Anda di halaman 1dari 64

ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA

DENGAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI


TUMBUH KEMBANG

D
UL

Oleh:
Zakia Eka Warda
NIM. 15901.02.20110

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN
ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
2020 - 2021
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA

DENGAN STIMULASI , DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG

Di persiapkan dan di susun oleh :

Zakia Eka Warda


NIM. 15901.02.20110

Telah diperiksa oleh :


Pada hari/tanggal:
Mahasiswa

Zakia Eka Warda


Mengetahui

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Wahana

............................... Sri Wahyuningsih, S.ST.,M.Keb


NIDN. 3403037801
LAPORAN PENDAHULUAN

I. KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA


BALITA
A. Pengertian Balita
Balita merupakan individu yang berumur 0-5 tahun, dengan tingkat
plastisitas otak yang masih sangat tinggi sehingga akan lebih terbuka untuk
proses pembelajaran dan pengayaan. Sedangkan menurut profil kesehatan
(2013), balita merupakan anak yang usianya berumur antara satu hingga lima
tahun. Anak Balita sebagai masa emas atau "golden age" yaitu insan manusia
yang berusia 0-5 tahun (UU No. 20 Tahun 2003), meskipun sebagian pakar
menyebut anak balita adalah anak dalam rentang usia 0-8 tahun.
Kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan motorik kasar), kecerdasan
(daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio-
emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang
khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang
dilalui oleh anak tersebut.

Secara psikologis, rentang usia balita dibagi dalam 3 tahapan yaitu masa
sebelum lahir, masa bayi dan masa awal kanak-kanak. Pada ketiga tahapan
tersebut banyak terjadi perubahan yang mencolok, baik fisik maupun
psikologis, karena tekanan budaya dan harapan untuk menguasai tugas-tugas
perkembangan tertentu, yang akan mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Pembagian menurut tahapan tersebut sangat tergantung pada faktor sosial,


yaitu tuntutan dan harapan untuk menguasai proses perkembangan yang harus
dilampaui anak dari lingkungannya.
B. Pertumbuhan Balita
Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, namun
prosesnya senantiasa melalui tiga pola yang sama, yakni

1. Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju tubuh bagian bawah
( sefalokaudal ). Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ujung kaki,
anak akan berusaha menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar
menggunakan kakinya.
2. Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar.
Contohnya adalah anak akan lebih dulu menguasai penggunaan telapak
tangan untuk menggenggam, sebelum ia mampu meraih benda dengan
jemarinya.
3. Setelah dua pola di atas dikuasai, barulah anak belajar mengeksplorasi
keterampilan-keterampilan lain. Seperti melempar, menendang, berlari dan
lain-lain.

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak.


Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal
yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara
lain:
1. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
a. Ras/etnik atau bangsa.
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki
faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.

b. Keluarga.
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi,
pendek, gemuk atau kurus.
c. Umur.
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
d. Jenis kelamin.
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat
daripada laki laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan
anak laki-laki akan lebih cepat.
e. Genetik.
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak
yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang
berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
2. Faktor luar (ekstemal).
a. Faktor Prenatal
1) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
2) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan
kongenital seperti club foot.
3) Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Amlnopterin, Thalldomid dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
4) Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,
hiperplasia adrenal.

5) Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan
pada janin seperti mikrosefali,spina bifida, retardasi mental dan
deformitas anggota gerak, kelainan kongential mata, kelainan
jantung.
6) Lnfeksi
lnfeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH
(Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat
menyebabkan kelainan pada janin: katarak, bisu tuli, mikros efali,
retardasi mental dan kelainanjantung kongenital.
7) Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah
antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel
darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam
peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kem icterus
yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
8) Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu.
9) Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan
mental pada ibu hamil dan lain-lain.
b. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
c. Faktor Pasca Persalinan
1) Gizi, untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang
adekuat.
2) Penyakit kronis/ kelainan kongenital, Tuberkulosis, anemia,
kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan
jasmani.
3) Lingkungan fisis dan kimia. Lingkungan sering disebut melieu
adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai
penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan
yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar
radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll)
mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
d. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan,
akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
e. Endokrin, gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
f. Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat
pertumbuhan anak.
g. Lingkungan pengasuhan.
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
h. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak,
keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
i. Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormon pertumbuhan.

D. Perkembangan Fisik Balita


Setiap anak tentu memiliki perkembangan dan pertumbuhan yang berbeda
antara anak satu dengan anak yang lainnya. Faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak adalah:

1. Faktor Internal
Adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik balita seperti: ras,
etnik, keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan genetik, kelainan kromosom.
2. Faktor Eksternal
Adalah faktor berasal dari luar diri anak antara lain: prenatal, ini
berhubungan dengan gizi, toksin atau zat kimia. Bisa pula faktor pascanatal
yang berhubungan dengan gizi, kelainan, ekonomi, sosial, psikologis,
pengasuhan , stimulasi dan obat-obatan.

Pertumbuhan pada bayi dan balita merupakan gejala kuantitatif. Pada konteks
ini berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta jaringan intraseluler
pada tubuh anak. Dengan kata lain, berlangsung proses multiplikasiorgan
tubuh anak, disertai penambahan ukuran-ukuran tubuhnya.

Hal ini ditandai oleh :

a. Meningkatnya berat badan dan tinggi badan.

b. Muncul dan bertambahnya gigi dan geraham.

c. Bertambahnya ukuran lingkar kepala.

d. Menguatnya tulang dan membesarnya otot-otot.

e. Bertambahnya organ-organ tubuh lainnya, seperti rambut, kuku, dan


sebagainya.

Berat badan balita dipengaruhi jenis kelamin, asupan gizi dan umur. Gen atau
keturunan juga bisa mempengaruhi berat badan balita, contoh keturuanan
bertubuh besar. Pada balita yang normal umumnya perubahan yang paling
dramatis akan terjadi pada proporsi tubuh balita. Pada waktu yang sama
tingginya akan meningkat , terutama pada tungkainya dan sampai batas
tertentu. Batang tubuhnya akan tumbuh dengan cepat. Tubuh anak akan terus
kehilangan lemaknya dan mulai berotot selama waktu ini, memberikan
penampilan yang matang dan lebih kuat.

E. Perkembangan Psikososial Balita


Terdapat 8 jenis tahap-tahap perkembangan psikososial menurut Erickson.
1. Psikososial Tahap 1
Trust vs Mistrust (kepercayaan vs kecurigaan)
Tahap ini berlangsung pada masa oral, pada umur 0-1 tahun atau 1,5 tahun
(infancy).
Bayi pada usia 0-1 tahun sepenuhnya bergantung pada orang lain,
perkembangan rasa percaya yang dibentuk oleh bayi tersebut berdasarkan
kesungguhan & kualitas penjaga (yang merawat) bayi tersebut.
Apabila bayi telah berhasil membangun rasa percaya terhadap si penjaga,
dia akan merasa nyaman & terlindungi di dalam kehidupannya. Akan
tetapi, jika penjagaannya tidak stabil & emosi terganggu dapat
menyebabkan bayi tersebut merasa tidak nyaman dan tidak percaya pada
lingkungan sekitar. Kegagalan mengembangkan rasa percaya
menyababkan bayi akan merasa takut dan yakin bahwa lingkungan tidak
akan memberikan kenyamanan bagi bayi tersebut, sehingga bayi tersebut
akan selalu curiga pada orang lain.
2. Psikososial Tahap 2
Otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu.
Tahap ini merupakan tahap anus-otot (anal/mascular stages), masa ini
disebut masa balita yang berlangsung mulai usia 1-3 tahun (early
childhood).
Pada masa ini anak cenderung aktif dalam segala hal, sehingga orang tua
dianjurkan untuk tidak terlalu membatasi ruang gerak serta kemandirian
anak.
Namun tidak pula terlalu memberikan kebebasan melakukan apapun yang
dia mau. Pembatasan ruang gerak pada anak dapat menyebabkan anak akan
mudah menyerah dan tidak dapat melakukan segala sesuatu tanpa bantuan
orang lain. Begitu pun sebaliknya, jika anak terlalu diberi kebebasan
mereka akan cenderung bertindak sesuai yang dia inginkan tanpa
memperhatikan baik buruk tindakan tersebut. Sehingga orang tua dalam
mendidik anak pada usia ini harus seimbang antara pemberian kebebasan
dan pembatasan ruang gerak anak. Karena dengan cara itulah anak akan
bisa mengembangkan sikap kontrol diri dan harga diri.
3. Psikososial Tahap 3
Inisiatif vs kesalahan
Tahap ini dialami pada anak saat usia 4-5 tahun (preschool age). Anak-anak
pada usia ini mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya sehingga
menimbulkan rasa ingin tahu terhadap segala hal yang dilihatnya. Mereka
mencoba mengambil banyak inisiatif dari rasa ingin tahu yang mereka
alami. Akan tetapi bila anak-anak pada masa ini mendapatkan pola asuh
yang salah, mereka cenderung merasa bersalah dan akhirnya hanya berdiam
diri. Sikap berdiam diri yang mereka lakukan bertujuan untuk menghindari
suatu kesalahan-kesalahan dalam sikap maupun perbuatan.
4. Psikososial Tahap 4
Kerajinan vs inferioritas
Tahap ini merupakan tahp laten usia 6-12 tahun (school age) ditingkat ini
anak mulai keluar dari lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah sehingga
semua aspek memiliki peran misal orang tua harus selalu mendorong, guru
harus memberi perhatian, teman harus menerima kehadirannya. Pada usia
ini anak dituntut untuk dapat merasakan bagaimana rasanya berhasil melalui
tuntutan tersebut. Anak dapat mengembangkan sikap rajin, jika anak tidak
dapat meraih sukses karena mereka merasa tidak mampu (infieoritas), anak
dapat mengembangkan sikap rendah diri.
Sebab itu, peranan orang tua maupun guru sangat penting untuk
memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anak pada usia ini usaha yang
sangat baik pada tahap ini adalah dengan mengembangkan kedua
karakteristik yang ada. Dengan begitu ada nilai positif yang dapat dipetik
dan dikembangkan dalam diri setiap pribadi yakni kompetensi.
5. Psikososial Tahap 5
Identitas vs kekacauan identitas
Tahap ini merupakan tahap adolense (remaja), dimulai pada saat masa puber
dan berakhir pada usia 12-18 tahun/anak. Di dalam tahap ini lingkup
lingkungan semakin luas, tidak hanya di lingkungan keluarga atau sekolah,
namun juga di masyarakat. Pencarian jati diri mulai berlangsung dalam tahap
ini. Apabila seorang remaja dalam mencari jati dirinya bergaul dengan
lingkungan yang baik maka akan tercipta identitas yang baik pula. Namun
sebaliknya, jika remaja bergaul dalam lingkungan yang kurang baik maka
akan timbul kekacauan identitas pada diri remaja tersebut.
6. Psikososial Tahap 6
Keintiman vs isolasi
Tahap ini terjadi pada masa dewasa awal (young adult), usia sekitar 18/20-30
tahun. Dalam tahap ini keintiman dan isolasi harus seimbang untuk
memunculkan nilai positif yaitu cinta. Cinta yang dimaksud tidak hanya
dengan kekasih melainkan cinta secara luas dan universal (misal pada
keluarga, teman, sodara, binatang, dll).

