PENDAHULUAN
Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan suatu tahapan
perkembangbiakan manusia yang alamiah, namun tetap harus diwaspadai apabila terjadi hal-
hal yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi, terutama pada ibu yang tidak
mendapatkan asuhan dari tenaga kesehatan.
Pada tahun 2011, upaya kesehatan masyarakat di Indonesia khususnya kesehatan ibu dan
anak dapat dilihat dari data nasional bahwa cakupan K1 pada ibu hamil mencapai 88,27%
dari target 88%. Cakupan pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (PN)
mencapai 86,36% dari target 88%. Cakupan akseptor Keluarga Berencana (KB) mencapai
40,65% dari target semula 40%. Cakupan kunjungan neonatal (KN) mencapai 87, 26% dari
target 86% (Kemenkes, 2012).
Pada tahun 2012, di Provinsi Jawa Timur cakupan K1 pada ibu hamil mencapai 92,14% dari
target pencapaian 99%. Cakupan K4 mencapai 84,38% dari target pencapaian 92%. Cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 89,14% dari target pencapaian 94%. Cakupan
pelayanan nifas mencapai 87,49% dari target diatas 95%.Cakupan KN Lengkap mencapai
94,66% dari target diatas 95%. Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif mencapai
71,02% dari target pencapaian sebanyak 69% (Dinkes Jatim, 2012).
Pada tahun 2012 di Surabaya cakupan K1 pada ibu hamil mencapai 87,40%. Cakupan K4
mencapai 84,69%. Cakupan pertongan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 61,24%.
Cakupan kunjungan nifas (KF) mencapai 78,88%. Cakupan kunjungan neonatal (KN)
mencapai 85,05%. Cakupan akseptor Keluarga Berencana (KB) mencapai 75,06% (Dinkes
Jatim, 2012).
Di Puskesmas Dupak tahun 2008, cakupan K1 98,88%, K4 94,00%, cakupan Ibu bersalin
ditolong nakes 89,15%, cakupan ibu nifas yang mendapatkan perawatan sejumlah 91,52%,
jumlah neonatus sebanyak 1213 bayi, kunjungan KN2 990 (81,62%) bayi. Jumlah akseptor
baru KB sebanyak 1.13%, akseptor KB aktif sebanyak 13,16%. (Dinkes, 2009).
Rencana strategis menteri kesehatan dari salah satu prioritas pembangunan kesehatan pada
tahun 2010-2014 yaitu peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, dan Keluarga Berencana (KB)
(Kemenkes, 2010). Serta kompetensi bidan di Indonesia bahwa asuhan kebidanan merupakan
penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan
kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil,
masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (KepMenkes RI no.369
tahun 2007). Maka, upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak salah
satunya adalah melaksanakan asuhan secara berkelanjutan atau continuity of care.
Continuity of midwifery care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang
terus-menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan
kualitas pelayanan dari waktu kewaktu yang membutuhkan hubungan terus menerus antara
pasien dengan tenaga profesional kesehatan. Layanan kebidanan harus disediakan mulai
prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua trimester, kelahiran dan melahirkan sampai
enam mingggu pertama postpartum (Evi Pratami, 2014).
Berdasarkan data tersebut untuk mendukung pembangunan kesehatan pada tahun 2010-2014,
penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) pada pasien
dimulai dari masa hamil sampai masa nifas sebagai laporan tugas akhir di Puskesmas Dupak
Surabaya.
Berdasarkan data diatas maka asuhan kebidanan yang berkelanjutan (continuity of care)
perlu dilakukan pada ibu hamil, melahirkan, masa nifas, neonatus, dan KB.
1.3 Tujuan
Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan yang komprehensif pada ibu
hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir sesuai dengan standar asuhan dengan menggunakan
pendokumentasian SOAP dengan pendekatan managemen kebidanan.
Setelah preaktek ini mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, dan bayi baru lahir dengan langkah-langkah:
1.4.1 Sasaran
Sasaran asuhan kebidanan ditujukan kepada ibu hamil dengan memperhatikan continuity of
care mulai hamil, bersalin, nifas, KB.
1.4.2 Tempat
Laporan Tugas Akhir ini disususn dengan mengambil tempat di Puskesmas Dupak Surabaya.
1.4.3 Waktu
Waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan Continuity of Care adalah tanggal 10 Maret 2014
sampai dengan 2 Mei 2014.
1.5 Manfaat
Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA), khususnya dalam memberikan informasi tentang perbahan fisiologis dan
psikologis dan asuhan yang diberikan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
pelayanan kontrasepsi dalam batasan Continuity of Care.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis, tetapi kondisi
normal dapat menjadi patologi/abnormal. (Kusmiyati,dkk. 2009)
Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 minggu).
Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur, kehamilan antara 28 dan
36 minggu disebut kehamilan prematur. Sedangkan kehamilan 37 sampai 42 minggu disebut
kehamilan mature (cukup bulan). (Sarwono Prawirohardjo, 2010 )
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kehamilan triwulan
pertama (0-12 minggu), triwulan kedua (12-28 minggu) dan kehamilan triwulan ketiga (28-40
minggu) (Sarwono Prawirohardjo, 2009).
1. Sistem Reproduksi
Ismus menjadi lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan berkembang menjadi segmen
bawah Rahim. Pada 28 minggu fundus uteri terletak kira-kira tiga jari di atas pusat atau 1/3
jarak antara pusat ke prosesus kifoideus (25 cm). 32 minggu fundus uteri terletak kira-kira
antara ½ jarak pusat an prosesus kifoideus (27 cm). 36 minggu fundus uteri kira-kira 1 jari di
bawah prosesus kifaideus (30 cm). 40 minggu fundus uteri terletak kira-kira 3 jari di bawah
prosesus kifoideus (33 minggu).
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan sering kencing
akan timbul lagi karena kandungan kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga
terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.
Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi dari pada pelvis
kiri akibat penggeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di
sebelah kiri.
Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam volume
yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine.
3. Sistem respirasi
Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang membesar ke arah diafragma
kurang leluasa bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami derajat
kesulitan bernafas.
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB hari mulai awal kehamilan
sampai akhir kehamilan adalah 11,12 kg.
5. Sirkulasi darah
Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak pada usia kehamilan 32
minggu, sedangkan pada hematokrit mencapai level terendah pada minggu 30 sampai 32
minggu karena setelah 34 minggu masa RBC terus meningkat tetapi volume plasma tidak.
Peningkatan RBC terus menyebabkan penyaluran oksigen pada wanita pada hamil lanjut
mengeluh sesak nafas dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan meningkat untuk
memenuhi kebutuhan bayi.
Aliran darah meningkat dengan cepat seiring pembesaran uterus. Walaupun aliran darah
uterus meningkat 20 kali lipat, ukuran konseptus meningkat lebih cepat. Akibatnya oksigen di
ambil dari darah uterus selama masa kehamilan lanjut.
6. Sistem muskuloskletal
Sendi pelvik pada kehamilan sedikit dapat bergerak. Perubahan tubuh secara bertahap dan
peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara
mencolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring ke depan,
penurunan tonus otot perut dan peningkatan berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan
penyesuaian ulang kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan. Payudara
yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva
punggung dan lumbal menonjol. Pererakan menjai lebih sulit. Struktur ligament dan tulang
otot belakang bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat.
Wanita muda yang cukup berotot dapat mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan
tetapi wanita yang tua dapat mengalami gangguan pungung atau nyeri punggung yang cukup
berat selama dan segera setelah kehamilan.
Pada fase ini, calon ibu mulai sibuk mempersiapkan diri untuk persiapanmelahirkan dan
mengasuh anaknya setelah dilahirkan. Mempersiapkan segala kebutuhanbayi, seperti baju,
nama, dan tempat tidur. Bernegosiasi dengan pasangannya tentang pembagian tugas selama
masa-masa menjelangmelahirkansampai nanti setelah bayi lahir. Pergerakan
dan aktivitas bayi akan semakin sering terasa, seperti memukul, menendang, dan menggelitik.
Perasaan bahwa janin merupakan bagian yang terpisah semakin kuat dan meningkat.
Peningkatan keluhan somatik dan ukuran tubuh pada trimester III dapat menyebabkan
kenikmatan dan rasa tertarik terhadapaktivitasseksualmenurun (Rynerson, Lowdermilk, 1993
dalam Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005)
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia cukup bulan (setelah 37 minggu)
tanpa disertai adanya penyulit (APN, 2007 : 37).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke
dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Rustam Mochtar, 2012)
Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi dengan LBK dengan tenaga ibu sendiri, tanpa
bantuan alat-alat, serta tidak melukai ibu dan bayi, yang umumnya belangsung kurang dari 24
jam. (Rustam Mochtar, 2012)
2. Teori Oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah sehingga timbullah kontraksi otot-otot
rahim.
3. Keregangan Otot-Otot
Seperti halnya kandung kencing, bila dindingnya teregang sampai batas maksimal oleh
karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula
dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan, maka otot-otot rahim makin rentan.
4. Pengaruh Janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupanya juga memegang peranan oleh karena pada
anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa (postdate).
5. Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan desidua diperkirakan menjadi salah satu sebab permulaan
persalinan. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik
dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama
persalinan.
Akan menyebab turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan
pembuluh darah hal ini menyebabkan kontraksi uterus
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim sehingga
mengganggu sirkulasi uteroplasenter
Di belakang serviks terletak ganglion servikalis (fleksus frankenhausher). Bila ganglion ini
digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin, akan timbulnya kontraksi uterus. (Rustam
Mochtar,2012)
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu
atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami
perubahan seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan organ reproduksi ini disebut involusi.
(Maritalia,2012:11)
Masa nifas (puerpurium) adalah masa yang dimulaisetelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat – alat kandungan kembali ke keadaan semula (sebelum hamil). Masa Nifas
berlangsung kira – kira 6 minggu(Sulistyawati, 2009; h.1).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali sepeti keadaan sebelum hamilyang berlangsung kira-kira 6 minggu (Abdul
Bari,2000:122)
Masa Nifas ( Puerperium) dimulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6
minggu. Akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan
dalam waktu 3 bulan (wiknjosastro,2006:207)
Masa nifas (puerpurium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat – alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hami (Anggraini, 2010; 1).
Masa nifas (puerpurium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat – alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Saleha, 2009; h. 2
Masa nifas adalah masa dimulai beberapajam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu
setelah melahirkan (Pusdiknakes,2003:003)
1. Puerperium dini
Merupakan masa pemulihan awal dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
Ibu yang melahirkan pervagina tanpa komplikasi dalam 6 jam pertama setelah kala IV
dianjurkan untuk mobilisasi segera.
2. Puerperium Intermedial
Suatu masa pemulihan dimana organ-organ reproduksi secara beransur-ansur akan kembali
kekeadaan sebelum hamil. Masa ini berlangsung selama kurang lebih enam minggu atau 42
hari
3. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna terutama bila
ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. Rentang waktu remote
puerperium berbeda untuk setiap waktu persalinan mengalami komplikasi. Rentang waktu
remote puerperium berbeda untuk setiap ibu, tergantung dari berat ringannya komplikasi
yang dialami selama hamil atau persalinan
1. Riwayat Psikososial
Menurut Rubin, yang dikutip oleh Bahiyatun (2009) adaptasi psikologis ibu nifas dibagi
menjadi tiga fase, yaitu:
1) Taking in
Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan.Ibu baru pada umumnya pasif dan tergantung,
perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya, kemungkinan akan mengulang-ulang
pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan.Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk
mencegah gangguan tidur. Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu
biasanya bertambah. Nafsu makan yang kurang menandakan proses pengembalian kondisi
ibu tidak berlangsung normal.
2) Taking hold
Periode ini berlangsung 2-4 hari postpartum. Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya
menjadi orangtua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi. Ibu
berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuh, misalnya berkemih, defekasi, dan kekuatan
atau ketahanan tubuhnya. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan untuk merawat
bayi, misalnya menggendong, menyusui, mengganti popok. Pada masa ini, ibu agak sensitif
dan merasa tidak mahir dalam melakukan aktivitas. Ia cenderung menerima nasihat dan bidan
karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi.
3) Letting go
Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap
waktu dan perhatian yang diberikan keluarganya. Ibu mengambil tanggung jawab terhadap
perawatan bayi. Ia harus beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat bergantung,
menyebabkan berkurangnya hak, kebebasan hubungan sosial ibu. Pada periode ini umumnya
terjadi depresi postpartum.
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan
berat badan lahir 2500 gram sampai 4000 gram. (sari wahyuni, 2011)
Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah
lahir.Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari.Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari
(Wafi,2010:2)
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri
dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Beralih dari ketergantungan mutlak
pada ibu menuju kemandirian yang fisiologis (ai yeyeh rukiyah, 2010)
Periode transisi dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah periode pertama reaktifitas
dimulai pada saat bayi baru lahir dan berlangsung selama 30 menit. Tahap kedua periode
tidur berlangsung sekitar 30 menit setelah kelahiran bayi sampai 2 jam. Tahap ketiga periode
kedua reaktivitas dari usia sekitar 2 jam sampai 6 jam.
