Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran – ukuran tubuh yang meliputi
BB, TB, LK, LD, dan lain-lain atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel –
sel pada semua sistem organ tubuh (Vivian, 2010).
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitas, yang
mengacu pada jumlah, besar, dan luas, serta bersifat konkret yang
menyangkut ukuran dan struktur biologis (Mansur, 2009) 
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil proses pematangan (Soetjiingsih, 2005)
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua
sistem organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi
sistem organ tubuh (Vivian, 2010).
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian (Pemkot Malang, 2007).
2. Ciri – ciri dan Prinsip- prinsip Tumbuh kembang
a) Ciri – ciri tumbuh kembang anak
1) Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi
bersama dengan pertumbuhan.Setiap pertumbuhan disertai perubahan
fungsi
2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu
tahap perkembangan sebelum ia belum melewati tahapan
sebelumnya.
3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan
yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun
perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing
anak.
4) Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan. Anak sehat,
bertambah umur, bertambah besar dan tinggi badannya serta
bertambah kepandaiannya.
5) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap-tahap
perkembangan tidak bisa menjadi terbalik.
6) Perkembanagn mempunyai pola yang tetap. Perkembanagn fungsi
organ tubuh mempunyai dua pola, yaitu pola sefalokaudal dan pola
proksimodistal.
b) Prinsip – prinsip tumbuh kembang.
1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan
sendirinya sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar
merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha
melalui belajar.Anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber
yang diwariskan dan pola potensi yang dimiliki anak
2) Pola perkembanagn dapat diramalkan. Terdapat persamaan pola
perkembangan bagi semua anak.Dengan demikian perkembangan
seorang anak dapat diramalkan.Perkembangan berlangsung dari
tahapan spesifik dan terjadi berkesinambungan (Pemkot Dinkes
Malang, 2007)
3. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
Masa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya dasar – dasar
kepribadian manusia. Kemampuan pengindraan, berfikir, ketrampilan,
berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dll. Ada 2 faktor yang
mempengaruhi proses tumbuh kembang optimal seorang anak yaitu :
a) Faktor dalam
1) Ras / etnik dan bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras / bangsa Amerika maka ia tidak
memiliki faktor hereditas ras / bangsa Indonesia atau sebaliknya.
2) Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi,
pendek, gemuk atau kurus.
3) Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal,
tahun pertama kehidupannya
4) Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat
daripada laki – laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas,
pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
5) Genetik
Genetic (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi
anak akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang
bepengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
6) Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan
pertumbuhan seperti ada sindrom downs dan sindrom turner.
(Pemkot Dinkes Malang, 2007)
b) Faktor luar (eksternal)
1) Faktor prenatal
- Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
- Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan congenital
seperti club foot.
- Toksin / zat kimia
Beberapa obat – obatan seperti aminopterin, thalidomide dapat
menyebabkan kelainan congenital seperti palatoskisis.
- Endokrin
Diabetes mellitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,
hyperplasia adrenal.
- Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan
pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental, dan
deformitas anggota gerak, kelainan congenital mata, kelainan
jantung.
- Infeksi
Infeksi pada trimester I dan II oleh TORCH (Toxoplasam,
Rubella, Citomegalo virus, dan Herpes simpleks) dapat
menyebabkan kelainan pada janin : katarak, bisu tuli, mikrosefali,
retardasi mental, dan kelainan jantung congenital.
- Kelainan imunologi
Eritroblastosis fetals timbul atas dasar perbedaan golongan darah
antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap
sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk ke dalam
peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern ikterus
yang menyebabkan kerusakan jaringan otak.
- Anoksia embrio
Anoksia embrio disebabkan oleh jaringan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu
- Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah / kekerasan
mental pada ibu hamil dan lain-lain.
c) Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan otak.
d) Faktor pasca salin
- Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat
- Penyakit kronis / kelainan congenital
Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan
retardasi pertumbuhan jasmani.
- Lingkungan fisis dan kimia
Lingkungan adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai
penyedia kebutuhan dasar anak (provider) sanitasi lingkungan yang
kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat
kimia tertentu (Pb, merkuri, rokok, dll).
- Psikologis
Hubungan anak dengan orang di sekitarnya, seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan
akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
- Endokrin
Gangguan hormone, misalnya pada penyakit hipotiroid akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
- Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek, dan ketidaktahuan, akan menghambat
pertumbuhan anak.
- Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
- Perkembangan memerlukan rangsang / stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat main, sosialisasi anak, keterlibatan
ibu dan anggota keluarga lain terhadap anak.
- Obat – obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormone pertumbuhan (Pemkot Dinkes Malang, 2007).
4. Aspek – aspek perkembangan yang dipantau
a) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri dan sebagainya.
b) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan begian – bagian
tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat seperti mengambil sesuatu, menjimpit, menulis,
dan sebagainya.
5. Kebutuhan dasar anak
a) Kebutuhan fisik biomedis (ASUH) meliputi :
1) Pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting
2) Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit dll.
3) Papan/ pemukinan yang layak
4) Higiene perorangan, sanitasi (lingkungan)
5) Sandang
6) Kesegaran jasmani, rekreasi
b) Kebutuhan emosi / kasih sayang (ASIH)
1) Terjadi sejak usia kehamilan 6 bulan
2) Kasih sayang orang tua dapat memberikan rasa aman
3) Anak diberikan contoh, dibantu, ditolong dan dihargai, bukan
dipaksa
4) Ciptakan suasana yang penuh kegembiraan
5) Pemberian kasih sayang dapat membentuk harga diri anak. Hal ini
bergantung pada pola asuh, terutama pola asuh, terutama pada asuh
demokrasi dan kecerdasan emosional
6) Kemandirian
7) Dorongan dari orang di sekelilingnya
8) Mendapat kesempatan dan pengalaman
9) Menumbuhkan rasa memiliki
10) Kepemimpinan dan kerja sama
11) Pola pengasuhan keluarga yang terjadi atas
- Demokrasi (autoritatif)
- Dictator (otoriter) yang sering menghukum atau menganiaya
anaknya (child abuse)
- Permisif (serba boleh)
12) Pemberian kasih sayang juga dapat membentuk temperamen anak,
seperti penurut (easy), sulit diatur (difficult), dan pemalu (slow to
warm up)
c) Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
1) Stimulasi merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak,
stimulasi ini terdiri atas pendidikan dan pelatihan
2) Stimulasi dini berasal dari rangsangan yang ada di lingkungan anak,
seperti bermain, berdiskusi, dll. Selain itu, stimulasi ini juga bisa
berasal dari orang tua
3) Stimulasi ini dapat merangsang hubungan antar sel otak (sinaps)
4) Miliaran sel otak dibentuk sejak kehamilan berusia 6 bulan. Pada
saat itu belum ada hubungan antar sel otak. Bila ada rangsangan,
maka akan terbentuk rangsangan yang semakin kompleks. Dengan
demikian dapat merangsang otak kiri dan kanan, sehingga
terbentuklah multiple intelligent dan juga kecerdasan yang lebih luas
dan tinggi
5) Stimulasi melalui bermain. Cara mrngembangkan kemampuan
tersebut bisa melalui rangsangan suara, music, gerakan, perabaan,
bicara, bernyanyi, bermain, memecahkan masalah, mencorat-coret
atau menggambar.
6) Kapan stimulasi dilakukan ?
- Stimulasi dapat dilakukan sejak janin berusia 23 minggu pada
masa-masa ini merupakan awal terjadinya sinaptogenesis.
Stimulasi dilanjutkan sampai anak berusia 3 tahun ketika
sinaptogenesis berakhir dan berakhir dan usia 14 tahun yang
merupakan akhir pruning.
- Semakin dini dan semakin lama stimulasi diberikan, maka akan
semakin besar dan lama manfaatnya
7) Kebutuhan akan stimulasi
- Stimulasi dapat menunjang perkembangan mental psikososial
(agama, etika, moral, kepribadian, kecerdasan, kreativitas,
ketrampilan, dsb).
- Stimulasi dapat terjadi di lingkungan pendidikan informal, formal
dan non formal.