7. Psikososial Tahap 7

Generatifitas vs stagnasi

Masa dewasa (dewasa tengah) ditempati oleh orang-orang yang berusia yang
berusia sekitar 20 tahunan sampai 55 tahun (middle adult). Dalam tahap ini
juga terdapat salah satu tugas yang harus dicapai yaitu dapat mengabdikan
diri guna mencapai keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu
(generatifitas) dengan tidak melakukan apa-apa (stagnasi). Harapan yang
ingin dicapai dalam masa ini adalah terjadinya keseimbangan antara
generatifitas dan stagnasi guna mendapatkan nilai positif yaitu kepedulian.

Ritualisasi dalam tahap ini meliputi generational dan otoritisme.


Generational merupakan interaksi yang terjalin baik antara orang-orang
dewasa dengan para penerusnya. Sedangkan otoritisme merupakan interaksi
yang terjalin kurang baik antara orang dewasa dengan para penerusnya
karena adanya aturan-aturan atau batasan-batasan yang diterapkan dengan
paksaan.
8. Psikososial Tahap 8
Integritas vs keputusasaan
Tahap ini merupakan tahap usia senja (usia lanjut). Ini merupakan tahap
yang sulit dilewati karena orang pada masa ini cenderung melakukan
introspeksi diri. Mereka akan memikirkan kembali hal-hal yang telah terjadi
pada masa sebelumnya, baik itu keberhasilan maupun kegagalan. Jika dalam
masa sebelumnya orang tersebut memiliki integritas yang tinggi dalam
segala hal dan banyak mencapai keberhasilan maka akan menimbulkan
kepuasan di masa senja nya. Namun sebaliknya, jika orang tersebut banyak
mengalami kegagalan maka akan timbul keputusasaan.

F. Periode Tumbuh Kembang Anak


Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembang anak adalah
sebagai berikut:
1. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan). Masa
ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :
a. Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2
minggu.
b. Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.
c. Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir
kehamilan.

2. Masa bayi (infancy) umur 0 - 11 bulan.


Masa neonatal dibagi menjadi 3 periode:
a. Masa neonatal dini,umur 0 - 7 hari.
b. Masa neonatal lanjut, umur 8 - 28 hari.
c. Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.
3. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan).
4. Masa anak prasekolah (anak umur 60 - 72 bulan).

G. Tahapan Perkembangan anak menurut umur


1. Umur 0-3 bulan
a. Mengangkat kepala setinggi 45*
b. Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.
c. Melihat dan menatap wajah anda.
d. Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.
e. Suka tertawa keras.
f. Beraksi terkejut terhadap suara keras.
g. Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.
h. Mengenal ibu dengan penglihatanm penciuman, pendengaran,
kontak.
2. Umur 3-6 bulan
a. Berbalik dari telungkup ke terlentang.
b. Mengangkat kepala setinggi 90*
c. Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
d. Menggenggam pensil.
e. Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
f. Memegang tangannya sendiri.
g. Berusaha memperluas pandangan.
h. Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.
i. Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.
j. Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain
sendir
3. Umur 6-9 bulan
a. Duduk (sikap tripoid - sendiri)
b. Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.
c. Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang.
d. Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain.
e. Memungut 2 benda, masing-masing lengan pegang 1 benda pada saat
yang bersamaan.
f. Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.
g. Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata.
h. Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.
i. Bermain tepuk tangan/ciluk baa.
j. Bergembira dengan melempar benda.
k. Makan kue sendiri.
4. Umur 9-12 bulan
a. Mengangkat benda ke posisi berdiri.
b. Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi.
c. Dapat berjalan dengan dituntun.
d. Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan.
e. Mengenggam erat pensil.
f. Memasukkan benda ke mulut.
g. Mengulang menirukan bunyi yang didengarkan.
h. Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti.
i. Mengeksplorasi sekitar, ingin tau, ingin menyentuh apa saja.
j. Beraksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.
k. Senang diajak bermain “CILUK BAA”.
l. Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenali.
5. Umur 12-18 bulan
a. Berdiri sendiri tanpa berpegangan.
b. Membungkung memungut mainan kemudian berdiri kembali.
c. Berjalan mundur 5 langkah.
d. Memanggil ayah dengan kata “papa”. Memanggil ibu dengan kata
“mama”
e. Menumpuk 2 kubus.
f. Memasukkan kubus di kotak.
g. Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa
h. Mengeluarkan suara yang menyenangkannatau menarik tangan ibu.
i. Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing.
6. Umur 18-24 bulan
a. Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik.
b. Berjalan tanpa terhuyung-huyung.
c. Bertepuk tangan, melambai-lambai.
d. Menumpuk 4 buah kubus.
e. Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
f. Menggelindingkan bola kearah sasaran.
g. Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti.
h. Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga.
i. Memegang cangkir sendiri, belajar makan - minum sendiri.
7. Umur 24-36 bulan
a. Jalan naik tangga sendiri.
b. Dapat bermain dengan sendal kecil.
c. Mencoret-coret pensil pada kertas.
d. Bicara dengan baik menggunakan 2 kata.
e. Dapat menunjukkan 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta.
f. Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau
lebih.
g. Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat
piring jika diminta.
h. Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
i. Melepas pakiannya sendiri
8. Umur 36-48 bulan
a. Berdiri 1 kaki 2 detik.
b. Melompat kedua kaki diangkat.
c. Mengayuh sepeda roda tiga.
d. Menggambar garis lurus.
e. Menumpuk 8 buah kubus.
f. Mengenal 2-4 warnah.
g. Menyebut nama, umur, tempat.
h. Mengerti arti kata di atas, dibawah, di depan.
i. Mendengarkan cerita.
j. Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.
k. Mengenakan celana panjang, kemeja baju.
9. Umur 48-60 bulan
a. Berdiri 1 kaki 6 detik.
b. Melompat-lompat 1 kaki.
c. Menari.
d. Menggambar tanda silang.
e. Menggambarlingkaran.
f. Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.
g. Mengancing baju atau pakian boneka.
h. Menyebut nama lengkap tanpa di bantu.
i. Senang menyebut kata-kata baru.
j. Senang bertanya tentang sesuatu.
k. Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar.
l. Bicara mudah dimengerti.
m. Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya.
n. Menyebut angka, menghitung jari.
o. Menyebut nama-nama hari.
p. Berpakian sendiri tanpa di bantu.
q. Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.
10. Umur 60-72 bulan
a. Berjalan lurus.
b. Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.
c. Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap
d. Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.
e. Menggambar segi empat.
f. Mengerti arti lawan kata.
g. Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih.
h. Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya.
i. Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
j. Mengenal warna-warni
k. Mengungkapkan simpati.
l. Mengikuti aturan permainan.
m. Berpakaian sendiri tanpa di bantu

