Anda di halaman 1dari 16

NAMA : KHAIRUNNISA TANJUNG

NPM : 18.19.22.059

KELAS : S.KEB 3 A

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN


HIPEREMESIS GRAVIDARUM

I. PENGUMPULAN DATA

A. Identitas/Biodata

Nama : Ny. Z Nama suami : Tn. A

Umur : 22 tahun Umur : 25 tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : S1

Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Karyawan

Alamat rumah : Bukit tinggi Alamat rumah : Bukit tinggi

B. Anamnese (Data Subjektif)

Pada tanggal : 17 Maret 2021 Pukul : 16.30 WIB Oleh : Bidan

1. Alasan kunjungan saat ini : ada keluhan

2. Keluhan-keluhan : ibu mengatakan bahwa ini kehamilan yang pertama dan sejak 4 hari lalu
mengalami mual dan muntah 6 – 8 kali sehari, tidak nafsu makan, dan merasa lemas.

3. Riwayat menstruasi :

❖ Haid pertama : umur 13 tahun

❖ Siklus : 28 hari

❖ Banyaknya : ganti pembalut 2-3 kali


❖ Dismenorrhoe : tidak ada

❖ Teratur/tidak teratur : teratur

❖ Lamanya : 6-7 hari

❖ Sifat darah : merah segar dan encer

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G1P0A0

No Tgl usia tempat komplikasi penolon bbl nifas


lahir/umur kehamila persalinan ibu bayi g bb laktasi
n lahi
r
1. hamil ini

5. Riwayat kehamilan ini

• Hari Pertama Haid Terakhir : 30 Januari 2021

• TTP : 6 November 2021

• Keluhan pada : Trimester I : ibu mengatakan mual, muntah,


dan pusing

Trimester II :

Trimester III :

• Pergerakan anak pertama sekali : -

• Pergerakan anak 24 jam terakhir : -

• Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan)

- Rasa lelah : ada

- Mual muntah yang lama : ada

- Nyeri perut : tidak ada

- Panas, menggigil : tidak ada


- Sakit kepala berat/terus menerus : ada

- Penglihatan kabur : tidak ada

- Rasa nyeri/panas waktu BAK : tidak ada

- Rasa gatal pada vulva, vagina dan sekitarnya : tidak ada

- Pengeluaran cairan pervaginam : tida ada

- Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : tidak ada

- Oedema : tidak ada

- Lain-lain (jelaskan) : tidak ada

• Obat-obat yang dikonsumsi : Trimester I : obat dari bidan

: Trimester II :

: Trimester III :

 Kekhawatiran khusus : ibu mengatakan sedikit cemas karena sering pusing

• Pola eliminasi :

- BAK : frekuensi 6 kali/hari, warna : kuning

Keluhan BAK : tidak ada

- BAB : frekuensi 1 kali/hari, warna : khas feses konsistensi : lunak

Keluhan BAB : tidak ada

• Pola aktivitas sehari-hari

- Pola istirahat dan tidur : Siang 2 jam, malam 8 jam

- Seksual : tidak ada keluhan

• Imunisasi TT 1 tanggal : saat akan menikah

• Kontrasepsi yang pernah digunakan : tidak ada

6. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita

Jantung : tidak ada

Ginjal : tidak ada

Asma/TB Paru : tidak ada

Hepatitis : tidak ada


DM : tidak ada

Hipertensi : tidak ada

Epilepsi : tidak ada

Lain-lain : ibu mengatakan tidak pernah sakit seperti HIV/AIDS

7. Riwayat penyakit keluarga

Jantung : tidak ada

Hipertensi : tidak ada

DM : tidak ada

Gemelli : tidak ada

Lain-lain : tidak ada

8. Riwayat ekonomi

• Status perkawinan : sah, kawin

• Respon ibu dan keluarga kehamilan : di rencanakan

: Diterima

• Dukungan suami/keluarga terhadap kehamilan

: Ada dukungan

• Pengambil keputusan dalam keluarga : suami

• Pola makan/minum

- Makanan sehari-hari, frekuensi : 3 kali / hari, banyaknya : setengah porsi

- Jenis makanan yang dimakan : nasi

- Perubahan makan yang dialami (ngidam, nafsu makan, dll) :

- Minum : 8 gelas/hari

Kebiasaan merokok : Tidak

Minuman keras : Tidak

Mengkonsumsi obat terlarang : tidak

• Kegiatan sehari-hari (bebas kerja) : tidak


• Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan membantu persalinan : bidan

C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)

1. Status emosional : Lemah

2. Pemeriksaan fisik umum : BB : 50 kg TB : 156 cm, Lila : 25 cm

BB sebelum hamil : 52 kg

3. Tanda vital TD : 110/80 mmHg, Nadi : 82 x/menit

Pernapasan : 24 x/menit, Temp. : 36,6 ° C

4. Kepala : Kulit kepala : Bersih

Distribusi rambut : Merata

Warna rambut : hitam gelap

5. Wajah : Oedema : Tidak ada

Gloasma gravidarum : Tidak ada

Pucat : Tidak ada

6. Mata : Conjungtiva : Merah muda

Sklera : Tidak ikterus

Odem palpebral : tidak

7. Hidung : Polip : tidak ada

Pengeluaran : tidak ada

8. Mulut : Lidah : bersih

Stomatitis : tidak ada

Gigi : Caries : tidak ada

Berlobang : tidak berlobang

Epulis pada gusi : tidak ada

Tonsil : tidak meradang

Pharynx : tidak meradang


9. Telinga : Serumen : tidak ada

Pengeluaran : tidak ada

10. Leher : Luka bekas operasi : tidak ada

Kelenjar thyroid : Tidak membesar

Pembuluh limfe : tidak membesar

11. Dada

Mammae : Simetris

Areola Mammae : hyperpigmentasi

Puting susu : Menonjol

Benjolan : tidak ada

Pengeluaran dari puting susu : tidak ada

12. Aksila : Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada

13. Abdomen

- Pembesaran : simetris

: melebar

- Linea : nigra

- striae : tidak ada

- Bekas luka operasi : tidak ada

- Pergerakan janin : tidak terlihat

tidak teraba

Pemeriksaan khusus kebidanan

- Kontraksi : tidak ada

- Tinggi fundus uteri : pertengahan antara sympisis dan pusat

 Palpasi :
 Leopold I : teraba ballotement
 Leopold II : tidak dilakukan
 Leopold III : tidak dilakukan
 Leopold IV : tidak dilakukan

o Bagian janin yang terdapat di fundus uteri : tidak ada

o Bagian tegang/memapan : tidak ada

o Presentase : tidak ada

o Penurunan bagian terbawah : tidak ada

o Auskultasi : DJJ : tidak ada

Frekuensi : tidak ada

Pemeriksaan panggul luar :

• Distancia Spinarum : 24 cm ▪ Conjung gata eksterna : 20 cm

• Distancia Kristarum : 28 cm ▪ Lingkar panggul : 85 cm

14.Genitalia

- Vulva : Pengeluaran : tidak ada

Varices : tidak ada

Kemerahan/lesi : tidak ada

- Perineum Bekas luka/luka parut : tidak ada

15. Pinggang (periksa ketuk : Coste-Vertebre-Angel-Tendernes = CVAT)

Nyeri : tida ada

16. Ekstremitas :

Oedem pada tangan/jari : tidak ada

Oedem ekstremitas bawah : tidak ada

Varices : tidak ada

Refleks patella : tidak dilakukan

D. Pemeriksaan Laboratorium

1. Hb : 11,4 gr%
2. Protein urine : tidak dilakukan

3. Glukose urine : tidak dilakukan

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Usg : tidak dilakukan

2. Rontgen : tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA

Tanggal : 17 Maret 2021

a. Diagnosa Kebidanan Pukul : 17.00 WIB


Ny.Z G1P0A0 umur 22 tahun umu kehamilan 6-7 minggu, dengan Hiperemesis
gravidarum.
Data Dasar :
DS :
- Ibu mengatakan ibu bernama Ny. Z, dan umur ibu 22 tahun
- Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum pernah keguguran
- Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal 30 januari 2021
- Ibu mengatakan sejak 4 hari yang lalu ibu mengalami mual muntah 6 – 8 kali
sehari, dan ibu merasa tidak nafsu makan.

DO :

- KU : Lemah
- Kesadaran : composmentis
- TTV :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,6 C
Respirasi : 24 x/m
Nadi : 82 x/m
- mata
conjungtiva : pucat
sklera : putih
- Ekstremitas
kuku : pucat
- Hb : 11,4 %

b. Masalah
Ibu merasa merasa tidak nyaman, cemas dan gelisah dengan kehamilannya saat ini
karena mual muntah yang mengganggu aktivitasnya.
c. Kebutuhan
1) memberikan informasi tentang keadaan ibu
2) memberikan informasi tentang penyebab mual muntah yang dialami ibu
3) Dukungan moril untuk ibu dari suami dan keluarga.

III. DIAGNOSIS POTENSIAL

Potensi Hiperemesis Gravidarum Grade II

IV. TINDAKAN SEGERA

Anjurkan ibu untuk bedrest dan pemberian terapi Vit B12, B6, Vit C.

V. RENCANA TINDAKAN

Tanggal : 17 Maret 2021 Pukul : 17.05 WIB

a. Mmberitahu ibu tentang kondisi saat ini


b. Berikan penjelasan tentang mual muntah yang ibu alami.
c. Anjurkan ibu untuk istirahat total dan mengurangi aktivitas
d. Beritahu ibu tentang asupan makanan pada ibu yang mengalami hiperemesis
gravidarum grade 1
e. Beritahu ibu tentang mobilisasi pada ibu dengan hiperemesis gravidarum grade 1
f. Anjurkan ibu untuk banyak minum
g. Berikan obat terapi
h. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi
VI. IMPLEMENTASI/PENATALAKSANAAN

Tanggal : 17 Maret 2021 pukul : 17.15 WIB

a. Memberitahu ibu tentang keadaannya saat ini dalam kondisi lemah.


b. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang mual muntah pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum grade 1 merupakan gejala yang fisiologis atau normal pada
kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan tidur siang 2-3 jam serta tidur
malam 8-9 jam dan mengurangi aktivitas rumah tangga untuk sementara waktu agar
ibu bisa istirahat secara maksimal untuk mengurangi efek mual dan muntah.
d. Memberitahu ibu tentang mobilisasi pada ibu yang mengalami hiperemesis
gravidarum yaitu, jangan tiba-tiba langsung berdiri pada saat baru bangun tidur pagi,
tetapi miring kemudian duduk terlebih dahulu baru perlahan berdiri unyuk
menghindari pusing.
e. menganjurkan ibu untuk banyak minum minumal 2-3 liter perhari atau 7-8 gelas per
hari supaya ibu tidak mengalami dehidrasi
f. Memberikan terapi
1) Vitamin B6 ( 25 mg ) 3 x 1
2) Vitamin B12 ( 10 mg ) 3 x 1
3) Vitamin C ( 50 mg ) 3 x 1
g. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi untuk
mengontrol kondisi ibu.

VII. EVALUASI

Tanggal : 17 Maret 2021 pukul : 18.30 WIB

a. Ibu sudah mengetahui keadaannay saat ini dalam kondisi lemah


b. Ibu sudah mengerti tentang mual muntah yang dialami saat inimerupakan hal yang
normal pada kehamilan muda.
c. Ibu bersedia istirahat total tidur siang 2-3 jam sehari dan tidur malam 8-9 jam sehari.
d. Ibu sudah mengerti dan paham tentang asupan pada ibu hamil dengan hiperemesisi
gravidarum grad 1
e. Ibu sudah mengerti tentang mobilisasi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
grade 1
f. Ibu bersedia untuk minum obat
g. Ibu bersedia dan merasa senang akan dilakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi.
REVIEW JURNAL

1. Judul : kejadian hiperemesis gravidarum dari jarak kehamilan dan paritas

Penerbit : jurnal ilmu kesehatan aisyah

Tahun :2016

ISSN :2502-4825

Metode : penelitian ini menggunakan desain survey analitik dengan pendekatan cross
sectional

Kesimpulan :

Jarak ideal kehamilan sekurang-kurangnya 2 tahun. Menurut Rofiq (2008) proporsi kematian
terbanyak terjadi pada ibu prioritas 1-3 anak dan jika dilihat dari jarak kehamilannya temyata
jarak kurang dati 2 tahun. Jarak kehamilan terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu
singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa ke kondisi sebelumnya. Pada
penelitian ini sebagian besar responden dengan jarak kehamilan beresiko mengalami
hiperemisis gravidarum, hal ini dikarenakan jarak yang dekat antara kehamilan sekarang dan
dahulu dapat berpengaruh karena keadaan yang belum normal sebagaimana mestinya harus
sudah bereproduksi lagi untuk kehamilan selanjutnya maka dari itulah dapat menyebabkan
hiperemisis gavidarum dan komplikasi kehamilan lainnya.Pada penelitian ini sebagian besar
responden dengan paritas tinggi mengalami hiperemisis gravidarum, hal ini dikarenakan pada
primigravida belum mampu beradaptasi dengan hormon dan pada usia lebih tua juga
cenderung lebih menderita karena jumlah hormon yang dikeluarkan semakin tinggi, dan
riwayat kehamilan sebelumnya juga dapat mempengaruhi kehamilannya sekarang.

2. Judul : hubungan tingkat pengetahuan keluarga dengan sikap dalam


penanganan hiperemesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di UPT puskesmas pahandut
palangkaraya

Penerbit : dinamika kesehatan jurnal kebidanan dan keperawatan


Tahun :2017

ISSN : 2549-4058

Metode : penelitian ini menggunakan desain korelasional yang akan mengkaji


hubungan antar variabel

Kesimpulan :

Menurut (Notoadmojo, 2010) terdapat faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah


pendidikan, seseorang umur, pengalaman, pekerjaan, informasi dan lingkungan. Menumt
penelitian Cipulita (2013) yang dikutip dari (Erfandi.2009) semakin bertambah usia akan
semakin berkembang pengetahuannya, tetapi menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan
atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. Maka dapat dilihat dari hasil penelitian di
UPT Puskesmas Pahandut jumlah usia 20-40 yang lebih dominan sehingga menentukan
.jumlah pengetahuan baik dan cukup.Berdasarkan fakta dan teori ditemukan kesamaan pada
penelitian ini, dimana tingkat pengetahuan yang baik tentang penanganan hiperemesis
gravidarum pada ibu hamil trimester l dapat dinilai dengan kemampuan mengetahui,
memahami materi tentang pengertian, tanda dan gejala, dampak, cara mengatasi serta
pencegahan hiperemesis gravidarum, hal ini dikarenakan mampu mengingat dan memahami
materi yang pemah didapat melalui pendidikan yang pernah di tempuh ataupun mendapatkan
informasi baik berupa penyuluhan, teman ataupun keluarga

3. Judul : hubungan antara tigkat stres dengan kejadian hiperemesis gravidarum


pada ibu hamil trimester I di BPS NY.Sayidah Kendal

Penerbit : jurnal kebidanan

Tahun : 2015

ISSN : 2549-7081

Metode : rancangan penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan


longitudinal.
Kesimpulan :

Kondisi psikologis responden cenderung tenang karena pengaruh hormon progesteron yang
meningkat selama kehamilan. Hormon progesteron ini dihasilkan oleh korpus luteum pada
masa awal kehamilan dan mempunyai fungsi menenangkan tubuh ibu hamil selama
kehamilan, termasuk saraf ibu hamil, sehingga perasaan ibu hamil menjadi tenang. Hormon
ini juga berfungsi membangunlapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam
rahim dan untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim. Hormon ini
dapat "mengembangkan" pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun dan
menyebabkan ibu hamil sering pusing. Hormon ini juga membuat sistem pencernaan jadi
lambat, perut menjadi kembung atau sembelit, mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu
hamil, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernafasan, mual, dan menurunnya gairah
berhubungan intim selama hamil.Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan
karena peningkatan HCG dan hormone progesteron. Peningkatan kadar hormone
progesterone menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi
sehingga motilitas usus dan lambung menurun. Penurunan motilitas ini menyebabkan organ
pencernaan menjadi penuh. Ketika ibu hamil mulai makan karena lapar yang mengikuti irama
sirkadian, makanan tersebut cenderung akan dimuntahkan.

4. Judul : asuhan gizi pada ibu hamil dengan hiper emesis gravidarum

Penerbit : jurnal gizi prima

Tahun : 2021

ISSN : 2355-1364

Kesimpulan :

Pada hyperemesis gravidarum, ibu hamil dapat mengalami penurunan berat badan lebih dari
5% dari berat badan sebelum hamil yang disebabkan oleh terjadinya perubahan pola makan,
karena nafsu makan yang menurun akibat rasa mual yang diderita.(Histeria Friska Armynia
Subratha, 2018) Penurunan berat badan juga dipengaruhi oleh factor aktivitas ibu yang
berlebihan, factor hormonal, dan factor infeksi.(Histeria Friska Armynia Subratha, 2018) Ibu
juga akan mengalami gangguan kehamilan seperti dehidrasi, dapat mengalami syok,
menghambat tumbuh kembang janin, gangguan eletrolit, cadangan karbohidrat dalam tubuh
ibu akan habis, robekan pada selaput jaringan esophagus dan lambung yang terjadi karena
muntah yang terlalu sering dan memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah, premature dan nilai apgar kurang dari tujuh. Emesis gravidarum
yang jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat akan berlanjut menjadi hyperemesis
gravidarum. Pada hyperemesis gravidarum, ibu hamil akan mengalami mual dan muntah
hebat lebih dari 10 kali sehari dan mengalami kekurangan cairan dan penurunan berat badan
yang berdampak pada terganggunya aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam
kandungan.(Munjiah et al., 2015) Mual dan muntah yang berlangsung terus menerus akan
menyebabkan berkurangnya cairan tubuh, sehingga darah menjadi lebih kental
(hemokonsentrasi) dan sirkulasi darah ke jaringan terhambat. Kondisi ini menimbulkan
kerusakan jaringan yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan perkembangan janinnya

5. Judul : asuhan kebidanan ibu hamil trimester I dengan hiper emesis


gravidaum tingkat I

Penerbit : jurnal komunikasi kesehatan

Tahun : 2020

Metode : metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan


pendekatan continuity of care.

Kesimpulan :

Menurut Sofian (2010) bahwa sebagian besar ibu hamil 70 -80% mengalami morning
sickness dan sebanyak 1-2% dari semua ibu hamil mengalami morning sickness yang
ekstrim. Dari hasil penelitian dalam jurnal Aril (2012), Hiperemesis Gravidarum terjadi di
seluruh dunia dengan angka kejadian yang beragam mulai dari 1 - 3% dari seluruh kehamilan
di indonesia, 0,3% dari seluruh kehamilan di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada,
10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9% di Turki, di Amerika Serikat,
prevalensi hiperemesis gravidarum adalah 0,5 - 2 %. Berdasarkan hasil penelitian Depkes RI
di tahun 2009 menjelaskan bahwa lebih dari 80% perempuan hamil mengalami rasa mual dan
muntah, hal ini bisa menyebabkanperempuan menghindari makanan tertentu dan biasanya
membawa resiko baginya dan janin (Vicki, 2012). Diduga 50% sampai 80% ibu hamil
mengalami mual dan muntah dan kira-kira 5% dari ibu hamil membutuhkan penanganan
untuk penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit. Mual dan muntah khas
kehamilan terjadi selama trimester pertama dan paling mudah disebabkan oleh peningkatan
jumlah Human chorionic gonadotropin (HCG). Mual juga dihubungkan dengan perubahan
dalam indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan (Walsh, 2007)

Anda mungkin juga menyukai