Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN

PEMBERIAN OBAT KB 3 BULAN SECARA INTRA MUSCULAR (IM)


DI PONKENDES SUKOREJO KECAMATAN KUNIR KABUPATEN LUMAJANG

Nama : ZAKIA EKA WARDA., S.Tr.Keb


Kelas : 2B (Lumajang)

PRODI PROFESI KEBIDANAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Pemberian Obat Kb 3 Bulan Secara Intra Muscular (IM)
Di Polindes Sukorejo Kecamatan Kunir Kabupaten Lumajang

Dipersiapkan dan Disusun Oleh :

Zakia Eka Warda., S.Tr.Keb

NIM..................

Telah Diperiksa

Hari/Tanggal :

Mahasiswa

Zakia Eka Warda.,S.Tr.Keb

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Agustina Wdayati SST.,M.Kes Naning Nurhayati., SST.Bd

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau

menyembuhkan penyakit. Teknik pemberian obat didapati ada berbagi macam cara,

diantaranya secara oral, parenteral, dermal, bucal, sublingual dan sebagainya. Yang

akan dibahas lebih lengkap dalam makalah kali ini adalah pemberian obat atau

sediaan parenteral (Perry Potter, 2006).

Sediaan parenteral merupakan sediaan seteril yang biasa diberikan dengan

berbagai rute. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan unik diantara bentuk obat

yang terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikan melalui kulit atau membrane mukosa

kebagian dalam tubuh. Jenis pemberian parenteral yang paling umum adalah intra

vena, intra muscular, subcutan, intracutan dan intra spinal. Pada umumnya pemberian

secara parenteral dilakukan bila diinginkan kerja obat yang lebih cepat, seperti pada

keadaan gawat bila penderita tidak dapat diajak bekerjasama, tidak sadar atau bila

obat tersebut tidak efektif dengan cara pemberian yang lain (Perry Potter, 2006).

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan tindakan injeksi Intra muscular (IM) secara benar

dan tepat sesuai dengan langkah - langkah.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat mengkaji data pasien

2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnose

3. Mahasiswa dapat melakukan tindakan sesuai dengan langkah – langkah

4. Mahasiswa dapat meng-evaluasi tindakan yang akan dilakukan

5. Mahasiswa dapat memberikan KIE kepada pasien

1
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemberian Obat Secara Intramuskular

Pengertian pemberian obat secara intramuskular adalah pemberian obat/cairan

dengan cara dimasukkan langsung kedalam otot (muskulus). Pemberian obat

dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada

kemungkinan untuk menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas

atau pada lengan bagian atas. Pemberian obat seperti ini memungkinkan obat akan

dilepas secara berkala dalam bentuk depot obat.

Jaringan intramuskular terbentuk dari otot yang bergaris yang mempunyai

banyak vaskularisasi aliran darah tergantung dari posisi otot ditempat penyuntikan.

2.2 Mekanisme fisiologis

Obat masuk kedalam tubuh beberapa saat  setelah di injeksikan, obat akan

masuk ke dalam tubuh melalui pembuluh darah, mengikuti aliran darah, disana

obat akan di absorbsi oleh tubuh,  Setelah di absorbsi partikel obat yang telah

terabsorbsi akan di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh lainnya, namun disini

belum memberikan efek karena belum tepat pada organ target sesuai dengan fungsi

obat itu sebagai apa, entah sebagai analgesik, antipiretik, antiemesis, dan lain

sebagainya. Selanjutnya setelah obat di distribusikan ke seluruh tubuh, karena obat

belum memberikan efek , obat akan di metabolisme oleh hati, di hati ini obat akan

dipisahkan berbagai komponenenya, partikel obat yang dibutuhkan oleh organ

target akan di edarkan ke organ target tersebut untuk memberikan efek sesuai

dengan masalah ( penyakit ) yang akan diatasi , sedangkan bagian partikel yang

tidak dibutuhkan tubuh akan di ekskresikan oleh tubuh baik melalui keringat, urine,

dan lain sebagainya.

2
2.3 Tujuan pemberian obat secara intramuskular

Tujuan pemberian obat secara intramuskular yaitu agar obat diabsrorbsi tubuh

dengan cepat.

2.4 Indikasi dalam pemberian obat secara intramuscular

Indikasi pemberian obat secara intramuskular biasa dilakukan pada pasien

yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk

diberika obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, benjolan

tulang, otot atau saraf besar dibawahnya. Pemeberian obat secara intramuskular

harus dilakukan atas perintah dokter.

2.5 Kontra indikasi dalam pemberian obat secara intramuscular

Kontra indikasi dalam pemberian obat secara intramuskular yaitu : infeksi, lesi

kulit, jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar dibawahnya.

2.6 Daerah penyuntikan dalam pemberian obat secara intramuscular

1. Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk

berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi.

2. Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau

telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi

fleksi. Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular karena pada area

ini tidak terdapat pembuluh darah dan saraf besar.

3. Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan

lutut diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul

fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawah.

4. Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk

atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.

2.7 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Obat Secara  IM

a. Tempat injeksi

b. Jenis spuit dan jarum yang digunakan

3
c. Kondisi atau penyakit klien

d. Obat yang tepat dan benar

e. Dosis yang diberikan harus tepat

f. Pasien yang tepat

g. Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar

2.8 Alat dan Bahan Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular

a. Daftar buku obat/catatan dan jadwal pemberian obat

b. Obat yang dibutuhkan (obat dalam tempatnya)

c. Spuit dan jarum suntik sesuai dengan ukuran. Untuk orang dewasa

panjangnnya 2,5-3 cm dan untuk anak-anak panjangnya 1,25-2,5 cm.

d. Kapas alcohol

e. Cairan pelarut/aquabidest steril

f. Bak instrument/ bak injeksi

g. Gergaji ampul (bila diperlukan)

h. Nierbekken

i. Handscoon 1 pasang

2.9 Prosedur Kerja Pemberian Obat Secara Intramuskular

a. Mencuci tangan

b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

c. Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu

letakkan dalam bak injeksi.

d. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (perhatikan lokasi

penyuntikan)

e. Desinfekasi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi.

f. Lakukan penyuntikan:

 Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk

berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi.

4
 Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap

atau telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang

diinjeksi fleksi. Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular

karena pada area ini tidak terdapat pembuluh darah dan saraf besar.

 Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap

dengan lutut diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas

dan pinggul fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawah.

 Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk

duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.

g. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus (900).

h. Setelah jarum masuk lakukan inspirasi spuit,bila tidak ada darah yang tertarik

dalam spuit maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara berlahan-

lahanhingga habis.

i. Setelsh selesai tarik spuit dan tekan sambil dimasase penyuntikan dengan

kapas alcohol,kemudian spuit yang telah di gunakan letakkan dalam bengkok.

j. Catat reaksi pemberian jumlah dosis dan waktu pemberian

k. Cuci tangan

2.10 Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat Secara IM (Intra Muskuler) dan

Penyuluhan Pasien

Penyuluhan pasien,memungkinkan pasien untuk minum obat dengan aman dan

efektif.

a. Tahap PraInteraksi

1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada

2. Mencuci tangan

3. Menyiapkan obat dengan benar

4. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar

b. Tahap Orientasi

5
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien

3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

c. Tahap Kerja

d. Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

3. Membereskan alat-alat

4. Berpamitan engan klien

5. Mencuci tangan

6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

6
BAB 3

TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Pada Ny. M P2002 Ab0 Pemberian Obat Secara IM

Nama Pengkaji : Zakia Eka Warda

Tanggal/Jam Pengkajian : Rabu/ 14 Oktober 2020

Temapt Pengkajian : Polindes sukorejo

Identitas Pasien

Nama Istri : Ny. M Nama Suami : Tn. D

Umur : 31 Tahun Umur : 30 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : MRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Dusun genteng Rt 27/rw 14 desa sukorejo Kecamatan kunir

Data Subjektif

Ibu mengatakan ingin suntik KB Ulang 3 Bulan

Data Objektif

K/U : Baik

Kesadaran : Composmentis

Berat Badan : 56 Kg

TTV : TD : 110/70 mmHg

Nadi : 82 x/mnt

RR : 22 x/mnt

Suhu : 36.7oC

Analisa

Ny.M P2002Ab0 Akseptor KB Suntik 3 bulan dengan penyuntikan secara IM

7
Penatalaksanaan

1. Melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien dengan baik

e/ Komunikasi terapeutik telah dilakukan

2. Menginformasikan hasil pemeriksaan

TTV : TD :110/70 mmHg

N : 82 x/mnt

RR : 22 x/mnt

Suhu : 36,7◦C

e/ Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

3. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk pemberian obat KB 3 bulan secara

IM

a. Spuit 3 cc

b. 1 vial Triclofem

c. Kapas alkohol

e/ peralatan sudah disiapkan

4. Melakukan prosedur penyuntikan

a. Kocok vial berisi larutan

b. Menyedot obat KB ( Triclofem) kedalam spuit 3 cc, bebaskab gelembung

udara

c. Melakukan desinfeksi lokasi penyuntikan 1/3 SIAS (spinaniaca, anterior,

superior, dan ocygis)

d. Menyuntikkan Obat KB (Triclofem) secara IM

e/ Penyuntikan KB 3 bulan scara IM telah dilakukan

5. Merapikan alat habis pakai dan membuang spuit ke dalam savety box dan vial

kosong ke dalam sampah.

e/ Alat bekas pakai telah dibuang ke tempatnya.

6. Mencatat tanggal kembali pada buku akseptor KB dan kartu askeptor KB

8
e/ Telah dilakukan pendokumentasian

7. Menganjurkan ibu untuk melakukan suntik ulang tanggal 4 Januari 2021

e/ Ibu bersedia melakukan suntik ulang tanggal 4 Januari 2021

9
DAFTAR PUSTAKA
Cheklist Laboratorium Keperawatan, Stikes Pemkab Jombang. 2007
Potter, Perry. Ganiswara. 2005. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Famakologi,
FKUI.
Ratna Ambarwati, Eni. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT.
Kawan Pustaka.
Uliyah, Musrifatul dkk. 2008. Ketrampilan  Dasar Praktik Klinik. Jakarta :
Salemba Medika.
Saifudin, Abdul Bani. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Tjay, T.H. 2009. Faktor Patofisiologi
.Tubuh. Http://liew.267.wordpress.com/ pengaruh cara pemberian terhadap
absorbsi obat.

10

Anda mungkin juga menyukai