H. Perawatan Kesehatan Balita


1. Perawatan Sehari-hari Anak
a. Kebersihan anak
1) Memandikan dengan sabun 2 kali sehari.
2) Cuci rambut dengan sampo 3 kali seminggu.
3) Cuci tangan dengan sabun sebelum makan, setelah buang air
besar, buang air kecil, dan setelah makan.
4) Jaga kebersihan telinga anak.
5) Gunting kuku tangan dan kaki anak jika panjang.
6) Ajari anak buang air besar dan kecil di kamar mandi.
7) Jaga kebersihan pakaian, mainan,dan tempat tidur.
8) Jaga kebersihan perlengkapan makan dan minum.
b. Perawatan gigi
1) Gogok gigi anak dengan pasta gigi dan sikat gigi khusus untuk
anak sesudah sarapan dan sebelum tidur.
2) Tanyakan petugas kesehatancara menggosok gigi.
3) Ajari anak menggosok gigi sendiri.
4) Jangan biasakan anak makan manis dan lengket.
5) Periksakan setiap 6 bulan sekali ke puskesmas atau dokter gigi.
c. Kebersihan lingkungan
1) Jauhkan anak-anak dari asap rokok, asap dapur, asap sampah, dan
polusi kendaraan bermotor.
2) Buang air besar dan kecil di kamar mandi.
3) Bersihkan rumah dan lingkungan anak bermain dari debu dan
sampah.
4) Balita sebaiknya tidur di dalam kelambu.
5) Untuk daerah endemis malaria, balita harus tidur di dalam kelambu
antinyamuk (mengandung insektisida).
6) Jauhakan anak dari bahaya seperti :Benda yang disangka makanan
dan minuman:obat-obatan, racun tikus, racun serangga, minyak
tanah, sabun atau detergen.Benda panas: kompor, setrika, termos
air panas.Benda berbahaya: pisau, colokan listrik, kabel. Jangan
biarkan anak bermain di dekat : sumur, kolam, sungai, jalan raya.
d. Perawatan Anak Sakit
1) Obat yang harusa disediakan di rumah, seperti :
a) Oralit untuk diare.
b) Obat merah (povidone iodine) untuk luka.
c) Paracetamol untuk demam.
2) Batuk
a) Berikan air minum lebih banyak.
b) Beri kecap atau madu dicampur dengan air jeruk nipis
c) Jauhkan anak dari asap rokok, asap dapur, dan asap
pembakaran sampah.
d) Bawa ke fasilitas kesehatan jika : batuk tidak sembuh
dalam 2 hari, anak sesak napas.
3) Diare
a) Berikan segera cairan oralit setiap anak buang air besar
b) Jika tidak ada oralit, berikat air minum, kuah sayur, atau air
tajin.
c) Jika anak masih menyusu, terus berikan ASI dan MP-ASI.
d) Jangan beri obat apapun kecuali dari petugas kesehatan
e) Segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan, jika timbul
demam, ada darah di dalam tinja, diare semakin parah,
muntah terus menerus, air terlihat sangat haus, anak tidak
mau makan dan minum.
4) Demam
a) Beri minum lebih sering dan lebih banyak
b) Jika masih menyusu, berikan ASI lebih sering.
c) Jangan diselimuti atau diberi baju tebal.
d) Kompres dengan air biasa atau air hangat.
e) Jangan kompres dengan air dingin karena anak bisa
menggigil.
f) Jika demam tinggi, beri obat penurun panas (parasetamol)
sesuai dosis.
g) Untuk derah endemis malaria, balita harus tidur di dalam
kelambu anti nyamuk (mengandung insektisida)
h) Segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan, jika :demam
disertai kejang.Demam tidak turun selama 2 bari. Demam
disertai bitnik-bintik merah, perdarahan di hidung, dana tau
buang air besar berwarna hitam.
5) Luka dan sakit kulit, luka, beri obat merah atau povidone iodine.
6) Koreng, tutup dengan kain bersih. Jangan dibubuhkan ramuan
apapun.
7) Jaga kebersihan kulit, mandi secara teratur, ganti pakaian jika basah
atau kotor, cuci tangan dan kaki dengan sabun setiap habis bermain.
8) Bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan, jika kulit kemerahan, terasa
gatal. luka bernanah atau berbau.
e. Memberi Makan Anak
1) Beri makan anak makanan orang dewasa yang berisi nasi, lauk
pauk, dan sayuran.
2) Beri makan anak 3 kali sehari, masing-masing ½ posi (piring)
orang dewasa.
3) Berikan makanan selingan 2 kali sehari.
4) Jangan berikan makanan manis atau minuman manis sebelum waktu
makan, karena bisa mengurangi nafsu makan.

I. Peran Keluarga Dalam Tumbuh Kembang Balita


1. Peran orang tua saat anak berusia 2 tahun
a. Orang tua mulai mengajari anak naik ke tangga dan berlari
b. Orang tua mengawasi anak saat mencoret-coret pensil pada kertas
c. Orang tua mengajari anak untuk menunjuk satu atau lebih bagian
tubuhnya
d. Orang tua mengajari anak untuk menyebut 3-6 kata yang mempunyai
arti, seperti bola, piring, dan sebagainya.
e. Orang tua mengajari anak untuk memegang cangkir sendiri
f. Orang tua mengajari anak untuk makan-minum sendiri
2. Peran orang tua saat anak berusia 2-3 tahun
a. Orang tua mengajari anak untuk berpakaian sendiri
b. Orang tua mengajak anak untuk melihat buku bergambar
c. Orang tua membacakan cerita kepada anak
d. Orang tua mengajari anak makan di piringnya sendiri
e. Orang tua mengajari anak untuk mencuci tangan
f. Orang tua mengajari anak buang air besar dan kecil di tempatnya
3. Peran orang tua saat anak berusia 3 tahun
a. Orang tua mengajari anak untuk mengayuh sepeda roda tiga
b. Orang tua mengajari anak berdiri di atas satu kaki tanpa berpegangan
c. Orang tua mengajari anak bicara dengan baik menggunakan dua kata
d. Orang tua mengajari anak mengenal 2-4 warna
e. Orang tua mengajari anak menyebut nama, umur dan tempat
f. Orang tua mengajari anak menggambar lurus
g. Orang tua mengawasi anak saat bermain dengan teman
h. Orang tua mengajari anak melepas pakaiannya sendiri
i. Orang tua mengajari anak menggunakan sepatu
4. Peran orang tua saat anak berusia 3-5 tahunOrang tua meminta anak
menceritakan apa yang ia lakukan
a. Orang tua mendengarkan anak ketika berbicara

b. Jika anak gagap, orang tua mengajari bicara dengan pelan-pelan


c. Orang tua mengawasi anak yang mencoba hal baru
5. Peran orang tua saat anak berusia 5 tahun
a. Orang tua mengawasi anak saat melompak-lompat dengan satu kaki,
menari, dan berjalan lurus
b. Orang tua melihat dan mengawasi anak saat menggambar tiga bagian
tubuh orang (kepla, badan, tangan/kaki)
c. Orang tua megawasi anak menggambar tanda silang dan lingkaran
d. Orang tua mengawasi anak menangkap bola kecil dengan kedua tangan
e. Orang tua mendengarkan anak menjawab pertanyaan dengan kata-kata
yang benar
f. Orang tua mendengar anak menyebut angka, menghitungjari
g. Orang tua mendengar anak saat bicaranya mudah dimengerti
h. Orang tua mengawasi anak saat berpakaian sendiri tanpa dibantu
i. Orang tua mengawasi anak mengancing baju atau pakaian boneka
j. Orang tua mengawasi anak menggosok gigi tanpa bantuan

J. Peran Bidan dalam tumbuh kembang anak


1. Melakukan pelayanan stimulasi deteksi dini dan intervensi dini tumbuh
kembang anak
2. Melakukan anjuran pemberian rangsangan perkembangan dan nasihat
pemberian makan pada orang tua
3. Melakukan pemantauan penyakit dan masalah perkembangan pada anak
4. Melakukan pemantauan perkembangan, test daya lihat, dan test daya
dengar, serta mental emosional pada anak
5. Melakukan skrining dini penyimpangan tumbuh kembang anak
6. Melakukan pemantauan saat penimbangan anak setiap bulan di posyandu
dan apabila berat badan anak tidak naik dua kali berturut-turut atau BGM
bidan harus segera melakukan tindakan pemenuhan gizi pada anak.

