PERTUMBUHAN)
2) Lingkungn postnatal
Adalah faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir
Perbedaan lingkungan sebelum dan sesudah anak lahir :
FAKTOR SEBELUM LAHIR SESUDAH LAHIR
Ling. Fisik Cairan Udara
Suhu Luar Umumnya tetap Berubah-ubah
Stim. Sensoris Terutama kinestetik / vibrasi Bermacam-macam stimulasi
Gizi Tergantung zat gizi yang ada Tergantung tersedianya
pada darah ibu bahan makanan dan
kemampuan saluran cerna
Penyediaan O2 Berasal dari ibu ke janin Berasal dari paru-paru ke
melalui tali plasenta pembuluh darah paru-paru
Pengeluaran Hasil Dikeluarkan ke sistem Dikeluarakan melalui paru-
Metabolisme peredaran darah ibu paru, kulit, ginjal dan
saluran cerna
Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang secara
umum digolongkan menjadi :
a. Lingkungan biologis
1) Suku bangsa
Bangsa kulit putih mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi daripada bangsa
asia.
2) Jenis kelamin
Anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan dengan anak perempuan.
3) Umur
Umur yang paling rawan adalah balita. Pda masa itu anak mudah sakit dan mudah
terjadi kekurangan gizi.
4) Gizi
Makanan memegang peranan yang penting dalam tumbuh kembang anak,
kebutuhan anak dan orang dewasa berbeda.
5) Perawatan kesehatan
Dengan imunisasi diharapkan anak terhindar dari penyakit yang berakibat cacat
atau kematian.
6) Penyakit kronis
Anak dengan penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembang dan
pendidikannya.
7) Fungsi metabolisme
Fungsi metabolisme untuk berbagai umur berbeda maka kebutuhan berbagai
nutrien harus didasarkan atas perhitungan yang benar.
8) Hormon
Hormon yang berpengaruh pada tumbuh kembang adalah Growth hormon,
hormon tyroid, hormrn sex, insulin, IGF5 dan hormon yang lain.
b. Faktor fisik
c. Faktor psikososial
1) Stimulasi
Stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan
anak yang kurang mendapat stimulasi.
2) Motivasi belajar
Dapat ditimbulkan sejak dini sehingga memberi lingkungan yang kondusif untuk
belajar.
3) Ganjaran atau hukuman yang wajar
Ganjaran dapat menimbulkan motivasi yang kuat pada anak. Bisa juga berupa
pujian atau ciuman jika anak berbuat benar, jika salah memberikan hukuman
yang obyektif disertai pengertian dan maksud dari hukuman tersebut bukan untuk
membuat anak jengkel.
4) Kelompok sebaya
Proses sosialisasi dengan lingkungan, anak butuh teman sebayanya.
5) Stress
Dapat mengakibatkan anak minder, rendah diri sehingga tumbuh kembangnya
terganggu.
6) Sekolah
Pendidikan yang baik dapat meningkatkan taraf hidup anak.
7) Cinta dan kasih sayang
8) Kualitas interaksi ana-orangtua
Interaksi timbal balik antara anak dan orangtua akan menimbulkan keakraban
anak dan orangtua.
d. Faktor keluarga
1) Pekerjaan/ pendapatan keluarga
Pendapatan yang memadai dapat menunjang tumbuh kembang anak
2) Pendidikan orangtua
Pendidikan yang diterima orangtua merupakan faktor penting untuk tumbuh
kembang anak.
3) Jumlah saudara
Jika jumlah anak dalam keluarga banyak, sedangkan perekonomian kurang dapat
mengakibatkan kurangnya kasih sayang yang diterima anak.
4) Jenis kelamin dalam keluarga
Masyarakat tradisional menganggap wanita mempunyai status lebih rendah
daripada laki-laki.
5) Stabilitas rumah tangga
Tumbuh kembang pada keluarga harmonis berbeda dengan yang kurang
harmonis.
6) Kepribadian ayah/ibu
Kepribadian orangtua berpenharuh pada tumbuh kembang anak, mereka
cenderung meniru apa yang diperbuat oleh orangtuanya.
7) Adat istiadat dan norma
8) Agama
Pengajaran pada anak hendaknya ditanamkan sedini mungkin sehingga anak lebih
mudah dituntun.
5. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Directional Trends, meliputi :
1) Chepalocaudal atau Head To Toe Directional ( dari arah kepala ke kaki ).
Misalnya : mengangkat kepala dahulu kemudian mengangkat dada dan
menggerakkan ekstremitas bagian bawah.
2) Proximadistal atau Near To Far Direction
Menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat dan pada anggota
gerak yang lebih jauh dari pusat. Misalnya bahu dulu baru jari-jari.
3) Mass To Specific atau Sample To Complet
Yaitu menggerakkan daerah yang lebih sederhana dahulu baru kemudian daerah
yang lebih komplet. Misal : mengangkat bahu dulu kemudian jari-jari yang lebih
sulit, atau melambaikan tangan baru bisa menggerakkan jarinya.
b. Masa sensitif
1) Masa krtis yaitu masa yang apabila tidak dirangsang/berkembang maka hal ini
tidak akan digantikan oleh masa berikutnya.
2) Masa sensitife yaitu mengarah pada perkembangan dan mikroorganisme.
3) Masa optimal yaitu masa diberikan rangsangan secara optimal maka akan
mencapai puncaknya. Misal : anak usia 3 tahun dirangsang dengan bacaan-
bacaan/gizi yang ditingkatkan maka anak dapat mencapai perkembangan yang
optimal.
6. Tahap-tahap Penilaian Perkembangan Anak
a. Anamnesa
b. Skrinning gangguan perkembangan anak
c. Evaluasi lingkungan anak
d. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak
e. Evaluasi bicara dan bahasa anak
f. Pemeriksaan f
g. Pemeriksaan neurologi
h. Evaluasi penyakit metabolik
i. Integrasi dari hasil temuan
PERKEMBANGAN
1. Kegunaan KPSP
KPSP dapat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hambatan perkembangan anak.
Namun hasil positif tidak selalu berarti bahwa perkembangan anak tersebut normal, tetapi hal
ini menunjukkan anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Petugas kesehatan dilapangan membaca KPSP terlebih dahulu dan kemudian memberi
kesempatan kepada orangtua untuk menjawab kelompok pertanyaan yang sesuai dengan usia
anak. Hasil dicatat di dalam kartu Data Tumbuh Kembang.
Usia anak ditetapkan menurut tahun dan bulan. Satu tahun sama dengan 12 bulan, satu bulan
sama dengan 30 hari. Kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Pemeriksaan ulang dengan menggunakan KPSP dilaksanakan pada 3 keadaan di bawah ini :
a. Hasil KPSP negatif atau jumlah jawaban “ Ya “ sama dengan 9 atau lebih ,
pemeriksaan ulang dapat dilakukan :
Tiap 3 bulan untuk usia dibawah 12 bulan
Tiap 6 bulan untuk usia 12-72 bulan
Walaupun demikian pemeriksaan lebih sering akan lebih akurat.
b. Hasil KPSP dengan jawaban “ Ya “ sama dengan 7 atau 8, pemeriksaan ulang
dilakukan 1 minggu kemudian setelah pemeriksaan pertama.
c. Hasil KPSP dengan jawaban “ Ya “ kurang dari 7 atau pemeriksaan ulang tetap 7-8,
anak perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.
7. Cara mencatat hasil KPSP
Hasil KPSP dicatat dalam kartu Data Tumbuh Kembang Anak. Tulislah jawaban “
Ya “ atau “ Tidak “ pada kotak yang disediakan untuk tiap pertanyaan menurut golongan usia
anak . Kemudian hitunglah jawaban “ Ya “.
Apabila penilaian KPSP sama dengan 9 atau 10 jawaban “ Ya “ berarti
perkembangan anak baik.
Apabila penilaian KPSP sama dengan 7 atau 9, berarti meragukan dan anak perlu
diperiksa ulang 1 minggu kemudian.
Apabila penilaian KPSP sama dengan kurang dari 7, berarti positif anak perlu
dirujuk ( TN )
(Dinkes RI, 2007)
B. KONSEP MANAJEMEN KPSP
I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal pengkajian:
A. DATA SUBYEKTIF
Nama anak : nama anak ditanyakan untuk mengenali dan
memanggil anak agar tidak keliru dengan anak
lain.