Periode yang berakhir kira-kira 30 menit setelah bayi lahir.Karakteristik bayi sebagai berikut
:
1) Tanda-tanda vital : frekuensi nadi apikal yang cepat dengan irama yang tidak teratur,
frekuensi pernafasan mencapai 80 kali / menit, irama tidak teratur, ekspirasi mendengkur
serta adanya retraksi.
2) Fluktuasi warna kulit merah muda pucat ke sianosis. Bising usus belum ada atau
pergerakan usus, bayi belum berkemih.
3) Bayi masih dengan sedikit mukus, menangis kuat, reflek menghisap yang kuat. d. Mata
bayi terbuka lebih lama dari pada hari selanjutnya.
Saat ini adalah waktu yang paling baik untuk memulai proses periodeinteraksi antara ibu dan
bayi
2. Periode Tidur
1) Bayi mempunyai tingkat sensivitas tinggi terhadap stimulus internal dan lingkungan.
Kisaran frekuensi nadi apikal dari 120 sampai 160 kali / menit dan dapat bervariasi mulai (<
120 kali / menit) hingga takikardia (> 160 kali / menit). Frekuensi pernafasannya berkisar
dari 30 sampai 60 kali / menit, dengan periode pernafasan yang lebih cepat, tetapi
pernafasan tetap stabil (tidak ada pernafasan cuping hidung ataupun retraksi).
2) Fluktuasi warna kulit dari warna merah jambu atau kebiruan ke sianotik ringan disertai
dengan bercak-bercak.
3) Bayi kerap kali berkemih dan mengeluarkan mekonium selama periode ini.
1 Pengertian
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan.
(sulistyowati, 2011 : 12)
1). Memberi ASI eksklusif (hanya memberi ASI saja) kepada bayi sejak lahir sampai
berusia 6 bulan. Sesudah bayi berusia 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI, dengan
pemberian ASI diteruskan sampai anak berusia 2 tahun, Tidak menghentikan ASI untuk
mulai suatu metode kontrasepsi.
2). Metode kontrasepsi pada klien menyusui dipilih agar tidak mempengaruhi ASI atau
kesehatan bayi.
(Saifuddin, 2006)
1).Metode Kontrasepsi Sederhan. Metode kontrasepsi ini dibagi dua, yaitu metode
kontrasepsi sederhana dengan alat dan tanpa alat.
Angka kegagalan: 14,4-47 kehamilan pada 100 wanita per tahun (Hanafi, 2010).
Angka kegagalan cukup tinggi 16-23 kehamilan per 100 wanita per tahun (Hanafi, 2010)
(1).Kondom
(2).Diafragma
(3).Spermisida
2).Metode Kontrasepsi Modern, kontrasepsi modern dibagi menjadi dua yaitu hormonal dan
non hormonal
(1).Pil progestin
Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan pil progesterone tidak boleh terlupa akibatnya
kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar. Tablet dapat menghasilkan efektivitas yang
baik apabila minum tablet tidak lupa, tablet diminum di jam yang sama, senggama sebaiknya
dilakukan 3-20 jam setelah minum pil (Saifuddin,2006)
(2).Suntik 3 bulan
Memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan setiap tahun, asal
penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang ditentukan (Saifuddin, 2006)
(3).Implant
Sangat efektif (kegagalan 0,2- 1 kehamilan per 100 perempuan) (Saifuddin, 2006)
Sangat efektif dengan angka efektivitas sebesar 99,4 – 99,8 per 100 wanita per tahun. (Janet
Medforth dkk, 2012
Ibu hamil
UK 34-40 minggu
Fisiologis
Patologis
Penerapan asuhan kebidanan :
Rujuk
Bersalin
Fisiologis
Patologis
Pemantauan kemajuan persalinan kala I-IV dengan partograf
Nifas
Fisiologis
Patologis
Patologis
Fisiologis
Rujuk
Rujuk
Rujuk
Penerapan asuhan kebidanan pada BBL-neonatus
Keluarga Berencana
Kunjungan I (4-7 hari PP) = Konseling pelayanan KB
Kunjungan II (8-14 hari PP = Evaluasi konseling pelayanan KB
Gambar 2.1
1. Pengkajian Data
1. Data Subyektif
1) Identitas
2) Keluhan Utama
Pusing/ sesak nafas/ kontaksi braxton hicks/ perut kembung/ sering buang air kecil/
konstipasi/ edema kaki sampai tungka.
3) Riwayat Mestruasi
Dismenorea = tidak
Fluoralbus = tidak
4) Riwayat perkawinan
Meliputi berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu, persalinan
prematur, keguguran, atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan, riwayat
perdarahan pada persalinan, riwayat masa nifas dan juga kontrasepsi.
Meliputi hari pertama haid terakhir (HPHT), gerak janin (kapan mulai dirasakan, kapan mulai
ada perubahan), tanda-tanda bahaya, keluhan yang lazim pada kehamilan, penggunaan obat-
obatan/jamu-jamuan dan kekhawatiran yang dirasakan.
Ibu tidak pernah dan tidak sedang menderita Hipertensi, DM, Jantung, Asma, Ginjal, TBC,
Hepatitis, Infeksi, dll
1). Hipertensi
Ibu hamil dengan riwayat hipertensi mempunyai pengaruh bagi kehamilan karena itu
pengawasan antenatal seperti biasa. Namun dengan memperhatikan pertumbuhan janin,
istirahat dan kenaikan berat badan yang berlebihan perlu dicegah.
2). Anemia
Anemia pada kehamilan sering terjadi karena kekurangan besi. Apabila kekurangan besi saat
hamil tidak dicegah, dapat menyebabkan abortus, syok, partus prematurus, partus lama,
perdarahan, dan lain-lain. Agar tidak terjadi anemi, maka harus diberi zat besi dimulai setelah
rasa mual dan muntah hilang, satu tablet sehari selama minimal 90 hari. Tiap tablet
mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg.
Komplikasi serius dapat terjadi peningkatan beban kerja jantung yang lemah/ sakit untuk
keperluan janin yang sedang tumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah dalam
berlangsungnya kehamilan yang harus dipenuhi melalui darah ibu, sehingga jantung harus
lebih bekerja berat. Karena hal tersebut maka dalam kehamilan frekuensi detak jantung
meningkat 88 permenit pada kehamilan 34-36 minggu.
Keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit menular, menurun maupun menahun.
Menurut Wahyuningsih (2009), riwayat penyakit yang dapat dipengaruhi oleh keluarga,
meliputi:
Kebutuhan kalori pada ibu hamil harus ditingkatkan 300 kalori perhari. Pada trimester 3 janin
mengalalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Kenaikan berat badan pada
ibu hamil normalnya 7 – 12 kg. Normalnya perminggu akan terjadi kenaikan berat badan 0.5
kg. Pada kehamilan tua rata-rata berat badan ibu naik hingga 12 kg. Jika kenaikan berat
badan ibu lebih dari normal, dapat menyebabkan komplikasi kehamilan dan janin terlalu
besar. Pada trimester 3 kebutuhan Fe meningkat dibandingkan trimester 2.