K. Beberapa gangguan tumbuh-kembang yang sering ditemukan


1. Gangguan bicara dan bahasa.
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan
anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau
kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif,
motor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya
stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa
bahkan gangguan ini dapat menetap.
2. Cerebral palsy.
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif,
yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel
motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai
pertumbuhannya.
3. Sindrom Down.
Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari
fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat
adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih
lambat dari anak yang normal.Beberapa faktor seperti kelainan jantung
kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan
lainnya dapat menyebabkan keter1ambatan perkembangan motorik dan
keterampilan untuk menolong diri sendiri.
4. Perawakan Pendek.
Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi
mengenai tinggi badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada
kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut.
Penyebabnya dapat karena varisasi normal,gangguan gizi, kelainan
kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
5. Gangguan Autisme.
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya
muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh
aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat,
yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan
yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial,
komunikasi dan perilaku.
6. Retardasi Mental.
Merupakan suatu kondisi yang ditandal oleh intelegensia yang rendah (IQ
< 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan
beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap
normal.
7. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk
memusatkan perhatian yang seringkali
disertai dengan hiperaktivitas.

II. KONSEP DASAR STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI


TUMBUH KEMBANG BALITA ( SDIDTK )
A. Pengertian SDIDTK
Kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun serta
mendeteksi secara dini adanya gangguan atau keterlambatan
kemampuan dasar anak untuk segera melakukan upaya pencegahan
dan penatalaksanaan agar anak tumbuh dan berkembang secara
optimal.
B. Prinsip dasar pelaksanaan SDIDTK
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan
meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.
3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain,
bemyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada
hukuman.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur
anak, terhadap ke 4 aspek kemampuan dasar anak.
6. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di
sekitar anak.
7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan
perempuan.
8. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas
keberhasilannya.

C. Persiapan pelaksanaan SDIDTK


1. Persiapan Logistik
Logistik menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan untuk
pelayanan SDIDTK. Perencanaan logistik harus dilakukan secara
benar, diperhatikan kesinambungan keberadaannya dan dipastikan
siap pakai. Kondisi ini hanya akan tercapai bilamana didukung
dengan mekanisme pencatatan dan pelaporan yang baik. Beberapa
jenis logistik yang harus disiapkan, antara lain:
a. Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK.
b. SDIDTK kit.
c. Buku KIA.
d. Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang, Register DDTK,
Formulir Rekapitulasi DDTK dan formulir Rujukan.
e. Register Kohort Bayi dan Register Kohort Anak Balita dan
Prasekolah.
2. Ruangan
Pelayanan SDIDTK di puskesmas harus terpisah dari ruang
pemeriksaan pasien dewasa atau anak sakit.
Pelayanan SDIDTK sebaiknya dilakukan di ruangan tertentu
karena membutuhkan waktu yang cukup
untuk pelayanan, termasuk waktu yang dibutuhkan untuk
menyampaikan KIE pertumbuhan dan
perkembangan kepada orang tua / pengasuh balita.
Jika belum mempunyai ruangan tertentu dapat
menggunakan ruangan yang dimanfaatkan bersama/multi fungsi
dengan pelayanan kesehatan lainnya seperti ruang imunisasi.
3. Persiapan petugas
4. Persiapan klien

D. DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

1. DETEKSI DINI GANGGUAN PERTUMBUHAN


Deteksi dini gangguan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat
pelayanan
Penentuan status gizi Anak
a. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB
/TB) untuk menentukan status gizi anak usia dibawah 5
tahun, apakah normal, kurus, sangat kurus atau gemuk.
b. Pengukuran Panjang Badan terhadap umur atau Tinggi
Badan terhadap umur (PB/U atau TB/U) untuk
menentukan status gizi anak, apakah normal, pendek atau
sangat pendek
c. Pengukuran Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)
untuk menentukan status gizi anak usia 5 - 6 tahun apakah
anak sangat kurus, kurus, normal, gemuk atau obesitas.
Untuk pemantauan pertumbuhan dengan menggunakan
berat badan menurut umur dilaksanakan secara rutin di
posyandu setiap bulan.
Apabila ditemukan anak dengan berat badan tidak naik dua
kali berturut-turut atau anak dengan berat badan di bawah
garis merah, kader merujuk ke petugas kesehatan untuk
dilakukan konfirmasi dengan menggunakan indikator berat
badan menurut panjang badan/tinggi badan.
Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal
deteksi dini tumbuh kembang balita. Pengukuran dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan atau non kesehatan
terlatih. Untuk penilaian BB/TB hanya dilakukan oleh
tenaga kesehatan.
Penentuan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan
dan tahun anak lahir. Umur dihitung dalam bulan penuh.
Contoh:
anak usia 6 bulan 12 hari umur anak dibulatkan menjadi 6
bulan.
anak usia 2 bulan 28 hari, umur anak dibulatkan menjadi 3
bulan.
Penimbangan Berat Badan (BB):
Menggunakan timbangan bayi.
1) Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak
sampai umur 2 tahun atau selama anak masih bisa
berbaring/duduk tenang.
2) Letakkan timbangan pada meja yang datar dan
tidak mudah bergoyang.
3) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke
angka 0.
4) Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaki,
sarung tangan.
5) Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.
6) Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
7) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum
timbangan atau angka timbangan.
8) Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan
gerakan jarum, baca angka di tengahtengah antara
gerakan jarum ke kanan dan kekiri.
Menggunakan timbangan dacin
1) Pastikan dacin masih layak digunakan, perikasa dan
letakkan banul geser pada angka nol. Jika ujung
kedua paku dacin tidak dalam posisi lurus, maka
timbangan tidak layak digunakan dan harus
dikalibrasi.
9) Masukan Balita ke dalam sarung timbang dengan
pakaian seminimal mungkin dan geser bandul
sampai jarum tegak lurus.
10) Baca berat badan Balita dengan melihat angka di
ujung bandul geser.
11) Catat hasil penimbangan dengan benar
12) Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan
Balita dari sarung timbang.
Menggunakan timbangan injak (timbangan digital).
1) Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga
tidak mudah bergerak.
2) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke
angka 0.
3) Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang
tipis, tidak memakai alas kaki, jaket, topi, jam
tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu.
4) Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.
5) Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
6) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan
atau angka timbangan.
7) Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan
gerakan jarum, baca angka di tengah tengah antara
gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.
Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB):
1) Pengukuran Panjang Badan untuk anak 0 - 24 bulan
Cara mengukur dengan posisi berbaring: Sebaiknya
dilakukan oleh 2 orang.
2) Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.
3) Kepala bayi menempel pada pembatas angka
4) Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi
agar tetap menempel pada pembatas angka 0
(pembatas kepala).
5) Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar
lurus, tangan kanan menekan batas kaki ke telapak
kaki.
6) Petugas 2 membaca angka di tepi diluar pengukur.
7) Jika Anak umur 0 - 24 bulan diukur berdiri, maka
hasil pengukurannya dikoreksi dengan
menambahkan 0,7 cm
8) Pengukuran Tinggi Badan untuk anak 24 - 72 Bulan
Cara mengukur dengan posisi berdiri:
1) Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
2) Berdiri tegak menghadap kedepan.
3) Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang
pengukur.
4) Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di
ubun-ubun.
5) Baca angka pada batas tersebut.
6) Jika anak umur diatas 24 bulan diukur telentang,
maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan
mengurangkan 0,7 cm.
Penggunaan Tabel BB/TB (Kepmenkes No:
1195/Menkes/SK/XII/2010):
1) Ukur tinggi/panjang dan timbang berat badan anak,
sesuai cara di atas.
2) Lihat kolom Tinggi/Panjang Badan anak yang
sesuai dengan hasil pengukuran.
3) Pilih kolom Berat Badan untuk laki-laki (kiri) atau
perempuan (kanan) sesuai jenis kelamin anak, cari
angka berat badan yang terdekat dengan berat
badan anak.
4) Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas
kolom untuk mengetahui angka Standar Deviasi
(SD).
Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
Tujuan untuk mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas
normal atau diluar batas normal.
1) Jadwal pengukuran disesuaikan dengan umur anak.
2) Umur 0 - 11 bulan, pengukuran dilakukan setiap
tiga bulan.
3) Pada anak yang lebih besar, umur 12 – 72 bulan,
pengukuran dilakukan setiap enam bulan.
4) Pengukuran dan penilaian lingkar kepala anak
dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.
5) Cara mengukur lingkaran kepala:
6) Alat pengukur dilingkaran pada kepala anak
melewati dahi, diatas alis mata, diatas kedua
telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol,
tarik agak kencang.
7) Baca angka pda pertemuan dengan angka.
8) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur
bayi/anak.
9) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran
kepala menurut umur dan jenis kelamin anak.
10) Buat garis yang menghubungkan antara ukuran
yang lalu dengan ukuran sekarang.
Interpretasi;
a) Jika ukuran lingkaran kepala anak berada di
dalam “jalur hijau” maka lingkaran kepala
anak normal.
b) Bila ukuran lingkaran kepala anak berada
di luar “jalur hijau” maka lngkaran kepala
anak tidak normal.
c) Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2
(dua), yaitu makrosefal bila berada diatas
“jalur hijau” dan mikrosefal bila berada
dibawah “jalur hijau”
Intervensi: Bila ditemukan makrosefal maupun
mikrosefal segera dirujuk ke rumah sakit.
2. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN ANAK
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dilakukan di
semua tingkat pelayanan.
a. Skrening pemeriksaan Perkembangan Anak menggunakan
Kuesioner Pra Skrening perkembangan (KPSP).
Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau
ada penyimpangan. Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh
tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PAUD terlatih.
Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah : setiap 3
bulan pada anak < 24 bulan dan tiap 6 bulan pada anak
usia 24 - 72 tahun (umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36,
42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan).
Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya
mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan umur
anak bukan umur skrining maka pemeriksaan
menggunakan KPSP untuk umur skrining yang lebih muda
dan dianjurkan untuk kembali sesuai dengan waktu
pemeriksaan umurnya.
Alat/instrumen yang digunakan adalah:
1) Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini
berisi 9 -10 pertanyaan tentang kemampuan
perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran
KPSP anak umur 0-72 bulan.
2) Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola
sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran
sisi 2,5 Cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah,
potongan biskuit kecil berukuran 0.5 - 1 Cm.
Cara menggunakan KPSP:
1) Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus
dibawa.
2) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal
bulan dan tahun anak lahir. Bila umur anak lebih 16
hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh: bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4
bulan bila umur bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3
bulan.
3) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai
dengan umur anak.
4) KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu: * Pertanyaan
yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: "Dapatkah
bayi makan kue sendiri ?" * Perintah kepada ibu/pengasuh
anak atau petugas melaksanakan tugas yang tertulis pada
KPSP. Contoh: "Pada posisi bayi anda telentang, tariklah
bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan
ke posisi duduk''.
5) Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut
menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak
mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berturutan, satu
persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau
Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
7) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah
ibu/pengasuh anak menjawab pertanyaan terdahulu.
Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
Interpretasi hasil KPSP:
1)Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.
a) Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh menjawab: anak
bisa atau pemah atau sering atau kadang-kadang
melakukannya.
b) Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh menjawab: anak
belum pernah melakukan atau tidak pemah atau
ibu/pengasuh anak tidak tahu.
2) Jumlah jawaban 'Ya' = 9 atau 10, perkembangan anak
sesuai dengan tahap perkembangannya (S).
3) Jumlah jawaban 'Ya' = 7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M).
4) Jumlah jawaban 'Ya' = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P).
5) Untuk jawaban 'Tidak', perlu dirinci jumlah jawaban
'Tidak' menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak
halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
Intervensi:
1) Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan
tindakan berikut:
a) Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh
anaknya dengan baik
b) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap
perkembangan anak
c) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat,
sesering mungkin, sesuai dengan umur dan
kesiapan anak.
d) lkutkan anak pada kegiatan penimbangan dan
pelayanan kesehatan di posyandu secara teratur
sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina
Keluarga Balita (BKB).
Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72
bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Kelompok
Bermain dan Taman Kanak-kanak.
e) Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan
KPSP setiap 3 bulan pada anak berumur kurang
dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24
sampai 72 buIan.
2) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan
berikut:
a) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi
perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap
saat dan sesering mungkin.
b) Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi
perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
c) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari
kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan
penyimpangan perkembangannya dan lakukan
pengobatan.
d) Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu
kemudian dengan menggunakan daftar KPSP yang
sesuai dengan umur anak.
e) Jika hasil KPSP ulang jawaban 'Ya' tetap 7 atau 8
maka kemungkinan ada penyimpangan (P).
3) Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P),
lakukan tindakan berikut: Merujuk ke Rumah Sakit
dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan
perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara & bahasa,
sosialisasi dan kemandirian).

b. TES DAYA DENGAR (TDD)


Tujuan tes daya dengar adalah menemukan gangguan pendengaran
sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan
kemampuan daya dengar dan bicara anak.
Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur kurang dari 12
bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas.
Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga
PAUD dan petugas terlatih lainnya. Tenaga kesehatan mempunyai
kewajiban memvalidasi hasil pemeriksaan tenaga lainnya.
Alat/sarana yang diperlukan adalah: lnstrumen TDD menurut
umur anak.
Cara melakukan TDD :
1) Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung
umur anak dalam buIan.
2) Pilih daftar pertanyaan TDD yang sesuai dengan umur
anak.
3) Pada anak umur kurang dari 24 bulan: Semua pertanyaan
harus dijawab oleh orang tua/pengasuh anak. Katakan pada
Ibu/pengasuh untuk tidak usah ragu-ragu atau takut
menjawab, karena tidak untuk mencari siapa yang salah.
Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring,
satu persatu, berurutan. Tunggu jawaban dari
orangtua/pengasuh anak.
Jawaban YA jika menurut orang tua/pengasuh, anak dapat
melakukannya dalam satu bulan terakhir.
Jawaban TIDAK jika menurut orang tua/pengasuh anak
tidak pernah, tidak tahu atau tak dapat melakukannya
dalam satu bulan terakhir.
4) Pada anak umur 24 bulan atau lebih: Pertanyaan-
pertanyaan berupa perintah melalui orangtua/pengasuh
untuk dikerjakan oleh anak.
Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah
orangtua/pengasuh.
Jawaban YA jika anak dapat melakukan perintah
orangtua/pengasuh.
Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau
melakukan perintah orangtua/pengasuh.
lnterpretasi:
1) Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan
anak mengalami gangguan pendengaran.
2) Catat dalam Buku KIA atau register SDIDTK, atau
status/catatan medik anak.
lntervensi:
1) Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada.
2) Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi

c. TES DAYA DENGAR (TDD).


