Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny “F” G1P00000 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU


DENGAN PERSALINAN NORMAL
DI PUSKESMAS KUNIR KABUPATEN LUMAJANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Bidan


Stase Persalinan

Nama : ZAKIA EKA WARDA., S.Tr.Keb


Kelas : 2B (Lumajang)

PRODI PROFESI KEBIDANAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Kebidanan Pada Ny “F” G1P00000


Usia Kehamilan 39 Minggu Dengan Persalinan Normal
Di Puskesmas Kunir Kabupaten Lumajang

Telah diperiksa, dievaluasi dan disetujui oleh preseptor lahan dan preseptor
akademik di Puskesmas Kunir

Disusun Oleh :

Zakia Eka Warda., S.Tr.Keb

NIM 15901.02.20110

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

…………………………………... Farianingsih, S.ST.,M.Kes

2
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Pengertian
Persalinan adalah suatu proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin serta ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir
Persalinan adalah proses kelahiran janin pada tua kehamilan sekurang-
kurangnya 28 minggu atau lebih atau kalau bayi yang di lahirkan beratnya
1000 gram lebih (sumapraja s). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran
hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia
luar (Wiknjosastro H,2010).
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang di mulai
secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian
selam proses persalinan, bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi
belakang kepala pada usia kehamilan antara 37- 42 minggu lengkap. Setelah
persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi baik (Pelatihan Asuhan
Persalinan Normal Paduan Peserta 2010, hal:13)
Jadi kesimpulan persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi
yang dikandung selama 37 – 42 minggu, presentasi belakang kepala / ubun-
ubun kecil di bawah sympisis melalui jalan lahir biasa, keluar dengan tenaga
ibu sendiri, disusul dengan pengeluaran plasenta dan berlangsung kurang
dari 24 jam. Setelah persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi baik.
Kelahiran bayi merupakan pristiwa penting bagi kehidupan seorang
pasien dan keluarganya. Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan
adalah proses yang normal dan merupakan kejadian yang sehat.
Namun demikian, potensi terjadinya komplikasi yang mengancam
nyawa selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat pasien dan
bayi sepanjang proses melahirkan. Dukungan yang terus menerus dan
penatalaksanaan yang trampil dari bidan dapat menyumbangkan suatu
pengalaman melahirkan yang menyenagkan dengan hasil persalinan yang
sehat dan memuaskan. (APN Revisi tahun 2010).

1
II. Bentuk – Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut:
a. Partus biasa (normal / spontan) adalah proses lahirnya bayi pada PBK
dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai
ibu dan bayi yang umumnya berlangsung < 24 jam.
b. Persalina buatan / persalinan abnormal atau distosia, bila persalinan
berlangsung dengan bantuan dari luar sehingga bayi dapat di lahirkan
pervaginam (ekstraksi porceps / cunam, ekstraksi vakum dll) dan
perabdomen (SC).
c. Persalinan anjuran atau induksi persalinan bila persalinan mulai tidak
dengan sendirinya tetapi berlangsung setelah pemberian oksitosin atau
prostaglandin atau setelah pemecahan ketuban.
d. Persalinan lama bila persalinan berlangsung lebih dari 24 jam.

III. Etiologi Mulainya Persalinan


Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi
rahim,pengaruh tekanan pada saraf dannutrisi (Hafifah, 2011)
a. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen.
Fungsi progesterone sebagai penenang otot – otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
progesterone turun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darahyang menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-
otot rahim sehinggamengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Teori iritasi mekanik

2
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeserdan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan
dalam kanalis servikalisdengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosindrip yaitu
pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga
menimbulkan beberapa teori yang berlaku berkaitan dengan mulainya terjadi
kekuatan his.
Ada dua hormon yang dominan mempengaruhi  kehamilan,
yaitu :
a. Estrogen
1. Meningkatnya sensitipitas otot rahim
2. Memudahkan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,
rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanik.
b. Progesteron
1. Menurunnya sensitifitas otot rahim
2. Memudahkan  rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,
rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanik.
3. Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

