PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
ketahanan keluarga, peningkatan kesehatan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum dan
Sujiyatini, 2011)
. Agar dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa caraatau alternatif untuk
kehamilan dan perencananan keluarga. Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur
oleh sel sperma (konsepsi), atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada
dinding rahim (Manan, 2011).Pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan
yaitu menunda kehamilan pasangan dengan istri dibawah 20 tahun, menjarangkan kehamilan
(mengatur kesuburan), mengakhiri kesuburan(Icemi dan Wahyu, 2013).Pada saat sekarang ini
telah banyak beredar berbagai macam alat kontrasepsi, khususnya alat kontrasepsi metode
efektif yaitu: pil, suntik, IUD dan implan. Alat kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat yaitu
aman pemakaiannya dan dapat dipercaya, efek samping yang merugikan tidak ada, lama
kerjanya
dapat diatur menurut keinginan, tidak mengganggu hubungan seksual, harganya murah dan
dapat
diterima oleh pasangan suami istri.Meskipun demikian, masih banyak dari pasangan usia
subur (PUS) yang masih enggan untuk menggunakan alatkontrasepsi, hal ini tidak hanya
karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga oleh ketidak tahuan mereka tentang
Indonesia (SDKI)
pada tahun 2012 tingkat prevalensi pemakaian alat kontrasepsi menunjukan tingkat kesertaan
menggunakan cara KB modern,hanya meningkat sebesar 0,5% dari 57,4% dalam lima tahun
pendek, terutama suntikan, yang mencapai 31,9%. Tingkat pemakaian metode KB jangka
panjang (MKJB), yaitu IUD, implan, metodeoperasi pria (MOP/vasektomi) dan metode
pada Akseptor Kb ’’
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data dasar yang sudah dikaji pada Akseptor Kb
C. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB
1) Pengertian
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak dan jarak anak
yang diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka dibuatlah beberapa cara atau
masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Metode
konrtrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi sel
telur wanita (fertilisasi), atau mencegah sel telur yang dibuahi untuk berimplantasi (melekat)
dan berkembang didalam rahim. Kontrasepsi dapat bersifat reversibel (kembali) atau
permanen (tetap) kontrasepsi yang reversibel adalah metode kontrasepsi yang dapat
dihentikan setiap saat tanpa efek samping lama dan mengembalikan kesuburan atau
kemampuan kembali untuk memiliki anak. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita
sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan
barrier (penghalang), contohnya kondom yang menghalangi sperma, metode hormonal seperti
konsumsi pil. Dan metode kontrasepsi alami yang tidak menggunakan alat bantu maupun
hormonal, namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah
ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu
peningkatan ketahanan keluarga. Hal ini sesuai dengan teori pembangunan menurut Alex
Inkeles dan Davit Smith yang mengatakan bahwa pembangunan bukan sekedar perkara
pemasok modal dan teknologi saja tapi juga membutuhkan sesuatu yang mampu
mengembangkan sarana yang berorientasi pada masa sekaran dan masa depan, memiliki
kesangggupan untuk merencanakan, dan percaya bahwa manusia dapat mengubah alam,
berikut :
(1) Depomendroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberikan
per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang
telah ditentukan.
e) Keuntungan (Buku Pelayanan KB Sarwono, 2010: MK- 43)
(1) Sangat efektif
(2) Pencegahan kehamilan jangka panjang
(3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
(4) Tidak mengandung esterogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung
perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
virus HIV.
(6) Terjadi perubahan pada lipid serum dengan penggunaan jangka panjang
(7) Gangguan jangka panjang yaitu dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas)
(8) Terlambat kembali kesuburan setelah penghentian penggunaan. Bukan karena kerusakan
organ genetalia, tapi karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat
suntikan)
(9) Pada penggunaan jangka panjang juga dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala gugup atau jerawat.