Tujuan tes daya lihat adalah mendeteksi secara dini kelainan daya
lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga
kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih
besar
Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia
prasekolah umur 36 sampai 72 bulan. Tes ini dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan.
Alat/sarana yang diperlukan adalah:
1) Ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yang baik
2) Dua buah kursi, 1 untuk anak dan 1 untuk pemeriksa
3) Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang
anak
4) Alat Penunjuk
Cara melakukan daya lihat
1) Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang, dengan
penyinaran yang baik
2) Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi
duduk
3) Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E”
menghadap ke poster “ E”
4) Letakkan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk
pemeriksa.
5) Pemeriksa memberikan kartu "E" pada anak.. Latih anak
dalam mengarahkan kartu "E" menghadap atas, bawah, kiri
dan kanan; sesuai yang ditunjuk pada poster “E” oleh
pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak mau melakukannya.
Lakukan hal ini sampai anak dapat mengarahkan kartu "E"
dengan benar.
6) Selanjutnya, anak diminta menutup sebelah matanya
dengan buku/kertas.
7) Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf "E” pada poster, satu
persatu, mulai baris pertama sampai baris ke empat atau
baris "E" terkecil yang masih dapat di lihat.
8) Puji anak setiap kali dapat mencocokan posisi kartu "E"
yang dipegangnya dengan huruf "E" pada poster.
9) Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan
cara yang sama.
10) Tulis baris "E" terkecil yang masih dapat di lihat, pada
kertas yang telah di sediakan :
Mata kanan : .......... Mata kiri : ...............
lnterpretasi:
Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan melihat
sampai baris ketiga pada poster "E". Bila kedua mata anak tidak
dapat melihat baris ketiga poster E atau tidak dapat mencocokkan
arah kartu “E” yang dipegangnya dengan arah "E" pada baris
ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan anak
mengalami gangguan daya lihat.
lntervensi:
Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta
anak datang lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksaa
berikutnya, anak tidak dapat melihat sampai baris yang sama, atau
tidak dapat melihat baris yang sama dengan kedua matanya, rujuk
ke Rumah Sakit dengan menuliskan mata yang mengalami
gangguan (kanan, kiri atau keduanya).
d. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERILAKU
EMOSIONAL
Deteksi dini penyimpangan perilaku emosional adalah
kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya
masalah perilaku emosional, autisme dan gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera
dilakukan tindakan intervensi.
Bila penyimpangan perilaku emosional terlambat diketahui, maka
lntervenslnya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak. Deteksi yang dilakukan menggunakan:
1) Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE) bagi anak
umur 36 bulan sampai 72 buIan.
2) Ceklis autis anak prasekolah (Modified Checklist for
Autism in Toddlers (M-CHAT) bagi anak umur 18 bulan
sampai 36 bulan.
3) Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian
dan Hiperaktivitas (GPPH) menggunakan Abreviated
Conner Rating Scale bagi anak umur 36 bulan ke atas.
Deteksi Dini Masalah Perilaku Emosional
Tujuannya adalah mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan/masalah perilaku emosional pada anak pra sekolah.
Jadwal deteksi dini masalah perilaku emosional adalah rutin setiap
6 bulan pada anak umur 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini
sesuai dengan jadwal pelayanan SDIDTK.
Alat yang digunakan adalah Kuesioner Masalah Perilaku
Emosional (KMPE) yang terdiri dari 14 pertanyaan untuk
mengenali problem perilaku emosional anak umur 36 bulan
sampai 72 bulan.
Cara melakukan :
1) Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan
nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada KMPE
kepada orang tua/pengasuh anak.
2) Catat jawaban YA, kemudian hitung jumlah jawaban YA.
lnterpretasi :
Bila ada jawaban YA, maka kemungkinan anak mengalami
masalah perilaku emosional. •
lntervensi :
Bila jawaban YA hanya 1 (satu) :
1) Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan Buku
Pedoman Pola Asuh Yang Mendukung Perkembangan
Anak.
2) Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan
rujuk ke Rumah Sakit yang memberi pelayanan rujukan
tumbuh kembang atau memiliki fasilitas pelayanan
kesehatan jiwa.
Bila jawaban YA ditemukan 2 (dua) atau lebih : Rujuk ke Rumah
Sakit yang memberi pelayanan rujukan tumbuh kembang atau
memiliki fasilitas pelayanan kesehatan jiwa. Rujukan harus
disertai informasi mengenai jumlah dan masalah mental emosional
yang ditemukan.
Deteksi Dini Autis Pada Anak Prasekolah.
Tujuannya adalah mendeteksi secara dini adanya autis pada anak
umur 18 bulan sampai 36 bulan. Dilaksanakan atas indikasi atau
bila ada keluhan dari ibu/pengasuh atau ada kecurigaan tenaga
kesehatan, kader kesehatan, petugas PAUD, pengelola TPA dan
guru TK.
Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di
bawah ini:
1) Keterlambatan berbicara.
2) Gangguan komunikasi/ interaksi sosial.
3) Perilaku yang berulang-ulang.
4) Alat yang digunakan adalah M-CHAT (Modified-Checklist
for Autism in Toddlers)
5) Ada 23 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua/pengasuh
anak.
6) Pertanyaan diajukan secara berurutan, satu persatu.
Jelaskan kepada orangtua untuk tidak ragu-ragu atau takut
menjawab.
Cara menggunakan M-CHAT.
1) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu
persatu perilaku yang tetulis pada M-CHAT kepada orang
tua atau pengasuh anak.
2) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan
tugas pada Modified-Checklist for Autism in Toddlers (M-
CHAT)
3) Catat jawaban orang tua/pengasuh anak dan kesimpulan
hasil pengamatan kemampuan anak, YA atau TIDAK.
Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
Interpretasi:
1) Enam pertanyaan No. 2, 7, 9, 13, 14, dan 15 adalah
pertanyaan penting (crirical item) jika dijawab tidak
berarti pasien mempunyai risiko ringgi autism.
2) Jawaban tidak pada dua atau lebih critical item atau tiga
pernyaan lain yang dijawab tidak sesuai (misalnya
seharusnya dijawab ya, orang tua menjawab tidak) maka
anak tersebut mempunyai risiko autism
3) Jika perilaku itu jarang dikerjakan (misal anda melihat
satu atau 2 kali) , mohon dijawab anak tersebut tidak
melakukannya.
Intervensi:
Bila anak memiliki risiko tinggi autism atau risiko autism, Rujuk
ke Rumah Sakit yang memberi layanan rujukan tumbuh kembang
anak.
e. DETEKSI DINI GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN
DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) PADA ANAK.
Tujuannya adalah mengetahui secara dini anak adanya Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur
36 bulan ke atas.
Dilaksanakan atas indikasi bila ada keluhan dari orang
tua/pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader
kesehatan, BKB, petugas PAUD, pengelola TPA dan guru TK.
Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di
bawah ini:
1) Anak tidak bisa duduk tenang
2) Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal
lelah
3) Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsive

Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini Gangguan


Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas/GPPH (Abbreviated
Conners Ratting Scale),
Formulir ini terdiri 10 pertanyaan yang ditanyakan kepada orang
tua/pengasuh anak/guru TK dan pertanyaan yang perlu
pengamatan pemeriksa.
Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH:
1) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu
persatu perilaku yang tertulis pada formulir deteksi dini
GPPH.
Jelaskan kepada orangtua/pengasuh anak untuk tidak ragu-
ragu atau takut menjawab.
2) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan
pertanyaan pada formulir deteksi dini GPPH.
3) Keadaan yang ditanyakan/diamati ada pada anak
dimanapun anak berada, misal ketika di rumah, sekolah,
pasar, toko, dll);setiap saat dan ketika anak dengan siapa
saja.
4) Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama
dilakukan pemeriksaan.
5) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
lnterpretasi:
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan "bobot
nilai" berikut ini, dan jumlahkan nilai masing-masing
jawaban menjadi nilai total
1) Nilai 0: jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.

2) Nilai 1:jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan


pada anak.
3) Nilai 2: jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.
E. Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining Deteksi Dini Penyimpangan Tumbuh
Kembang Pada Balita dan Anak Prasekolah
Daftar Pustaka

Adriana, D. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba
Medika.
Eveline & Djamaludin, N. 2010. Panduan pintar merawat Bayi dan Balita. Wahyu
Media. Jakarta.
Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar pada Balita.
Nuha Medika. Yogyakarta.
Marmi & Raharjo, K. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.
Yogyakarta: pustaka pelajar.
Nursalam, dkk. 2013.Asuhan keperawatan Bayi dan Anak Untuk Perawat dan
Bidan.Jakarta: Salemba Medika.
Soetjiningsih. 2014. Tumbuh kembang Anak. Jakarta: EGC.
Sri Asutik.2016.Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.Jakarta:Depkes RI.
Sulistyoningsih. 2011. Gizi Untuk Kesehatan ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sutomo, B dan Anggraeni, DY. 2010. Menu Sehat Alami Untuk Balita. Jakarta: PT.
Agromedia Pustaka
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA “ F “
DENGAN PEMERIKSAAN TUMBUH KEMBANG
DI PUSKESMAS KUNIR

Pengkajian Data
Identitas
Tanggal : 13/ 03/ 2021 Jam : 08.00 WIB
Nama bayi : Balita “F”
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat tanggal lahir : Puskesmas Kunir (12/03/2018)
Umur : 36 bulan
Anak Ke : Kedua
Nama ayah : Tn. P
Nama Ibu : Ny. S
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa /Indonesia
Alamat : Dsn Genteng RT 26 /RW 13 Desa Sukorejo
Kec. Kunir Kab. Lumajang

A. SUBYEKTIF
a. Keluhan Utama
Ibu datang memeriksakan anaknya umur 36 bulan ingin mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

b. Riwayat Kehamilan
Selama hamil kondisi ibu baik, pada bulan pertama kehamilan ibu
mengalami mual muntah tapi mulai menghilang seiring bertambahnya usia
kehamilan. Ibu mendapat vitamin, tambah darah dan kalk secara teratur
dari Bidan. Ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke Bidan.

c. Riwayat Persalinan

Penyulit
kelamin
Tempat

Jenis
Usia

kehamilan Keadaan
dan sekarang
Tgl/Tahun
No Penolong persalinan PB BB
1 2010 BPM 40 Bidan Tidak ada L 50 3000 Sehat
2 2018 BPM 39 Bidan Tidak ada P 50 3200 Sehat
d. Riwayat Penyakit yang Lalu dan Saat Ini

Ibu mengatakan anaknya dalam kondisi sehat, tidak dalam kondisi sakit

apapun.

e. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Saat ini

Ibu mengatakan pertumbuhan dan perkembangan anak nya hingga saat ini

normal seperti pada anak umumnya

f. Riwayat Imunisasi

Ibu mengatakan bahwa imunisasi anaknya lengkap.

g. Pola Kebutuhan Dasar

1) Nutrisi : Ibu mengatakan anaknya makan 3x sehari dan


suka memakan makanan ringan
2) Eliminasi : BAB 1 x/hari, BAK ± 4 x/hari
3) Personal hygiene : Ibu mengatakan anaknya mandi 2x/hari
4) Istirahat : Ibu mengatakan anak tidur malam ± 9 jam/hari
5) Aktifitas : Anak suka bermain

B. OBYEKTIF

a. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : Baik

Bentuk badan : Normal

Bicara : Normal

Kebersihan : Baik

b. Pengkajian Fisik
0
1) Suhu : 36,6 C.

