S UMUR 7
BULAN DI RUANG MTBS PUSKESMAS MALAWILIKABIPATEN
SORONG
Disusun Oleh :
Nama : Rosida Maruapey
Nim : 21530120057
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUHAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia.Derajat kesehatan anak
mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus
bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan
pembangunan bangsa.Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak di
prioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa.
WHO memperkirakan insiden ISPA di negara berkembang sebanyak 151
kejadian (0,29%). ISPA menempati urutan kedua penyakit yang diderita oleh
bayi dan balita di Indonesia.
Prevalensi ISPA di Indonesia sebesar 25,5% dengan morbiditas pneumonia
pada bayi 2,2% dan balita 3% sedangkan mortalitas pada bayi 23,8% dan balita
15,5% (Marni, 2014)
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk balita terbesar keempat di
dunia yaitu sebesar 18.823.667 balita. Angka Kematian Balita (AKABA) adalah
40 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kategori tersebut, maka secara
nasional Indonesia masuk dalam kategori AKABA sedang. Target MDG pada
tahun 2015 adalah 32 kematian balita per1.000 kelahiran hidup. Statistik
menunjukkan bahwa lebih dari 70% kematian balita disebabkan diare,
pneumonia, campak, malaria, dan malnutrisi. Diare merupakan penyebab
kematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%), sedangkan pada
golongan semua umur merupakan penyebab kematian yang ke empat (13,2%).
Cakupan penemuan ISPA di Indonesia pada balita tahun 2012 sebesar 23,42%
(Depkes RI, 2013).
ISPA merupakan masalah kesehatan yang penting karena menjadi penyebab
pertama kematian di negara berkembang. Setiap tahun ada dua juta kematian
yang disebabkan oleh ISPA, Peran bidan dalam melaksanakan profesinya yaitu
dengan member asuhan kebidanan pada bayi dan balita dan harus memiliki
kompetensi bidan yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam
melaksanakan praktik kebidanan khususnya penanganan balita sakit (Soepardan,
2008).
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengambil kasus
dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada By. S dengan ISPA di Puskesmas
Malawili Kabupaten Sorong” dengan menggunakan metode tujuh langkah
varney.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diambil perumusan
masalah sebagai berikut : “Bagaimana penerapan asuhan kebidanan bayi sakit
pada By S umur 7 bulan dengan ISPA ringan di ruangan MTBS Puskesmas
Malawili Kabupaten Sorong?’
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Khusus
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada By S dengan ISPA ringan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data pada By S umur 7 bulan dengan ISPA
Ringan.
b. Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah
dan kebutuhan pada By S umur 7 bulan dengan ISPA Ringan.
c. Menentukan diagnose potensial yang timbul pada By S umur 7 bulan
dengan ISPA Ringan.
d. Menetapkan antisipasi atau tindakan segera pada By S umur 7 bulan
dengan ISPA Ringan
e. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada By S umur 7 bulan dengan
ISPA Ringan
f. Melakukan tindakan asuhan kebidanan pada By S umur 7 bulan dengan
ISPA Ringan
g. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah dicapai pada kasus By
S umur 7 bulan dengan ISPA Ringan
h. Mahasiswa mampu menganalisis kesejangan antara teori dan kasus
nyata di lapangan termasuk factor pendukung dan penghambat pada
bayi sakit dengan ISPA Ringan
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Memberikan kesempatan pada penulis untuk menerapkan ilmu pengetahuan
yang di peroleh di institusi pendidikan terutama manajemen asuhan
kebidanan pada bayi sakit dengan ISPA Ringan dalam situasi yang nyata.
2. Bagi Profesi
Sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian asuhan kebidanan pada bayi
sakit dengan ISPA Ringan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
kesehatan.
3. Bagi Institusi
a. Pendidikan
Dapat sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan
kualitas pendidikan kebidanan khususnya dalam asuhan kebidanan bayi
dengan ISPA Ringan.
b. Bagi keluarga pasien
Untuk menambah pengetahuan tentang tanda dan gejala anak dengan
ISPA Ringan sehingga segera dapat mencari bantuan kepada tenaga
kesehatan untuk menghindari kegawatdaruratan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kunjungan : Pertama
Pengkajian : 16 November 2020
No. Register : 02020995
A. Data Subjectif
1. Identitas Pasien
Nama : By. S
Umur : 7 Bulan
Jam : 10.00 WIT
Jenis kelamin : Perempuan
BB Lahir : 3200 kg
PB Lahir : 50 cm
c. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada kelainan
2) Mata
Simetris, congjungtiva merah muda, sclera putih
3) Hidung
Simetris, terdapat cairan atau lendir berwarna jernih dan encer, kulit
hidung bagian luar tampak kemerahan.