3
IV. PATOFISIOLOGI

V. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan menurut (Ujiningtyh, 2009) di antaranya adalah :
a. Penurunan (Kepala masuk PAP)
Kepala masuk melintasi pintu atas panggul (promontorium), sayap
sacrum, linea inominata, ramus superiorost pubis dan pinggir atas
simpisis) dengan sutura sagitalis melintang, dalam sinklitismus arah
sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas
panggul.dapat juga terjadi keadaan :
1. Asinklitismus anterior adalah arah sumbu kepala membuat sudut
lancip kepan dengan pintu atas panggul.
2. Asinklitismus posterior adalah arah sumbu kepala membuat studut
lancip kebelakang dengan pintu atas panggul.

4
a) Fleksi
Fleksi yaitu posisi dagu bayio menempel dada dan ubun-ubun
kecil rendah dari ubun-ubun besar.kepala memasuki ruang
panggul dengan ukuran paling kecil (diameter
suboksipitobregmatika = 9,5 ) dan di dasar panggul kepala
berada dalam fleksi maksimal.
b) Putar paksi dalam
Kepala yang turun menemui diapragma pelvis yang berjalan
dari belakang atas ke bawah depan.kombinasi elastisitas
dipragma pelvis dan tekanan intrauterin oleh his yang
berulang-ulang mengadakan rotasi ubun-ubun kecil berputar
kearah depan di bawah simpisis.
3. Defleksi
Setelah kepala berada di dasar panggul dengan ubun-ubun kecil di
bawah simpisis (sebagai hipomoklion), kepala mengadakan defleksi
berturut-turut lahir bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu.
4. Putar paksi luar
Gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk
menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.
5. Ekspulsi
Putaran paksi luar bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan
miring dan menyesuikan dengan bentuk panggul, sehingga di dasar
panggul, apabila kepala telah lahir bahu berada dalam posisi depan
belakang dan bahu depan lahir dahulu, baru kemudian bahu belakang.
mekanisme persalinan fisiologis penting di pahami, bila ada
penyimpangan koreksi manual dapat di lakukan sehingga tindakan
operatif tidak dapat dilakukan (Rustam Mochtar,2010).
VI. Tanda-Tanda Persalinan
Gejala inpartu menurut (Mochtar, 2010 ), yaitu:
a. Kekuatan his semakin sering terjaidi dan teratur dengan jarak kontraksi
yang semakin pendek.

5
b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu pengeluaran lendir
bercampur darah.
c. Dapat disertai pecah ketuban
d. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks yaitu: perlunakan
serviks, pendataran serviks, dan terjadi pembukaan serviks.
VII. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persalinan
a. PASSAGE (JALAN LAHIR)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan
plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir
tersebut harus normal. Passage terdiri dari :
1.   Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
a)  Os. Coxae
1)  Os illium
2)  Os. Ischium
3)  Os. Pubis
b)  Os. Sacrum = promotorium
c)  Os. Coccygis
2.   Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen

        Pintu Panggul
1. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh
promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis.
2. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica,
disebut midlet
3. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis,
disebut outlet
4. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet
dan outlet.

6
      Bidang-bidang Hodge :
1.   Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
symphisis dan promontorium
2. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah
symphisis.
3. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika
kanan dan kiri.
4. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
 b. POWER
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu.
Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh
adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
1.   His (kontraksi otot uterus)
Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik
dan    sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup
sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil
serta mendorong janin dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim
dan serviks.
2.   Kontraksi otot-otot dinding perut
3.   Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4.   Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum

Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja


dengan baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat :
1.      kontraksi simetris
2.      fundus dominan
3.      relaksasi
4.      involuntir : terjadi di luar kehendak
5.      intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling)
6.      terasa sakit

7
7.      terkoordinasi
8.      kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis

Perubahan-perubahan akibat his :


1. Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi.
Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta
menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka
(dilatasi).
2. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada
kenaikan nadi dan tekanan darah.
3. Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka
timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan
kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.

Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harus
diperhatikan dari his:
1.    Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau 
persepuluh menit.
2.    Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitasdan frekuensi
kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu
persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus
bertambah besar jika wanita tersebut berjalan – jalan sewaktu persalinan
masih dini.
3.    Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik,
misalnya selama 40 detik.
4.     Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
5.     Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang
tiap 2 sampe 3 menit
6.    Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.

8
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus,
kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu
timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan.
His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga
pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang
jelek, baik fisik maupun mental.

c. PASSANGER
Passanger  terdiri dari janin dan plasentaa.  Janin merupakan passangge
utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian
yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar
kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan – kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger adalah 
kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi,
kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang.

d. PSIKIS (PSIKOLOGIS)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-
benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias
melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan
kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan
yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.

Psikologis meliputi :
1. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
2.  Pengalaman bayi sebelumnya
3.  Kebiasaan adat
4.  Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
1.  Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan

9
2.  Persalinan sebagai ancaman pada self-image
3. Medikasi persalinan
4.   Nyeri persalinan dan kelahiran

e.   PENOLONG
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi
dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.
Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam
menghadapi proses persalinan.

VIII. Prosedur pelaksanaan Persalinan kala I, II, III dan IV


a. Persalinan Kala I
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala
pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga pasien dapat
berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung selama
6 -18 jam (rata-rata 13 jam) sedangkan multigravida sekitar 2-10 jam
(rata-rata 7 jam). Berdasarkan kurve Friedmen, diperhitungkan
pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2
cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap
dapat diperkirakan (Manuaba, 2010).
1. Fase laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2.  Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2
jam, pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm dan fase dilatasi maximal
dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4
menjadi 9 cm dan fase deselerasi pembukaan menjadi lambat
kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap
10 cm.
Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada
primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam sedang pada

10
multigravida 7 jam. Pembukaan primigravida 1 cm tiap jam dan
multigravida 2 cm tiap 2 jam.
b. Persalinan Kala II
Persalinan kala II adalah kala pengeluaran yang di mulai ketika
pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi. Kala pengeluaran terjadi berkat kekuatan his dan
kekuatan mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Kala ini
berlangsung :
1.   1 – 2 jam pada primigravida
2.   ½ - 1 jam pada multigravida
Tanda dan Gejala Kala II Persalinan:
1. Ibu ingin meneran bersamaan dengan kontraksi
2. Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rektrum/vaginal
3. Perineum terlihat menonjol
4.  Vulva vagina dan sfinger ani membuka
5.  Peningkatan pengeluaran lendir & darah
Kepemimpinan, ada aturan main, ada hukumnya, ada tatakramanya dan
ada waktu untuk memimpin, semua ini disebut dengan
memimpin persalinan”Keseluruhan 60 standar dan langkah asuhan
persalinan normal yang mempunyai arti, maksud dan tujuan, dan harus
dikuasai seorang bidan tersebut adalah :
1. Mendengar dan Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua
a) Dor-an
b) Tek-nus
c)  Per-jol
d) Vul-ka
2.    Memastikan kelengkapan alat, bahan, serta obatan-obatan esensial
pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin &
membuka spoid kemudian memasukan spoid disposable  sekali
pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.
3.   Memakai celemek partus dari bahan yang tidak tembus cairan.

11
4.  Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang di pakai,
kemudian mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan
keringkan dengan handuk bersih.
5.  Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan
digunakan untuk pemeriksaan dalam.
6. Mengambil spoid dengan tangan yang bersarung tangan,kemudian
isap oksitosin dengan teknik satu tangan dan letakan kembali
kedalam bak partus.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan
gerakan vulva ke perineum.
8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah
lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
9.   Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai
pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu
sudah merasa ingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk
dan pastikan ia merasa nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.
15.  Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
16.  Meletakan duk steril yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong
ibu.

12
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan
alat dan bahan.
18.  Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, maka
lindungilah perineum dengan satu tangan yang di lapisi kain dan
tangan yang lain menahan belakang kepala agar tidak terjadi
defleksi.
20. Memeriksa  kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah untuk
melahirkan bahu anterior kemudian gerakan ke arah atas untuk
melahirkan bahu posterior.
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku
sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung
kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah (selipkan jari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin).
25. Melakukan penilaian sepintas : Apakah bayi menangis kuat dan atau
bernapas tanpa kesulitan? Dan Apakah bayi bergerak aktif?.
26.  Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan
bayi atas perut ibu.
27.  Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus.
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus
berkontraksi baik.

13
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem
pertama kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke
arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat dengan klem kedua
kira-kira 2 cm dari klem pertama.
31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem
tersebut. Kemudian mengikat tali pusat dengan benang DTT atau
steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang
tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
32.  Meletakan bayi tengkurap di atas dada untuk melakukan IMD.
Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi
di kepala bayi.
c. Persalinan Kala III
33.  Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari
vulva.
34. Meletakan satu tangan diatas fundus untuk mendeteksi kontraksi
dan tangan yang lain memegang tali pusat.
35. Saat uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan
kanan, sementara tangan kiri mendorong uterus dengan hati-hati
kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik,
hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
36. Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti
poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
37. Setelah plasenta muncul pada introitus vagina, jemput plasenta
dengan kedua tangan kemudian putar searah jarum jam hingga
plasenta dan selaput ketuban terlepas.

14
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler
menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi
uterus baik (fundus teraba keras).
39. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan
kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput
ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik
yang tersedia.
40. Evaluasi kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan perineum,
dan lakukan penjahitan bila ada robekan.
d. Persalinan Kala IV
41. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
42. Celupkan tangan yang memakai sarung tangan kedalam larutan
clorin 0,5 %.
43. Pastikan kandung kemih kosong.
44. Mengevaluasi dan mengestimasi jumlah kehilangan darah.
45. Mengajarkan ibu dan keluarga cara mesase dan menilai kontraksi.
46. Memeriksa TTV dan memastikan bahwa keadaan umum ibu baik.
47. Memantau keadaan bayi dan memastikan bayi bernapas dengan baik
(30-60 x/i).
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan clorin 0,5 %
untuk dekontaminasi selama 10 menit.cuci dan bilas alat setelah di
dekontaminasi.
49.  Buanglah bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat yang sesuai.
50.  Bersihkan ibu dengan cairan DTT dan bantu ibu memakai pakaian
yang bersih.
51.  Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI dan
anjurkan keluarga untuk memberikan makanan dan minuman yang
di inginkan ibu.
52.  Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan clorin 0,5 %.

15
53.   Celupkan handscoon dan lepaskan secara terbalik kemudian
rendam selam 10 menit dalam larutan clorin 0,5 %.
54.  Cuci kedua tangan dengan sabun di bawah air mengalir,lalu
keringkan dengan handuk bersih.
55.  Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan untuk melakukan
pemeriksaan fisik pada bayi.
56.  Dalam waktu 1 jam pertama lakukan penimbangan dan pengukuran
pada bayi, berikan tetes/salep mata antibiotik profilaksis dan injeksi
vit.k 1mg IM dipaha kiri anterolateral.
57.  Setelah satu jam pemberian vit.k, berikan suntikan imunisasi
hepatitis B dip aha kanan anterolateral.
58.  Lepaskan sarung tangan secara terbalik kemudian rendam secara
terbalik selama 10 menit dalam larutan clorin 0,5 %.
59.  Cuci kedua tangan dengan sabun di bawah air mengalir, lalu
keringkan dengan handuk bersih.
60.  Lengkapih partograf.

