NIM..................
Telah Diperiksa
Hari/Tanggal :
Mahasiswa
Mengetahui,
2
BAB I
PENDAHULUAN
Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau
menyembuhkan penyakit. Teknik pemberian obat didapati ada berbagi macam cara,
diantaranya secara oral, parenteral, dermal, bucal, sublingual dan sebagainya. Yang
akan dibahas lebih lengkap dalam makalah kali ini adalah pemberian obat atau
berbagai rute. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan unik diantara bentuk obat
yang terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikan melalui kulit atau membrane mukosa
kebagian dalam tubuh. Jenis pemberian parenteral yang paling umum adalah intra
vena, intra muscular, subcutan, intracutan dan intra spinal. Pada umumnya pemberian
secara parenteral dilakukan bila diinginkan kerja obat yang lebih cepat, seperti pada
keadaan gawat bila penderita tidak dapat diajak bekerjasama, tidak sadar atau bila
obat tersebut tidak efektif dengan cara pemberian yang lain (Perry Potter, 2006).
Mahasiswa mampu melakukan tindakan injeksi Intra muscular (IM) secara benar
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada
kemungkinan untuk menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas
atau pada lengan bagian atas. Pemberian obat seperti ini memungkinkan obat akan
banyak vaskularisasi aliran darah tergantung dari posisi otot ditempat penyuntikan.
Obat masuk kedalam tubuh beberapa saat setelah di injeksikan, obat akan
masuk ke dalam tubuh melalui pembuluh darah, mengikuti aliran darah, disana
obat akan di absorbsi oleh tubuh, Setelah di absorbsi partikel obat yang telah
terabsorbsi akan di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh lainnya, namun disini
belum memberikan efek karena belum tepat pada organ target sesuai dengan fungsi
obat itu sebagai apa, entah sebagai analgesik, antipiretik, antiemesis, dan lain
belum memberikan efek , obat akan di metabolisme oleh hati, di hati ini obat akan
target akan di edarkan ke organ target tersebut untuk memberikan efek sesuai
dengan masalah ( penyakit ) yang akan diatasi , sedangkan bagian partikel yang
tidak dibutuhkan tubuh akan di ekskresikan oleh tubuh baik melalui keringat, urine,
2
2.3 Tujuan pemberian obat secara intramuskular
Tujuan pemberian obat secara intramuskular yaitu agar obat diabsrorbsi tubuh
dengan cepat.
yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk
diberika obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, benjolan
tulang, otot atau saraf besar dibawahnya. Pemeberian obat secara intramuskular
Kontra indikasi dalam pemberian obat secara intramuskular yaitu : infeksi, lesi
kulit, jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar dibawahnya.
1. Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk
2. Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau
telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi
fleksi. Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular karena pada area
3. Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan
lutut diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul
4. Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk
2.7 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Obat Secara IM
a. Tempat injeksi
3
c. Kondisi atau penyakit klien
c. Spuit dan jarum suntik sesuai dengan ukuran. Untuk orang dewasa
d. Kapas alcohol
h. Nierbekken
i. Handscoon 1 pasang
a. Mencuci tangan
c. Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu
penyuntikan)
e. Desinfekasi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi.
f. Lakukan penyuntikan:
Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk
4
Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap
atau telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang
diinjeksi fleksi. Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular
karena pada area ini tidak terdapat pembuluh darah dan saraf besar.
dengan lutut diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas
Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk
h. Setelah jarum masuk lakukan inspirasi spuit,bila tidak ada darah yang tertarik
dalam spuit maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara berlahan-
lahanhingga habis.
i. Setelsh selesai tarik spuit dan tekan sambil dimasase penyuntikan dengan
k. Cuci tangan
Penyuluhan Pasien
efektif.
a. Tahap PraInteraksi
2. Mencuci tangan
b. Tahap Orientasi
5
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
c. Tahap Kerja
d. Tahap Terminasi
3. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
6
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Identitas Pasien
Data Subjektif
Data Objektif
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan : 56 Kg
Nadi : 82 x/mnt
RR : 22 x/mnt
Suhu : 36.7oC
Analisa
7
Penatalaksanaan
N : 82 x/mnt
RR : 22 x/mnt
Suhu : 36,7◦C
IM
a. Spuit 3 cc
b. 1 vial Triclofem
c. Kapas alkohol
udara
5. Merapikan alat habis pakai dan membuang spuit ke dalam savety box dan vial
8
e/ Telah dilakukan pendokumentasian
9
DAFTAR PUSTAKA
Cheklist Laboratorium Keperawatan, Stikes Pemkab Jombang. 2007
Potter, Perry. Ganiswara. 2005. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Famakologi,
FKUI.
Ratna Ambarwati, Eni. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT.
Kawan Pustaka.
Uliyah, Musrifatul dkk. 2008. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta :
Salemba Medika.
Saifudin, Abdul Bani. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Tjay, T.H. 2009. Faktor Patofisiologi
.Tubuh. Http://liew.267.wordpress.com/ pengaruh cara pemberian terhadap
absorbsi obat.
10