6. Anamnesis tumbuh kembang anak
a) Anamnesis factor prenatal dan perinatal
Merupakan factor yang terpenting untuk mengetahui perkembangan
anak.Anamnesis harus menyangkut factor resiko untuk terjadinya
gangguan perkembangan fisik dan mental anak termasuk factor resiko
untuk buta, tuli, palsi serebralis, dll.Anamnesis juga menyangkut
penyakit keturunan dan apakah ada perkawinan antar keluarga
b) Kelahiran premature
Harus dibedakan antara bayi premature (SMK : Sesuai Masa Kehamilan)
dan bayi dismatur (KMK : Kecil Masa Kehamilan) dimana telah terjadi
retardasi pertumbuhan intrauterine.
Pada bayi premature, karena dia lahir lebih cepat dari kelahiran normal,
maka harus diperhitungkan periode pertumbuhan intrauterine yang tidak
sempat dilalui tersebut.
c) Anamnesis harus menyangkut factor lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan anak
Misalnya untuk meneliti perkembangan motorik pada anak, harus
ditanyakan berat badannya. Karena erat hubungannya dengan
perkembangan motorik tersebut.
d) Penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan malnutrisi.
e) Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak
Merupakan informasi yang sangat penting yang harus ditanyakan pada
ibunya pada saat pertama kali datang
f) Pola perkembangan anak dalam keluarga.
Anamnesis tentang perkembangan anggota keluarga lainnya, karena ada
kalanya perkembangan motorik dalam keluarga tersebut dapat lebih
cepat (Soetjiningsih, 2005)

B. KONSEP DDST (Denver Development Screening Test)


1. Pengertian
DDST adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menentukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.
DDST merupakan salah satu dari metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ, fungsinya
digunakan untuk menafsirkan personal, sosial, motorik halus, bahasa, dan
motorik kasar pada anak mulai dari 1-6 tahun (Soetjiningsih, 2005)
2. Manfaat DDST
a. Menilai perkembangan anak sesuai dengan usia
b. Memantau perkembangan anak usia 0-6 tahun
c. Monitor anak dengan resiko perkembangan
d. Menjaring anak terhadap adanya kelainan
e. Memastikan apakah anak dengan persangkaan pada kelainan
perkembangan atau benar-benar ada kelainan
3. Alat yang digunakan
a. Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik – manik, kubus warna
merah, kuning, ungu, biru, permainan anak, botol kecil – kecil, bo;a
tenis, bel kecil, kertas, dll.
b. Lembar DDST.
c. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara – cara
melakukan tugas dan cara penilaiannya.
4. Prinsip pelaksanaan DDST
a. Bertahap dan berkelanjutan
b. Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak
c. Menggunakan alat bantu stimulasi yang sederhana
d. Suasana nyaman dan bervariasi
e. Perhatikan gerakan spontan anak
f. Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan serta tidak menghukum
g. Memberikan pujian (reinforcement) bila berhasil melakukan test
h. Sebelum uji coba, semua alat diletakkan dulu diatas meja
i. Pada saat test hanya satu alat saja yang digunakan
5. Sektor perkembangan / parameter yang digunakan
a. Personal, sosial (kepribadian/tingkah laku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mendiri, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungan
b. Adaptasi motorik halus (fine motor adaptive)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian – bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat.Misalnya kemampuan untuk menggambar,
memegang sesuatu benda, dll.
c. Bahasa (language)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti
perintah, dan berbicara spontan
d. Perkembangan motorik kasar
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh
6. Prosedur DDST
a. Lulus (pass)
- Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik
- Ibu atau pengasuh member laporan (R) tepat atau dapat dipercaya
bahwa anak dapat melakukan dengan baik
b. Gagal (failed)
- Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik
- Ibu atau pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat
melakukan tugas dengan baik
c. Tidak ada kesempatan (no opportunity)
Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba
karena ada hambatan, seperti retardasi mental dan down syndrome
d. Menolak (refusal)
Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan karena
faktor sesaat seperti lelah, menangis, sakit, mengantuk, dll.
