Anda di halaman 1dari 18

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

A. DEFINISI
PERTUMBUHAN
Pertumbuhan adalah:
 Bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif
dapat diukur.
 Bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya
ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan
satuan panjang dan berat (Depkes RI, 2005).

PERKEMBANGAN
Perkembangan adalah:
 Bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui kematangan dan
belajar.
 Bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.

Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan,


perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ
yang diperngaruhinya. Misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara,
emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan pennting dalam kehidupan manusia
yang utuh.

B. CIRI-CIRI DAN PRINSIP – PRINSIP TUMBUH KEMBANG ANAK


Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan menimbulkan perubahan
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya
3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
6. Perkembangan mempunyai tahap yang berurutan

Proses tumbuh kembang anak mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-
prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
2. Pola perkembangan dapat diramalkan
C. TUJUAN MEMPELAJARI TUMBUH KEMBANG ANAK
1. Sebagai alat ukur dalam asuhan keperawatan
2. Diperlukan untuk mengetahui yg normal dlm rangka ,mendeteksi deviasi dari normal
3. Sebagai guideline utk menilai rata-rata thd perubanan fisik, intelektual, sosial dan
emosional yg normal
4. Mengetahui perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan mrpk penuntun bagi
perawat dalam mengkaji tingkat fungsional anak dan penyesuaiannya thd peny dan di
rawat di RS

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS TUMBUH KEMBANG


ANAK
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang
merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah:
1. Faktor internal
a. ras / etnik atau bangsa
anak yang dilahirkan dari ras/bangsa amerika tidak memiliki faktor herediter
ras.bangsa Indonesia atau sebaliknya, seperti warna kulit dan tinggi badan
b. keluarga
ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau
kurus
c. umur
kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja
d. jenis kelamin
fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada laki-laki,
tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih genetik
e. genetik
genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan
menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh
kembang anak seperti kerdil.
f. kelainan kromosom
kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada
Sindroma Down dan sindroma Turner
2. Faktor eksternal
a. Faktor Prenatal
 Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan janin
 Mekanis
Posisi fetus yang abnormal menyebabkan kelainan kongenital seperti Club foot
 Toksik/zat kimia
Beberapa obat seperti aminopterin, thalidomid dapat menyebabkan kelainan
seperti palatoschizis
 Endokrin
Diabetes mellitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia
adrenal
 Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin
sepreti mkrosefal, spina bifida, retardasi mental, dan deformitas anggota gerak,
kelainan kongenital mata, kelainan jantung
 Infeksi
Infeksi pada TM I dan II oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus,
Herpes Simpleks) dapat menyebabkan kelainan kongenital pada janin seperti bisu
tuli, katarak, mikrosefal, RM, kelianan jantung kongenital
 Kelianan imunologi
Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan
ibu sehingga ibu membentuk antibodi trhadap sel darah merah janin, kemudian
melalui plasenta masuk ke peredaran darah janin dan akan menyebabkan
hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan KERN Ikterus
yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak
 Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan
gangguan pertumbuhan
 Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakukan salan / kekerasan mental pada ibu
hamil dan lain-lain
b. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan
kerusakan jaringan otak
c. Faktor pasca persalinan
 Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi diperlukan zat makanan yg adekuat, ASI adalah
makanan utama
 Penyakit kronis / kelainan kongenital
TBC, anemia, kelainan jantung bawaan mnengakibatkan pertumbuhan jasmani
 Lingkungan fisik dan kimia
Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang
berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan
yang kurang baik, kurangnyasinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia
tertentu (Pb, Merkuri, rokok dll) mempunyai damapak yang negatif terhadap
pertumbuhan anak
 Psikologis
Hubungan anak dengan orang skitarnya, seorang anak yang tidak dikehendaki
oleh oramng tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami
hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya
 Endokrin
o Gangguan hormon seperti penyakit hipotiroid akan menyebabkan hambatan
pertumbuhan. Hormon somatotropin , yaitu hormon yg mempengaruhi jumlah
sel tulang, merangsang sel otak pada masa pertumbuhan. Berkurangnya
hormon ini, menyebabkan gigantisme. Hormon tiroid mempengaruhi
pertumbuhan tulang. Berkurangnya hormon ini dapat menyebabkan
kretinisme. Hormon gonadotropin merangsang testosteron, merangsang
perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoid menghasilkan
estrogen, yang merangsang perkembangan seks sekunder wanita dan produksi
sel telur. Kekurangan hormon gonadotropin dapat menyebabkan terhambatnya
perkembangan seks.
 Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan
yang jelek dan ketidak tahuan, akan menghambat pertumbuhan anak
 Lingkungan pengasuhan
Interaksi ibu dan anak sangat memnpengaruhi tumbuh kembang anak
 Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga.
Misalnya penyediaan alat permainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan
anggota keluarga lain terhadap kegiartan anak
 Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan.
Pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf menyebabkan terhambatnya
produksi hormon pertumbuhan.
E. POLA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1. Terjadi secara terus menerus
2. Merupakan dasar bagi semua kehidupan manusia, petunjuk urutan dan langkah dalam
perkembangan anak sudah ditetapkan, tetapi setiap orang memp keunikan secara
individual

Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara lebih nyata, namun sebenarnya disertai pula dgn
pertumbuhan psikososial anak dan diikuti dengan hal-hal sebagai berikut:
ADA 3 POLA TUMBUH KEMBANG:
1. Directional Trends:
Tumbuh kembang terjadi scr teratur, berhubungan dengan petunjuk/gradien /reflek dari
perkembangan fisik dan maturasi dari fungsi neuromuskuler
Pola pola ini meliputi:
a. Cephalocaudal atau Head to tail (dari arah kepala ke kaki)
Mis: mengangkat kepala dulu kemudian mengangkat dada & menggerakkan
ekstremitas bagian bawah
b. Proximadistal atau Near to far direction
adalah menggerakkan anggota gerak yg plg dekat dgn pusat & pd angg gerak yg lebih
jauh dari pusat. Misalnya: bahu dulu baru jari- jari.
c. Mass to spesific atau simple to complex ( dari sederhana ke komplek)
Mis: mengangkat bahu dulu baru kemudian menggerakkan jari-jari yang lebih sulit atau
melambaikan tangan baru bisa memainkan jarinya
2. SEQUENTIAL Trends
 Semua dimensi tumbuh kembang dapat diketahui, maka sequential dari tumbang tsb
dapat diprediksi (waktu, dimana perkembangan anak dpt diprediksi waktunya)
 Hal ini berjalan secara kontinyu & teratur
 Semua anak normal melalui setiap fase ini. Setiap fase dipengaruhi oleh fase
sebelumnya
 Misalnya: tengkurap - merangkak; berdiri - berjalan

3. Masa Sensitif
Masa sensitif dalah masa dimana ada waktu yg terbatas selama proses tumbang dimana
anak berinteraksi, terutama dengan lingkungan yg ada, kejadian yg spesifik
Masa-masa sensitif tersebut adalah sebagaim berikut:
a. MASA KRITIS
yaitu masa yg apabila tidak dirangsang/berkembang maka hal ini tdk akan dpt
digantikan pada masa berikutnya
b. MASA SENSITIF
 masa dimana anak cenderung rentan thd suatu penyakit/mikroorganisme/masalah
 mengarah pada perkembangan & mikroorganisme
 Misalnya pada saat perkembangan otak, ibunya menderita flu maka akan
kemungkinan anak tsb akan hydrocephalus / ensepalitis
c. MASA OPTIMAL
yaitu suatu masa diberikan rangsangan optimal maka akan mencapai puncaknya.
Misalnya pada Anak usia 3 th, saat perkemb otak dirangsang dg bacaan2 / gizi yg
tinggi, maka anak tsb dpt mencapai tahap perkembaan yang optimal perkembangan ini
berjalan scr pasti dan tepat, tetapi tidak sama untuk setiap anak. Contoh lain pada anak
ada yg dulu bicara baru jalan / sebaliknya, ada yg badannya lebih dulu berkembang
kemudian sub sistemnya dan sebaliknya, dan sebagainya.

F. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN YANG DIPANTAU


Aspek-aspek perkembangan yang pantau menurut DENVER adalah :
1. Gerak kasar atau motorik kasar
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap
tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk,berdiri dan sebagainya.
2. Gerak halus atau motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat seperti mengambil sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
3. Kemampuan bicara dan bahasa
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
berbicara, berkomunikasi, mengkuti perintah dan sebagainya.
4. Sosialisasi dan kemandirian
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri,
membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya dan sebagainya.

G. PERIODE TUMBUH KEMBANG ANAK


Tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa periode, yaitu
1. Masa Prenatal atau masa intrauterine (masa janin dalam kandungan)
Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :
 Masa zigot atau mudigah, yaitu sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu
 Masa embrio, sejakumur kehamilan 2 minggu sampai 8 / 12 minggu. Ovum yang telah
dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme, terjadi differensiasi yg
berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh
 Masa janin / fetus, sejak umur kehamilan 9/12 mingghu sampai akhir kehamilan, yang
terbagi menjadi 2 periode, yaitu masa fetus dini (UK 9 mggu – trimester ke-2
kehidupan intrauterine) dan masa fetus lanjut (trimester akhir kehamilan). Pada masa
fetus dini terjadi percepatan pertumbuhan , pembentukan jasad manusia sempurna,
alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi. Sedangkan pada masa fetus lanjut,
pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi, terjaditransfer
imunoglobulin G (Ig G) dari darah Ibu melalui plasenta. Akumulasi asam lemak
esensial seri omega 3 dan omega 6.
2. Masa bayi / infant umur 0 – 11 bulan
Pada masa ini dibagi menjadi 2 periode, yatiu ;
 Masa neonatal (0 – 28 hari), yang terbagi menjadi 2 periode, yaitu masa neonatal dini
(umur 0 – 7 hari) dan masa neonatal lanjut (umur 8 – 28 hari)
 Masa post neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan. Pada masa ini pertumbuhan pesat
dan proses pematangan berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya
fungsi sistem saraf. Kebutuhan pemeliharaan ksesehatan bayi, ASI eksklusif 6 bulan
penuh, diperkenalkan makanan pendamping ASI sesuai umur, diberikan imunisasi
sesuai jadual, mendapat pola suh yg sesuai, dan terjadi kontak ereat antara ibu dan
anak terjalin.
3. Masa anak dibawah 5 tahun (anak balita, umur 12 – 59 bulan)
Pada masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik kasar dan halus serta fungsi ekskresi dan merupakan periode
penting dalam tumbuh kembang anak. Padausia 3 tahun pertama kehidupan,
pertumbuhan danperkembangan sel-selotak masih berlangsung dan terjadi pertumbuhan
serabut-serabut saraf dan cabangnya, sehingga membentuk jaringan saraf dan otak yang
kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan anta sel saraf akan sangat
mempengaruhi segala kinerja otak, mulai kemampuan berjalan, mengenal huruf hingga
bersosialisasi. Perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran
sosial, emosianal dan intelegentia berjalan sangat cepat dan mejadi landasan
perkembangan berikutnya. Perkembangan miral serta dasar kepribadian anak juga
dibentuk pada masa ini.
4. Masa anak prasekolah (umur 60 – 72 bulan)
Pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangan dengan aktifitas jasmani
yang bertambah dan m,eningkatnya ketrampilan dan proses berpikir. Anak mulai
menunjukkan keinginannya seiring dengan tumbuh kembangnya. Lingkungan luar rumah
mulai diperkenalkan, anak mulai bermain di luar rumah, anak mulai berteman. Ajak anak
ke temapt-tempat bermain, taman kota. Menciptakan lilngkungan suasana bermain yg
bersahabat dengan anak (child friendly environment). Pada masa ini anak dipersiapkan
untuk sekolah, sehingga panca indera dan sistem reseptor penerima rangsang serta
proses memori harus siap sehingga anak mampu belajar denganbaik, cara yang baik
belajar adalah dengan cara bermain.

H. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK PADA FISIK, PSIKOSSOSIAL,


PSIKOSKSUAL, INTELEKTUAL
Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilihat secara fisik, psikologik maupun sosial.
Dimana hal ini akan dijelaskan sebagai berikut:
1. TUMBUH KEMBANG INFANT / BAYI : 0 – 1 TAHUN
a. Usia 1 bulan
FISIK :- BB meningkat 150 – 200 gr / minggu
- TB meningkat 2,5 cm / bulan
- Lingkar kepala meningkat 1,5 cm / bulan
 besarnya kenaikan seperti ini berlangsung sampai usia 6
bulan
MOTORIK :- Mengangkat kepala dibantu
- tubuh ditengkurapkan, kepala menoleh ke kiri kanan
- reflek Primitif (+): sucking, coating, reflek moro, menelan,
menggenggam
SENSORIK : Mengikuti sinar tengah
SOSIALISASI : Sudah mulai tersenyum

b. Usia 2 – 3 bulan
FISIK : - Fontanel posterior sudah menutup
MOTORIK : - Mengangkat kepala, dada ditahan dengantangan
- Memasukkan tangan ke mulut
- Mulai meraih benda-benda yang menarik
- Sudah dapat didudukkan dengan punggung di sokong
- Mulai bermain-main dengan jari-jari dan tangan
SENSORIK : - Sudah bisa mengikuti sinar ke tepi
- Koordinasi vertikal horizontal
- Mendengar suara
SOSIALISASI : - Mulai tertawa pada seseorang
- Senang tertawa keras
- Menangis sudah mulai berkurang
c. Usia 4 – 5 bulan
FISIK : - BB 2 X BB lahir
- Ngeces karena belum ada koordinasi menelan saliva
MOTORIK : - Bila didudukkan kepala sudah seimbang dan punggung sudah mulai
kuat
- Bila ditengkurapkan sudah bisa miring dan kepala sudah bisa tegak
lurus
- Reflek primitif mulai hilang
- Meraih benda dengan tangan
SENSORIK : - Sudah mengenal orang
- akomodasi mata (+)
SOSIALISASI dan VOKALISASI : - Sudah bisa mengeluarkan suara tidak senang
bila mainan/ benda diambil orang

d. Usia 6 – 7 bulan
FISIK : - BB meningkat 90 – 150 gr / minggu
- TB meningkat 1,25 cm / bulan
 besarnya kenaikan seperti ini berlangsung sampai usia 12 bulan ( 6
bulan keatas)
- Gigi mulai tumbuh
MOTORIK : - Membalikkan badan
- Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain
- Mengambil mainan dengan tangan
- Senang memasukkan kaki ke dalam mulut
- Mudah mulai memasukkan makanan ke dalam mulut
SENSORIK : -
SOSIALISASI : - Sudah dapat membedakan orang yang dikenal, bila dengan orang
yang tak dikenal bayi akan mengalami kecemasan (stranger anxiety)
- Bayi sudah dapat menyebut m ………m….m….m…..m….m…..m
- Bayi biasanya cepat menangis tetapi cepat pula tertawa lagi

e. Usia 8 – 9 bulan
MOTORIK : - Sudah bisa duduk sendiri
- koordinasi tangan ke mulut lebih sering
- bayi mulai mulai tengkurap sendiri dan mulai belajar merangkan
- sudah bisa mengambil dengan menggunakan jari-jari
SENSORIK : - bayi tertarik pada benda-benda kecil
SOSIALISASI : - Stranger Anxiety (cemas terhadap orang asing) sehiingga ia akan
menangis dan mendorong
- merangkul atau memeluk orang yang dicintai
- bila dimarahi dia sudah bisa memberikan reaksi menangis
- mengulang kata-kata : “dada” tetapi belum berarti

f. Usia 10 – 12 bulan
FISIK : - BB 3 kali BBL
- TB ½ kali TBL
- Gigi atas dan bawah sudah tumbuh
MOTORIK : - Sudah mulai belajar berdiri sendiri tetapi tidak lama
- Belajar berjalan dengan bantuan
- Sudah bisa berdiri dan duduk sendiri
- Mulai belajar makan dengan menggunakan sendok, tetapi lebih
senang dengan menggunakan tangan
- Sudah bisa main CI-LUK- BA
- Mulai senang mencorat-coret kertas
SENSORIK : - Visual Aculty 20/50 positif
- sudah dapat menamakan bentuk
SOSIALISASI : - Emosional (+) cemburu, marah
- Senang lingkungan yang dikenal
- Takut situasi yang asing
- Mengerti perintah sederhana
- Sudah tahu namanya
- Sudah bisa menyebut dada, mama

2. TUMBUH KEMBANG TODDLER : 1 – 3 TAHUN


a. Usia 15 bulan
MOTORIK KASAR : Berlari sudah baik
MOTORIK HALUS : - Memegang cangkir
- Memasukkan jari ke lubang
- Membuka kotak
- Melempar benda
b. Usia 18 bulan
MOTORIK KASAR : - Berlari tetapi sering jatuh
- Menarik mainan
- Sudah senang naik tangga tetapi dengan bantuan
MOTORIK HALUS : - Sudah menggunakan sendok
- Sudah bisa membuka halaman buku
- Belajar menyusun balok
c. Usia 24 bulan
MOTORIK KASAR : - Berlari sudah baik
- Naik tangga sendiri dengan kedua kaki tiap tahap
MOTORIK HALUS : - Sudah bisa membuka pintu
- Membuka kunci
- Menggunting
- Minum dengan menggunakan gelas
- Sudah bisa menggunakan sendok dengan baik
d. Usia 36 bulan
MOTORIK KASAR: - Sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan
- Memakai baju denga bantuan
- Mulai bisa bersepeda roda tiga

SOCIAL EMOTIONAL TOODLER :


- Bermain sangat penting untuk perkembangan sosial
- Solitary play
PERTUMBUHAN FISIK :
- USIA 2 TAHUN : - BB = 4 kali lipat BBL
- TB = 50% TB dewasa ( pada tahun ke 2 = 12 cm)
- USIA 3 TAHUN : - TB meningkat 6 – 8 cm/tahun
- BB = meningkat 2 – 3 kg / tahun
- Lingkar kepala : 50 cm

3. TUMBUH KEMBANG PRA SEKOLAH


a. Usia 4 tahun
MOTORIK KASAR : - Berjalan jinjit
- Melompat
- Melompat dengan satu kaki
- Menangkap bola dan melempar dari atas kepala
MOTORIK HALUS : - Sudah menggunakan gunting dengan benar
- Sudah bisa menggambar kotak
- Menggambar garis vertikal
- Belajar membuka dan memasang kancing
b. Usia 5 tahun
MOTORIK KASAR : - berjalan mundur sambil jinjit
- Sudah dapat menangkap dan melempar bola dengan baik
- Sudah dapat melompat dengan kaki bergantian
MOTORIK HALUS : - menulis dengan angka-angka
- Menulis dengan huruf
- Menulis dengan kata-kata
- Belajar menulis nama
- Belajar mengikat tali sepatu
SOSIAL EMOSIONAL : - Bermain sendiri sudah mulai berkurang
- Sering berkumpul dengan teman
- Interaksi sosial selama bermain meningkat
- Sudah siap menggunakan alat-alat main
PERTUMBUHAN FISIK : - BB meningkat 3,3 kg / tahun
- TB meningkat 6,75 – 7,5 cm/tahun

4. TUMBUH KEMBANG USIA SEKOLAH


MOTORIK KASAR : - Lebih mampu menggunakan otot-otot kasar daripada otot halus,
misalnya loncat tali, badminton, memukul lebih baik daripada
menulis, melukis
- Pada masa akhir sekolah ini motorik halus lebih berkurang
- Anak laki-laki lebih aktif daripada wanita
SOSIAL EMOSIONAL: - Mencari lingkungan yang lebih luas sehingga pergi dari rumah
untuk bermain dengan teman
- Saat ini sekolah lebih berperan dalam membentuk kepribadian
anak
- Di sekolah anak harus berinteraksi dengan orang lain selain
keluarganya, sehingga peranan guru sangat besar
PERTUMBUHAN FISIK : - BB meningkat 2 – 3 kg/tahun
- TB meningkat 6 – 7 cm / tahun

5. TUMBUH KEMBANG ADOLESENSE / USIA 13 – 19 TAHUN


PERTUMBUHAN FISIK : - Pertumbuhan yang pesat (growth sprut) TB 25%, BB 50%
- semua sistem tubuh berubah, paling banyak perubahan
endokrin
- bagian-bagian tubuh tertentu memanjang misalnya tangan,
kaki, proporsi tubuh memanjang
SOSIAL EMOSIONAL: - Kemampuan bersosialisasi meningkat
- relasi dengan teman wanita/pria, tetapi lebih penting dengan
kawan sejenis
- penampilan fisik adolesence sangat penting, karena supaya
diterima oleh kawan dan disamping itu persepsi terhadap
badannya mempengaruhi konsep diri
- peranan orang tua / keluarga sudah tidak dianggap penting, tetapi
beralih pada teman sebaya

SOSIALISASI PADA ADOLESENCE DIBAGI DALAM 3 TAHAP, YAITU:


1. TAHAP AWAL
- orang tua masih berperan penting baik fisik, sosial, emosinal, tetapi ketergantungan
ini tidak sebesar pada usia dini
2. TAHAP KEDUA
- anak berubah menjadi independent. Periode ini sering terjadi konflik dengan orang
tua
3. TAHAP KETIGA
- relatif independent dengan orang tua. Anak memperlihatkan peran independent dalam
berfungsi di masyarakat

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Perkembangan psikososial dikembangkan oleh ERICK ERIKSON (1963). Perkembangan
psikososial terbagi menjadi beberapa tahap, dimana masing-masing tahap psikososial
memiliki 2 komponen, yaitu :komponen yang baik (yang diharapkan) dan yang tidak baik
(yang tidak diharapkan). Perkembangan pada fase selanjutnya tergantung pada pemecahan
masalah pada tahap masa sebelumnya.
Tahap-tahap perkembangan psikososial anak sebagai berikut :
1. PERCAYA Vs TIDAK PERCAYA / TRUST Vs MISTRUST ( 0 – 1 tahun )
Komponen awal yang sangat penting untuk berkembang adalah rasa percaya.
Membangun rasa percaya ini mendasari tahun pertama kehidupan. Begitu bayi lahir dan
kontak dengan dunia luar, maka ia mutlak tergantung pada orang lain. Rasa aman dan
rasa percaya pada lingkungan merupakan kebutuhan. Alat yang digunakan bayi untuk
berhubungan dg dunia luar adalah mulut dan panca indera, sedangkan perantara yang
tepat antara bayi dengan lingkungan adalah IBU. Hubungan ibu dan anak yang harmonis
yaitu melalui pemenuhan kebutuhan fisik, psikologis dan sosial, merupakan pengalaman
dasar rasa percaya bagi anak. Apabila pada umur ini tidak tercapai rasa percaya pada
lingkungan maka dapat timbul berbagai masalah. Rasa tidak percaya ini timbul bila
pengalaman untuk meningkatkan rasa percaya kurang atau kebutuhan dasar tidak
terpenuhi secara adekuat, yaitu kurangnya pemenuhan kebutuhan fisik, psikologis dan
sosial yang kurang, misalnya : anak tidak mendapat minuman atau air susu yang adekuat
ketika ia lapar, tidak mendapat respon ketika ia menggigit dot botol dan sebagainya.
2. OTONOMI Vs RASA MALU DAN RAGU / AUTONOMY Vs SHAME AND DOUBT
(1 – 3 tahun)
Pada masa ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada rasa percaya terhadap ibu dan
lingkungan. Perkembangan otonomi selama periode ini balita berfokus pada peningkatan
kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya, dirinya dan lingkungannya. Anak
menyadari ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak dan berbuat sesuai dengan
kemauannya, misalnya ; kepuasan untuk berjalan atau memanjat. Selain itu anak
menggunakan kemampuan mentalnya untuk menolak dan mengambil keputusan. Rasa
otonomi ini perlu dikembangkan karena penting untuk terbentuknya rasa percaya diri dan
harga diri di kemudian hari. Hubungan dengan oranglain bersifat egosentris atau
mementingkan diri sendiri.
Peran lingkungan pada usia ini adalah memberikan support dan memberi keyakinan yang
jelas. Perasaan negatif yaitu rasa malu dan ragu timbul apabila anak merasa tidak
mampu mengataasi tindakan yang dipilihnya serta kurangnya support orang tua dan
lingkungannya, misalnya orang tua terlalu mengontrol anak.
3. INISIATIF Vs RASA BERSALAH / INITIATIVE VS GUILT ( 3 – 6 tahun)
Pada tahap ini anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Rasa
inisiatif mulai menguasai anak. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas tertentu.
Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas tertentu. Anak mulai diikutsertakan sebagai
individu misalnya turut serta merapikan tempat tidur atau membantu orang tua du dapur.
Anak mulai memperluas ruang lingkung pergaulannya misalnya menjadi aktif di luar
rumah, kemampuan berbahasa semakin meningkat. Hubungan dengan teman sebaya dan
saudara kandung untuk menang sendiri.
Peran ayah sudah mulai berjalan pada fase ini dan hubungan segitiga antara ayah-ibu-
anak sangat penting untuk membina kemantapan identitas diri. Orang tua sangat penting
untuk mengintergrasikan peran-peran sosial dan tanggung jawab sosial. Pada tahap ini
kadang-kadang anak tidak mencapai tujuannya atau kegiatannya karena keterbatasannya,
tetapi bila tuntutan lingkungan misalnya dari orang tua atau orang lain terlalu tinggi atau
berlebihan maka dapat mengakibatkan anak merasa aktifitasnya atau imajinasinya buruk,
akhirnya timbul rasa kecewa dan rasa bersalah
4. INDUSTRI VS INFERIORITAS / INDUSTRY VS INFERIORITY ( 6 – 12 TAHUN )
Pada tahap ini anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau perbuatan yang
akhirnya dan dapat menghasilkan sesuatu. Anak siap untuk meninggalkan rumah atau
orang tua dalam waktu tertentu yaitu untuk sekolah. Melalui proses pendidikan ini anak
belajar untuk bersaing (sofat kompetitif), juga sifat kooperatif dengan orang lain, saling
memberi dan menerima, setia kawan dan belajar peraturan-peraturan yang berlaku.
Kunci proses sosialisasi pada tahap ini adalah guru dan teman sebaya. Dalam hal ini
peranan guru sangat sentral. Identifikasi bukan terjadi pada orang tua atau pada orang
lain, misalnya sangat menyukai gurunya dibandingkan pada orang tuanya. Apabila anak
tidak dapat memenuhi keinginan sesuai standart dan terlalu banyak yang diharapkan dari
mereka maka dapat timbul masalah atau gangguan.
5. IDENTITAS Vs DIFUSI PERAN / IDENTITY VS ROLE CONFUSION ( 12 – 18
TAHUN )
Pada tahap ini terjadi perubahan fisik danjiwa di masa biologis sepertiorang dewasa,
sehingga nampak adanya kontradiksi bahwa di lain pihak ia dianggap dewasa tetapi disisi
lain ia dianggap belum dewasa.
Pada tahap ini merupakan masa standarisasi diri yaitu anak mencari identitas dalam
bidang seksual, umur dan kegiatan. Peran orang tua sebagai sumber perlindungann dan
sumber nilai utama mulai menurun. Sedangkan peran kelompok atau teman sebaya
tinggi. Teman sebaya di pandang sebagai teman senasib, partner dan saingan. Melalui
kehidupan berkelompok ini remaja bereksperimen dengan peranan dan dapat
menyalurkan diri. Remaja memilih orang-orang dewasa yang penting baginya yang dapat
mereka percayai dan tempat mereka berpaling saat kritis.

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL / COGNITIVE DEVELOPMENT


Perkembangan intelektual ini dikemukan oleh John Peaget. Kemampuan intelektual
terdiri dari ketrampilan, tingkah laku dan kemampuan adaptasi untuk menyesuaikan diri dengan
situasi baru, berfikir abstrak dan mengambil makna dari pengalaman-pengalaman. Pengukuran
intellektual ini dpat dilihat jika seseorang memecahkan masalah, dan cara berespon seseorang
terhadap berbagai situasi.
Berikut adalah tahapan perkembangan intelektual dibagi menjadi :
a. TAHAP I : SENSORIMTORIK (LAHIR – 2 TAHUN)
Pada tahap ini anak menggunakan sistem penginderaan, sistem motorik dan benda-benda
untuk mengenal lingkungannya. Bayi tidak hanya menerima rangsangan secara pasif tetapi
juga memberi jawaban terhadap rangsangan tersebut. Jawaban ini memepertahankan
hidupnya. Misalnya refleks untuk makan, bersin. Dengan refleks dalam bentuk gerak
motorik memungkinkan bayi untuk berkomunikasi dengan lingkungannya.
b. TAHAP II : PRE OPERASIONAL ( 2 – 7 TAHUN)
Perubahan fungsi kognitif pada tahap ini adalah dari sensori motorik menjadi pre
operasional. Pada pre operasional anak mampu menggunakan simbol-simbol, yaitu
menggunakan kata-kata, mengingat masa lalu sekarang dan yang akan terjadi segera.
c. TAHAP III: KONKRIT OPERASIONAL ( 7 – 11 TAHUN)
Pada anak telah dapat berpikir secara logis dan terarah, mengelompokkan fakta-fakta serta
anak telah mampu berfikir dari sudut pandang orang lain. Ia dapat berpikir secara abstrak,
dan membatasi persoalan secara nyata dan sistematis. Contoh : anak dapat menghitung
walaupun susunan benda diubah serta mengetahui jumlahnya tetap sama.
d. TAHAP IV: FORMAT OPERASIONAL ( 11 TAHUN SAMPAI DEWASA )
Masa dimana anak mengembangkan kemampuan kognitif untuk berpikir abstrak dan
hipotesis. Pada masa ini anak bisa memikirkan hal-hal apa yang akan dan mungkin terjadi.
Perkembangan lain pada masa remaja adalah kemampuan untuk berpikir sistematis dan
memecahkan suatu persoalan.
Selain tahapan-tahapan yang telah dijelaskan terdahulu, perkembangan juga dapat diukur
dengan kemampuan anak, menggunakan kata-kata interaksi orang tua, anak dan
lingkungannya akan menentukan perkembangan bahasa anak. Dengan kata lain apabila
interaksi ini maksimal akan menyebabkan anak bicara lebih cepat sedangkan apabila
interaksi kurang akan memakan waktu untuk mulai bicara

PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL
Teori perkembangan psikoseksual ini dikemukakan oleh SIGMUND FREUD, yaitu :
1. FASE ORAL (0 – 1 TAHUN)
 Yang memberi kepuasan / kebahagiaan terletak pada MULUT
 Respon positif (+) : seperti menghisap, menelan, memainkan bibir, makan, kenyang,
tidur
 Respon negatif (-) : menggigit, mengeluarkan air liur, marah atau menangis. Ini muncul
jika tidak terpenuhi fase oral ini.
 Tugas ibu : penuhi fase oral dengan sabar
2. FASE ANAL (1 – 3 TAHUN)
 Fungsi tubuh yang memberi kepuasan berkisar sekitar ANUS
 (+) : BAB / BAK  senang melakukannya sendiri
 (-) : jika tidak dapat melalui dengan baik  akan menahan dan melakukannya dengan
mempermainkannya  belajar mengontrol pengeluaran
 Tugas ortu : konsep bersih / kebersihan, ketepatan waktu, kontrol diri, belajar sendiri 
toilet training
3. FASE PHALLIC (3 – 6 TAHUN)
 Memegang genetalia
 Dekat dengan orang tua lawan jenis : (Oedipus Complex  mencintai ibu) dan Electra
Complex  cemburu karena tidak punya penis
 Bersaing dengan orang tua yang sama jenis seksnya
(+) : egosentris, sosial interaksi
(-) : mempertahankan keinginan
4. FASE LATENT (6 – 12 TAHUN)
 Orientasi sosial keluar rumah  senang bermain
 Pertumbuhan intelektual dan sosial
 Banyak teman  gang
 Impuls agresivitas lebih terkontrol
5. FASE GENITAL
 Pada fase ini tinggal melengkapi fase sebelumnya
 Pemusatan seksual pada genital
 Penentuan identitas
 Belajar tidak tergantung pada orang tua
 Bertanggung jawab pada diri sendiri
 Intim dengan lawan jenis (sex)
(+) : konflik diri, ambivalem
(-) : peer group

I. GANGGUAN TUMBUH KEMBANG


Beberapa gangguan tumbuh kembang yang sering ditemukan adalah:
1. Gangguan bicara dan bahasa
Kemampuan berbahasa meruapakn indikator seluruh perkembangan anak. Karena
kemampuan berbahasasensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem
lainnnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motorik, psikologis, emosional dan
lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara
dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
2. Cerebral Palsy
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang
disebabkan oleh kerusakan/gangguan pada sel-selmotorik pada susunan saraf pusat yang
sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3. Sindroma Down
Anak dengan down syndroma adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan
mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21
yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor
lain seperti kelainan jantung, hipotonia yg berat, masalah biologis atau lingkungan
lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dak ketrampilan untuk
menolong diri sendiri
4. Perawakan Pendek
Short stature atau perawakan pendek merupakan suatu pterminologi mengenai tinggi
badan yang berada di bawah presentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang
berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya karena variasi normal, gangguan gizi,
kelainan kromosom, penyakit sistemik datau karena kelalian endokrin
5. Gangguan Autisme
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum
anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga
gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam.
Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku.
6. Retardasi Mental
Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh yang rendah (IQ < 70) yang menyebabkan
ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat
atas kemampuan yang dianggap normal
7. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian
yang seringkali disertai dengan hiperaktifitas.

Anda mungkin juga menyukai