IX. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi dalam persalinan adalah:
a. Infeksi
Pada pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan
kemungkinan dapat menyebabkan infeksi apabila pemeriksa tidak
memperhatikan teknik aseptik.
b. Ruptur Perineum
Pada wanita dengan perineum yang kaku kemungkinan besar akan terjadi
ruptur perineum, sehingga dianjurkan untuk melakukan episiotomi.
c. Atonia Uteri
Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus tidak bisa berkontraksi
setelah janin lahir sehingga menyebabkan perdarahan hebat.
d. Retensi Plasenta / Retensi Sisa Plasenta

16
Retensi plasenta adalah kondisi dimana plasenta belum lahir selama 30
menit setelah janin lahir sedangkan retensi sisa plasenta adalah terdapat
sebagian plasenta yang masih tertinggal setelah plasenta lahir.
e. Hematom Pada Vulva
Hematom dapat terjadi karena pecahnya pembuluh darah dalam dinding
lateral vagina bagian bawah waktu melahirkan.
f. Kolpaporeksis
Kolpaporeksis adalah robekan melintang atau miring pada bagian atas
vagina sehingga sebagian uterus dan serviksnya terlepas dari vagina. Hal
ini dapat terjadi pada persalinan dengan disproporsi kepala panggul.
g. Robekan serviks
Dapat terjadi pada serviks yang kaku dan his yang kuat.
h. Ruptur Uteri
Ruptur uteri atau rtobekan uterus merupakan kondisi yang sangat
berbahaya dalam persalinan karena dapat menyebabkan perdarahan hebat.
i. Emboli Air Ketuban
Emboli air ketuban merupakan peristiwa yang timbul mendadak akibat air
ketuban masuk ke dalam peredaran darah ibu melalui sinus vena yang
terbuka pada daerah plasenta dan menyumbat pembuluh-pembuluh kapiler
dalam paru-paru.

X. PROGNOSIS
Prognosis pada persalinan normal baik.

17
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. (2014). pelatihan klinik asuhan persalinan normal. jakarta: USAID.
Hanifa, w. (2013). ilmu kebudanan . jakarta: Yayasan bina pus.
Ida bagus gede, M. (2010). pengantar kuliah obstetri. jakarta: EGC.
Mitayani. (2013). asuhan keperawatan maternitas. Jakarta: EGC.
Mochtar. (2011). diagnosa keperawatan . Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, S. (2011). ilmu kebudanan. Jakarta: PT bina pustaka.
Saifuddin, A. B. (2011). buku acuan nasional pelayanan kesehatan. jakarta:
EGC.
sue moorhead, J. M. (2010). nursing outcame clasification . Mosby: Philadelpia.
Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan
Normal. Dimuat dalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP
%20PERSALINAN/laporan-pendahuluan-pada-pasien-dengan.html
(Diakses tanggal 23 Desember 2020)

18
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. ” F “ G1P00000 UK 39 MINGGU
DENGAN PERSALINAN NORMAL

Tanggal : 23/12/2020 Jam : 05.30 wibb


Identitas
Nama : Ny. F Nama Suami : Tn. T
Umur : 20 th Umur : 20 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Petani
Alamat : Dsn Karang Panas RT 22 RW 11 Desa Sukorejo
Kecamatan Kunir Kabupaten Lumajang

KALA 1
A. SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama: perut kenceng sejak pukul 23.00 wib( 22-12-2020) dan
keluar lendir darah dari jalan lahir pukul 04.00 wib (23-12-2020)
2. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


perkaw K
inan B
ke Usia Jenis peno Tm peny BBL S H M Peny ASI
lg pt ulit ek ulit
s
1 1 Ham
il ini

19
3. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 20 / 03 / 2020 TP : 27 /12 /2020
ANC : 8 kali,
Trim I : 1 X di Ponkesdes Sukorejo
Trim II : 3 X di Ponkesdes Sukorejo
Trim III : 4 X di Puskesmas (ANC TERPADU) dan di Ponkesdes
Sukorejo
Keluhan selama hamil ini : mual, pusing hamil 3 bln, sakit
pinggang hamil 7 bln
Status Imunisasi TT : TT 5 (2019)
Penyuluhan yang pernah didapat : pentingnya pemeriksaan, manfaat
tambah darah, ANC terpadu,
senam hamil, tanda bahaya
kehamilan, persiapan persalinan,
tanda tanda persalinan.
Terapi yang pernah didapat selama Hamil ini :
Vit B6 3x1, Tablet FE (1x1) 90, calcifar 1x1

Hasil laboratorium tanggal 15 januari 2020:


HB : 13.6 gr% , Golda : O, Albumin : - Reduksi : - , HIV : NR,
HbsaG : NR, Sypilis : NR

B. OBYEKTIF
1. Pemeriksaan fisik umum
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : composmentis
 Raut wajah : kesakitan
2. Tanda tanda vital
 TB : 150 cm BB : 66 kg LILA : 27 cm
 TD : 120/80 mmHg N : 80 X/’ S : 3670C RR : 20X/’
3. Pemeriksaan Fisik Khusus (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi )

20
 Muka : cerah ,bersih
 Mata : bentuk simetris,conjungtiva merah muda,
sclera putih
 Mulut : bibir lembab, mukosa mulut lembab
 Dada : puting susu, sudah keluar colustrum,
 Perut : His tiap 10 menit, 3X, lama 40” .
Pemeriksaan Leopold
Leopold I
TFU 30 cm, bagian fundus teraba bokong
Leopold II
Bagian kanan teraba panjang dan keras (punggung
kanan), bagian kiri teraba bagian kecil anak.
Leopold III
Bagian bawah teraba keras bulat dan melenting
( kepala ) dan sudah masuk PAP
Leopold IV
divergen
Perlimaan 3/5
TFU dalam cm : 30 cm
TBJ : 30 -12 X155 = 2790 gr
DJJ : 140 X/’ teratur.
 Genetalia : vulva dan vagina terdapat lendir darah (blood
Slym )
4. Pemeriksaan Dalam
23/12/2020 jam 05.30 wib
V/V lendir darah, portio eff 50 %, pembukaan 7 cm, ketuban + , teraba
kepala, Hodge 2, UUK kanan depan jam 11, tidak teraba bagian kecil
disamping kiri dan kanan kepala .
C. ANALISA DATA
NY. “ F “ G1P00000 UK 39 minggu, inpartu kala I fase aktif
D. Penatalaksanaan

21
1. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan dan asuhan yang
akan diberikan bahwa ibu memasuki proses persalinan ,
Evaluasi: Ibu memahami dan mengerti
2. Mengajari ibu tehnik relaksasi dengan bernafas panjang ketika sakit,
Evaluasi: ibu melaksanakan teknik relaksasi nafas panjang yang diajarkan
bidan
3. Memberikan dukungan pada ibu untuk kuat menghadapi proses
persalinannya yang sebentar lagi
Evaluasi: ibu mengerti
4. Mempersilahkan suami untuk mendampingi ibu selama proses persalinan,
Evaluasi: suami menemani ibu di dalam vk bersalin dan menggosok
punggung ibu pada waktu kontraksi
5. Membantu ibu memilih posisi yang nyaman untuk persalinannya,
Evaluasi: ibu miring posisi ke kiri
6. Memfasilitasi ibu untuk BAK jika ada keinginan untuk kencing agar tidak
ditahan,
Evaluasi: Ibu BAK 1x di kamar mandi
7. Memfasiltasi ibu untuk makan dan minum supaya kondisinya kuat
menghadapi proses persalinannya,
Evaluasi: ibu mau minum teh hangat dan air putihserta makan roti.
8. Melakukan observasi kemajuan persalinan ( DJJ, His, nadi tiap ½ jam,
pembukaan, penurunan kepala suhu,dan tensi tiap 4 jam), atau jika ada
tanda tanda kemajuan dan keluar cairan ketuban.
Evaluasi: Pukul 23.30 DJJ 140x/menit kontraksi 4x dalam 10’ 45” nadi
82x/menit
9. Menyiapkan peralatan serta obat esensial untuk menolong persalinan,
Evaluasi: peralatan dan obat siap

KALA II
Tanggal : 23/12/2020 jam : 08.30 WIB
A. SUBYEKTIF
Ibu ingin meneran dan seperti mau BAB, keluar cairan banyak
B. OBYEKTIF

22
KU : baik ,kesadaran composmentis
N : 82 X/’
DJJ : 145X/’
His : 4x 10’ lamanya 45”
 Terdapat tanda gejala kala II, dorongan meneran, tekanan anus,
perinium menonjol dan vulva dan vagina, sfingter ani membuka.
 Kandung kemih kosong
 Periksa dalam : vulva vagina tampak cairan ketuban jernih,eff 100
%, pembukaan lengkap 10 cm, kepala, HIII, UUK jam 12, tidak ada
bagian kecil yang menumbung.
C. Analisa data
NY “ F” G1P00000 UK 39 minggu inpartu kala II
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
Evaluasi: ibu mengerti
2. Memimpin meneran saat ada his, dan mengatur nafas bila tidak ada
his agar ibu tidak lelah
Evaluasi: ibu meneran dengan benar dan ibu bernafas teratur ketika
tidak ada his
3. Meminta suami untuk memberi dukungan pada ibu,
Evaluasi: suami merangkul ibu dan memberi semangat.
4. Mendekatkan peralatan pertolongan persalinan,
Evaluasi: peralatan telah didekatkan
5. Mengobservasi DJJ tiap 30 menit
Evaluasi: DJJ 142x/’
6. Memimpin persalinan dengan 60 langkah APN,
Evaluasi: bayi lahir spontan jam 09.00 WIB 23/12/2020, menangis
kuat, gerak aktif ,warna kulit kemerahan jenis kelamin perempuan
7. Meletakkan bayi diatas perut ibu dan mengeringkan ,
Evaluasi: bayi diletakkan diatas perut ibu dan dikeringkan dari air
ketuban, dan menutup badan serta kepala bayi dengan kain baru agar
hangat

23
8. Melakukan palpasi pada uterus ibu untuk memastikan bayi tunggal,
Evaluasi: tidak ada janin kedua
9. Memberitahu dan menyuntikan oksitoxin pada 1/3 paha atas bagian
lateral secara IM,
Evaluasi: ibu mengerti dan sudah disuntik oksitosin 10 UI secara IM.
10. Menjepit tali pusat bayi, mengurut tali pusat kearah ibu, menjepit tali
pusat dengan klem kedua, memotong tali pusat dengan melindungi
perut bayi,
Evaluasi: tali pusat telah dipotong.
11. Mengikat tali pusat dengan benang,
Evaluasi: tali pusat sudah di ikat
12. Melakukan IMD selama ± 1jam,
Evaluasi: Bayi diatas dada dan perut ibu, 15 menit kemudian bayi
belajar menetek diatas perut ibu

KALA III
Tanggal : 14/03/2020 jam : 09.05 WIB
A. SUBYEKTIF
Ibu bersyukur atas kelahiran bayinya, perut terasa mulas
B. OBYEKTIF
KU : baik ,kesadaran composmentis
 TFU setinggi pusat, kontraksi adekuat
 Kandung kemih kosong
 Perdarahan ± 150 cc
 Placenta belum lahir
C. Analisa data
NY “ F” P10001 dengan Kala III
D. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan bahwa placenta belum lahir,
Evaluasi: ibu memahami.
2. Melihat adanya tanda pelepasan placenta,

24
Evaluasi: terdapat tanda pelepasan placenta: uterus globular, tali pusat
memanjang, ada semburan darah
3. Melahirkan Placenta dengan melakukan peregangan tali pusat
terkendali dan dorso kranial sampai plasenta tampak divulva,
memegang plasenta memutar searah jarum jam sampai plasenta lahir
seluruhnya,
Evaluasi: plasenta lahir lengkap jam 09.10 WIB, selaput
utuh,kotiledon 20, insersi tali pusat sentralis,panjang tali pusat 25
cm,diameter 22 cm, tebal ±2 cm, plasenta lengkap
4. Melakukan masase fundus uteri,
Evaluasi: kontraksi baik dan adekuat
5. Mengecek adanya laserasi dan perlukaan jalan lahir,
Evaluasi: perinium utuh tidak ada perlukaan jalan lahir.
6. Melakukan observasi dan estimasi perdarahan,
Evaluasi: perdarahan± 200cc.
7. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan masase fundus uteri
dan menjelaskan manfaatnya,
Evaluasi: ibu mengerti dan bersedia melakukan.
8. Membersihkan ibu, dekontaminasi peralatan,dekontaminasi sampah
medis,
Evaluasi: ibu sudah dalam kondisi bersih dari paparan darah,peralatan
telah didekontaminasi.
9. Memposisikan ibu senyaman mungkin,
Evaluasi: ibu dalam posisi nyaman
10. Membersihkan peralatan dalam larutan klorin dan membuang sampah
persalinan ke tempat sampah medis,
Evaluasi: peralatan direndam dalam larutan klorin, sampah persalinan
telah dibuang ketempat sampah medis.
11. Mencuci tangan pakai sabun,
Evaluasi: tangan bersih dan kering
KALA IV
Tanggal : 23/12/2020 jam : 09.30 WIB

25
A. SUBYEKTIF
Ibu bahagia atas kelahiran bayinya
Perut ibu terasa mules
B. OBYEKTIF
KU : baik ,kesadaran composmentis
 TTV : TD : 110/70 mmHg, N : 80x/’ , S : 36,70C, RR : 20x/’
 TFU : 2 jari bawah pusat
 Kontraksi uterus baik dan keras
 Kandung kemih kosong
 Perdarahan ± 50 cc
 Perinium utuh
C. Analisa data
NY “F” P10001 dengan Kala IV
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan,
Evaluasi: ibu mengerti
2. Memberitahu ibu dan keluarga tanda bahaya pada pasca melahirkan
antara lain perdarahan banyak, demam, tidak bisa kencing, pusing,
muntah dan segera melapor ke petugas atau bidan jaga
Evaluasi : ibu menggangguk mengerti apa yang dijelaskan oleh
petugas
3. Melakukan observasi kala IV ( TTV,kontraksi uterus, perdarahan,
kondisi kandung kemih ) tiap 15’ pada 1jam pertama dan tiap 30’ pada
1 jam kedua
Evaluasi: kondisi ibu baik dan stabil hasil terlampir di partograf.
4. Memfasilitasi ibu untuk makan dan minum,
Evaluasi: ibu makan nasi lauk telor dan mie 6 sendok dan minum teh
hangat.
5. Memfasilitasi ibu untuk istirahat,
Evaluasi: Ibu tampak istirahat dengan memejamkan mata
6. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi, setelah selesai IMD

26
Evaluasi: mengukur panjang badan bayi, berat badan bayi,
menyuntikkan VIT K,memberikan salep mata dan menyuntikkan HB0
pada 1-2 jam setelah penyuntikan Vit K, BBL 3100 gram/PB 50 cm
lingkar kepala 32 cm.injeksi VIT K sudah, salep mata sudah, HBO 2
jam setelah pemberian Vit K
7. Melakukan dokumentasi atas asuhan yang diberikan,
Evaluasi: Mengisi partograf, mengisi buku laporan persalinan dan
rekam medis.
8. Melakukan kolaborasi Medis dengan memberikan Obat per oral,
Evaluasi: Amoksilin (3x1) 15, Paracetamol (3x1) 10, Vit A 200.000
UI 2 kapsul, Tablet tambah darah (1x1)30.

Pemberi Asuhan

Zakia Eka Warda

Lampiran Partograf

27
28
29
LEMBAR KONSULTASI AKADEMIK DAN RUANGAN

Nama : Zakia Eka Warda Ruangan :Ruang Bersalin


NIM : 15901.02.20110 Kasus :Persalinan Normal

Paraf
Hari /
No Masukkan Pembimbing Pembimbing
Tanggal
Wahana Akademik

30

Anda mungkin juga menyukai