2) Nadi : 88 x/menit

3) Pernafasan : 22 x/menit

4) Berat badan : 14 kg
5) Panjang badan : 92 cm

6) Lingkar kepala : 48 cm

7) Lingkar lengan atas : 16 cm

Inspeksi

1) Kepala : Bentuk normal, rambut hitam, bersih


2) Muka : Simetris, tidak pucat, tidak kuning.
3) Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva
merah muda
4) Hidung : Bersih, tidak ada sekret
5) Gigi dan Mulut : Bersih, gigi tidak adakaries, lidah bersih
6) Leher : Tidak terlihat adanya pembesaran pada
kelenjar limfe, kelenjar tiroid, maupun
vena jugularis.
7) Dada : Simetris, putting susu ada, terdapat bintik
putik pada areola, tidak tampak retraksi
dada
8) Abdomen : Bentuk normal, tidak tampak pembesaran
hepar
9) Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
10) Ekstremitas
Atas : Simetris, gerak aktif, tidak ada polidaktil
dan sindaktil
Bawah : simetris, gerakan aktif, tidak ada
polidaktil dan sindaktil

Palpasi

1) Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal


2) Leher : Tidak teraba pembekakan kelenjar tyroid,

kelenjar limfe maupun vena jugularis.

3) Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba

benjolan abnormal.

4) Ekstremitas
Atas : tidak odema
Bawah : tidak odema
Auskultasi

1) Dada : tidak terdengar ronchi wheezing


2) Jantung : denyut jantung normal
3) Abdomen : bising usus (+)

Perkusi

Abdomen : tidak kembung

c. Perhitungan Umur anak

Tanggal Pengkajian : 13 Maret 2021

Tanggal Lahir : 12 Maret 2018

Perhitungan umur sebagai berikut : 2021– 03 – 13

2018 – 03 – 12 _
3–0–1

Jadi An “F” berumur 3 Tahun 0 bulan 1 hari

d. Pemeriksaan Perkembangan (KPSP, TDD, TDL)

1) Pemeriksaan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) menurut


umur anak

Aspek yang di Ya Tidak


No Pemeriksaan KPSP usia 36 bulan
nilai
1. Beri dia pensil, apakah anak dapat Gerak halus √
mencoret-coret kertas tanpa
bantuan/petunjuk?
2. Dapatkah anak meletakan 4 buah kubus Gerak halus
satu persatu di atas kubus yang lain tanpa 
menjatuhkan kubus itu?
3. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada Bicara dan
saat berbicara seperti “minta minum”, bahasa √
“mau tidur”?
4. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara Bicara dan
gambar-gambar ini tanpa bantuan bahasa √
5. Dapatkah anak melempar bola lurus Gerak kasar √

kearah perut atau dada anda dari jarak 1,5


meter?
6 Ikuti perintah ini dengan seksama. Bicara dan

Jangan memberi isyarat dengan bahasa

petunjuk atau mata pada saat

memberikan perinta berikut ini:


“Letakan kertas ini di lantai” “Letakan
kertas ini di kursi” “Berikan kertas ini
kepada ibu”
7 Buat garis lurus kebawah sepanjang Gerak halus

sekurang-kurangnya 2,5 cm
Suruh anak menggambar garis lain di
samping garis ini.

Jawab TIDAK bila ia menggambar garis


seperti ini:
8 Letakan selembar kertas sekuran buku ini Gerak kasar
di lantai. Apakah anak dapat melompati √
bagian lebar kertas dengan mengangkat
kedua kakinya secara bersamaan tanpa
9 dapatkah anak mengenakan sepatunya Sosial dan √
sendiri?

kemandirian

10 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga Gerak kasar √


sejauh sedikitya 3 meter?
Auskultasi

2) Jantung : Denyut jantung normal

Perkusi

c. Perhitungan Umur anak

Tanggal Test : 14 Maret 2019

Tanggal Lahir : 11 Maret 2016

Perhitungan umur sebagai berikut : 2019– 03 – 14

2016 – 03 – 11 _

3- 0- 3

Jadi An “N” berumur 3 Tahun 0 bulan 3 hari


d. Pemeriksaan Perkembangan (KPSP, TDD, TDL)

1) Pemeriksaan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) menurut


umur anak

Aspek yang di Ya Tidak

1. Beri dia pensil, apakah anak dapat Gerak halus √


mencoret-coret kertas tanpa
bantuan/petunjuk?
2. Dapatkah anak meletakan 4 buah kubus Gerak halus
satu persatu di atas kubus yang lain tanpa 
menjatuhkan kubus itu?
3. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada Bicara dan
bahasa
saat berbicara seperti “minta minum”, √
“mau tidur”?

4. “Terimakasih” dan menyebut


Apakah anak dapat “dadah” tidak ikut
2 diantara Bicara dan
bahasa
gambar-gambar ini tanpa bantuan √

5. Dapatkah anak melempar bola lurus Gerak kasar √


kearah perut atau dada anda dari
6 jarak
Ikuti 1,5 meter? ini dengan seksama.
perintah Bicara dan
Jangan memberi isyarat dengan bahasa
petunjuk atau mata pada saat √
memberikan perinta berikut ini:
“Letakan kertas ini di lantai”
“Letakan kertas ini di kursi”
“Berikan kertas ini kepada ibu”

7 Buat garis lurus kebawah sepanjang Gerak halus


sekurang-kurangnya 2,5 cm

Suruh anak menggambar garis lain di
samping garis ini.

Jawab YA bila ia menggambar garis


seperti ini:

Jawab TIDAK bila ia menggambar garis


seperti ini:

8 Letakan selembar kertas sekuran buku ini Gerak kasar


di lantai. Apakah anak dapat melompati √
bagian lebar kertas dengan mengangkat
kedua kakinya secara bersamaan tanpa
didahului dengan lari?
9 dapatkah anak mengenakan sepatunya Sosial dan √
kemandirian
10 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda Gerak kasar √
tiga sejauh sedikitya 3 meter?
Dengan menggunakan form KPSP 36 bulan didapatkan hasil jawaban “Ya” = 7

maka perkembangan An. N adalah “Meragukan”.

2) Pemeriksaan Tes daya dengar (TDD) menurut umur anak.

Umur 2-3 tahun Ya Tidak


1. Tutup mulut anda dengan buku/kertas, tanpa melihat gerakan
bibir anda, tanyakan pada anak: “pegang matamu”, “pegang √
kakimu”. Apakah anak memegang mata dan kakinya dengan
benar?gambar dari majalah/ bubu bergambar, tutup mulut anda
2. Pilih
dengan buku /kertas, tanpa melihat gerakan bibir anda,
tanyakan pada anak: ”tunjukan gambar kucing(atau anjing,
kuda,mobil, orang rumah, bunga, dan sebaginya)?” dapatkah
3. Tutup mulut andagambar
anak menunjukan denganyang
buku/kertas,
di maksudtanpa melihat
dengan gerakan √
benar?
bibir anda, perintah anak untuk mengerjakan sesuatu seperti: "
berikan bonekaitu kepada saya”, ”taruh kubus-kubus ini di atas
meja/kursi, dan sebagainya”. Apakah anak dapat mengerjakan
Didapatkan
perintahhasil dengan
tersebut jawaban
dengan “Tidak” = 0, maka pada An. N tidak mengalami
benar?

gangguan pendengaran.

3) Pemeriksaan Tes Daya Lihat


Didapatkan hasil anak dapat mencocokan sampai baris ke tiga poster E, maka

pada An.N tidak mengalami gangguan daya lihat.


e. Pemeriksaan KMME (Kuisioner Masalah Mental Emosional)

No. Pertanyaan Ya Tidak


1. Apakah anak anda sering kali terlihat marah tanpa sebab

(seperti banyak menangis, mudah tersinggung atau √


bereaksi berlebihan terhadap hal-hal yang sudah biasa

2. Apakah anak anda tampak menghindardari teman-teman


atau anggota keluarganya?
(seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau merasa √
3. Apakah anak anda terlihat berprilaku merusak dan
menentang terhadap lingkungan disekitarnya?
(seperti melanggar peraturan yang ada, mencuri, seringkali
melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, atau
menyiksa binatang atau anak-anak lainnya)
4. Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan
ketakutan atau kecemasan berlebihan yang tidak dapat √
dijelaskan asalnya dan tidak sebanding dengan anak lain
5. Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena

perhatiannya, sehingga mengalami penurunan dalam √


aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya?
6. Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan
sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan √
7. Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola
tidur?
(seperti sulit tidur sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari, √
8. Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan?
(seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebih atau tidak √
9. Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala,

10. Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau

11. Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran


perilaku atau kemampuan yang sudah dimilikinya?

12. Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-

Didapatkan hasil jawaban ”Ya” = 0 maka pada An. N tidak mengalami masalah
mental emosional.
f. Pemeriksaan CHAT (Checklist for Autisme in Toddlers) pada umur

18-36 bulan

Keterangan:

1) Resiko tinggi menderita autis : bila jawaban “Tidak” pada pertanyaan

A5, A7, B2, B3, dan B4.

2) Resiko rendah menderita autis`; bila jawaban “Tidak” pada pertanyaan

A7 dan B4.