7. Interpretasi hasil test keseluruhan (4 sektor)
a. Normal
- Bila tidak ada keterlambatan (delay)
- Paling banyak 1 caution
- Lakukan ulangan pemeriksaan berikutnya
b. Dicurigai (suspect)
- Bila didapatkan 2 atau lebih caution atau bila didapatkan 1 atau lebih
delay
- Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan factor
sesaat (takut, lelah, sakit. Tidak nyaman, dll)
c. Tidak teruji
- Bila ada skor menolak 1 atau lebih item disebelah kiri garis umur
- Bila menolak lebih dari 1 pada area 75-90% (warna hijau) yang
ditembus garis umur
- Ulangi pemeriksaan 1-2 minggu
8. Pelaksanaan DDST
a. Menetapkan umur anak dengan patokan
30 hari = 1 bulan
12 bulan = 1 tahun
≥15 hari = 1 bulan
Perhitungan umur :
Missal : tanggal test    : 2008 – 08 – 28
             Tanggal lahir  : 2006 – 06 – 14
                                     ---------------------
                                           02 – 02 – 14
Berarti umur anak saat test dilakukan yaitu 2 tahun 2 bulan
b. Menarik garis vertical saat test dilakukan pada lembar DDST yaitu 2
tahun 2 bulan
c. Memperlihatkan tanda / kode pada ujung kotak sebelah kiri
- Tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tua.
- Nomor/angka tugas perkembangan di test sesuai petunjuk dibalik
formulir
d. Menyimpulkan hasil DDST
Normal / abnormal / questionable / untestable

C. KONSEP MANAJEMEN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


I. Pengkajian Data
Tanggal….. jam…… tempat……..
a. Data subyektif
1) Biodata
Nama                    : nama anak ditanyakan untuk mengenali dan
memanggil anak agar tidak keliru dengan anak lain.
Umur                    : untuk mengetahui usia anak saat ini. Umur
yang paling rawan adalah masa balita oleh karena pada masa balita
merupakan dasar pembentukan kepribadian anak.
Jenis kelamin        :  dikarenakan anak laki – laki sering sakit
dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui segera pasti
menyapa demikian.
Nama orang tua    : nama ayah, ibu atau wali pasien sering harus
dituliskan dengan jelas agar tidak keliru dengan orang lain,
mengingat banyak sekali nama yang sama, bila ada title yang
bersangkutan harus disertakan.
Umur orang tua    : sebagai tambahan identitas dan memudahkan
petugas kesehatan dalam melakukan pendekatan.
Agama orang tua  : sebagai data tentang agama juga memantapkan
identitas, disamping itu perlu seseorang tentang kesehatan dan
penyakit sering berhubungan dengan agama. Kepercayaan dapat
menunjang namun tidak jarang dapat menghambat perilaku hidup
sehat.
Pendidikan orang tua : selain sebagai tambahan identitas informasi
tentang orang tua baik ayah maupun ibu dapat menggambarkab
keakuratan data yang akan diperoleh serta dapat ditentukan pola
pendekatan selanjutnya, misalnya dalam anamnesis. Tingkat
pendidikan orang tua juga berperan dala pendekatan selanjutnya
misalnya dalam pemeriksaan penunjang dan tatalaksana pasien.
Pekerjaan orang tua : untuk mengetahui taraf hidup dan social
ekonomi pasien agar nasehat yang diberikan sesuai.
Alamat                    : tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan
jelas dan lengkap, kejelasan alamat keluarga ini amat diperlukan
agar sewaktu-waktu dapat dihubungi, misalnya bila pasien sangat
gawat atau setelah pasien pulang diperlukan kunjungan rumah.
Daerah tempat tinggal pasien juga mempunyai arti epidemologi.
2) Alasan datang
Alasan yang mendasari ibu untuk dating ke tempat pelayanan
kesehatan
3) Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan anak pada saat akan diperiksa, anak sehat atau menderita
suatu penyakit tertentu akan menghambat proses pemeriksaan
tumbuh kembang
4) Riwayat kesehatan dahulu
Pada riwayat perjalanan penyakit ini disusun cerita yang
kronologis. Terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan anak
sejak sebelum terdapat keluhan sampai ia dibawa berobat.
Pengobatan yang diterima anak saat sakit ditanyakan kapan
berobat, kepada siapa serta obat apa saja yang telah diberikan dan
bagaimana hasil pengobatan tersebut
5) Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui gambaran kondisi keluarga, ada tidaknya
anggota keluarga yang menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis B, serta penyakit menurun seperti asma, hipertensi,
penyakit jantung koroner dan kencing manis
6) Riwayat imunisasi
Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit – penyakit yang bisa
dicegah dengan imunisasi – imunisasi apa saja yang telah diterima
oleh anak dan bagaimana reaksinya apa saat lahir langsung
diimunisasi.