Keluhan yang sering dirasakan ibu hamil trimester 3 adalah sering kencing dan sembelit.
(Manuaba, 2005)
Pekerjaan rumah tangga (pekerjaan rutin) dapat dilaksanakan. Bekerjalah sesuai kemampuan,
dan makin dikurangi dengan semakin tuanya kehamilan. Bagi waniat pekerja di luar rumah,
kehamilan bukanlah halangan untuk bekerja asalkan dikerjakan dengan pengertian sedang
hamil. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24-28 minggu dengan tujuan untuk
mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal pada
persalinan (Manuaba, 2005 : 136-141).
Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat, terutama saat hamil tua. Posisi
berbaring miring dianjurkan untuk perfusi uterin dan oksigenasi fetoplasental. Selama
periode istirahat yang singkat, seorang perempuan bisa mengambil posisi terlentang kaki
disandarkan pada tinggi dinding untuk meningkatkan aliran vena dari kaki dan mengurangi
edema kaki serta varises vena . waktu tidur yang dibutuhkan pada malam hari 8 jam dan
istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari 1 jam. (Asrinah, 2010).
Pada trimester 3 hubungan seksual sebaiknya dikurangi, karena dapat merangsang uterus
untuk berkontraksi. Sperma megandung hormon prostagladin yang dapat merangsang uterus
berkontraksi.
Pada trimester 3 ibu cenderung mengeluarkan keringat yang berlebihan. Disarankan pada
masa ini ibu menjaga kebersihan dirinya dengan mandi minimal 2 kali per hari, dan menjaga
kebersihan terutama daerah ketiak, bawah buah dada dn genetalia.
(1) Rasa tidak nyaman akan timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan, tidak menarik.
(2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu.
(3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan
keselamatannya.
(4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
2. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
(2) Suhu
Suhu tubuh normal adalah 360 – 37,50 C. Jika suhu tubuh lebih dari 37,50 C perlu
diwaspadai terjadi infeksi. (Romauli, 2011:173)
(3) Nadi
Dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60 – 80 x/menit. Denyut nadi 100 x/menit atau
lebih dalam keadaan santai merupakan pertanda buruk. Jika denyut nadi ibu 100 X/menit atau
lebih, mungkin ibu mengalami satu atau lebih keluhan seperti, tegang, ketakutan atau cemas,
perdarahan berat, anemia, gangguan tiroid atau komplikasi lainnya. (Romauli, 2011:173)
(4) Pernafasan
Normalnya 16 – 22 X/menit. Jika dalam satu menit napas lebih dari 22 Xmeit atau kurang
dari 16 X/menit maka perlu diwaspadai terjadi sesak. (Romauli, 2011:173)
4). Antropometri
Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm tergolong risiko tinggi. Diwaspadai
potensial terjadi cepalo pelvis disproportion. (Romauli, 2011:173)
Normalnya pertumbuhan berat badan ttiap minggu adalah 0,5 kg. Pada trimeseter 3
penambahan berat badan ibu mencapai 12 kg. (Romauli, 2011:173):
(3) LILA
Pada lengan bagian kiri jika ditemukan lila kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat
untuk status gizi buruk atau kurang. Dan ia berisisiko melahirkan BBLR. (Romauli,
2011:173)
2) Pemeriksaan Fisik
Palpasi :
– Leopold I
Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terletak di fundus uteri.
Tabel 2.1
Jika teraba bagian tidak melenting, dapat digoyangkan, lunak maka itu adalah bokong. Dan
jika teraba bagian melenting, bundar,keras, tidak dapat digoyangkan maka adalah bagian
kepala.
– Leopold II
– Leopold III
Menetapkan bagian apa yang terdapat di atas simfisis pubis. Untuk mengetahui bagian
terendah janin. Kepala akan teraba bulat, keras, dan melenting sedangkan bokong teraba tidak
keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simfisis pubis akan kosong. Normal teraba kepala,
bagian yang bulat dan melenting.
– Leopold IV
Menetapkan bagian terendah janin sudah masuk PAP/belum. Bila konvergen berarti kepala
belum masuk PAP. Bila divergen berarti bagian depan sudah masuk PAP. Bila sejajar berarti
separuh bagian depan sudah masuk PAP
(Manuaba, 2010)
3) Pemeriksaan Penunjang
1). Laboratorium
(1) Darah
Pemeriksaan darah (Hb) minimal dilakukan 2x selama hamil, yaitu pada trimester I dan III.
Hasil pemeriksaan dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut :
Tabel 2.2
Nilai Normal HB
Hb 11 gr % tidak anemia
9-10 gr % anemia ringan
7-8 gr % anemia sedang
< 7 gr % anemia berat
(Manuaba, 2010)
Batas terendah untuk kadar Hb dalam kehamilan adalah 10 gr/100 ml. Wanita yang memiliki
Hb kurang dari 10 gr/1ooml baru disebut anemia dalam kehamilan. Wanita dengan Hb antara
10-12 gr/100ml tidak dianggap patologik, tetapi anemia fisiologik atau psedoanemia
(Winkjosastro, 2010).
Untuk mengetahui adatidaknya protein dalam urine. Pemeriksaan dilakukan pada kunjungan
pertama dan pada setiap kunjungan pada akhir trimester II sampai trimester III kehamilan.
Hasilnya :
Tabel 2.3
(Winkjosastro, 2009)
Tabel 2.4
(Winkjosastro, 2009)
Bila ada glukosa dalam urine maka harus dianggap sebagi gejala diabetes mellitus, kecuali
kalau dapat dibuktikan hal-hal lain penyebabnya (Winkjosastro, 2009)
Diagnosa aktual = GPAPIAH UK … minggu janin tunggal hidup intra uteri letkep
fisiologis, keadaan ibu dan janin baik.
Masalah aktual = pusing, sesak nafas, rasa tidak nyaman dan tertekan pada bagian
perineum, kontaksi braxton hicks, perut kembung, sering buang air kecil, konstipasi, edema
kaki sampai tungkai
5. Perencanaan
2) Jelaskan pada ibu tentang keluhan yang sering dialami saat kehamilan trimester III
dan cara mengatasinya
1). Pusing
Cara mengatasi:
Bangun perlahan dari posisi istirahat, hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang
hangat dan sesak, hindari berbaring dalam posisi terlentang.
Cara mengatasi:
Posisi badan bila tidur menggunakan ekstra bantal atau merentangkan tangan di atas kepala
serta menarik nafas panjang, hentikan merokok/hindari asap rokok
3). Rasa tidak nyaman dan tertekan pada bagian perineum (pembesaran uterus terutama
waktu berdiri & jalan, serta akibat gemeli)
Cara mengatasi:
Cara mengatasi:
5). Perut kembung ( Penurunan kerja saluran pencernaan yang menyebabkan perlambatan
pengosongan lambung. Penekanan dari uterus yang membesar terhadap usus besar. Faktor
diet)
Cara mengatasi:
hindari makanan yang mengandung gas, dan makana lambat dicerna. Kunyah makanan
secara sempurna, lakukan senam secara teratur.pertahankan kebisaan BAB yang normal.
Hindari kelelahan, makan secara teratur dan sedikit
6). Sering buang air kecil (tekanan uterus pada kandung kemih)
Cara mengatasi:
Perbanyak minum di siang hari; jangan kurangi minum kecuali sangat mengganggu tidur
malam; batasi minum kopi, teh dan soda; jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih
dengan menjaga posisi tidur, yaitu dengan berbaring ke kiri kaki di tinggikan.
7). Konstipasi (peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan peristaltik usus jadi
lambat, penyerapan air dari kolon meningkat, tekanan dari uterus yang membesar pada usus,
suplemen zat besi, diit rendah serat, kurang senam)
Cara mengatasi:
Tingkatkan intake cairan, serat didalam diit; membiasakan BAB secara teratur, BAB segara
satelah ada dorongan.
Cara mengatasi:
Asupan cairan dibatasi hingga berkemih secukupnya saja. istirahat posisi kaki lebih tinggi
dari kepala
(www.kesehatanibu.depkes.go.id)
R/ meningkatkan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan aman
dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga
melahirkan bayi yang sehat
(Kusmiyati, 2009)
Pemberian Fe secara rutin adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah
dan sintesa darah otot. Setiap tablet besi mengan dung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg),
minimal 90 tablet selama hamil. Tablet besi sebaiknya tidak dikonsumsi bersama dengan teh
atau kopi karena dapat menghambat penyerapan zat besi.
2). Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 500mg sehari
3). Vitamin D
Pemberian terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual (IMS) dan di negara dengan
musim dingin yang panjang.
4). Yodium
7) Anjurkan ibu untuk datang kontrol ulang atau jika ada keluhan
6. Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan bidan dalam memberikan asuhan pada ibu trimester III ini sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
7. Evaluasi
Merupakan parameter keberhasilan kita dalam melakukan asukan kebidanan, juga disusun
untuk menentukan intervensi selanjutnya.
1. Data Subjektif
2) Keluhan Utama
Ibu datang dengan keluhan perut mulas secara teratur, mulasnya sering dan lama, keluar
lendir bercampur darah dari jalan lahir, atau keluar air ketuban dari jalan lahir
1). Nutrisi
2). Eliminasi
3). Aktivitas
2. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Kesadaran : komposmentis
Tanda-Tanda Vital
Antropometri
2) Pemeriksaan Fisik
– Abdomen =
Leopold IV : Divergen.
3) Pemeriksaan Penunjang
3). Darah
Hb 10-12 gr/dL
2.2.2.5 Perencanaan
1. Kala I
2). Atur posisi ibu yang nyaman, anjurkan ibu untuk tidur dengan miring kiri.
Observasi kemajuan persalinan menggunakan partograf. Partograf adalah alat bantu untuk
memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik.
1). Setiap 30 menit pemantauan terhadap DJJ, frekwensi dan lama his,dan nadi ibu.
2). Setiap 4 jam pemeriksaan tekanan darah, suhu, dan periksa dalam.
1). Setiap 30 menit lakukan pemantauan DJJ, frekuensi dan lama his, dan nadi ibu.
Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air
ketuban dan penyusupan (kepala janin).
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal pada angka 180 dan 100.
Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai warna air ketuban jika
selaput ketuban pecah.
K = selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi (kering). (JNPK-KR,
2008)
(3) Penyusupan (Molase) tulang kepala janin
Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai [enyusupan antar tulang (molase) kepala janin.
Catat temuan yang ada dikotak yang sesuai dibawah lajur ketuban. Gunakan lambang-
lambang berikut ini :
2 = tulang-tulang kepala janin saling tumpng tindih tetapi masih dapat dipisahkan.
3 = tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.
Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan bila ada tanda-tanda
penyulit).
Setiap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam) atau lebih sering (jika ditemukan tanda-
tanda penyulit). Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang
menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul. garis
tidak terputus (JNPK-KR, 2008)
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana
pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. (JNPK-KR,
2008).
Halaman belang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama
proses persalinan dan kelahiran bayi, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak kala 1
hingga kala IV dan bayi baru lahir.
2. Kala II
Rencana asuhan:
1) Lihat adanya dorongan meneran, tekanan anus, perineun menonjol, dan membukanya
vulva 5-6 cm.
2). Cegah laserasi dengan menahan perineum saat melahirkan kepala dengan tangan kanan,
sedangkan tangan kiri berasa diatas vulva ibu untuk menahan agar tidak terjadi defleksi
kepala bayi.
(1) Setelah kepala lahir, cek adanya lilitan tali pusat pada leher bayi.
(3) Sangga susur untuk melahirkan seluruh tubuh bayi (JNPK-KR, 2008)
3. Kala III
1). Berikan suntikan oksitosin 10 U secara IM pada paha ibu 1/3 anterolateral.
2). Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan tangan kanan, sedang tangan kiri pada
posisi dorso kranial.
3). Keluarga plasenta dengan memutar searah jarum jam hingga semua selaput keluar.
Rencana asuhan:
2) Pantau tekanan darah, nadi, TFU, kandung kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit
selam 1 jam pertama dan setiap 30 menit setiap 1 jam kedua kala IV.
3) Masase uterus untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik setiap 15 menit selama 1
jam pertama dan 30 menit setiap satu jam kedua pada kala IV.
4) Pantau temperatur suhu tiap jam selama 2 jam pertama setelah persalinan.
5) Nilai perdarahan tiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit selama jam ke-2 kala IV.
6) Ajarkan ibu dan keluarganya menilai kontraksi uterus dan jumlah darah yang keluar.
2.2.2.6 Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah pelaksanaan semua asuhan menyeluruh seperti pada langkah perencanaan
(Varney, 2007)
2.2.2.7 Evaluasi
Merupakan parameter keberhasilan dalam melakukan asukan kebidanan, juga disusun untuk
menentukan intervensi/perencanaan selanjutnya.
1. Data Subjektif
1) Keluhan utama
Perut mulas, nyeri pada perineum/bekas jahitan, nyeri payudara, dll. (Varney, 2007)
2) Pola Kehidupan
1). Nutrisi
2). Eliminasi
3). Istirahat
Mandi 2x/hari, mengganti celana dalam tiap kali kotor/basah atau minimal 2x/hari.
5). Aktivitas
2. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Tanda-tanda Vital
2) Pemeriksaan Fisik
3) Pemeriksaan Penunjang
1). Darah
Hb 10-12 gr/dL.
(Manuaba, 2010)
2.2.3.2 Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
Diagnosa aktual = PAPIAH postpartum hari ke… fisiologis , calon akseptor KB..
2.2.3.5 Perencanaan
R/ penjelasan hasil pemeriksaan pada ibu diperlukan agar ibu mgetahui keadaannya
2) Jelaskan pada ibu tentang perubahan yang dialami saat masa nifas
1) Uterus
Tabel 2.5
Manuaba, 2007
2) Lokhea
1-3 hari berwarna merah kehitaman, 4-7 hari merah kecoklatan bercampur lendir, 7-14 hari
kuning kecoklatan, dan >14 hari berwarna putih.
R/ meningkatkan pengetahuan ibu dan mengurangi tingkat kekhawatiran
R/ memberikan nutrisi optimal pada bayi, meningkatkan kenyamanan dan dapat memberikan
ASI secara optimal
1). Nutrisi
Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi, tinggi kalori dan protein.tidak pantang
makan. Banyak mengkonsumsi sayur buah dan air putih.
R/ Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang lebih banyak untuk pemulihan kondisinya dan juga
ASI untuk bayinya.
Usahakan luka selalu dalam keadaan kering (keringkan setiap buang air), hindari menyentuh
luka dengan tangan, bersihkan selalu luka dari arah depan ke belakang, jaga kebersihan
daerah perineum (ganti pembalut setiap kali sudah penuh atau minimal 3kali sehari)
3). Aktivitas
Anjurkan ibu untuk mulai belajar untuk mobilisasi secara bertahap sedini mungkin, sesuai
dengan kemampuan ibu.
R/ Mobilisasi bertahap akan mempercepat pemuihan kondisi ibu.
Anjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya, jelaskan mengenai manfaat menyusui bagi ibu
dan ASI bagi bayi, jelaskan keunggulan ASI dibandingkan dengan susu formula
R/ ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi dan menciptakan bounding attecment antara
ibu dan bayinya.
Pertahankan bayi tetap hangat, jaga kebersihan bayi dan lingkungan untuk mencegah
timbulnya penyakit dan iritasi, jaga kebersihan klit bayi hindari kulit lembab dengan
mengganti baju bayi minimal 2 kali sehari atau sewaktu-waktu bila basah, perawatan tali
pusat dll.
R/ dengan mengetahui perawatan bayi yang benar akan mengurangi angka kematian dan
kesakitan bayi
Perdarahan pervagina; pengeluaran pervagina yang berbau busuk; nyeri pada perut bagian
bawah; nyeri pada ulu hati; pandangan mata kabur; pusing kepala berat, bengkak pada wajah
dan jari-jari tangan, demam, payudara yang merah panas dan sakit; kehilangan nafsu makan
dalam jangka waktu yang lama; merasa sedih, mudah marah atau tidak mampu mengasuh
bayi atau dirinya sendiri.
Yaitu, tidak mau minum/malas minum; bayi kuning; demam; diare; lesu, tdak ada perhatian
saat terjaga.
9). R/ konseling tentang macam metode kontrasepsi dapat membuat klien mengetahui
macam metode kontrasepsi sehingga membantu klien dalam menggambil keputusan.
10). Memberikan KIE tentang cara kerja metode kontrasepsi, tujuan penggunaan kontrasepsi,
keuntungan dan kerugian, serta efek samping dan cara menanggulanginya.
R/ KIE yang lengkap dan jelas dapat menambah pengetahuan klien sehingga membantu klien
dalam mengambil keputusan.
R/ rooming in dapat meningkatkan bounding attachment antara ibu dan bayi serta dapat
mengajarkan ibu cara merawat bayi sehari-hari, mencegah infeksi, sehingga ibu dapat
merawat bayinya sendiri.
2.2.3.6 Penatalaksanaan
Pelaksanaan adalah pelaksanaan semua asuhan menyeluruh seperti pada langkah perencanaan
(Varney, 2007)
2.2.3.7 Evaluasi
Merupakan parameter keberhasilan dalam melakukan asukan kebidanan, juga disusun untuk
menentukan intervensi/perencanaan selanjutnya.
Tanggal………………………….., pukul………WIB
1. Data Subjektif
1) Biodata
1). Nutrisi
Pada usia 0-6 bulan semua kebutuhan nutrisi bayi dapat dipenuhi dengan Air Susu Ibu (ASI)
yang mengandung komponen paling seimbang. Apabila terjadi gangguan dalam ASI maka
alternatifnya adalah susu formula, namun harus tetap diingat bahwa nilai kegunaan dan
manfaat ASI tetap yang terbaik. Pemberian ASI eksklusif berlangsung hingga enam bulan
tanpa makanan pendamping lain, sebab kebutuhannya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan
bayi. (Aziz Alimul, 2010)
2). Eliminasi
3). Aktifitas
2. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Antropometri
TTV
2) Pemeriksaan Fisik
– Genetalia,
3) Pemeriksaan Penunjang
Reflek, meliputi:
Diperiksa dengan menyentuhkan ujung jari atau puting di sudut mulut bayi, maka bayi akan
menengok ke arah rangsangan dan berusaha memasukkan ujung jari tersebut ke mulutnya
(Latief dkk, 2000:140). Sulit atau tidak mungkin menghasilkan refleks ini jika bayi telah
diberi minum. Jika lemah atau tidak ada, pertimbangkan adanya prematuritas atau kelainan
neurologis. Refleks hilang setelah 3 atau 4 bulan, tetapi dapat menetap sampai usia 1 tahun
(Bobak dkk, 2005:398).
Sentuh atau tekan ujung lidah, maka bayi akan menjulurkan lidah keluar. Refleks hilang pada
usia empat bulan (Bobak dkk, 2005:398).
Gendong bayi dalam posisi setengah duduk, biarkan kepala dan badan bayi jatuh ke belakang
dengan sudut 30o atau tempatkan bayi pada permukaan yang rata lalu hentakkan permukaan
untuk mengejutkan bayi (Bobak dkk, 2005:399). Reaksinya bayi akan kaget, lengan
direntangkan dalam posisi abduksi ekstensi simetris dan tangan terbuka disusul dengan
gerakan lengan adduksi dan fleksi. Pada bayi prematur, setelah ia merentangkan lengan, tidak
selalu diikuti oleh gerakan fleksi. Bila tidak ada reaksi merentangkan lengan sama sekali atau
rentangan lengan asimetris, (Latief dkk, 2000:142), kemungkinan cedera pada pleksus
brakialis, klavikula, atau humerus. Dalam keadaan normal, akan tetap ada sampai usia 3-4
minggu, hilang pada usia enam bulan. Respons yang menetap setelah enam bulan
kemungkinan kerusakan otak (Bobak dkk, 2005:399).
Bayi diletakkan dalam posisi telentang, kepala di garis tengah dan ekstremitas dalam posisi
fleksi, kemudian kepala ditengokkan ke kanan, maka akan terjadi ekstensi pada ekstremitas
sebelah kanan, dan fleksi pada ekstremitas sebelah kiri. Yang selalu terjadi adalah ekstensi
lengan, sedangkan tungkai tidak selalu ekstensi, dan fleksi pada ekstremitas kontralateral juga
tidak selalu terjadi. Setelah selesai, ganti kepala dipalingkan ke kiri (Latief dkk, 2000:142)
dan ekstremitas akan mengambil postur yang berlawanan. Respons lengkap akan hilang pada
usia 3-4 bulan; respons sebagian mungkin masih terlihat sampai usia 3-4 tahun. Setelah enam
minggu respons yang menetap merupakan tanda kemungkinan serebral palsi (Bobak dkk,
2005:399).
Pemeriksaan dilakukan dengan jarum untuk merangsang telapak kaki, maka akan terjadi
fleksi pada tungkai yang dirangsang dan terjadi ekstensi pada tungkai kontralateral (Latief
dkk, 2000:143).
Pada telapak kaki, dimulai pada tumit, gores sisi lateral telapak kaki ke arah atas kemudian
gerakkan jari sepanjang telapak kaki. Reaksinya semua jari kaki hiperekstensi dengan ibu jari
dorsofleksi, dicatat sebagai hasil positif. Jika refleks ini tidak ada, perlu dilakukan
pemeriksaan neurologis. Harus hilang setelah usia satu tahun (Bobak dkk, 2005:402).
Tempatkan jari pada telapak kaki, maka akan terjadi fleksi jari-jari kaki (Latief dkk,
2000:143). Respons telapak kaki berkurang pada usia 8 bulan (Bobak dkk, 2005:398).
9). Refleks palmar grasp
Tempatkan jari pada telapak tangan, maka jari-jari bayi akan menggenggam jari pemeriksa.
Respons telapak tangan menurun pada usia 3-4 bulan (Bobak dkk, 2005:398).
Ketuk dahi, batang hidung, atau maksila bayi yang matanya sedang terbuka. Bayi akan
mengejapkan mata pada 4-5 ketukan pertama. Kedipan yang terus-menerus pada ketukan
berulang menunjukkan adanya gangguan ekstrapiramidal (Bobak dkk, 2005:398)
Masalah aktual =–
2.2.4.5 Perencanaan
R/ untuk mengetahui kecukupan nutrisi yang diperoleh bayi, pola eliminasi dapat
menggambarkan baik/tidaknya sistem pencernaan bayi.
R/ kebersihan bayi dapat menghindarkan bayi dari berbagai penyakit maupun iritasi.
2.2.4.6 Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah pelaksanaan semua asuhan menyeluruh seperti pada langkah perencanaan
(Varney, 2007)
2.2.4.7 Evaluasi
Merupakan parameter keberhasilan dalam melakukan asukan kebidanan, juga disusun untuk
menentukan intervensi/perencanaan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Hartanto, Hanafi. 2013. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Cetakan Keenam. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
JNPK-KR. 2008. Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal: Asuhan Esensial,
Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Revisi 5. Jakarta: Depkes RI
Manuaba, Ida Bagus Gde, Ida Ayu Candranita. 2010. Ilmu Kebidanan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Pratami, Evi. 2014. Konsep Kebidanan Berdasarkan Kajian Filosofi dan Sejarah. Magetan :
Forum Ilmiah Kesehatan
Sulistyowati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: ANDI
Wirakusumah, Firman F. dkk [Ed.]. 2011. Obstetri Fisiologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi.
Edisi 2. Jakarta: EGC.
Yanti, Damai, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung : Refika Aditama.
Lampiran 1
APGAR skor
Pada penilaian bayi baru lahir, keadaan umum bayi dinilai 1 menit dan 5 menit setelah lahir
dengan penggunaan nilai APGAR. Hal tersebut diperlukan untuk mengetahui apa bayi
menderita asfiksia/tidak. Setiap penilaian diberi angka 0, 1, dan 2 dan nilah hasil penilaian
tersebut dapat diketahui apakah bayi normal (nilai apgar 7-10), asfiksia sedang (nilai apgar 4-
6), asfiksia berat (0-3), bila nilai apgar dalam 2 menit tidak mencapai nilai 7, maka harus
dilakukan tindakan resusitasi (Wafi,2010)
Tanda 0 1 2
A : A : Appearance colour Biru atau Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh
(warna kulit) pucat ekstremitas biru kemerahan
P P : Pulse (Heart Rate)
Tidak ada Dibawah 100x/mnt Diatas 100x/mnt
frekuensi jantung
G G : Grimace
Sedikit gerakan Menangis, baik
Tidak ada
(reaksi terhadap mimik atau bersin
rangsangan)
A :A : Activity Lumpuh Ekstremitas dalam Gerakan aktif
fleksi sedikit
(Tonus otot)
R R : Respiration
Tidak ada Lemah, tidak teratur Menangis kuat
(usaha nafas)
Lampiran 2
1. Melakukan anamnesa
Pelaksanaan :
1) Riwayat kehamilan sekarang mulai
Bersalin
Minggu ke-4 tanggal dirasakan tanda-tanda persalinan
31 Maret- 6 april 2014
2) Pola kebutuhan yang terakhir
dilakukan ibu
2. Melakukan pemeriksaan
1) Keadaan umum
2) Tanda vital
3) CHPB
1. Mengobservasi 6 jam PP
2. Menganalisa diagnosa dan masalah
yang terjadi
Kunjungan I 3. Memberikan konseling mengenai
keluhan utama ibu dan KIE sesuai
(0-3 hari PP) rencana asuhan
4. Memberikan KIE mengenai
mobilisasi, personal hygiene,
nutrisi, istirahat, ASI Eksklusif
Nifas
Pelaksanaan : 5. Memberikan KIE mengenai Tanda
bahaya masa nifas dan tanda
Minggu ke-4 tanggal bahaya bayi baru lahir
6. Mengajari ibu teknik menyusui
31 Maret- 6 April yang benar
2014 7. Memberi tahu ibu kunjungan
imunisasi
8. Menjadwalkan kunjungan ulang
Kunjungan IV
1. Melakukan anamnesa (keluhan
(≥ 15 hari PP)
utama, pola kebutuhan sehari-hari)
2. Melakukan pemeriksaan kaadaan
umum, fisik
3. Melakukan analisa masalah
Pelaksanaan ;
4. Memberikan konseling tentang KB
Tanggal 21 april-27
April 2014
1. Melakukan pengkajian data
Kunjungan III
1. Melakukan anamnesa terhadap
keluhan utama dan pola kebutuhan
(8 – 14 hari)
2. Melakukan pemeriksaan BB dan
TB
3. Menganalisa diagnosa dan maslah
yang terjadi
Pelaksanaan :
4. Memberikan konseling pada ibu
sesuai dengan rencana asuhan
Minggu ke 6 tanggal
5. Menjadwalkan kunjungan ulang
14 April-20 April
2014
Kunjungan IV
(≥ 15 hari)
Lampiran 3
1. Pengkajian
1. Data subyektif
1)
Nama suami :
Umur :
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
No telp :
Identitas
Nama ibu :
Umur :
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
No telp :
2) Alasan kunjungan
3) Keluhan
Keputihan : ya / tidak
Konstipasi : ya / tidak
Lain – lain :
4) Riwayat menstruasi
HPHT : HPL :
5) Riwayat obstetri
a) Frekuensi ANC :
b) Tempat ANC :
c) Keluhan- keluhan :
(1) Trimester 1 :
(2) Trimester 2 :
(3) Trimester 3 :
Aktif / tidak
g) Imunisasi TT
a) Nutrisi
Habis / tidak
b) Eliminasi
BAK :
BAB :
c) Istirahat
Tidur malam :
d) Aktivitas
Pekerjaan apa yang biasa dilakukan ibu sehari-hari ?
Kawin …. kali
Lama…..tahun
11) Psikologis
Tradisi selamatan :
1. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
b) Kesadaran : Composmentis
c) Tanda-tanda vital
d) Berat badan
Sebelumnya :
Sekarang :
Kenaikan BB :
e) Tinggi badan :
f) LILA :
2) Pemeriksaan fisik
b) Mata: Sklera putih/ kuning, konjungtiva merah muda/ pucat, fungsi penglihatan baik/
buruk.
c) Mulut
Pucat : ya / tidak
d) Leher
e) Payudara
f) Abdomen
Teraba :
Leopold II :
g) Punggung
Skoliosis : ya / tidak
Kifosis : ya / tidak
Lordosis : ya / tidak
h) Genetalia
Varises : ya / tidak
Oedem : ya / tidak
i) Anus
Haemoroid : ya / tidak
j) Ekstrimitas
(1)Atas
Simetris : ya / tidak
Oedem : ya / tidak
(2)Bawah
Simetris : ya / tidak
Oedem : ya / tidak
3) Pemeriksaan khusus
a) Pemeriksaan laboratorium
Kadar Hb : gr%
Protein urine :
Distansia spinarum :
Distansia cristarum :
Conjugata eksterna :
Lingkar panggul :
3. Analisa
1) Diagnosa
G_P_ _ _ _ _, hamil 36-40 minggu, tunggal/ ganda, hidup, intra uterine, letak janin, posisi
punggung puka/ puki, keadaan jalan lahir cukup/ tidak, keadaan ibu dan janin baik/ dengan
penyulit.
4. Penatalaksanaan
Format Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
1. Data Subjektif
MKB tanggal :
Jam :
1) Keluhan Utama
b. Pemenuhan Kebutuhan
1) Nutrisi
Habis / tidak
Bagaimana porsinya :
2) Eliminasi
BAK terakhir :
BAB terakhir :
3) Aktivitas
4) Istirahat :
Keadaan Umum :
Kesadaran :
Tensi : mmHg
Nadi : kali/menit
RR : kali/menit
0
Suhu : C
2. Pemeriksaan Fisik
1) Wajah
Pucat : ya / tidak
Oedem : ya / tidak.
2) Mata
3) Abdomen
Teraba :
Leopold II :
4. Pemeriksan Penunjang
3. DIAGNOSA
1. Diagnosa
G…P…….. UK 36 – 40 minggu, T/H intra uterine, letak U , kesan jalan lahir normal,
keadaan ibu dan janin baik inpartu kala…. fase….
Masalah
2. Masalah
KALA I
DJJ
Tanggal /
HIS S/N/TD Lain – lain
Waktu
(x/menit)
KALA II
KALA III
Tanggal/
Kegiatan
Waktu
Melakukan Manajemen Aktif Kala III
Plasenta lahir secara ………. pukul …….
Memasase fundus uteri
KALA IV
Tanggal/
Kegiatan
Waktu
Mengecek kelengkapan plasenta
Mengecek adanya laserasi jalan lahir
Mengecek perdarahan, perdarahan…cc
Mengajari ibu melakukan masase fundus
Membersihkan ibu
Dekontaminasi alat
Observasi 2 jam post partum di partograph
Memberikan konseling tentang tanda- tanda bahaya nifas, mobilisasi
Memindahkan ibu ke ruang nifas
Format Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dan KB
1. DATA SUBYEKTIF
2. Keluhan Utama
Lelah : ya / tidak
Laktasi : ya / tidak
Lain –lain
1) Pola Nutrisi :
Porsi bagaimana :
Habis / tidak
2) Pola Eliminasi :
3) Pola Istirahat :
4) Pola Aktivitas :
2. Data Obyektif
3. Pemeriksaan umum
Tanda-Tanda Vital
0
TD : mmHg Suhu : C
1. Pemeriksaan fisik
1) Wajah
Oedema : ya / tidak
Pucat : ya / tidak
2) Mata
3) Payudara
4) Abdomen/ Uterus
TFU :
6) Genetalia
1. Data Penunjang
Pemeriksaan LaboratoriumàHb: % gr
3. Analisa Data
1. Diagnosa
1. Masalah
Nyeri : ya / tidak
Infeksi : ya / tidak
Cemas : ya / tidak
Laktasi : ya / tidak
Lelah : ya / tidak
3. Penatalaksanaan
1. Data Subyektif
2. Identitas
Nama bayi :
2. Data Objektif
3. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum :
2) Kesadaran :
3) TTV :
Suhu :
RR :
HR :
4) Antropomentri
Beratbadan : FO :
Lila : MO :
Lingkar dada :
1. Pemeriksaan fisik
1) Kulit
2) Kepala
Keadaan sutura :
3) Muka
Simetris : ya / tidak
4) Mata
5) Hidung
7) Telinga
Simetris : ya / tidak
8) Leher
9) Dada
10) Abdomen
Kembung : ya / tidak
11) Punggung
Normal : ya / tidak
12) Genetalia
1. Laki –laki
Keadaan testis : sudah turun / belum
1. Perempuan
13) Anus
14) Ekstrimitas
15) Reflek
3. Analisa Data
4. Penatalaksanaan