3) Kemungkinan gangguan perkembangan lainnya: bila jawaban “Tidak”

jumlah 3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4; A6; A8-A9; B1; B5.

4) Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1, 2, 3.

A Alo Annamnesis Ya Tidak


1. Apakah anak senang diayun-ayun atau di guncang- √

2. Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak lain? √


3. Apakah anak suka memanjat-manjat, seperti memanjat √

4. apakah anak suka bermain ”ciluk ba”, ”petak umpet”? √


5, Apakah anak suka bermain seolah-olah membuat √
secangkir teh mengginakan mainan berbentuk cangkir

6. Apakah anak pernah menujuk atau meminta sesuatu √

7. Apakah anak pernah menggunakan jari untuk √


menunjukan ke sesuatu agar anda melihat kesana?
8. apakah anak dapat bermain dengan mainan yang kecil √

9. Apakah anak dapat memberikan suatu benda untuk √

B Pengamatan Ya Tidak
1. Selama pemeriksaan apakah anak menatap (kontak mata) √

2. Usahakan menarik perhatian anak anda, kemudian √


pemeriksa menunjuk sesuatu di ruangan pemeriksaan
sambil mengatakan :”lihat itu ada bola(atau mainan
lain)”!
Perhatikan mata anak, apakah ia melihat ke benda yang di
3. Usahakan menarik perhatian anak, berikanmainan gelas/ √

caggkir dan teko. Katakan pada anak: ”buatkan secangkir


4. susu buat mama”!
Tanyakan pada anak: ”tunjukan mana gelas”! (gelas dapat √

di ganti dengan nama benda lain yang di kenal anak dan


ada di sekitar kita). Apakah anak menunjukan benda
tersebut dengan jarinya? Atau sambil menatap wajah anda
5. Apakah anak dapatsuatu
ketika menunjukan menumpuk
benda? beberapa kubus/ balok √

Didapatkan hasil jawaban ”TIDAK” = 0 maka pada An.N tidak mengalami

gangguan autisme.

g. Pemeriksaan GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan

Hiperaktivitas)

Keterangan :

Nilai 0 : Jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak

Nilai 1 : Jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak

Nilai 2 : Jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak

Nilai 3 : Jika keadaan tersebut selalu ditemukan pada anak

Jika nilai total 13 atau lebihanak kemungkinan dengan GPPH.

Kegiatan yang diamati 0 1 2 3


1. Tidak kenallelah √
2. Mudah menjadi gembira, implusive √
3. Mengganggu anak-anak lain √
4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai, √

5. Menggerak-gerakkan anggota badan atau kepala secara √

6. Kurang perhatian, mudah teralihkan √


7. Permintaanya harus segera terpenuhi, mudah menjadi √

8. Sering dan mudah menangis √


9. Suasana hati mudah berubah dengan cepat dan drastis √
10. Ledakan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak √

Jumlah 0 2 0 0
Nilai total: 2
Didapatkan hasil dengan nilai total = 2 maka pada An.N tidak mengalami GPPH.
3. ANALISA DATA (A)

Diagnosa : An.N usia 36 bulan 3 hari dengan KPSP meragukan

Dasar : Ds : Ibu mengatakan Anak lahir tangga 11-03-2016

Do : Keadaan Umum : baik

Kesadaran : composmentis

Antropometri

BB : 11,4 Kg

PB : 90 cm

LK : 47 cm

Lila : 16 cm

Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan :

1. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

Didapatkan hasil meragukan pada KPSP 36 bulan

dengan jumlah skor 7

2. Tes Daya Dengar (TDD)

Jumlah jawaban “Tidak” = 0 Tidak mengalami

gangguan dalam pendengaran

3. Tes Daya Lihat (TDL)


Jumlah jawaban “Tidak” = 0 Tidak mengalami

gangguan dalam penglihatan


Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional :

1. Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)

Jumlah jawaban ”Ya” = 0 maka An.N tidak

mengalamigangguan masalah dalam mental

emosional

2. Checklist for Autisme in Toddlers (CHAT)

Didapat hasil jawaban ”Tidak” = 0 maka An.N

tidak mengalami gangguan autisme

3. Gangguan pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

(GPPH)

Didapat hasil dengan total = 2 maka An.N tidak

mengalami gangguan pemusatan perhatian fan

hiperaktivitas

Masalah : Keterlambatan perkembangan morotik kasar serta bicara dan

bahasa

Kebutuhan : Stimulasi perkembangan motorik kasar serta bicara dan

bahasa

4. PENATALAKSANAAN (P)
a. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan pertumbuhan anak

Hasil pemeriksaan BB : 11,4 Kg, PB : 90 cm, LK: 47 cm, Lila : 16 cm

Ibu sudah mengetahui anaknya dalam keadaan baik

b. Melakukan pemeriksaan perkembangan mental emosional seperti KMME,

CHAT dan GPPH

Hasil pemeriksaan perkembangan mental emosional CHAT dan GPPH

anak normal
c. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan perkembangan mental

emosional bahawa hasil pemeriksaan KMEE, CHAT dan GPPH anak

normal, yang berarti anak tidak mengalami penyimpangan masalah mental

emosional.

Ibu sudah mengerti kondisi anaknya saat ini dalam keadaan baik

d. Pemeriksaan tumbuh kembang pada balita menggunakan form KPSP umur

36 bulan

Hasil pemeriksaan terdapat keterlambatan tumbuh kembang pada KPSP

nomor 5, 6dan 10

Hasil pemeriksaan terdapat keterlambatan tumbuh kembang pada KPSP

nomor 5, 6 dan 10

e. Menjelaskan pada ibu tentang hasil perkembangan anak dengan

menggunakan metode KPSP

Hasil perkembangan anak dengan hasil meragukan pada KPSP dengan

“skor 7”, yaitu anak belum dapat “melempar sebuah bola dan mengayuh

sebuah sepeda” serta belum dapat melaksanakan perintah “letakan kertas

di kursi dan lantai dan berikan kertas ini kepada ibu”


Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan KPSP dan ibu dapat menerima

hasil pemeriksaan tersebut

f. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian perkembangan

DDTK (Deteksi Dini Tumbung Kembang Anak) dengan menggunakan

metode KPSP (kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

Deteksi dini tumbung kembang anak dengan KPSP merupakan metode

skrining terhadap kelainan perkembangan tumbuh kembang anak


Ibu sudah mengetahui pentingnya melakukan deteksi dini tumbuh

kembang pada anak

g. Menjelaskan maksud dan tujuan yaitu bahwa saya akan melaksanakan

Asuhan Kebidanan dengan melakukan stimulasi tumbuh kembang agar

anaknya tidak mengalami keterlambatan tumbuh kembang, yaitu dengan

tujuan bahwa anaknya akan dijadikan sebagai responden dalam

penyelesaian Laporan Tugas Akhir dengan memberikan surat persetujuan

tindakan/inform consent bahwa ibu setuju dengan tindakan yang akan di

berikan dan bersedia menandatangani surat tersebut

Ibu bersedia menjadi responden dan sudah menandatangani inform

consent.

h. Memberitahu kepada ibu bahwa stimulasi yang akan di lakukan adalah

pada aspek bicara dan bahasa serta gerak kasar yaitu anak belum bisa

mengerjakan perintahkan seperti ”letakan kertas ini di lantai , letakan

kertas ini di meja, dan berikan kertas ini pada ibu” serta belum dapat

”melempar bola sejauh 1,5 meter dan mengayuh sepeda roda tiga sejauh

sedikitnya 3 meter”

Ibu sudah mengetahui stimulasi pertama yang akan di lakukan

i. Memotivasi orang tua untuk membantu menstimulasi anaknya dirumah

setiap hari seperti aspek bicara dan bahasa, serta gerak kasar

Stimulasi yang diberikan seperti :


1) Memberikan perintah sederhana seperti, “tolong bawakan buku ibu,

letakan botol susu mu di meja, dan sebagainya” anjurkan ibu untuk


menunjukan kepada anak cara mengerjakan perintah

tersebut dan gunakan kata-kata yang sederhada serta mudah di

pahami oleh anak

2) Mengajak anak bermain serta belajar cara melempar sebuah

bola dengan benar, anjurkan ibu memberikan contoh cara

melempar bola dengan benar

3) Mengajak anak bermain serta belajar mengayuh sepeda roda

tiga dan anjurkan ibu untuk mengajarkan anak cara

mengayuh sepeda dan bantu anak dalam menaiki sepeda serta

bantu anak dengan cara mendorong sepeda dari belakang

Ibu bersedia membantu dalam menstimulasi anaknya

j. Memberitahu ibu bahwa saya akan melakukan kunjungan pada


tanggal 21

Maret 2019 dengan melakukan evaluasi terhadap stimulasi yang

telah di berikan selama 1 minggu ini, apakah anak sudah dapat

mengerjakan perintah sederhana atau belum.

Ibu bersedia dilakukan evaluasi pada tanggal 21 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai