Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Keluarga Berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta

masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),pengaturan kelahiran, pembinaan

ketahanan keluarga, peningkatan kesehatan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum dan

Sujiyatini, 2011)

. Agar dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa caraatau alternatif untuk

mencegah atau menunda kehamilan. Cara tersebuttermasuk kontrasepsi atau pencegahan

kehamilan dan perencananan keluarga. Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur

oleh sel sperma (konsepsi), atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada

dinding rahim (Manan, 2011).Pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan

yaitu menunda kehamilan pasangan dengan istri dibawah 20 tahun, menjarangkan kehamilan

(mengatur kesuburan), mengakhiri kesuburan(Icemi dan Wahyu, 2013).Pada saat sekarang ini

telah banyak beredar berbagai macam alat kontrasepsi, khususnya alat kontrasepsi metode

efektif yaitu: pil, suntik, IUD dan implan. Alat kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat yaitu

aman pemakaiannya dan dapat dipercaya, efek samping yang merugikan tidak ada, lama

kerjanya

dapat diatur menurut keinginan, tidak mengganggu hubungan seksual, harganya murah dan

dapat

diterima oleh pasangan suami istri.Meskipun demikian, masih banyak dari pasangan usia

subur (PUS) yang masih enggan untuk menggunakan alatkontrasepsi, hal ini tidak hanya

karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga oleh ketidak tahuan mereka tentang

persyaratan dan keamanan 2 metode kontrasepsi tersebut, berbagai faktor harus


dipertimbangkan termasuk status kesehatan.Berdasarkan data survei demografi dan kesehatan

Indonesia (SDKI)

pada tahun 2012 tingkat prevalensi pemakaian alat kontrasepsi menunjukan tingkat kesertaan

KB di antara pasangan usia subur mencapai 61,9%. Sebanyak 57,9% di antaranya

menggunakan cara KB modern,hanya meningkat sebesar 0,5% dari 57,4% dalam lima tahun

terakhir.Sementara itu, penggunaan kontrasepsi didominasi oleh alat kontrasepsi jangka

pendek, terutama suntikan, yang mencapai 31,9%. Tingkat pemakaian metode KB jangka

panjang (MKJB), yaitu IUD, implan, metodeoperasi pria (MOP/vasektomi) dan metode

operasi wanita (MOW/ubektomi) hanya sebesar 10, 6%..

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan

pada Akseptor Kb ’’

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan pada Akseptor Kb ’’?


2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data dan soap Akseptor Kb

b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data dasar yang sudah dikaji pada Akseptor Kb

d. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan akan tindakan segera pada Akseptor Kb

e. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan menyeluruh pada Akseptor Kb

g. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan pada Akseptor Kb

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam

melaksanakan tindakan asuhan kebidanan

2. Bagi Pendidikan Dapat mengetahui kemampuan mahasiswa dalam melakukan proses

pendokumentasian asuhan kebidananpada akseptor kb

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB
1) Pengertian
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak dan jarak anak

yang diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka dibuatlah beberapa cara atau

alternatife untuk mencegah atau menunda kehamilan.


Menurut UU No. 10/ 1992 Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian

masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Metode

konrtrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi sel

telur wanita (fertilisasi), atau mencegah sel telur yang dibuahi untuk berimplantasi (melekat)

dan berkembang didalam rahim. Kontrasepsi dapat bersifat reversibel (kembali) atau

permanen (tetap) kontrasepsi yang reversibel adalah metode kontrasepsi yang dapat
dihentikan setiap saat tanpa efek samping lama dan mengembalikan kesuburan atau

kemampuan kembali untuk memiliki anak. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita

sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan

karena melibatkan tindakan operasi.


Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu : metode

barrier (penghalang), contohnya kondom yang menghalangi sperma, metode hormonal seperti

konsumsi pil. Dan metode kontrasepsi alami yang tidak menggunakan alat bantu maupun

hormonal, namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah

fertilisasi (Sulistyowati, 2013: 12).

2) Tujuan Program Kontrasepsi


Tujuan umumnya adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial

ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu

keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.


Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,

peningkatan ketahanan keluarga. Hal ini sesuai dengan teori pembangunan menurut Alex

Inkeles dan Davit Smith yang mengatakan bahwa pembangunan bukan sekedar perkara

pemasok modal dan teknologi saja tapi juga membutuhkan sesuatu yang mampu

mengembangkan sarana yang berorientasi pada masa sekaran dan masa depan, memiliki

kesangggupan untuk merencanakan, dan percaya bahwa manusia dapat mengubah alam,

bukan sebaliknya (Pelayanan KB Sulistyowati, 2013: 13).


tik atau Injeksi
a) Profil
(1) Sangat efektif
(2) Aman
(3) Dapat dipakai oleh semua perempuan
(4) Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata empat bulan
(5) Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI
b) Jenis
Tersedia dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu sebagai

berikut :
(1) Depomendroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberikan

setiap tiga bulan dengan cara disuntikan intramuscular (didaerah bokong)


(2) Depo Noretisteron Enantat(Depo Noristerat), mengandung
200 mg noretrindon enantat, diberikan setiap dua bulan dengan cara suntik intramuscular
c) Cara Kerja
(1) Mencehgah ovulasi
(2) Mengentalkan lender servik sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
(3) Menjadikan selaput lendir tipis dan atrofi
(4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba
d) Evektivitas
Kedua jenis suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan

per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang

telah ditentukan.
e) Keuntungan (Buku Pelayanan KB Sarwono, 2010: MK- 43)
(1) Sangat efektif
(2) Pencegahan kehamilan jangka panjang
(3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
(4) Tidak mengandung esterogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung

dan pembekuan darah


(5) Tidak memiliki pengaruh terhadap prodiksi ASI
(6) Efek samping sedikit
(7) Klien tidak pernah menyimpan obat suntik
(8) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun
sampai perimenopause
(9) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
(10) Kejadian kejadian tumor jinak payudara
(11) Mencegah beberapa penyebab radang panggul
(12) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cel)
f) Ketebatasan
(1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti : siklus haid yang memendek atau memanjang,

perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak

(spotting), tidak haid sama sekali.


(2) Klien tidak bergantung pada sarana pelayanan kesehatan
(3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntik berikutnya
(4) Sering menimbulkan efek samping masalah berat badan
(5) Tidak menjamin perlindungan terhadap penyakit infeksi menular seksual, hepatitis B, inveksi

virus HIV.
(6) Terjadi perubahan pada lipid serum dengan penggunaan jangka panjang
(7) Gangguan jangka panjang yaitu dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas)
(8) Terlambat kembali kesuburan setelah penghentian penggunaan. Bukan karena kerusakan

organ genetalia, tapi karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat

suntikan)
(9) Pada penggunaan jangka panjang juga dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,

menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala gugup atau jerawat.
g) Klien Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin
(1) Usia Reproduksi
(2) Telah memiliki anak
(3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memilki efektivitas tinggi
(4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
(5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
(6) Setelah abortus atau keguguran
(7) Telah memiliki banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi
(8) Perokok
(9) Tekanan darah < 180/ 110 mmHg dengan masalah gangguan pembekuan darah ataau dengan

anemia bulan sabit


(10) Tidak dapat mengguanakan kontrasepsi yang menggunakan esterogen
(11) Menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturate) atau obat tuberkolusis

(rifampisin)
(12) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
(13) Anemia defisiensi besi
(14) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi

kombinasi (Buku Panduan Praktis Pelayanan KB Sarwono, 2010: MK- 43)

Yang Tidak Boleh Menggunakan Konsepsi Suntik Progestin


(1) Hamil atau dicurigai hamil
(2) Memiliki riwayat perdarahan pervaginam yang belum tentu diketahui penyebabnya
(3) Tidak menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenore
(4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
(5) Menderita diabetes melitus disertai komplikasi
i) Waktu Untuk Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin
(1) Setiap saat selama siklus haid , dengan syarat tidak hamil
(2) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
(3) Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, dengan syarat

tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
(4) Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan

kontrasepsi suntik. Apabila telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara

benar dan tidak hamil, suntik pertama dapat diberikan tanpa perlu menunggu sampai haid

berikutnya datang
(5) Apabila sedang menggunakan satu kontrasepsi satu jenis kontrasepsi suntik dan ingin

menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntik yang lain, kontrasepsi suntik yang akan

diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntik sebelumnya


(6) Perempuan yang mrnggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan

kontrasepsi hormonal. Suntik pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat

segera diberikan, dengan syarat tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid

berikutnya datang. Apabila suntik hari ke-7 haid, maka selama 7 hari setelah di suntik tidak

boleh melakukan hubungan seksual


(7) Ingin mengganti AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntik pertama dapat diberikan pada

hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.


(8) Tidak haid dengan perdarahan tidak teratur. Suntik pertama dapat diberikan setiap saat,

dengan syarat tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan

hubungan seksual.
a.Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntik
(1) Kontrasepsi DMPA diberikan setiap tiga bulan dengan cra disuntik intramuskular dalam

didaerah bokong. Apabila suntik diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntik

akan lambat dan tidak bekerja secara efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian

kontrasepsi suntikan Noristerat untuk tiga injeksi berikutnya diberikan setiap delapan

minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu


(2) Berikan kulit daerah suntkan dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil/ isopropil

alkohol 60-90%, biarkan kulit kering sebelum disuntik, lalu setelah kering baru disuntik
(3) Kocok dengan baik dan hindari terjadinya gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu

didinginkan. Apabila terjadi endapan warna putih pada dasar ampul, upayakan

menghilangkannya dengan menghangatkannya


b. Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Suntikan Progestin
(1) Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan
(2) Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu
(3) Timbul abses atau perdarahan ditempat injeksi
(4) Sakit kepala, migran, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya penglihatan
(5) Perdarahan berat 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam satu

periode
(6) Apabila terjadi hal-hal yang disebutkan, hubungi segera tenaga kesehatan atau klinik
C.Penanganan Ganngguan Haid
(1) Amenorea (tidak terjadi perdarahan)
(2) Apabila tidak hamil, maka tidak perlu pengobatan apapun. Jelaskan darah haid tidak

terkumpul dalam rahim dan nasehati untuk kembali ke klinik. Apabila telah terjadi
kehamilan, rujuk klien dan hentikan penyuntikan. Jelaskan bahwa hormone progestin tidak

akan menimbulkan kelainan pada janin


(3) Apabila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera
(4) Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan berhasil.

Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi perdaraha juga, rujuk ke klinik
(5) Perdarahan atau perdarahan bercak (spotting)
Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan., maka

disarankan dua pilihan pengobatan yaitu preparat esterogen dan progesteron. Apabila

mempunyai penyakit hati akut, penyakit jantung dan stroke, sebaiknya jangan menggunakan

kontrasepsi suntik (Pelayanan KB Salemba Medika, 2013: 75-80).

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB DMPA

Tanggal Pengkajian : 10 November 2017


Jam Pengkajian : 16.10 WIB

Tempat Pengkajian : Puskesmas Tiro

1. DATA SUBYEKTIF (ANAMNESA)

a. Identitas/biodata
i. Nama Ibu : Ny. N Nama Suami :Tn. T
: 29tahun :35 tahun
: SD :SMP
: Islam :Islam
.
b. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin mendapatkan pelayanan KB suntik 3 bulan setelah melahirkan anak

kedua pada tanggal 10 November 2017


c. Keluhan Utama
Tidak ada
d. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan belum mendapatkan menstruasi setelah melahirkan ini.
e. Riwayat Perkawinan
i. Umur waktu nikah : 27 tahun
ii. Lama : 8 tahun
iii. Perkawinan ke : 1 (satu)
iv. Jumlah anak : 1 (satu)
f. Riwayat Kesehatan
i. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang menajdi kontraindikasi kb suntik

seperti :
1) Hipertensi
2) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
3) Diabetes melitus disertai komplikasi
4) Perdarahan yang tidak diketahui penybabnya
ii. Riwayat kesehatan yang lalu : Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit kanker, hati, ginjal,

hamil kembar, epilepsy, kelainan bawaan, TBC, dll.


iii. Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan dikeluarganya tidak memiliki penyakit

kanker, hati, ginjal, hamil kembar, epilepsy, kelainan bawaan, TBC, dll.
g. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Tabel .Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

l Penyulit/ Jenis Penyulit/ Penolo BB Jenis Nifas Penyulit/ Usia Keadaa


Komplikas Persalina Komplikas ng Lahi Kelamin Komplikas Anak n Anak
i n i r i
Tidak ada Normal Tidak ada Bidan 2900 Perempu Norm Tidak ada 6 Baik
gra an al tahun
m
Tidak ada Normal Tidak ada Bidan 2500 Laki-laki Skrng Tidak ada 1,5 Baik
gra bulan
m

.
h. Riwayat KB

Tabel. Riwayat KB

No. Jenis Alkon Lama Keluhan Efek Tahun Alasan


Pakai Samping Lepas

1. KB Suntik 3 + 2 tahun Tidak ada Haid 2016 Ingin


Bulan tidak mempunyai
teratur anak

i. Pola Pemenuhan kebutuhan sehari-hari :

Tabel . Pola Pemenuhan kebutuhan sehari-hari


Kebutuhan Sebelum KB Selama KB Keluhan
Nutrisi :
a. Makan 3 x/hari, nasi, sayur, lauk 3x/hari, nasi, sayur, lauk Tidak ada
pauk, buah. pauk, buah. keluhan
b. Minum 7-8 gelas/hari air putih. 7-8 gelas/hari air putih

Eliminasi :
a. BAK 4-5 x/hari kuning jernih. + 5 kali x/hari kuning Tidak ada
b. BAB 1 x/hari kuning lembek. jernih. keluhan
1 x/hari kuning lembek.

Istirahat Tidur 7-8 jam Tidur 7-8 jam Tidak ada


Aktifitas Memasak, menyapu, Memasak, menyapu, Tidak ada
mencuci. mencuci.
Personal Hygiene Mandi 2 x/hari Mandi 2 x/hari Tidak ada

j. Data Psikologis dan Spiritual


Ibu mengatakan ber – Kb atas anjuran suami dan ibu rajin menjalankan ibadah.
k. Data Sosial – Budaya
i. Hubungan dengan keluarga : Baik (keluarga mendukung ibu ber Kb untuk menjarangkan

kehamilan)
ii. Adat istiadat sehubungan dengan pemakaian kontrasepsi : Dalam adat istiadat tidak ada

larangan untuk ber Kb.


l. Data Lingkungan : Ibu mengatakan tidak memelihara hewan sapi, ayam, kucing.
ibu tentang Kb
Pengetahuan tentang Kb suntik 3 bulan : Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang Kb

suntik 3 bulan seperti : Cara kerja, keuntungan, indikasi, kontraindikasi, waktu pengguanaan,

dan efek samping Kb suntik 3 bulan.

1. 2. DATA OYEKTIF

a. Pemeriksaan Umum
i. Keadaan umum : Baik
ii. Kesadaran : Composmentis
iii. Status emosional : Stabil
iv. Tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,20C
v. BB/TB : 50 kg / 146 cm
vi. Status present

1) Kepala

a) Rambut : Hitam, bersih, tidak rontok, dan kulit kepala tidak ketombe.
Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat.
b) Mata : Conjungtiva : Merah muda

Sklera : Tidak ikterik

c) Hidung : Tidak ada sekret, tidak ada cairan


d) Telinga : Tidak ada serumen, simetris.
e) Mulut : Bersih, gigi tidak caries, gusi tidak berdarah.
2) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
3) Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
4) Mammae : Simetris
5) Ekstremitas / anggota gerak :
Tangan : Normal, gerak aktif.
Kaki : Normal, tidaka ada varises, gerak aktif
b. Pemeriksaan Obstetri

i. Mammae : Tidak ada benjolan / abnormal

ii. Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi

iii. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan


c. Pemeriksaan Penunjang / Laboratorium
Tidak dilakukan pemeriksaan

1. 1. ANALISA

Ny. N umur 27 tahun P2A0 akseptor Kb suntik DMPA (Depo Medroksiprogesteron Asetat).
Data dasar :
DS : Ibu mengatakan ingin suntik Kb 3 bulan
DO : KU : Baik
TV : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 24 x/menit Suhu : 36,20C

1. PENATALAKSANAAN

13.30 WIB Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sehat dan

dapat diberikan suntikan Kb 3 bulan.


E : Ibu sudah tahu tentang hasil pemeriksaan
13.32 WIB Mengingatkan ibu kembali tentang efek samping Kb suntik DMPA
a. Amenorhea (tidak terjadi menstruasi)
b. Perdarahan hebat atau tidak teratur
c. Pertambahan atau kehilangan berat badan
E : Ibu sudah tahu tentang efek samping Kb suntik DMPA
13.35 WIB Menyiapkan alat dan obat yaitu 1 flacon DMPA, spuit 3 cc, kapas alkohol,

mengocok terlebih dahulu flacon DMPA kemudian menyedotnya dengan spuit 3 cc,

mengganti needle yang baru kemudian mengeluarkan udara yang ada didalam spuit.
E : Alat dan obat sudah disiapkan

13.38 WIB Memberitahu ibu bahwa akan disuntik dan mempersiapkan ibu untuk mencari

posisi yang nyaman

E : Ibu sudah dalam posisi yang nyaman


13. 41 WIB Memberikan suntikan Kb 3 bulan di 1/3 SIAS secara IM
E : Ibu sudah disuntik Kb 3 bulan
13. 45 WIB Memberitahu ibu jadwal untuk disuntik Kb kembali atau bila ada keluhan
E : Ibu akan kunjungi lagi bila ada keluhan

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Asuhan kebidanan pada KB

Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil TTV dalam batas normal. Asuhan kebidanan

yang diberikan yaitu tentang KB suntik DMPA meliputi cara kerja, keuntungan, kerugian dan

efek samping dari KB suntik DMPA dan menganjurkan ibu konsultasi ke bidan jika ada

keluhan dan jika ingin ganti alat kontrasepsi. Hal ini sudah sesuai dengan pendapat Salemba

Medika (2013:75-80) Dari hasil anamnesa dan hasil pemeriksaan keadaan ibu dapat

menggunakan KB suntik DMPA ini karena masih usia produktif, tidak hipertensi,tidak

memiliki riwayat Ca payudara dan ibu masih dalam masa laktasi.

Ibu sudah mendapatkan injeksi Depo Medroxyprogesteron Asetat 3 bulan pada

tanggal 10 november 2018 dan ditegaskan untuk kembali tanggal 10 februari 2018 serta

kunjungan rutin Keluarga Berencana Depo Medroxyprogesteron Asetat tiap 3 bulan sekali.
Asuhan kunjungan ulang ssesuai dengan pendapat Salemba Medika (2013:75-80) yaitu pada

setiap 90 hari sekali atau 3 bulan sekali

Anda mungkin juga menyukai