Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan
dan kemampuan dalam proses perkuliahan, dan penulisan makalah yang berjudul “asuhan
kebidanan komunitas dalam konteks keluarga ”, yang merupakan suatu kajian yang disusun
untuk melengkapi tugas Individu dalam mata kuliah askeb komunitas.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengharapkan saran, masukkan bahkan kritik
yang membangun untuk makalah ini, sehingga bisa digunakan sebagai referensi dalam mata
kuliah ini.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah askeb
komunitas yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam pembuatan makalah ini.
Terima kasih juga untuk semua pihak yang telah membantu  dalam pembuatan makalah ini
sehingga dapat selesai seperti yang diharapkan.

Medan, 27 Juli 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep keluarga
B. Manajeman/asuhan kebidanan
C. Contoh kasus asuhan kebidanan komunitas dalam konteks keluarga

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikitan
aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing – masing yang merupakan
bagian dari keluarga. Wanita dan Ibu adalah dua sosok yang tidak pernah lepas dari
kehidupan kita. Tanpa sosok Ibu kita tidak akan pernah ada di dunia ini. Bahkan banyak
orang-orang hebat yang tidak akan pernah bisa menjadi hebat tanpa didukung dengan sosok
wanita hebat di belakangnya. Ada begitu banyak definisi dan arti dari wanita namun semua
arti dan definisi itu bersumber pada satu kesimpulan, bahwa wanita adalah sosok yang sangat
hebat terlepas dari segala kekurangan yang dimilikinya. Asuhan kebidanan pada keluarga
merupakan asuhan kebidanan komunitas dimana pelayanan kebidanan komunitas merupakan
upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan lansia di dalam
keluarga dan masyarakat supaya keluarga dan masyarakat selalu berada dalam kondisi
kesehatan yang optimal. Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas termasuk di dalamnya
adalah penyuluhan dan nasihat tentang kesehatan, pemeliharaan kesehatan lansia ,
pengobatan sederhana bagi ibu dan balita, perbaikan gizi keluarga, imunisasi ibu dan anak,
pertolongan persalinan serta pelayanan KB. Yang menjadi sasaran kebidanan komunitas yaitu
ibu (prahamil, hamil, bersalin, nifas), anak (bayi baru lahir, balita, anak pra sekolah, remaja),
keluarga (wanita dengan gangguan sistem reproduksi), masyarakat. Yang menjadi sasaran
utama adalah ibu dan anak dalam keluarga. Keluarga Tn.A merupakan salah satu keluarga
yang mempunyai masalah kesehatan. Keluarga Tn.A merupakan keluarga kecil yang
sederhana.. Dalam satu rumah Keluarga Tn.A hanya ada satu KK, yang terdiri dari Ayah, Ibu
dan Anak. Permasalahan kesehatan keluarga Tn.W yang paling menonjol adalah Ny K
kurangnya pengetahuan tentang masa menopause.

B. Tujuan
1. Melakukan pengkajian kepada keluarga Tn. A
2. Menginterpretasikan masalah apa saja yang terjadi pada keluarga Tn. A
3. Menentukan diagnose potensial apa yang terjadi pada keluarga binaan
4. Menentukan antisipasi masalah
5. Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi
6. Melaksanaan perencanaan yang telah dibuat
7. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan

C. Manfaat
1. Keluarga
Diharapkan dapat mengurangi kecemasan keluarga tentang keluhan yang dialami
selama masalah itu terjadi.
2. Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan antara teori yang diperoleh di
akademik dengan praktek – praktek yang dihadapkan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Keluarga

Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota")
adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan
darah(Wikipedia, 2009).