7) Riwayat pemberian MP-ASI
Untuk mengetahui anak diberi ASI, susu formula atau sudah diberi
makanan tambahan. Nutrisi memegang peran yang penting dalam
tumbuh kembang anak, karena anak sedang tumbuh.
8) Riwayat perkembangan
Merupakan factor yang penting untuk mengetahui perkembangan
anak. Tidak selalu perkembangan anak mulus seperti pada teori,
ada kalanya perkembangan anak normal sampai usia tertentu,
kemudian mengalami keterlambatan. Ada juga yang mulainya
terlambat atau karena sakit.Perkembangan terhenti yang kemudian
normal kembali.Dapat juga perkembangan yang langsung pesat
misalnya bahasa.
9) Pola kebiasaan sehari – hari
- Pola nutrisi
Nutrisi memegang peran yang penting dalam tubuh kembang
anak, karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya
berbeda dengan orang dewasa kekurangan makanan yang
bergizi akan menyebabkan retradasi pertumbuhan anak.
Makanan yang berlebihan juga tidak baik karena menyebabkan
obesitas.
- Pola istirahat
Istirahat sangat dibutuhkan setelah seharian melakukan aktivitas
yang didapat.
- Pola kebiasaan
Kebersihan baik kebersihan perorangan maupun kebersihan
lingkungan memegang peranan penting pada tumbuh kembang
anak. Kebersihan perorangan yang kurang akan memudahkan
terjadinya penyakit kulit dan saluran pencernaan.
- Pola eliminasi
Pada anak adakah gangguan saat BAB karena rawan terjangkit
kuman karena aktivitas di luar rumah. Untuk BAK juga sangat
penting untuk mengetahui akan kebutuhan cairan sudah cukup
belum.
10) Riwayat psikososial
Suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat penting
dalam tumbuh kembang anak. Interaksi orang tua anak merupakan
suatu proses yang majemuk dan dapat dipengaruhi banyak factor
yaitu kepribadian orang tua, interaksi antar anggota dan pengaruh
luar. Selain itu, riwayat perkawinan orang tua, jumlah anggota
keluarga, urutan anak ini dan yang mengasuh mempengaruhi dalam
tumbuh kembang anak.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum           : baik / cukup / lemah
b) Kesadaran                   : composmentis / letargis / somnolen /
apatis / koma
c) TTV
Tekanan darah
usia Sistolik Diastolic
neonatus 80 mmHg 45 mmHg
6-12 bulan 90 mmHg 60 mmHg
1-5 tahun 95 mmHg 65 mmHg
5-10 tahun 100 mmHg 60 mmHg
10-15 tahun 115 mmHg 60 mmHg
Nadi
Denyut nadi / menit
Umur
Istirahat/bangun Istirahat/tidur Aktif/demam
Bayi lahir 100-180 80-160 Sampai 220
x/menit x/menit
1 minggu - 100-220 80-200 Sampai 220
3 bulan x/menit x/menit
3 bulan – 2 80-150 x/menit 70-120 Sampai 220
tahun` x/menit
2-10 tahun 75-110 x/menit 60-90 Sampai 220
x/menit
>10 tahun 55-90 x/menit 55-90 Sampai 220
x/menit
Pernafasan
Umur Rentang Rata-rata waktu tidur
Neonatus 30-60 x/menit 35 x/menit
1 bulan – 0 tahun 30-60 x/menit 30 x/menit
1-2 tahun 25-50 x/menit 25 x/menit
3-4 tahun 20-30 x/menit 22 x/menit
5-9 tahun 15-30 x/menit 18 x/menit
≥10 tahun 15-30 x/menit 15 x/menit
Suhu tubuh

Umur Suhu
3 bulan 37,5 °C
1 tahun 37,7 °C
3 tahun 37,2 °C
5 tahun 37 °C

2) Pemeriksaan antropometri
a) Berat badan normal
Usia 3-12 bulan
Usia 1-6 tahun = 2n+8
b) Tinggi badan : normal usia 1 tahun yakni 45 cm
Tinggi badan rata – rata pada waktu lahir adalah 50 cm
Secara garis besar, dapat diperkirakan sebagai berikut :
1 tahun = 1,5 x TB lahir        = 1,5 x 50        = 75 cm
4 tahun = 2 x TB lahir           = 2 x 50           = 100 cm
6 tahun = 1,5 x TB setahun   = 1,5 x 75        = 112,5 cm
13 tahun = 3 x TB lahir         = 3 x 50           = 150 cm
(Soetjiningsih, 2005 : 21)
c) Lingkar kepala
Lingkar kepala saat lahir normal 34-35 cm, bertambah 0,5
cm/bulan. Pada 6 bulan pertama menjadi ± 44 cm. umur 1
tahun 47 cm. 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.
d) Lila
Bila saat lahir 11 cm, tahun pertama 16 cm selanjutnya ukuran
tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun
3) Pemeriksaan fisik
Kepala        : ada / tidak benjolan abnormal
Mata           : sclera putih/tidak, konjungtiva merah muda/tidak
Mulut          : lembab/tidak, ada/tidak labioskisis/labiopalatoskisis,
gigi susu tubuh/belum
Telinga        : ada serumen/tidak, gendang telinga utuh/tidak
Dada           : tampak/tidak tarika dinding dada, ada/tidak benjolan
abnormal, ronchi +/-, wheezing +/-.Pernafasan teratur / tidak
Perut           :  ada/tidak benjolan abnormal, teraba/tidak
pembesaran hepar, ada/tidak nyeri tekan, kembung/tidak
integument  : turgor kulit baik bila kembali 2 detik
Penilaian perkembangan menggunakan format DDST
Menghitung umur anak
Tanggal pemeriksaan         : 08 – 12 – 2010
Tanggal lahir                     : 14 – 07 – 2010
Cara menghitung umur     : 2010 – 12 – 08 = 2010 – 11 - 38
                                            2010 – 07 – 14 = 2010 – 07 – 14
                                          --------------------------------------------- -
                                          04 – 24 = 4 bulan 24 hari
Jadi usia anak “….” 5 bulan
Hasil pemeriksaan (personal sosial, motorik halus, bahasa, dan motorik kasar )
1) Personal sosial
Berusaha mencari mainan :P
Motorik halus
Meraih :P
Mengamati manik – manik :P
2) Bahasa
Menoleh ke bunyi icik-icik :P
Menoleh kearah suara :P
Meniru bunyi kata-kata :P
Satu silabel :P
3) Motorik kasar
Bangkit kepala tegak :P
Membalik :P

II. Identifikasi diagnose dan masalah


Berdasarkan hasil penilaian perkembangan anak “….” Berusia 5 bulan
menggunakan DDST didapatkan pada sector personal social, motorik
halus, bahsa, dan motorik kasar semuanya dapat dilakukan/ tidak sehingga
disimpulkan perkembangan anak “…..” dalam kondisi normal/ tidak
normal (suspect).
Masalah : tidak ada
III. Identifikasi diagnose potensial dan masalah potensial
Tidak ada
IV. Menetapkan kebutuhan segera
Tidak ada
V. Intervensi
Tujuan :
a. Terdeteksi sejak dini bila ada kelainan pada pertumbuhan dan
perkembangan anak
b. Agar tumbuh kembang anak sesuai dengan usia dan tidak ada hambatan
KH       :    anak dapat melakukan tugas perkembangannya sesuai usia
ukuran tumbuh kembang anak dalam batas normal
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu tentang kegunaan dan penilaian perkembangan dan
jadwal dilakukan pemeriksaan selanjutnya.
R:   pengetahuan ibu bertambah, ibu lebi kooperatif terhadap
pemeriksaan yang dilakukan
2) Beritahu ibu hasil pemeriksaan mengenai tumbuh kembang anak
R:   ibu mengetahui tumbuh kembang anak ada kelainan/tidak
3) Informasikan pada ibu untuk ebih kooperatif dan telaten menjadikan
motivasi tersendiri bagi anak karena ada dukungan dari orang tua
R:   dengan lebih kooperatif dan telaten menjadikan motivasi tersendiri
bagi anak karena ada dukungan dari orang tua
4) Sarankan ibu untuk mengawasi pola dan cara makan anak
R:   pola dan cara makan akan mempengaruhi tumbuh kembang
VI. Implementasi
Mengacu pada intervensi
VII. Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil
DAFTAR PUSTAKA

Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak balita. Jakarta : Salemba
Medika
Pemkot Malang, Dinkes. 2007. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. Malang
Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai