kegawatdarurata
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan(bencana dan kegawatdaruratan kesehatan)
secara mandiri. Desa siaga ini merupakan program pemerintah Indonesia
untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010. Desa yang dimaksud dalam
desa siaga adalah kelurahan / istilah lain bagi kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas-batas wilayah, yang berwenang
untukmengatur dan mengukur kepentingan masyarakat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan RI.
Desa Siaga adalah salah satu program Kementerian Kesehatan yang
salah satu fokus kegiatannya adalah mengurangi angka kematian Ibu,
dengan meningkatkan peran serta masyarakat setempat. Desa siaga

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


9
adalah upaya bersama masyarakat untuk mengatasi persoalan
kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak.
Si (siap), yaitu pendataan dan mengamati seluruh ibu hamil, siap
mendampingi ibu, siap menjadi donor darah, siap memberi bantuan
kendaraan untuk rujukan, siap membantu pendanaan, dan bidan wilayah
kelurahan selalu siap memberi pelayanan.
A (antar), yaitu warga desa, bidan wilayah, dan komponen lainnya
dengan cepat dan sigap mendampingi dan mengatur ibu yang akan
melahirkan jika memerlukan tindakan gawat-darurat.
Ga (jaga), yaitu menjaga ibu pada saat dan setelah ibu melahirkan serta
menjaga kesehatan bayi yang baru dilahirkan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa desa siaga adalah suatu keadaan
dimana suatu desa memiliki kemampuan dan kemauan untuk mengenal,
menghadapi dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri baik
bencana maupun kegawatdaruratan.

K. Tujuan Desa Siaga


1. Tujuan Umum :
Terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli, dan
tanggap terhadap masalah-masalah kesehatan, bencana, dan
kegawatdaruratan di desanya.
2. Tujuan Khusus :
a. Optimalisasi peran PKD.
b. Terbentuknya FKD yang berperan aktif menggerakan
pembangunan kesehatan.
c. Berkembangnya kegiatan PMD ,pokja gotong royong,Upaya
kesehatan ,Survailance dan Pembiayaan kesehatan.Meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya
kesehatan dan melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat).
d. Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.
e. Meningkatnya kesehatan di lingkungan desa.
f. Meningkatnya kesiagaan dan kesiapsediaan masyarakat desa
terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan (bencana, wabah penyakit, dsb).
g. Menurunkan angka kematian ibu dan anak.

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


10
h. Meningkatkan pertolongan persalinan oleh nakes.
i. Meningkatkan kepesertaan KB.

L. Sasaran Desa Siaga


Sasaran desa siaga dibedakan menjadi tiga jenis untuk mempermudah
strategi intervensi,yaitu:
1. Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu
melaksanakan hidup sehat, serta peduli dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan di wilayah desanya.
2. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku
individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif
bagi perubahan perilaku tersebut, seperti tokoh masyarakat,
termasuk tokoh agama, tokoh perempuan, dan pemuda,kader,serta
petugas kesehatan.
3. Pihak-pihak yang diharapkan memberi dukungan kebijakan,
peraturan perundang-undangan, dana, tenaga, sarana, dll. Seperti
kepala desa, camat, para pejabat terkait, swasta, para donatur, dan
pemangku kepentingan lain.

M. Langkah-langkah Pengembangan Desa Siaga


Sebelum dibahas langkah-langkah pengembangan desa siaga akan
dijelaskan terlebih dahulu proses pembentukan desa siaga. Adapun
proses pembentukan desa siaga yaitu:
1. Persiapan di tingkat kabupaten. Keorganisasian tim lintas lembaga di
tingkat kabupaten: dinas kesehatan, BKKBCS, BPMD, BAPPEDA, dan
LSM
2. Sosialisasi tingkat kecamatan
3. Tingkat desa

Analisa masalah dengan metode PPA (Partisipatory Problem


Analisys). Pengorganisasian masyarakat dalam jejaring (pencatatan,
dana, transport, KB. Pertemuan rutin/bulanan desa siaga
Pengembangan desa siaga dilaksanakan dengan membantu /
memfasilitasi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran melalui
siklus atau spiral pemecahan masalah yang terorganisasi, yaitu dengan
menempuh tahap-tahap:Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah,

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


11
dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan
masalah. Menetapkan alternatif pemecahan masalah yang layak,
merencanakan, dan melaksanakannya. Memantau, mengevaluasi, dan
membina kelestarian upaya-upaya yang telah dilakukan. Secara garis
besar, langkah pokok yang perlu ditempuh untuk mengembangkan desa
siaga meliputi :

a. Pengembangan tim petugas


Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-
kegiatan lainnya dilaksanakan. Tujuan Iangkah ini adalah
mempersiapkan para petugas kesehatan yang berada di wilayah
Puskesmas, baik petugas teknis maupun petugas administrasi.
Persiapan pada petugas ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan
atau pelatihan yang bersifat konsolidasi, yang disesuaikan dengan
kondisi setempat.
Keluaran atau output dan Iangkah ini adalah para petugas yang
memahami tugas dan fungsinya, serta siap bekerjasama dalam satu
tim untuk melakukan pendekatan kepada pemangku kepentingan dan
masyarakat.
b. Pengembangan tim masyarakat
Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para petugas,
tokoh masyarakat, serta masyarakat, agar mereka tahu dan mau
bekerjasama dalam satu tim untuk mengembangkan Desa Siaga.
Dalam langkah ini termasuk kegiatan advokasi kepada para penentu
kebijakan, agar mereka mau memberikan dukungan, baik berupa
kebijakan atau anjuran, serta restu, maupun dana atau sumber daya
lain, sehingga pengembangan Desa Siaga dapat berjalan dengan
lancar. Sedangkan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat
bertujuan agar mereka memahami dan mendukung, khususnya dalam
membentuk opini publik guna menciptakan iklim yang kondusif bagi
pengembangan Desa Siaga. Jadi dukungan yang diharapkan dapat
berupa dukungan moral, dukungan finansial atau dukungan material,
sesuai kesepakatan dan persetujuan masyarakat dalam rangka
pengembangan Desa Siaga.
Jika di daerah tersebut telah terbentuk wadah-wadah kegiatan
masyarakat di bidang kesehatan seperti Konsil Kesehatan Kecamatan

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


12
atau Badan Penyantun Puskesmas, Lembaga Pemberdayaan Desa,
PKK, serta orga¬nisasi kernasyarakatan Iainnya, hendaknya lembaga-
lembaga ini diikut¬sertakan dalam setiap pertemuan dan
kesepakatan.
c. Survei mawas diri (SMD)
Survei Mawas Diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD) atau
Community Self Survey (CSS) bertujuan agar pemuka-pemuka
masyarakat mampu melakukan telaah mawas diri untuk desanya.
Survei ini harus dilakukan oleh pemuka-pemuka masyarakat setempat
dengan birnbingan tenaga kesehatan. Dengan demikian, diharapkan
mereka menjadi sadar akan permasalahan yang dihadapi di desanya,
serta bangkit niat dan tekad untuk mencari solusinya, termasuk
membangun Poskesdes sebagai upaya mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar kepada masyarakat desa. Untuk itu, sebelumnya
perlu dilakukan pemilihan dan pembekalan keterampilan bagi mereka.
Keluaran atau output dan SMD ini berupa identifikasi masalah-
masalah kesehatan serta daftar potensi di desa yang dapat
didayagunakan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan
tersebut, termasuk dalam rangka rnembangun Poskesdes.
d. Musyawarah mufakat desa (MMD)
Tujuan penyelenggaraan musyawarah masyarakat desa (MMD)
ini adalah mencari alternatif penyelesaian masalah kesehatan dan
upaya membangun Poskesdes, dikaitkan dengan potensi yang dimiliki
desa. Di samping itu, juga untuk menyusun rencana jangka panjang
pengembangan Desa Siaga.
lnisiatif penyelenggaraan musyawarah sebaiknya berasal dari
para tokoh masyarakat yang telah sepakat mendukung pegembangan
Desa Siaga. Peserta musyawarah adalah tokoh-tokoh masyarakat,
termasuk tokoh-tokoh perempuan dan generasi muda setempat.
Bahkan sedapat rnungkin dilibatkan pula kalangan dunia usaha yang
mau mendukung pengembangan Desa Siaga dan kelestariannya
(untuk itu diperlukan advokasi).
Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD
disajikan, utamanya adalah daftar masalah kesehatan, data potensi,
serta harapan masyarakat. Hasil pendataan tersebut
dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas, dukungan dan kontribusi
apa yang dapat disumbangkan oleh masing-masing individu/ institusi

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


13
yang diwakilinya, serta langkah-Iangkah solusi untuk pembangunan
Poskesdes dan pengembangan masing-masing Desa Siaga
Pendekatan Pengembangan Desa Siaga

Agar percepatan pengembangan desa siaga cepat tercapai


maka ada beberapa strategi yang dilakukan oleh Tim Pengembangan
Desa Siaga, di antaranya adalah sebagai berikut

a. Pemberdayaan
Pada prinsipnya konsep Desa Siaga adalah pemberdayaan,
dimana peran serta dari masyarakat adalah yang utama. Langkah
awal yang dilakukan dalam pemberdayaan tersebut dengan
membantu kelompok masyarakat memegenali masalah-masalah
yang mengganggu kesehatan sehingga masalah tersebut menjadi
masalah bersama. Kemudian masalah tersebut dimusyawarakan
untuk dipecahkan bersama. Pembinaan Desa Siaga dilakukan
dengan menggerakkan segenap komponen yang ada dalam
masyarakat agar secara mandiri dan berkesinambungan,
mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya dan mengenali
potensi yang dimiliki guna mengatasinya. Mengajak masyarakat
agar terlibat secara mandiri dalam Desa Siaga juga dilakukan
dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan semisal pada saat
ada pelaksanaan Posyandu. Petugas kesehatan dari Puskesmas
sangat memberi andil yang sangat besar dalam pengembangan
Desa Siaga dengan startegi pemberdayaan tersebut.
b. Bina Suasana (Empowerment)
Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau
lingkungan sosial yang mendorong individu, keluarga dan
masyarakat agar berperan dalam pengembangan Desa
Siaga.Bina suasana dilakukan dengan pemberian informasi
tentang Desa Siaga melalui leaflet. Misal yang telah dilakukan
dengan adalah pembagian selebaran informasi tentang Demam
Berdarah Dengue dengan pendekatan konsep Desa Siaga. Hal
lain yang juga dilakukan adalah memotivasi kader-kader
kesehatan di desa agar mampu mempunyai pengaruh untuk
menciptakan opini positif tentang Desa Siaga kepada
masyarakat. Pemasangan papan Desa Siaga juga adalah salah

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


14
satu strategi bina suasana, hal ini dilakukan agar desa siaga
menjadi familir di tengah-tengah masyarakat.
c. Advokasi
Advokasi terus dilakukan oleh Tim Teknis Pengembangan
Desa siaga dan tim promosi kesehatan oleh tenaga kesehatan
puskesmas. Pendekatan juga dilakukan kepada stakeholder yang
terkait guna memberikan dukungan, kebijakan, dana, tenaga,
sarana dan prasarana.
d. Kemitraan
Bentuk kemitraan untuk pengembangan Desa Siaga Siaga
masih dalam tahap penjajakan. Tim Teknis Desa Siaga telah
melakukan pendekatan terhadap pihak ketiga ( Pihak Swasta )
agar dapat mengambil peran dalam pengembangan Desa Siaga.
Tentunya ada manfaat bagi Pihak swasta yang ditawarkan jika
Desa Siaga berjalan dengan baik.

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


15
BAB III
PROFIL KECAMATAN SAYANG IBU

Tabel 3.1 Data Pencapaian ASI Ekslusif Tahun 2019

Persentas
Bayi yang e Bayi
Bayi
Bayi Yg sdh diberi yang
No Sasara yang
Bulan diberi ASI makanan mendapat
. n tidak
saja dan ASI
datang
minuman Eklusif
(%)
Februar
1 325 198 127 16 60,9%
i
Agustu
2 339 211 128 12 62,2%
s
Sumber : Puskesmas Pulomerak

Agutus 40 62.2

Februari 40 60.9

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Target Capaian

Grafik 3.1 Capaian ASI Eklusif Terhadap Target Tahun 2019

Sumber : Puskesmas Pulomerak

Tabel 3.2 Data Pencapaian ASI Ekslusif Januari s.d Juni Tahun 2020

Persentas
Bayi yang e Bayi
Bayi
Bayi Yg sdh diberi yang
No Sasara yang
Bulan diberi ASI makanan mendapat
. n tidak
saja dan ASI
datang
minuman Eklusif
(%)
Februar
1 316 247 69 26 78,2%
i

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


16
Agustu
2 - - - - -
s
Sumber : Puskesmas Pulomerak

Agutus

Februari 40 78.25

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Target Capaian

Grafik 3.2 Data Pencapaian ASI Ekslusif Januari s.d Juni Tahun 2020

Sumber : Puskesmas Pulomerak

Untuk mengatasi masalah pembiayaan baik proses kehamilan sampai


melahirkan ditingkat RT/RW telah terbentuk Dana Sosial dimana atas
kesadaran masyarakat sendiri mereka mengumpulkan uang Tabulin/Dasolin
(Tabungan Ibu Bersalin atau Dana Sosial Ibu Bersalin).

Antisipasi masyarakat terhadap kasus kematian ibu hamil, ibu melahirkan


dan ibu nifas maupun insiden yang berkaitan kemanusiaan dan kesehatan
telah ada respon dari anggota masyarakat melalui kesediaan mereka untuk
menjadi calon Donor Darah khususnya untuk ibu yang mau melahirkan
dengan resiko tinggi.

Sebagai suatu gerakan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang


bersifat menyeluruh dan terpadu, maka keberhasilan Kecamatan Sayang Ibu
(GSI) sangat ditentukan oleh masyarakat itu sendiri. Maka salah satu yang
telah dilakukan adalah dengan mengaktifkan kader dasawisma disemua
desa/kelurahan. Mereka melaksanakan pendataan terhadap sasaran ibu
hamil resiko tinggi kepelayanan kesehatan yang terdekat yang akan dibantu
oleh Remaja Siaga yang berada disetiap RT/Kelurahan.

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


17
A. Indikator Pelaksanaan Lapangan
1. Peta Ibu Hamil (Bumil) Kecamatan Pulomerak Tahun 2019 dan Januari
s.d Juni Tahun 2020.

Gambar 3.1 Peta Ibu Hamil Tahun 2019

BUMIL
BUMIL
NO KELURAHAN FAKTOR JUMLAH
NORMAL
RESIKO
1 Suralaya 103 59 162
2 Lebak Gede 192 99 291
3 Tamansari 189 128 317
4 Mekarsari 140 146 286
Kecamatan Pulomerak 624 432 1056

Tabel 3.3 Data Ibu hamil Se-Kecamatan Pulomerak Tahun 2019


Sumber : Puskesmas Pulomerak

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


18
Grafik 3.3 Data Ibu hamil Se-Kecamatan Pulomerak Tahun 2019V

Bumil Resiko; 40.9

Bumil Normal; 59.1

Sumber : Puskesmas Pulomerak

Tabel 3.4 Data Ibu hamil Se-Kecamatan Pulomerak Januari s.d Juni
Tahun 2020
BUMIL
BUMIL
NO KELURAHAN FAKTOR JUMLAH
NORMAL
RESIKO
1 Suralaya 36 37 73
2 Lebak Gede 82 42 124
3 Tamansari 72 71 143
4 Mekarsari 42 70 112
Kecamatan Pulomerak 232 220 452
Sumber : Puskesmas Pulomerak

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


19
Grafik 3.4 Data Ibu hamil Se-Kecamatan Pulomerak Januari s.d Juni
Tahun 2020

Bumil Resiko; 48.6


Bumil Normal; 51.4

Sumber : Puskesmas Pulomerak

3. Data Donor Darah Siaga Tahun 2019 dan Januari s.d Juni
Tahun 2020 Se Kecamatan Pulomerak

Tabel 3.5 Data Donor Darah Siaga Per Kelurahan Tahun 2019

GOL GOL GOL GOL


NO KELURAHAN DARAH DARAH DARA DARAH JUMLAH
A B H AB O
1 Suralaya 2 2 3 3 10
2 Lebak Gede 2 3 0 1 6
3 Tamansari 2 6 2 2 12
4 Mekarsari 3 1 1 4 9
Kecamatan Pulomerak 9 12 6 10 37
Sumber : Puskesmas Pulomerak

Tabel 3.6 Data Donor Darah Siaga Per Kelurahan Tahun 2019

GOL GOL GOL GOL


NO KELURAHAN DARAH DARAH DARA DARAH JUMLAH
A B H AB O
1 Suralaya 1 1 0 2 4
2 Lebak Gede 1 0 0 2 3
3 Tamansari 1 1 0 1 3
4 Mekarsari 2 0 0 2 4
Kecamatan Pulomerak 5 2 0 7 14

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


20
Sumber : Puskesmas Pulomerak

Tabel 3.7 Data Sarana & Prasarana Kesehatan Kecamatan


Pulomerak

DOKTER
NO KELURAHAN PUSKES PUSTU POSKESDES BIDAN POSYANDU
PRAKTEK

1 Suralaya - 1 - 1 3 1
2 Lebak Gede - 1 1 - 4 1
3 Tamansari - - - - 5 1
4 Mekarsari 1 1 1 - 2 2
TOTAL 1 3 2 1
Sumber : Puskesmas Pulomerak

Tabel 3.8 Data Strata Posyandu Wilayah Kecamatan Pulomerak

N STRATIFIKASI POSYANDU
NAMA POSYANDU
O
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI

KELURAHAN
I
TAMANSARI
1 Dahlia (Mandiri) ѵ
2 Anyelir (Mandiri) ѵ
3 Mawar (Mandiri) ѵ
4 Kenanga (Purnama) ѵ
5 Melon (Mandiri) ѵ
6 Aster (Madya) ѵ
7 Bougenvile (Purnama) ѵ
8 Tulip (Purnama) ѵ
9 Al Barokah (Purnama) ѵ
10 Melati (Purnama) ѵ
11 Asoka (Purnama) ѵ
12 Lahar Mas II (Madya) ѵ
13 Flamboyan (Purnama) ѵ
14 Langon indah (Madya) ѵ
15 Anggrek (Purnama) ѵ
KELURAHAN
MEKARSARI
16 Aster II (Purnama) ѵ
17 Jeruk (Madya) ѵ
18 Dahlia (Purnama) ѵ
19 Beo (Mandiri) ѵ
20 Melon (Purnama)
21 Anggrek (Mandiri) ѵ
22 Aster I (Madya) ѵ

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


21
23 Markas (Purnama) ѵ
24 Kelinci (Madya) ѵ
25 Flamboyan (Purnama) ѵ
26 Mangga (Mandiri) ѵ
27 Delima (Mandiri) ѵ
28 Pisang (Mandiri) ѵ
29 Gn Batur I (Madya) ѵ
30 Gn.Ciporong (Madya) ѵ
31 Gn.Batur II (Madya) ѵ
32 Gn.Tembulun (Madya) ѵ
KELURAHAN LEBAK
GEDE
33 Srikaya (Purnama) ѵ
34 Mawar (Mandiri) ѵ
35 Lavender (Purnama) ѵ
36 Delima (Purnama) ѵ
37 Kalkun (Madya) ѵ
38 Manggis (Madya) ѵ
39 Cempaka (Mandiri) ѵ
Gunung Ciapala ѵ
40
(Purnama)
Gunung Batu Payung ѵ
41
(Madya)
42 Markisa (Purnama) ѵ
43 Melati (Madya) ѵ
44 Anggur (Purnama) ѵ
45 Annisa (Purnama) ѵ
46 Jeruk (Purnama) ѵ
KELURAHAN SURALAYA
47 Raflesia 2 (Madya) ѵ
48 Cempaka (Madya) ѵ
49 Ayam (Purnama) ѵ
50 Kumbang (Purnama) ѵ
51 Sapi (Purnama) ѵ
52 Raflesia I (Madya) ѵ
53 Gn.Cisuru (Purnama) ѵ
54 Burung (Purnama) ѵ
55 Kamboja (Madya) ѵ
TOTAL 20 26 9

Selain melaksanakan kesehatan di Puskesmas Kecamatan


Pulomerak secara rutin juga melaksanakan pelayanan kesehatan
keliling (Kesling), termasuk didalamnya pelayanan pada ibu hamil
yang juga salah satu usaha untuk menyukseskan Kecamatan Sayang
Ibu (GSI) di Kecamatan Pulomerak.

B. Indikator Pelayanan Kehamilan, Melahirkan dan Nifas


1. Keluarga Berencana (KB)

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


22
Keluarga Berencana (KB) merupakan perencanaan awal kehamilan,
sehingga terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak penentuan
kelahiran diperpanjang untuk menjaga kesehatan yang sebaik-baiknya
bagi seluruh anggota keluarga dan kelahiran selanjutnya dapat
dicegah apabila jumlah anak mencapai jumlah yang dikehendaki.

Kegiatan KB tidak hanya mengatur kehamilan tetapi merupakan salah


satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga itu sendiri.
Dari data yang ada di Kecamatan Pulomerak pada tahun 2019
terdapat Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 8121 orang yang
terbagi dalam 4 (empat) kelurahan yaitu :

Tabel 3.9 Data Penduduk Pasangan Usia Subur dan Wanita Usia
Subur Kec. Pulomerak Tahun 2019

N JUMLAH JIWA KB KB
KELURAHAN PUS WUS
O L P TOTAL AKTIF BARU

1 Suralaya 3446 3220 6766 1366 968 1877


2 Lebak Gede 6164 6493 12.657 2144 1744 3712
3 Tamansari 7106 6891 13.997 2565 1804 4039
4 Mekarsari 7744 7073 14.817 2046 1586 3488
JUMLAH 24460 23777 48237 8121 6102 13116
Sumber : Puskesmas Pulomerak

Tabel 3.10 Data Penduduk Pasangan Usia Subur dan Wanita


Usia Subur Kec. Pulomerak Januari s.d Juni Tahun 2020

N JUMLAH JIWA KB KB
KELURAHAN PUS WUS
O L P TOTAL AKTIF BARU

1 Suralaya 1431 965


2 Lebak Gede 2164 1730
3 Tamansari 2429 1834
4 Mekarsari 2333 1654
JUMLAH 8357 6183
Sumber : Puskesmas Pulomerak

Dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) tersebut maka


pencapaian peserta KB Kecamatan Pulomerak aktif dapat dilihat
sebagaimana tabel berikut :

Tabel 3.11 Jumlah Peserta KB berdasarkan alat kontrasepsi


Tahun 2019

N MIX KONTRASEPSI JUMLAH


KELURAHAN
O IUD IMPLAN MOP MOW PIL SUNTIK KONDOM

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


23
1 Suralaya 107 113 12 36 206 458 33 965
2 Lebak Gede 197 144 8 68 206 991 61 1735
3 Tamansari 175 123 8 61 1091 1091 63 1801
4 Mekarsari 155 109 8 40 949 949 62 1568
JUMLAH 634 489 36 202 3489 3489 219 6069
Sumber : Puskesmas Pulomerak

Tabel 3.12 Jumlah Peserta KB berdasarkan alat kontrasepsi


Januari s.d Juni Tahun 2020

N MIX KONTRASEPSI JUMLAH


KELURAHAN
O IUD IMPLAN MOP MOW PIL SUNTIK KONDOM
1 Suralaya 107 100 12 36 200 477 33 746
2 Lebak Gede 197 130 8 68 250 1016 61 1730
3 Tamansari 175 120 8 61 250 1157 63 1834
4 Mekarsari 155 119 8 40 210 1060 62 1654
JUMLAH 634 469 36 205 910 3710 219 5964
Sumber : Puskesmas Pulomerak

2. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Kecamatan


Pulomerak

Tabel 3.13 Data Cakupan Partus/Persalinan Tahun 2019

Persalinan Persalinan
N
Kelurahan di Komplikasi
O
Fasyankes (RS)

1 Suralaya 141 51

2 Lebak Gede 276 28

3 Tamansari 284 29

4 Mekarsari 259 48

TOTAL 960 156

Tabel 3.14 Data Cakupan Partus/Persalinan Januri s.d Juni Tahun 2020

Persalinan Persalinan
N
Kelurahan di Komplikasi
O
Fasyankes (RS)

1 Suralaya 102 7

2 Lebak Gede 153 30

3 Tamansari 204 20

4 Mekarsari 170 35

TOTAL 629 92

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


24
Tabel 3.15 Hasil Pencapaian PWS KIA Kec. Pulomerak Tahun 2019

RESTI RESTI PERSALINAN


K1 K4 NEONATUS
NAKES MASY NAKES

No Kelurahan Sasaran Sasaran Sasaran Sasaran Sasaran Sasaran

AB
ABS % ABS % ABS % % ABS % ABS %
S

162 118,8 154 116,6 59 221 0 0 142 113,6 141 106,8


1 Suralaya
291 106,9 281 102,9 99 185,4 0 0 279 112,9 276 106,1
2 Lebak Gede
317 107,1 309 104 128 220 0 0 291 107,8 284 100,3
3 Tamansari
286 112,9 258 100,7 146 296 0 0 260 111,5 259 105,7
4 Mekarsari
JUMLAH 1056 109 1002 103,9 432 230 0 0 972 111,1 960 104,3

Sumber : Puskesmas Pulomerak

Grafik 3.5 Capaian PWS K1 Murni Tahun 2019


400

350

300
122.4 120
113.2 113 116.6
250

200

150 118.8 106.9 107.1 112.1 109

100

50 100 100 100 100 100

0
SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM

TARGET (%) KI MURNI (%) KI AKSES (%)

Grafik 3.6 Capaian PWS K4 Tahun 2019

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


25
Capaian PWS K4 tahun 2019
TARGET (%) K4 (%)

111.6

104 103.9
102.9
100 100 100 100 100.7 100

SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM

Grafik 3.7 Capaian Resti Bumil Tahun 2019

Resti Bumil Tahun 2019


TARGET (%) RESTI BUMIL (%)

296

221 220 230


185.4

80 80 80 80 80

SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM

Grafik 3.8 Capaian Penanganan Komplikasi Tahun 2019

Penanganan Komplikasi (90%) Tahun 2019


TARGET (%) PK (%)

139.3

96.4 100 96.1 100


90 90 90 90 90

SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


26
Grafik 3.9 KF1, KF 2 dan KF3 Tahun 2019

KF1, KF2 & KF3 (100%)


JANUARI – DESEMBER 2019
112
110
108
106
104
Axis Title 102

100
98
96
94
SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM

Grafik 3.10 Nenonatal Januari s.d Desember 2019

NEONATAL
JANUARI – DESEMBER 2019
TARGET (%) NEONATAL (%)
113.6 112.9
111.5 111.1
107.8

100 100 100 100 100

SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM

Grafik 3.11 Capaian K1 Murni & K1 Akses

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


27
K1 MURNI & K1 AKSES
JANUARI – JUNI 2020
60

50

40
pERSENTASE

30

20

10

0
SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM

Grafik 3.11 K4 Januari s.d Juni Tahun 2020

CAPAIAN K4
JANUARI – JUNI 2020
50

48

46
persentase

44

42

40

38
SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM

Grafik 3.12 Resti Bumil Januari s.d Juni Taun 2020

RESTI BUMIL
JANUARI – JUNI 2020
140
120
100
80
Axis Title
60
40
20
0
SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


28
Grafik 3.13 Penanganan Komplikasi Januari s.d Juni Tahun 2020

PENANGANAN KOMPLIKASI
JANUARI – JUNI 2020
160
140
120
100

Axis Title 80
60
40
20
0
SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM

Grafik 3.14 Capaian Persalinan Nakes Januari s.d Juni Tahun 2020

PERSALINAN NAKES
JANUARI – JUNI 2020
100%
90%
80%
70%
60%
Axis Title 50%
40%
30%
20%
10%
0%

Grafik 3.15 Capaian KF 1, KF2 dan KF3 Januari s.d Juni Tahun 2020

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


29
KF1, KF2 & KF3
JANUARI – JUNI 2020
300

250

200

Axis Title 150


100

50

0
SURALAYA LEBAK GEDE TAMAN SARI MEKAR SARI PKM
Tabel 3.16 Data Kematian Ibu tahun 2019

NO Kelurahan Jumlah Jumlah IBU


Dasa
RW RT Hamil Melahirkan Nifas Meninggal
Wisma

- - - - - - -
1 Suralaya
- - - - - - -
2 Lebak Gede
- - - - - - -
3 Tamansari
- - - - - 1 -
4 Mekarsari
JUMLAH 0 0 0 0 0 1 0

Sumber : Puskesmas Pulomerak

Tabel 3.17 Data Kematian Neonatal/bayi tahun 2019

Bayi
Bayi
Lahir
Lahir Jumlah Kematian Penyebab Kematian
No Kelurahan Mati
Hidup
IUFD
(Jiwa) Neonatal Bayi Balita TN BBLR AsfiGSIa DLL
(Jiwa)
1 Suralaya 142 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Lebak Gede 279 3 3 2 1 0 2 0 4
3 Tamansari 291 5 5 2 1 0 0 2 6
4 Mekarsari 260 2 2 0 1 0 0 1 2
Jumlah 972 10 10 4 3 0 2 3 12
Sumber : Puskesmas Pulomerak

Tabel 3.18 Data Kematian Neonatal/bayi Januari s.d Juni tahun 2020

No Kelurahan Bayi Bayi


Lahir Lahir
Jumlah Kematian Penyebab Kematian
Hidup Mati
(Jiwa) IUFD
Neonatal Bayi Balita TN BBLR AsfiGSIa DLL

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


30
(Jiwa)
1 Suralaya 94 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Lebak Gede 141 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tamansari 169 4 4 0 0 0 2 1 1
4 Mekarsari 147 2 1 1 0 0 1 0 1
Jumlah 551 6 5 1 0 0 0 1 2

C. Program Kerja GSI di Kecamatan Pulomerak


Dalam rangka lebih menyukseskan kegiatan Kecamatan Sayang Ibu
(GSI) ini, maka Satuan Tugas Kecamatan Sayang Ibu (GSI)
Kecamatan Pulomerak selalu berkoordinasi dengan Instansi terkait,
Dokter Umum dan Bidan, TP PKK Kecamatan, TP PKK
Desa/Kelurahan dan Kader Posyandu. Untuk itu ada beberapa
program kegiatan pada tahun 2019 sebagai berikut :

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


31
Tabel 3.24 Tabel Rencana Kegiatan Satgas GSI Kec.Pulomerak Tahun 2019

WAKTU PELAKSANAAN (BULAN)


NO KEGIATAN FREK LOKASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pertemuan Rutin Satgas GSI 2x Sekretariat GSI X X
2 Sosialisasi GSI 1x Kecamatan/Kelurahan X
3 Pendataan Sasaran GSI 1x Kelurahan X
4 Pelayanan Kesehatan Pada Sasaran GSI 12x Kelurahan X X X X X X X X X X X X

5 Pendataan Calon Donor Darah Siaga 2x Kelurahan X X

6 Pendataan Ambulan Desa/Kelurahan 1x Kelurahan X

7 Pengembangan Tabulin 1x Kelurahan X

8 Pemeriksaan Golongan Darah 2x Puskesmas X X


9 Audit Maternal/Parenatal Kasus Kematian Ibu/Bayi 1x Kecamatan X
10 Warga Siaga 1x Kelurahan X
11 Laporan 2x Kecamatan X

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


32
Tabel 3.25 Tabel Rencana Kegiatan Satgas GSI Kec.Pulomerak Januari s.d Juni Tahun 2020

WAKTU PELAKSANAAN (BULAN)


NO KEGIATAN FREK LOKASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pertemuan Rutin Satgas GSI 2x Sekretariat GSI X X
2 Sosialisasi GSI 1x Kecamatan/Kelurahan X
3 Pendataan Sasaran GSI 1x Kelurahan X
4 Pelayanan Kesehatan Pada Sasaran GSI 12x Kelurahan X X X X X X X X X X X X

5 Pendataan Calon Donor Darah Siaga 2x Kelurahan X X

6 Pendataan Ambulan Desa/Kelurahan 1x Kelurahan X

7 Pengembangan Tabulin 1x Kelurahan X

8 Pemeriksaan Golongan Darah 2x Puskesmas X X


9 Audit Maternal/Parenatal Kasus Kematian Ibu/Bayi 1x Kecamatan X
10 Warga Siaga 1x Kelurahan X
11 Laporan 2x Kecamatan X

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


33
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gerakan sayang Ibu (GSI) adalah gerakan yang mengembangkan
kualitas perempuan utamanya melalui percepatan penurunan angka
kematian ibu yang dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah dan
masyarakat dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dengan
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian dalam upaya
integrative dan sinergis. Tujuan Gerakan Sayang Ibu adalah Menurunkan
angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta
menurunkan angka kematian bayi. Sasaran Gerakan Sayang Ibu ada
langsung dan tidak langsung. Ruang lingkup Gerakan Sayang Ibu adalah
ibu, anak dan masyarakat. Strategi Gerakan Sayang Ibu Melalui
pendekatan kemasyarakatan.

Kecamatan Sayang Ibu (GSI) merupakan gerakan yang


mengembangkan kualitas perempuan utamanya melalui percepatan
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) hamil, melahirkan dan nifas serta
penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) yang dilaksanakan bersama-
sama oleh pemerintah dan masyarakat dalam rangka meningkatkan
sumber daya manusia dengan meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
dan kepedulian dalam upaya integrative dan sinergis.

Adapun peran Satuan Tugas GSI di seluruh Kelurahan di Kecamatan


Pulomerak diantaranya:

1. Mendata ibu hamil dalam lingkungannya termasuk data mengenai :


a. Jumlah ibu hamil
b. Umur kehamilan, riwayat kehamilan, persalinan dan rencana
persalinan
c. Mengenai kehamilan yang beresiko dan rencana tindak lanjutnya
2. Mempersiapkan segala kemungkinan yang dapat timbul selama
kehamilan dan persalinan (Menyiapkan donor darah dan ambulance
Desa, dsb).
3. Menggalang dana sosial untuk membantu biaya bagi ibu-ibu yang
akan melahirkan.

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


34
Selain itu juga pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap GSI
semakin meningkat, seperti :

1. Mengenali kelainan kehamilan sedini mungkin dan segera


membawanya ke fasilitas kesehatan.
2. Mempersiapkan biaya persalinan dan perlengkapan bayi
3. Memeriksakan ibu hamil di sarana kesehatan atau bidan terdekat
minimal 4 kali
4. Melaksanakan keadilan dan kesetaraan gender dalam rumah tangga
5. Menghindarkan perkawinan remaja putri sebelum usia 20 tahun
6. Suami-istri merencanakan jumlah anak, waktu mengandung dengan
mempertimbangkan kesehatan istri serta memberi peluang istri untuk
meningkatkan potensinya dalam berbagai bidang kehidupan
7. Memperhatikan makanan ibu hamil dan menghindarkan ibu hamil
bekerja keras
8. Melaksanakan berbagai kegiatan demi kesehatan kehamilan dan
kelahirannya
9. Memberikan perawatan kepada bayi yang dilahirkan

Akan tetapi GSI juga menemui hambatan dalam pelaksanaannya, antara


lain :

1. Secara Struktural
Berbagai program tersebut masih sangat birokratis sehingga
orientasi yang terbentuk semata-mata dilaksanakan karena ia adalah
program wajib yang harus dilaksanakan berdasarkan SK (Surat
Keputusan).

2. Secara Kultural
Masih kuatnya anggapan/pandangan masyarakat bahwa kehamilan
dan persalinan hanyalah persoalan wanita.

Oleh karena itu GSI diharapkan dapat menggerakkan masyarakat untuk


aktif terlibat dalam kegiatan seperti membuat tabulin, pemetaan bumil,
donor darah serta ambulan desa. Untuk mendukung GSI juga diperlukan
dukungan suami SIAGA, dimana suami sudah menyiapkan biaya
pemeriksaan dan persalinan, siap mengantar istri ke tempat
pemeriksaan dan tempat persalinan serta siap menjaga dan menunggui
saat istri melahirkan.

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


35
LAMPIRAN

Profil GSI Kecamatan Pulomerak


36

Anda mungkin juga menyukai