Menurut Departemen Kesehatan RI ( 2009 ), keluarga merupakan unit terkecil dari


masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Sedangkan menurut Salvicion dan Ara Celis (2005), keluarga adalah dua atau lebih
dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan.

a. Struktur Keluarga Struktur keluarga ada beberapa macam, diantaranya :


1) Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak
ayah.
2) Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasan dalam keluarga adalah dipihak
ibu.
3) Equalitarian, yang memegang kekuasan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
4) Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5) Keluarga Kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluaraga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suatu atau istri.
b. Ciri-Ciri Keluarga
Ciri-ciri struktur keluarga menurut Anderson Carter :
1) Terorganisasi Adalah saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
2) Ada keterbatasan Adalah setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3) Ada perbedaan dan kekhususan Adalah setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
c. Bentuk-Bentuk Keluarga
1) Nuclear Family (keluarga inti) Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak.
2) Extendet Family (Keluarga Besar) Adalah keluarga inti di tambah dengan sanak
saudara misalnya: nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan
sebagainya.
3) Serial Family (Keluarga Berantai) Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah lebih dari 2x dan merupakan satu keluarga inti.
4) Single Family (Keluarga Duda atau Janda) Adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5) Composite Family (Keluarga Berkomposisi) Adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami atau hidup bersama.
6) Cahibitation Family (Keluarga habitas) Adalah dua orang yang menjadi satu
keluarga.
d. Peran Keluarga Menurut Hartan dan Hunt peran keluarga terdiri dari sebagai berikut :
1) Peran Ayah.
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anaknya berperan mencari
nafkah, pendidikan, perlindungan dan member rasa aman sebagai kepala keluarga,
sebagai kelompok masyarakat.
2) Peran Ibu
Sebagai istri dan suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran
mengurus rumah tangga pengasuh anak-anaknya dan sebagai satu kelompok dari
peran sentral darianggota masyarakat dan pencari nafkah
3) Peran Anak
Anak melaksanakan perahan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik,fisik,
mental, social , dan spiritual.
e. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga sehari-hari menurut Horton dan Hunt yaitu :
1) Fungsi pengaturan seksual.
Yaitu keluarga merupakan wadah sah baik ditinjau dari agama maupun
maryarakat dalam pengetahuan dan pemuasan keinginan seksual.
2) Fungsi Reproduksi
Yaitu keluarga berfungsi menghasilkan anggota baru sebagai penerus keturunan.
3) Fungsi Perlindungan dan Pemeliharaan
Yaitu memberikan perlindungan dan pemeliharaan terhadap stress.
4) Fungsi Pendidikan
Yaitu keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena
anak-anak mengenal pendidikan sejak lahir.
5) Fungsi Sosialisasi
Yaitu individu atau anggota keluargamempelajari kebiasaan ide-ide nilai dan
tingkah laku dalam masyarakat.Melalui lingkungan keluarga.
6) Fungsi Toleran dan Efektif
Yaitu apabila rasa cinta kasih saying dalam keluarga dapat dirasakan oleh semua
anggota maka anggota keluarga akan merasakan kesenangan kegembiraan dan
ketentraman sehingga mereka akan kerasan tinggal dirumah maka keluarga
merupakan tempat rekreasi bagi anggota keluarga.
7) Fungsi Ekonomi.
Yaitu anggota keluarga sebagai penghasil ekonomi terutama orang tua sedangkan
anggota keluarga yang lain atau anak berfungsi sebagai konsumen.
f. Tugas Keluarga
Pada dasarnya ada 8 tugas pokok dalam keluarga, yaitu :
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2) Pemeliharaan sumber-sumbr daya yang ada pada keluarga.
3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing.
4) Sosialisasi antar anggota keluarga.
5) Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
g. Tahap-tahap kehidupan keluarga
Tahap tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :
1) Tahap pembentukan kelurga
Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah
tangga.
2) Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi
penerus, melahirkan ank merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan
saat-saat yang dinantikan.
3) Tahap menghadapi bayi
Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih sayang
kepada anak karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung pada
kedua orang tuanya dan kondisinya masih sangat lemah.
4) Tahap menghadapi anak prasekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai
bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan,
karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini
anak sangat stress terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai
menanamkan norma-norma kehidupan,norma-norma agama, normanorma social
budaya dan sebagainya.
5) Tahap menghadapi anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak
untuk mempersiapkan masa depannya.Membiasakan anak belajar secara teratur,
mengontrol tugastugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
6) Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan
mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri
tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan.Komunikasi dan saling pengertian
antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
7) Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya,
maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak kemasyarakat dalam memulai
kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan
berumah tangga.
8) Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempu kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah
suami istri berdua saja.dalam tahap ini kelurga akan merasa sepi,dan bila tidak
dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
9) Tahap masa tua
Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri
untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

B. Manajemen / asuhan kebidanan pada keluarga

Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan


sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan
keputusan yang berfokus pada klien (Simatupang E.J, 2012, hal.7).

