TINJAUAN TEORI
a) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
b) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan congenital
seperti club foot.
c) Toksin / zat kimia
Beberapa obat obatan seperti aminopterin, thalidomide dapat
menyebabkan kelainan congenital seperti palatoskisis.
d) Endokrin
Diabetes mellitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,
hyperplasia adrenal.
e) Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada
janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental, dan
deformitas anggota gerak, kelainan congenital mata, kelainan jantung.
f) Infeksi
Infeksi pada trimester I dan II oleh TORCH (Toxoplasam, Rubella,
Citomegalo virus, dan Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan
pada janin : katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan
kelainan jantung congenital.
g) Kelainan imunologi
Eritroblastosis fetals timbul atas dasar perbedaan golongan darah
antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel
darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk ke dalam
peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern ikterus yang
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
h) Anoksia embrio
Anoksia embrio disebabkan oleh jaringan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu
i) Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah / kekerasan mental
pada ibu hamil dan lain-lain.
2) Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan otak.
3) Faktor pasca salin (PostNatal)
a) Gizi dan Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat
kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat,
lemak, mineral, vitamin dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak atau
kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan anak. Asupan nutrisi yang berlebihan juga berdampak
buruk bagi kesehatan anak, yaitu terjadi penumpukan kadar lemak
yang berlebihan dalam sel atau jaringan bahkan pada pembuluh darah.
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
b) Penyakit kronis / kelainan congenital
Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan
retardasi pertumbuhan jasmani.
c) Status kesehatan
Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian
pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak
dalam kondisi sehta dan sejahtera maka percepatan pertumbuhan dan
perkembangan akan lebih mudah dibandingkan dengan anak dalam
kondisi sakit.
d) Olahraga atau Latihan Fisik
Manfaat olahraga atau latihan fisik yang teratur akan meningkatkan
sirkulasi darah sehingga meningkatkan suplai oksigen ke seluruh
tubuh, meningkatkan aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan
otot dan jaringan sel.
e) Budaya Lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana
mereka dalam mempersepsikan dan memahami kesehatan dan
perilaku hidup sehat. Pola perilaku ibu hamil dipengaruhi oleh budaya
yang dianutnya, misalnya larangan untuk makan makanan tertentu
padahal zat gizi tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin. Kayakinan untuk melahirkan di dukun beranak
dari pada di tenaga kesehatan. Setelah anak lahir dan dibesarkan di
lingkungan atau berdasarkan lingkungan budaya masyarakat
setempat.
f) Lingkungan fisis dan kimia
Lingkungan adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi
sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider) sanitasi lingkungan
yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif,
zat kimia tertentu (Pb, merkuri, rokok, dll).
g) Psikologis
Hubungan anak dengan orang di sekitarnya, seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan
akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
h) Endokrin
Faktor hormonal yang berperan dan pertumbuhan dan perkembangan
anak adalah somatrotopin yang berperan dalam memengaruhi
pertumbuhan tinggi badan, hormon tiroid dengan menstimulasi
metabolisme tubuh, glukokortiroid yang berfungsi menstimulasi
pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi testosteron
dan oarium untuk memproduksi estrogen selanjutnya hormon tersebut
akan menstimulasi perkembangan seks baik pada anak laki-laki
maupun perempuan sesuai dengan peran hormonnya.
Gangguan hormone, misalnya pada penyakit hipotiroid akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
i) Sosio-ekonomi
Anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi tinggi untuk
pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan mbaik
dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di keluarga yang
berekonomi sedang atau kurang. Demikian juga dengan status
pendidikan orang tua, keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih
mudah menerima arahan terutama tentang peningkatan kesehatan dan
lain-lain dibandingkan dengan keluarga dengan latar belakang
pendidikan rendah.
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek, dan ketidaktahuan, akan menghambat
pertumbuhan anak.
j) Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
k) Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau anak
bungsu akan memengaruhi pola perkembangan anak tersebut diasuh
dan dididik dalam keluarga.
l) Iklim dan Cuaca
Iklim tertentu akan memengaruhi status kesehatan anak misalnya
musim penghujan akan dapat menimbulkan banjir sehingga
menyebabkan sulitnya transportasi untuk mendapatkan bahan
makanan, timbul penyakit menular, dan penyakit kulit yang dapat
menyerang bayi dan anak-anak. Anak yang tinggal di daerah endemik
misalnya endemik demam berdarah, jika terjadi perubahan cuaca
wabah demam berdarah akan meningkat.
m) Perkembangan memerlukan rangsang / stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat main, sosialisasi anak,
keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap anak.
n) Obat - obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormone pertumbuhan.
(Pemkot Dinkes Malang, 2007)
2.1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari DDST II antara lain sebagai berikut:
1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya.
2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat.
3. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan gejala,
kemungkinan adanya kelainan perkembangan.
4. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan.
5. Memantau anak yang berisiko mengalami kelainan perkembangan.
(Potter A, dkk.2005:787)
b. Penapasan
(Potter A, dkk.2005:709)
c. Suhu Tubuh
Umur Suhu
3 bulan 37,50C
1 tahun 37,70C
3 tahun 37,20C
5 tahun 370C
(Potter A, dkk.2005:797)
2. Pemeriksaan antropometri
1. Berat badan normal
a) Usia 3-12 bulan n+9
b) Usia 1-6 tahun 2n+8
2. Tinggi badan : normal usia 1 tahun yakni 45 cm
Tinggi badan rata rata pada waktu lahir adalah 48-52 cm
3. Lingkar kepala
Lingkar kepala saat lahir normal 34-35 cm, bertambah 0,5
cm/bulan. Pada 6 bulan pertama menjadi 44 cm. umur 1 tahun
47 cm. 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.
4. Lila
Bila saat lahir 11 cm, tahun pertama 16 cm selanjutnya ukuran
tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Melihat secara keseluruhan pada fisik anak dari kepala sampai
kaki (head to toe)
Kepala : Amati kebersihan, warna rambut, kebersihan
Muka : Amati apakah wajah pucat, odema
Mata : Amati kesimetrisan, sklera (puith / ikterus),
reflek pupil, dan conjungtiva (merah muda /
pucat)
Hidung : Amati kebersihan hidung adakah sekret,
polip, serta adakah perdarahan pada hidung
Mulut : Amati kebersihan, keadaan bibir, stomatitis
Telinga :Amati kesimetrisan, kebersihan telinga
(apakah ada serumen dan perdarahan)
Leher : Amati pembesaran kelenjar limfe
Ketiak : Amati pembesaran kelenjar limfe
Dada : Amati kebersihan dan kesimetrisan,
pernafasan dan retraksi dada
Abdomen : Amati apakah perut buncit, hernia umbikalis
Genetalia : Amati kebersihan daerah genetalia
Anus : Amati kebersihan
Ekstremitas : Amati kesimetrisan, jumlah jari ekstremitas
bagian atas ataupun bawah
b. Palpasi
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe
Ketiak : Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe
Perut : Adakah benjolan yang abnormal
c. Perkusi
Perut : Tidak kembung
d. Auskultasi
Dada : Terdengar wheezing, ronchi, atau tidak
Abdomen : Terdengar bising usus atau tidak.
2.3.5 Intervensi
Tanggal.. Pukul.
Dx :
KH :
Intervensi ;
a. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan perkembangan anak
menggunakan DDST
R. Agar ibu mengetahui tentang perkembangan anaknya
b. Jelaskan pada ibu tentang kegunaan dari penilaian perkembangan.
R. Agar ibu lebih mengerti dan memahami manfaat dari penilaian
perkembangan DDST
c. Sarankan ibu untuk selalu melihat dan mengamati pertumbuhan dan
perkembangan anaknya
R. Dapat segera diketahui dan diatasi jika ada keterlambatan pada anak
d. Jelaskan pada ibu tentang peranan orang tua dan teman sebaya terhadap
perkembangan anak.
R. Ibu mengerti dan memahami tentang perannya sebagai orang tua
terhadap perkembangan anaknya
e. Beritahu ibu tentang tahapan perkembangan anak selanjutnya.
R. Ibu dapat memberikan stimulus pada aak dan mengetahui dengan
segera jika terjadi keterlambatan pada perkembangan anaknya
f. Sarankan ibu untuk memeriksakan kembali anaknya dengan DDST ke
petugas kesehatan 6 bulan lagi
R. Ibu dapat mengetahui dan mengecek perkembangan anaknya apakah
ada keterlambatan atau tidak
2.3.6 Implementasi
Tanggal Pukul.
Dx :..
Implementasi :
Sesuai dengan intervensi yang ada
Dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan kondisi anak secara efektif,
efisien dan aman.
2.3.7 Evaluasi
Tanggal. Pukul
S :
O :
A :
P :