D
UL
Oleh:
Zakia Eka Warda
NIM. 15901.02.20110
Secara psikologis, rentang usia balita dibagi dalam 3 tahapan yaitu masa
sebelum lahir, masa bayi dan masa awal kanak-kanak. Pada ketiga tahapan
tersebut banyak terjadi perubahan yang mencolok, baik fisik maupun
psikologis, karena tekanan budaya dan harapan untuk menguasai tugas-tugas
perkembangan tertentu, yang akan mempengaruhi tumbuh kembang anak.
1. Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju tubuh bagian bawah
( sefalokaudal ). Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ujung kaki,
anak akan berusaha menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar
menggunakan kakinya.
2. Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar.
Contohnya adalah anak akan lebih dulu menguasai penggunaan telapak
tangan untuk menggenggam, sebelum ia mampu meraih benda dengan
jemarinya.
3. Setelah dua pola di atas dikuasai, barulah anak belajar mengeksplorasi
keterampilan-keterampilan lain. Seperti melempar, menendang, berlari dan
lain-lain.
b. Keluarga.
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi,
pendek, gemuk atau kurus.
c. Umur.
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
d. Jenis kelamin.
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat
daripada laki laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan
anak laki-laki akan lebih cepat.
e. Genetik.
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak
yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang
berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
2. Faktor luar (ekstemal).
a. Faktor Prenatal
1) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
2) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan
kongenital seperti club foot.
3) Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Amlnopterin, Thalldomid dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
4) Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,
hiperplasia adrenal.
5) Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan
pada janin seperti mikrosefali,spina bifida, retardasi mental dan
deformitas anggota gerak, kelainan kongential mata, kelainan
jantung.
6) Lnfeksi
lnfeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH
(Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat
menyebabkan kelainan pada janin: katarak, bisu tuli, mikros efali,
retardasi mental dan kelainanjantung kongenital.
7) Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah
antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel
darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam
peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kem icterus
yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
8) Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu.
9) Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan
mental pada ibu hamil dan lain-lain.
b. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
c. Faktor Pasca Persalinan
1) Gizi, untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang
adekuat.
2) Penyakit kronis/ kelainan kongenital, Tuberkulosis, anemia,
kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan
jasmani.
3) Lingkungan fisis dan kimia. Lingkungan sering disebut melieu
adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai
penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan
yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar
radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll)
mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
d. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan,
akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
e. Endokrin, gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
f. Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat
pertumbuhan anak.
g. Lingkungan pengasuhan.
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
h. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak,
keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
i. Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang
terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormon pertumbuhan.
1. Faktor Internal
Adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik balita seperti: ras,
etnik, keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan genetik, kelainan kromosom.
2. Faktor Eksternal
Adalah faktor berasal dari luar diri anak antara lain: prenatal, ini
berhubungan dengan gizi, toksin atau zat kimia. Bisa pula faktor pascanatal
yang berhubungan dengan gizi, kelainan, ekonomi, sosial, psikologis,
pengasuhan , stimulasi dan obat-obatan.
Pertumbuhan pada bayi dan balita merupakan gejala kuantitatif. Pada konteks
ini berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta jaringan intraseluler
pada tubuh anak. Dengan kata lain, berlangsung proses multiplikasiorgan
tubuh anak, disertai penambahan ukuran-ukuran tubuhnya.
Berat badan balita dipengaruhi jenis kelamin, asupan gizi dan umur. Gen atau
keturunan juga bisa mempengaruhi berat badan balita, contoh keturuanan
bertubuh besar. Pada balita yang normal umumnya perubahan yang paling
dramatis akan terjadi pada proporsi tubuh balita. Pada waktu yang sama
tingginya akan meningkat , terutama pada tungkainya dan sampai batas
tertentu. Batang tubuhnya akan tumbuh dengan cepat. Tubuh anak akan terus
kehilangan lemaknya dan mulai berotot selama waktu ini, memberikan
penampilan yang matang dan lebih kuat.
7. Psikososial Tahap 7
Generatifitas vs stagnasi
Masa dewasa (dewasa tengah) ditempati oleh orang-orang yang berusia yang
berusia sekitar 20 tahunan sampai 55 tahun (middle adult). Dalam tahap ini
juga terdapat salah satu tugas yang harus dicapai yaitu dapat mengabdikan
diri guna mencapai keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu
(generatifitas) dengan tidak melakukan apa-apa (stagnasi). Harapan yang
ingin dicapai dalam masa ini adalah terjadinya keseimbangan antara
generatifitas dan stagnasi guna mendapatkan nilai positif yaitu kepedulian.
Adriana, D. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba
Medika.
Eveline & Djamaludin, N. 2010. Panduan pintar merawat Bayi dan Balita. Wahyu
Media. Jakarta.
Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar pada Balita.
Nuha Medika. Yogyakarta.
Marmi & Raharjo, K. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.
Yogyakarta: pustaka pelajar.
Nursalam, dkk. 2013.Asuhan keperawatan Bayi dan Anak Untuk Perawat dan
Bidan.Jakarta: Salemba Medika.
Soetjiningsih. 2014. Tumbuh kembang Anak. Jakarta: EGC.
Sri Asutik.2016.Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.Jakarta:Depkes RI.
Sulistyoningsih. 2011. Gizi Untuk Kesehatan ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sutomo, B dan Anggraeni, DY. 2010. Menu Sehat Alami Untuk Balita. Jakarta: PT.
Agromedia Pustaka
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA “ F “
DENGAN PEMERIKSAAN TUMBUH KEMBANG
DI PUSKESMAS KUNIR
Pengkajian Data
Identitas
Tanggal : 13/ 03/ 2021 Jam : 08.00 WIB
Nama bayi : Balita “F”
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat tanggal lahir : Puskesmas Kunir (12/03/2018)
Umur : 36 bulan
Anak Ke : Kedua
Nama ayah : Tn. P
Nama Ibu : Ny. S
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa /Indonesia
Alamat : Dsn Genteng RT 26 /RW 13 Desa Sukorejo
Kec. Kunir Kab. Lumajang
A. SUBYEKTIF
a. Keluhan Utama
Ibu datang memeriksakan anaknya umur 36 bulan ingin mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
b. Riwayat Kehamilan
Selama hamil kondisi ibu baik, pada bulan pertama kehamilan ibu
mengalami mual muntah tapi mulai menghilang seiring bertambahnya usia
kehamilan. Ibu mendapat vitamin, tambah darah dan kalk secara teratur
dari Bidan. Ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke Bidan.
c. Riwayat Persalinan
Penyulit
kelamin
Tempat
Jenis
Usia
kehamilan Keadaan
dan sekarang
Tgl/Tahun
No Penolong persalinan PB BB
1 2010 BPM 40 Bidan Tidak ada L 50 3000 Sehat
2 2018 BPM 39 Bidan Tidak ada P 50 3200 Sehat
d. Riwayat Penyakit yang Lalu dan Saat Ini
Ibu mengatakan anaknya dalam kondisi sehat, tidak dalam kondisi sakit
apapun.
Ibu mengatakan pertumbuhan dan perkembangan anak nya hingga saat ini
f. Riwayat Imunisasi
B. OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Bicara : Normal
Kebersihan : Baik
b. Pengkajian Fisik
0
1) Suhu : 36,6 C.
2) Nadi : 88 x/menit
3) Pernafasan : 22 x/menit
4) Berat badan : 14 kg
5) Panjang badan : 92 cm
6) Lingkar kepala : 48 cm
Inspeksi
Palpasi
benjolan abnormal.
4) Ekstremitas
Atas : tidak odema
Bawah : tidak odema
Auskultasi
Perkusi
2018 – 03 – 12 _
3–0–1
sekurang-kurangnya 2,5 cm
Suruh anak menggambar garis lain di
samping garis ini.
kemandirian
Perkusi
2016 – 03 – 11 _
3- 0- 3
gangguan pendengaran.
Didapatkan hasil jawaban ”Ya” = 0 maka pada An. N tidak mengalami masalah
mental emosional.
f. Pemeriksaan CHAT (Checklist for Autisme in Toddlers) pada umur
18-36 bulan
Keterangan:
A7 dan B4.
jumlah 3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4; A6; A8-A9; B1; B5.
B Pengamatan Ya Tidak
1. Selama pemeriksaan apakah anak menatap (kontak mata) √
gangguan autisme.
Hiperaktivitas)
Keterangan :
Jumlah 0 2 0 0
Nilai total: 2
Didapatkan hasil dengan nilai total = 2 maka pada An.N tidak mengalami GPPH.
3. ANALISA DATA (A)
Kesadaran : composmentis
Antropometri
BB : 11,4 Kg
PB : 90 cm
LK : 47 cm
Lila : 16 cm
emosional
(GPPH)
hiperaktivitas
bahasa
bahasa
4. PENATALAKSANAAN (P)
a. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan pertumbuhan anak
anak normal
c. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan perkembangan mental
emosional.
Ibu sudah mengerti kondisi anaknya saat ini dalam keadaan baik
36 bulan
nomor 5, 6dan 10
nomor 5, 6 dan 10
“skor 7”, yaitu anak belum dapat “melempar sebuah bola dan mengayuh
consent.
pada aspek bicara dan bahasa serta gerak kasar yaitu anak belum bisa
kertas ini di meja, dan berikan kertas ini pada ibu” serta belum dapat
”melempar bola sejauh 1,5 meter dan mengayuh sepeda roda tiga sejauh
sedikitnya 3 meter”
setiap hari seperti aspek bicara dan bahasa, serta gerak kasar