g) Klien Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin
(1) Usia Reproduksi
(2) Telah memiliki anak
(3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memilki efektivitas tinggi
(4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
(5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
(6) Setelah abortus atau keguguran
(7) Telah memiliki banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi
(8) Perokok
(9) Tekanan darah < 180/ 110 mmHg dengan masalah gangguan pembekuan darah ataau dengan
(rifampisin)
(12) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
(13) Anemia defisiensi besi
(14) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi
tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
(4) Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan
benar dan tidak hamil, suntik pertama dapat diberikan tanpa perlu menunggu sampai haid
berikutnya datang
(5) Apabila sedang menggunakan satu kontrasepsi satu jenis kontrasepsi suntik dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntik yang lain, kontrasepsi suntik yang akan
kontrasepsi hormonal. Suntik pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat
segera diberikan, dengan syarat tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid
berikutnya datang. Apabila suntik hari ke-7 haid, maka selama 7 hari setelah di suntik tidak
dengan syarat tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
a.Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntik
(1) Kontrasepsi DMPA diberikan setiap tiga bulan dengan cra disuntik intramuskular dalam
didaerah bokong. Apabila suntik diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntik
akan lambat dan tidak bekerja secara efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian
kontrasepsi suntikan Noristerat untuk tiga injeksi berikutnya diberikan setiap delapan
alkohol 60-90%, biarkan kulit kering sebelum disuntik, lalu setelah kering baru disuntik
(3) Kocok dengan baik dan hindari terjadinya gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu
didinginkan. Apabila terjadi endapan warna putih pada dasar ampul, upayakan
periode
(6) Apabila terjadi hal-hal yang disebutkan, hubungi segera tenaga kesehatan atau klinik
C.Penanganan Ganngguan Haid
(1) Amenorea (tidak terjadi perdarahan)
(2) Apabila tidak hamil, maka tidak perlu pengobatan apapun. Jelaskan darah haid tidak
terkumpul dalam rahim dan nasehati untuk kembali ke klinik. Apabila telah terjadi
kehamilan, rujuk klien dan hentikan penyuntikan. Jelaskan bahwa hormone progestin tidak
Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi perdaraha juga, rujuk ke klinik
(5) Perdarahan atau perdarahan bercak (spotting)
Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan., maka
disarankan dua pilihan pengobatan yaitu preparat esterogen dan progesteron. Apabila
mempunyai penyakit hati akut, penyakit jantung dan stroke, sebaiknya jangan menggunakan
BAB III
TINJAUAN KASUS
a. Identitas/biodata
i. Nama Ibu : Ny. N Nama Suami :Tn. T
: 29tahun :35 tahun
: SD :SMP
: Islam :Islam
.
b. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin mendapatkan pelayanan KB suntik 3 bulan setelah melahirkan anak
seperti :
1) Hipertensi
2) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
3) Diabetes melitus disertai komplikasi
4) Perdarahan yang tidak diketahui penybabnya
ii. Riwayat kesehatan yang lalu : Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit kanker, hati, ginjal,
kanker, hati, ginjal, hamil kembar, epilepsy, kelainan bawaan, TBC, dll.
g. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
.
h. Riwayat KB
Tabel. Riwayat KB
Eliminasi :
a. BAK 4-5 x/hari kuning jernih. + 5 kali x/hari kuning Tidak ada
b. BAB 1 x/hari kuning lembek. jernih. keluhan
1 x/hari kuning lembek.
kehamilan)
ii. Adat istiadat sehubungan dengan pemakaian kontrasepsi : Dalam adat istiadat tidak ada
suntik 3 bulan seperti : Cara kerja, keuntungan, indikasi, kontraindikasi, waktu pengguanaan,
1. 2. DATA OYEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
i. Keadaan umum : Baik
ii. Kesadaran : Composmentis
iii. Status emosional : Stabil
iv. Tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,20C
v. BB/TB : 50 kg / 146 cm
vi. Status present
1) Kepala
a) Rambut : Hitam, bersih, tidak rontok, dan kulit kepala tidak ketombe.
Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat.
b) Mata : Conjungtiva : Merah muda
1. 1. ANALISA
Ny. N umur 27 tahun P2A0 akseptor Kb suntik DMPA (Depo Medroksiprogesteron Asetat).
Data dasar :
DS : Ibu mengatakan ingin suntik Kb 3 bulan
DO : KU : Baik
TV : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 24 x/menit Suhu : 36,20C
1. PENATALAKSANAAN
13.30 WIB Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sehat dan
mengocok terlebih dahulu flacon DMPA kemudian menyedotnya dengan spuit 3 cc,
mengganti needle yang baru kemudian mengeluarkan udara yang ada didalam spuit.
E : Alat dan obat sudah disiapkan
13.38 WIB Memberitahu ibu bahwa akan disuntik dan mempersiapkan ibu untuk mencari
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil TTV dalam batas normal. Asuhan kebidanan
yang diberikan yaitu tentang KB suntik DMPA meliputi cara kerja, keuntungan, kerugian dan
efek samping dari KB suntik DMPA dan menganjurkan ibu konsultasi ke bidan jika ada
keluhan dan jika ingin ganti alat kontrasepsi. Hal ini sudah sesuai dengan pendapat Salemba
Medika (2013:75-80) Dari hasil anamnesa dan hasil pemeriksaan keadaan ibu dapat
menggunakan KB suntik DMPA ini karena masih usia produktif, tidak hipertensi,tidak
tanggal 10 november 2018 dan ditegaskan untuk kembali tanggal 10 februari 2018 serta
kunjungan rutin Keluarga Berencana Depo Medroxyprogesteron Asetat tiap 3 bulan sekali.
Asuhan kunjungan ulang ssesuai dengan pendapat Salemba Medika (2013:75-80) yaitu pada