4) Mulut
Bibir berwarna merah muda, lidah bersih, tidak ada stomatis, gusi tidak
bengkak, tenggorokan kemerahan.
5) Telinga
Simetris, bersih, tidak ada serumen
6) Leher
Tidak ada benjolan, dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan thiroid
7) Dada
Simetris, tidak ada tarikan dinding dada saat bernapas, tidak ada bunyi
stridor dan tidak ada bunyi weezing
8) Abdomen
Tidak ada benjolan, tidak kembung
9) Tangan dan kaki
Simetris kanan kiri, jari-jari lengkap, gerakan aktif
10) Anus
Berlubang (positif)
d. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
F. Implementasi
Tanggal : 16 November 2020 jam : 10. 05
G. Evaluasi
Tanggal : 17 November 2020 jam : 10. 30 WIT
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan anaknya
2. Ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi yang seimbang
pada anaknya
3. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
4. Ibu bersedia untuk membersihkan hidung jika anak pilek
5. Ibu bersedia menenangkan anak agar dapat beristirahat cukup
6. Ibu bersedia kunjungan ulang jika obat abis atau jika anak belum sembuh
7. Ibu bersedia untuk memberikan terapi amoxilin ISPA II 2×1 dan
parasetamol ½ sendok obat.
8. Ibu bersedia untuk kompres hangat pada daerah ketiak, lipatan paha, dan
dahi pada pada bayi
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pemberian asuhan balita sakit dengan imunisasi pada An.S umur 7 bulan
di Puskesmas malawili. Melalui tahap pengumpulan data dengan wawancara,
observasi, pemeriksaan umum, dan pemeriksaan fisik. Antara asuhan yang ada di
teori pada dasanya sama sehingga tidak ada kesenjangan.
Infeksi saluran pernapasan akut sering disalah artikan sebagai infeksi saluran
pernapasan atas, yang benar adalah ISPA singkatan dari infeksi saluran pernapasan
akut. Infeksi Saluran Pernapasan Akut meliputi saluran pernapasan bagian atas dan
saluran pernapasan bagian bawah. Infeksi saluran pernapasan akut adalah infeksi
saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari, yang dimaksud dengan saluran
pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-
organ disekitarnya seperti sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru (Depkes RI,
2012).
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dapat disebabkan oleh berbagai
penyebab seperti bakteri, virus, micoplasma, jamur, dan lain-lain. Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) bagian atas umumnya disebabkan oleh virus, sedangkan
ISPA bagian bawah dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan mycoplasma
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi merupakan anak berusia 0-12 bulan. Pada masa ini, perkembangan
otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian umum. (Ngastiyah, 2005). Bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu
dan berat badan 2500 gram sampai 4000 gram. (Asuhan Kebidanan anak dalam
kontek keluarga: 2015)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan “Suatu penyakit
Infeksi yang menyerang saluran pernafasan mulai dari hidung karena penyakit
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab utama
morbiditas dan mortalitas pada golongan usia balita.
Dalam melaksanankan suhan kebidan pada By S tidak ada kesenjagan
antara teori dan praktek dalam kasus ISPA terdapat beberapa golongan yaitu
ISPAI, ISPA II, ISPA III DAN ISPA IV. Setiap pengolongan dibagi berdasarkan
berat badan.
B. Saran
Beradasarkan kesimpulan diatas maka penulis akan menyampaikan
beberapa saran yang bermanfaat :
1. Bagi Profesi
Diharapkan untuk tenaga kesehatan terutama bidan untuk lebih meningkatkan
pemberian penyuluhan tentang perawatan pada bayisakit dengan Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) agar bayi dapat terhindar dari masalah yang
berpotensi terjadi
2. Bagi Ibu dan Keluarga
Ibu dan keluarga diharapkan dapat mengeli tanda-tanda gejala ISPA yang
muncul dengan membaca buku atau mencari informasi melalui media seperti
internet agar keluarga dapat mengantisipasi, sehingga tidak terjadi komplikasi
yang lebih lanjut
3. Bagi Institusi
Diharapkan agar lebih melengkapi atau menambah referensi terbaru tentang
ISPA.
DAFTAR PUSTAKA