Umur : untuk mengetahui usia anak saat ini. Umur yang
paling rawan adalah masa balita oleh karena pada
masa balita merupakan dasar Pembentukan
kepribadian anak.
Jenis Kelamin : pada pertumbuhan dan perkembangan anak
dengan jenis kelamian laki – laki setelah lahir
akan cenderung lebih cepat, pertumbuhan tinggi
badan dan berat badan dibandingkan dengan
anak perempuan.(Hidayat,2009: 18)
Nama orang tua : nama ayah, ibu atau wali pasien sering harus
dituliskan dengan jelas agar tidak keliru dengan
orang lain, mengingat banyak sekali nama yang
sama, bila ada title yang bersangkutan harus
disertakan.
Umur orang tua : Sebagai tambahan identitas dan memudahkan
petugas kesehatan dalam melakukan pendekatan.
Agama orang tua : sebagai data tentang agama juga memantapkan
identitas, disamping itu perlu seseorang tentang
kesehatan dan penyakit sering berhubungan
dengan agama. Kepercayaan dapat menunjang
namun tidak jarang dapat menghambat perilaku
hidup sehat.
Pekerjaan : status sosial dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak. Anak dengan sosial
ekonomi tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisinya
sangat cukup baik dibandingkan anak dengan
sosial ekonomi rendah. (Hidayat,2009: 19)
Pendidikan : Tingkat pendidikan rendah akan sulit untuk
menerima asuhan dan mereka sering tidak mau
atau tidak yakin akan pentingnya pelayanan
kesehatan yang menunjang dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak.
(Hidayat,2009: 19)
Alamat : tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan
jelas dan lengkap, kejelasan alamat keluarga ini
amat diperlukan agar sewaktu-waktu dapat
dihubungi, misalnya bila pasien sangat gawat
atau setelah pasien pulang diperlukan
kunjungan rumah. Daerah tempat tinggal pasien
juga mempunyai arti epidemologi
Lama perkawinan orangtua : Tumbuh kembang pada keluarga harmonis
berbeda dengan yang kurang harmonis.
Jumlah anggota keluarga : Jika jumlah anak dalam keluarga banyak,
sedangkan perekonomian kurang dapat
mengakibatkan kurangnya kasih sayang yang
diterima anak.
Urutan anak : Posisi anak dalam keluarga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan. Dapat dilihat
pada anak I intelektualnya akan lebih menonjol
dan cepat berkembang karena sering berinteraksi
dengan orang dewasa. Tapi kemampuan
motoriknya terhambat karena tidak ada
stimulus yang biasa dilakukan saudara kandung.
(Hidayat,2009:20)
Yang mengasuh anak : Interaksi timbal balik antara anak dan orangtua
akan menimbulkan keakraban anak dan orangtua.
Riwayat kesehatan sekarang : status kesehatan anak dapat berpengaruh pada
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan.
Anak dengan kondisi sehat dan sejahtera maka
percepatan tumbuh kembang sangatlah mudah.
Tapi bila kondisi status kesehatan kurang akan
terjadi perlambatan. (Hidayat,2009: 20)
Riwayat penyakit yang pernah dialami : pada riwayat perjalanan penyakit ini disusun
cerita yang kronologis. Terinci dan jelas
mengenai keadaan kesehatan anak sejak sebelum
terdapat keluhan sampai ia dibawa berobat.
Pengobatan yang diterima anak saat sakit
ditanyakan kapan berobat, kepada siapa serta
obat apa saja yang telah diberikan dan bagaimana
hasil pengobatan tersebut.
Riwayat prenatal : meliputi gizi waktu ibu hamil, lingkungan
mekanis seperti posisi janin dalam uterus,
penggunaan obat-obatan, alkohol, kebiasaan
merokok dan lain – lain yang berpengaruh pada
pertumbuhan janin. (hidayat,2009: 18)
Riwayat persalinan/natal : riwayat kelahiran dengan vacum ekstraksi atau
forceps dapat menyebabkan trauma kepala bayi
sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan
otak. (Nursalam,2005: 41)