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggung jawab bidan
dalam pelayanan yang di berikan kepada klien yang memiliki kebutuhan atau masalah
kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan
reproduksi wanita, dan pelayanan kesehatan masyarakat). ( Blogspot.2011). Tahapan
dalam Manajemen Asuhan Kebidanan (Varney, 2010)

Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah. Manajemen asuhan kebidanan


dimulai dengan identifikasi data dasar dan diakhiri dengan evaluasi asuhan kebidanan.
Ketujuh langkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai dalam segala
situasi. Langkah tersebut sebagai berikut :

1. Langkah I. Identifikasi Data Dasar


Identifikasi data merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan, langkah yang
merupakan kemampuan intelektual dalam mengidentifikasi masalah klien, kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka identifikasi data dasar meliputi pengumpulan data
dan pengolahan.
a. Pengumpulan data Dalam pengumpulan data mencari dan menggali data/fakta
atau informasi baik dari klien, keluarganya maupun tim kesehatan lainnya atau
data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan pada pencatatan dokumen medik, hal
yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1) Wawancara
Wawancara/anamnese adalah tanya jawab yang dilakukan antara bidan dan
klien, keluarga maupun tim medis lain dan data yang dikumpulkan mencakup
semua keluhan klien tentang masalah yang dimiliki.
2) Observasi dan pemeriksaan fisik Pada saat observasi dilakukan inspeksi,
palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pemeriksaan fisik dilakukan dari ujung kepala
sampai ujung kaki (head to toe).
b. Pengolahan data
Setelah data dikumpulkan secara lengkap dan benar maka selanjutnya
dikelompokkan dalam :
1) Data subyektif
Meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat menstruasi,
riwayat persalinan, riwayat nifas dan laktasi yang lalu, riwayat ginekologi, dan
KB, latar belakang budaya, pengetahuan dan dukungan keluarga serta keadaan
psikososial.
2) Data obyektif
Menyangkut keadaan umum, tinggi dan berat badan, tanda-tanda vital dan
keadaan fisik obstetri.
3) Data penunjang
Meliputi hasil pemeriksaan laboratorium.
2. Langkah II. Merumuskan diagnosa/masalah actual
Diagnosa adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang diputuskan berdasarkan
identifikasi yang didapat dari analisa-analisa dasar. Dalam menetapkan diagnosa
bidan menggunakan pengetahuan profesional sebagai data dasar untuk mengambil
tindakan diagnosa kebidanan yang ditegakkan harus berlandaskan ancaman
keselamatan hidup klien.
3. Langkah III. Merumuskan diagnose/masalah potensial
Bab ini mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada klien jika
tidak mendapatkan penanganan yang akurat, yang dilakukan melalui pengamatan,
observasi dan persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi bila tidak segera
ditangani dapat membawa dampak yang lebih berbahaya sehingga mengancam
kehidupan klien.
4. Langkah IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi
Menentukan intervensi yang harus segera dilakukan oleh bidan atau dokter kebidanan.
Hal ini terjadi pada penderita gawat darurat yang membutuhkan kolaborasi dan
konsultasi dengan tenaga kesehatan yang lebih ahli sesuai keadaan klien. Pada tahap
ini, bidan dapat melakukan tindakan emergency sesuai kewenangannya,kolaborasi
maupun konsultasi untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Pada bagian ini pula,bidan
mengevaluasi setiap keadaan klien untuk menentukan tindakan selanjutnya yang
diperoleh dari hasil kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Bila klien dalam
keadaan normal tidak perlu dilakukan apapun sampai tahap kelima.
5. Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Mengembangkan tindakan komprehensif yang ditentukan pada tahap sebelumnya,
juga mengantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara komprehensif yang
didasari atas rasional tindakan yang relevan dan diakui kebenarannya sesuai kondisi
dan situasi berdasarkan analisa dan asumsi yang seharusnya boleh dikerjakan atau
tidak oleh bidan.
6. Langkah VI. Impelementasi
Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan bekerja sama dengan tim
kesehatan lain. Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan langsung,konsultasi
maupun kolaborasi,implementasi yang efisien akan mengurangi waktu dan biaya
perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan pada klien.
7. Langkah VII. Evaluasi
Langkah akhir manajemen kebidanan adalah evaluasi. Pada langkah ini,bidan harus
mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien.

C. Contoh kasus asuhan kebidanan komunitas dalam konteks keluarga


ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA Tn. K
I. PENGKAJIAN
Tanggal Jam Tempat : 6 Juli 2021 : 15.00 WIB

1. Identitas
Nama : Tn. K
Umur : 43 Tahun
Suku : jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Medan labuhan
2. Nama Anggota Keluarga

N Nama Usia Status L/P Pendidikan Pekerjaan Agama


O
1. Tn. K 42 th Suami L SD Petani Islam
2. Ny. S 35 th Istri P SD Petani Islam
3. An. D 14 th Anak P SMP pelajar Islam
4. An. A 2 th Anak P islam

3. Kegiatan Sehari-hari
a. Kebiasaan Tidur
1) Tn. K tidak pernah tidur siang, tidur malam 7 jam/hari
2) Ny. S tidur siang kadang-kadang, tidur malam 7 jam/hari
3) An. D tidur siang 1 jam/hari, tidur malam 8 jam/hari
4) An. A tidur siang 3 jam/hari, tidur malam 10 jam/hari
b. Kebiasaan makan dan minum
1) Tn. K : Makan 3X sehari, dengan nasi lauk pauk,sayur, kadang- kadang
ditambah buah, minum 6-8 gelas/hari baik air putih maupun air teh.
2) Ny. S : Makan 3X sehari, dengan nasi, lauk pauk, sayur, kadang ditambah
buah, minum 6-8 gelas/hari baik air putih maupun teh.
3) An. D : Makan 3X sehari, dengan nasi, lauk pauk, sayur, kadang ditambah
buah, minum 6-8 gelas/hari baik air putih, teh, kadang susu.
4) An. A : Makan 3X sehari dengan nasi, lauk pauk, sayur, kadang ditmbah
buah, minum air putih dan susu formula.
c. Pola Eliminasi
1) Tn. K : Menyatakan BAB 1X/hari dan BAK 4-5X/hari
2) Ny. S : Menyatakan BAB 1X/hari dan BAK 4-5X/hari
3) An. D : Menyatakan BAB 1X/hari dan BAK 4-5X/hari
4) An. A : Menyatakan BAB 1X/hari dan BAK 7-8X/hari
d. Personal Hygiene
Setiap anggota keluarga menyatakan dalam sehari mandi, gosok gigi dang anti
baju 2X/hari.
e. Pola Kebiasaan Kesehatan
1) Tidak ada anggota keluarga yang merokok.
2) Tidak ada waktu khusus untuk olah raga.
f. Pengguna Waktu Senggang
1) Tn. K : bekerja dari jam 07.00 WIB sampai jam 16.00 WIB
2) Ny. S : sebagai ibu rumahtangga, ibu mengurus anaknya yang masih balita
dan mengerjakan pekerjaan rumah.
3) An. D : dia melakukan kegiatan sehari-hari sebagai seorang pelajar.
g. Rekreasi Keluarga
Dapat dikatakan keluarga ini tidak pernah melakukan rekreasi dalam 1 tahun,
hanya 1x saat lebaran.
h. Keadaan Sosial EkonomiPenghasilan Tn.K 500.000,00 dalam sebulan.
4. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga berjalan dengan baik meskipun Nampak kurangnya kebersamaan
dalam keluarga, namun hal itu dapat dipahamo mengingat aktivitas mereka
berbeda-beda. Khusus untuk fungsi pendidikan tentang kesehatan reproduksi
remaja oleh orang tua, Nampak dari pernyataan anak yang menyatakanbahwa
orang tua masih menganggap tabuh jika membicarakan hal-hal yang berhubungan
dengan kesehatan reproduksi padahal anaknya menyatakan belum begitu
memahami tentang tentang kesehatan reproduksi.

II. ANALISA DATA


Masalah yang ada dalam keluarga Tn. K disebabkan karena keterbatasan
pengetahuan dari seluruh anggota keluarga serta keterbatasan kemampuan
secara ekonomi untuk mengatasi permasalahan yang muncul. Masalah-
masalah yang ditenmukan dalam keluarga Tn. K adalah kurangnya
pameliharaan lungkungan dan kurangmemperhatikan pola makan sehingga
anaknya dapat diserang penyakit. Masalah lain yang timbul, kurangnya
pengetahuan Ibu tentang kesehatan reproduksi pada remaja. Oleh karena itu
perlu dilakukan perubahan tingkah laku keluarga dalam hal kesehatan secara
bertahap dalam membangkitkan motivasi kearah perilaku hidup sehat.

III. RUMUSAN MASALAH


Dari data diatas dan analisa yabg sederhana maka permasalahan yang timbul,
yaitu:
1) balita sakit ISPA
2) Keadaaan lingkungan yang kurang bersih
IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi
Perlu dilakukan tindakan segera

V. PERENCANAAN
1) ajarkan anak mengompres dengan air hangat bila masih panas
2) anjurkan Ibu untuk member minum anaknya dan member susu formula
3) Sarankan Ibu untuk member makan empat sehat lima sempurna.
4) anjurkan Ibu untuk tetap memberikan obat kepada anaknya dari Bidan.
5) beri Penyuluhan kesehatantentang lingkungan yang sehat.
6) beri penyuluhan kesehatan mengenai bahaya yang mungkin timbul akibat
lingkungan yang kurang sehat.
VI. IMPLEMENTASI
1) Mengajarkan anak mengompres dengan air hangat bila masih panas
2) Menganjurkan Ibu untuk member minum anaknya dan member susu
formula.
3) Menyarankan Ibu untuk member makan empat sehat lima sempurna.
4) Menganjurkan Ibu untuk tetap memberikan obat kepada anaknya dari
Bidan.
5) Memberi Penyuluhan kesehatantentang lingkungan yang sehat.
6) Memberi penyuluhan kesehatan mengenai bahaya yang mungkin timbul
akibat lingkungan yang kurang sehat.
VII. EVALUASI
1) Ibu bersedia mengompres anaknya menggunakan air hangat bila panas.
2) Ibu bersedia member minum dan susu formula kepada anaknya.
3) Ibu bersedia member makan anaknya empat sehat limasempurna.
4) Ibu bersedia untuk membersihkan linkungan rumahnya agar lebih bersih.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah akhir praktik kebidanan komunitas, mahasiswa mampu melaksanakan
asuhan kebidanan komunitas secara komprehensif meliputi :
a. Pengkajian terhadap keluarga Tn.K
b. Menginterpretasikan masalah apa saja yang terjadi pada keluarga Tn.K
c. Menentukan diagnose potensial apa yang terjadi pada keluarga binaan
d. Menentukan antisipasi masalah
e. Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi
f. Melaksanaan perencanaan yang telah dibuat g. Melakukan evaluasi terhadap
tindakan yang telah dilaksanakan

B. Saran
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola asuhan kebidanan
komunitas sehingga dapat mengaplikasi teori - teori yang ada dengan keadaan yang
ada di lapangan
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Menopause dan cara menghadapinya. http://id.wikipedia.org/wiki/ menopause


. Diakses pada: 10 Mei 2013. Maya,Fitri, 2007.Asuhan Kebidanan Patologi.Jakarta : Pustaka
Nusa Medika. Meilani, Niken.2009.Kebidanan Komunitas.Fitrimaya:Yogyakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Retna,Eny Ambarwati.2009.Kebidanan Komunitas.ECG : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai