A. DEFINISI
PERTUMBUHAN
Pertumbuhan adalah:
Bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif
dapat diukur.
Bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya
ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan
satuan panjang dan berat (Depkes RI, 2005).
PERKEMBANGAN
Perkembangan adalah:
Bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui kematangan dan
belajar.
Bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Proses tumbuh kembang anak mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-
prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
2. Pola perkembangan dapat diramalkan
C. TUJUAN MEMPELAJARI TUMBUH KEMBANG ANAK
1. Sebagai alat ukur dalam asuhan keperawatan
2. Diperlukan untuk mengetahui yg normal dlm rangka ,mendeteksi deviasi dari normal
3. Sebagai guideline utk menilai rata-rata thd perubanan fisik, intelektual, sosial dan
emosional yg normal
4. Mengetahui perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan mrpk penuntun bagi
perawat dalam mengkaji tingkat fungsional anak dan penyesuaiannya thd peny dan di
rawat di RS
Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara lebih nyata, namun sebenarnya disertai pula dgn
pertumbuhan psikososial anak dan diikuti dengan hal-hal sebagai berikut:
ADA 3 POLA TUMBUH KEMBANG:
1. Directional Trends:
Tumbuh kembang terjadi scr teratur, berhubungan dengan petunjuk/gradien /reflek dari
perkembangan fisik dan maturasi dari fungsi neuromuskuler
Pola pola ini meliputi:
a. Cephalocaudal atau Head to tail (dari arah kepala ke kaki)
Mis: mengangkat kepala dulu kemudian mengangkat dada & menggerakkan
ekstremitas bagian bawah
b. Proximadistal atau Near to far direction
adalah menggerakkan anggota gerak yg plg dekat dgn pusat & pd angg gerak yg lebih
jauh dari pusat. Misalnya: bahu dulu baru jari- jari.
c. Mass to spesific atau simple to complex ( dari sederhana ke komplek)
Mis: mengangkat bahu dulu baru kemudian menggerakkan jari-jari yang lebih sulit atau
melambaikan tangan baru bisa memainkan jarinya
2. SEQUENTIAL Trends
Semua dimensi tumbuh kembang dapat diketahui, maka sequential dari tumbang tsb
dapat diprediksi (waktu, dimana perkembangan anak dpt diprediksi waktunya)
Hal ini berjalan secara kontinyu & teratur
Semua anak normal melalui setiap fase ini. Setiap fase dipengaruhi oleh fase
sebelumnya
Misalnya: tengkurap - merangkak; berdiri - berjalan
3. Masa Sensitif
Masa sensitif dalah masa dimana ada waktu yg terbatas selama proses tumbang dimana
anak berinteraksi, terutama dengan lingkungan yg ada, kejadian yg spesifik
Masa-masa sensitif tersebut adalah sebagaim berikut:
a. MASA KRITIS
yaitu masa yg apabila tidak dirangsang/berkembang maka hal ini tdk akan dpt
digantikan pada masa berikutnya
b. MASA SENSITIF
masa dimana anak cenderung rentan thd suatu penyakit/mikroorganisme/masalah
mengarah pada perkembangan & mikroorganisme
Misalnya pada saat perkembangan otak, ibunya menderita flu maka akan
kemungkinan anak tsb akan hydrocephalus / ensepalitis
c. MASA OPTIMAL
yaitu suatu masa diberikan rangsangan optimal maka akan mencapai puncaknya.
Misalnya pada Anak usia 3 th, saat perkemb otak dirangsang dg bacaan2 / gizi yg
tinggi, maka anak tsb dpt mencapai tahap perkembaan yang optimal perkembangan ini
berjalan scr pasti dan tepat, tetapi tidak sama untuk setiap anak. Contoh lain pada anak
ada yg dulu bicara baru jalan / sebaliknya, ada yg badannya lebih dulu berkembang
kemudian sub sistemnya dan sebaliknya, dan sebagainya.
b. Usia 2 – 3 bulan
FISIK : - Fontanel posterior sudah menutup
MOTORIK : - Mengangkat kepala, dada ditahan dengantangan
- Memasukkan tangan ke mulut
- Mulai meraih benda-benda yang menarik
- Sudah dapat didudukkan dengan punggung di sokong
- Mulai bermain-main dengan jari-jari dan tangan
SENSORIK : - Sudah bisa mengikuti sinar ke tepi
- Koordinasi vertikal horizontal
- Mendengar suara
SOSIALISASI : - Mulai tertawa pada seseorang
- Senang tertawa keras
- Menangis sudah mulai berkurang
c. Usia 4 – 5 bulan
FISIK : - BB 2 X BB lahir
- Ngeces karena belum ada koordinasi menelan saliva
MOTORIK : - Bila didudukkan kepala sudah seimbang dan punggung sudah mulai
kuat
- Bila ditengkurapkan sudah bisa miring dan kepala sudah bisa tegak
lurus
- Reflek primitif mulai hilang
- Meraih benda dengan tangan
SENSORIK : - Sudah mengenal orang
- akomodasi mata (+)
SOSIALISASI dan VOKALISASI : - Sudah bisa mengeluarkan suara tidak senang
bila mainan/ benda diambil orang
d. Usia 6 – 7 bulan
FISIK : - BB meningkat 90 – 150 gr / minggu
- TB meningkat 1,25 cm / bulan
besarnya kenaikan seperti ini berlangsung sampai usia 12 bulan ( 6
bulan keatas)
- Gigi mulai tumbuh
MOTORIK : - Membalikkan badan
- Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain
- Mengambil mainan dengan tangan
- Senang memasukkan kaki ke dalam mulut
- Mudah mulai memasukkan makanan ke dalam mulut
SENSORIK : -
SOSIALISASI : - Sudah dapat membedakan orang yang dikenal, bila dengan orang
yang tak dikenal bayi akan mengalami kecemasan (stranger anxiety)
- Bayi sudah dapat menyebut m ………m….m….m…..m….m…..m
- Bayi biasanya cepat menangis tetapi cepat pula tertawa lagi
e. Usia 8 – 9 bulan
MOTORIK : - Sudah bisa duduk sendiri
- koordinasi tangan ke mulut lebih sering
- bayi mulai mulai tengkurap sendiri dan mulai belajar merangkan
- sudah bisa mengambil dengan menggunakan jari-jari
SENSORIK : - bayi tertarik pada benda-benda kecil
SOSIALISASI : - Stranger Anxiety (cemas terhadap orang asing) sehiingga ia akan
menangis dan mendorong
- merangkul atau memeluk orang yang dicintai
- bila dimarahi dia sudah bisa memberikan reaksi menangis
- mengulang kata-kata : “dada” tetapi belum berarti
f. Usia 10 – 12 bulan
FISIK : - BB 3 kali BBL
- TB ½ kali TBL
- Gigi atas dan bawah sudah tumbuh
MOTORIK : - Sudah mulai belajar berdiri sendiri tetapi tidak lama
- Belajar berjalan dengan bantuan
- Sudah bisa berdiri dan duduk sendiri
- Mulai belajar makan dengan menggunakan sendok, tetapi lebih
senang dengan menggunakan tangan
- Sudah bisa main CI-LUK- BA
- Mulai senang mencorat-coret kertas
SENSORIK : - Visual Aculty 20/50 positif
- sudah dapat menamakan bentuk
SOSIALISASI : - Emosional (+) cemburu, marah
- Senang lingkungan yang dikenal
- Takut situasi yang asing
- Mengerti perintah sederhana
- Sudah tahu namanya
- Sudah bisa menyebut dada, mama
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Perkembangan psikososial dikembangkan oleh ERICK ERIKSON (1963). Perkembangan
psikososial terbagi menjadi beberapa tahap, dimana masing-masing tahap psikososial
memiliki 2 komponen, yaitu :komponen yang baik (yang diharapkan) dan yang tidak baik
(yang tidak diharapkan). Perkembangan pada fase selanjutnya tergantung pada pemecahan
masalah pada tahap masa sebelumnya.
Tahap-tahap perkembangan psikososial anak sebagai berikut :
1. PERCAYA Vs TIDAK PERCAYA / TRUST Vs MISTRUST ( 0 – 1 tahun )
Komponen awal yang sangat penting untuk berkembang adalah rasa percaya.
Membangun rasa percaya ini mendasari tahun pertama kehidupan. Begitu bayi lahir dan
kontak dengan dunia luar, maka ia mutlak tergantung pada orang lain. Rasa aman dan
rasa percaya pada lingkungan merupakan kebutuhan. Alat yang digunakan bayi untuk
berhubungan dg dunia luar adalah mulut dan panca indera, sedangkan perantara yang
tepat antara bayi dengan lingkungan adalah IBU. Hubungan ibu dan anak yang harmonis
yaitu melalui pemenuhan kebutuhan fisik, psikologis dan sosial, merupakan pengalaman
dasar rasa percaya bagi anak. Apabila pada umur ini tidak tercapai rasa percaya pada
lingkungan maka dapat timbul berbagai masalah. Rasa tidak percaya ini timbul bila
pengalaman untuk meningkatkan rasa percaya kurang atau kebutuhan dasar tidak
terpenuhi secara adekuat, yaitu kurangnya pemenuhan kebutuhan fisik, psikologis dan
sosial yang kurang, misalnya : anak tidak mendapat minuman atau air susu yang adekuat
ketika ia lapar, tidak mendapat respon ketika ia menggigit dot botol dan sebagainya.
2. OTONOMI Vs RASA MALU DAN RAGU / AUTONOMY Vs SHAME AND DOUBT
(1 – 3 tahun)
Pada masa ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada rasa percaya terhadap ibu dan
lingkungan. Perkembangan otonomi selama periode ini balita berfokus pada peningkatan
kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya, dirinya dan lingkungannya. Anak
menyadari ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak dan berbuat sesuai dengan
kemauannya, misalnya ; kepuasan untuk berjalan atau memanjat. Selain itu anak
menggunakan kemampuan mentalnya untuk menolak dan mengambil keputusan. Rasa
otonomi ini perlu dikembangkan karena penting untuk terbentuknya rasa percaya diri dan
harga diri di kemudian hari. Hubungan dengan oranglain bersifat egosentris atau
mementingkan diri sendiri.
Peran lingkungan pada usia ini adalah memberikan support dan memberi keyakinan yang
jelas. Perasaan negatif yaitu rasa malu dan ragu timbul apabila anak merasa tidak
mampu mengataasi tindakan yang dipilihnya serta kurangnya support orang tua dan
lingkungannya, misalnya orang tua terlalu mengontrol anak.
3. INISIATIF Vs RASA BERSALAH / INITIATIVE VS GUILT ( 3 – 6 tahun)
Pada tahap ini anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Rasa
inisiatif mulai menguasai anak. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas tertentu.
Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas tertentu. Anak mulai diikutsertakan sebagai
individu misalnya turut serta merapikan tempat tidur atau membantu orang tua du dapur.
Anak mulai memperluas ruang lingkung pergaulannya misalnya menjadi aktif di luar
rumah, kemampuan berbahasa semakin meningkat. Hubungan dengan teman sebaya dan
saudara kandung untuk menang sendiri.
Peran ayah sudah mulai berjalan pada fase ini dan hubungan segitiga antara ayah-ibu-
anak sangat penting untuk membina kemantapan identitas diri. Orang tua sangat penting
untuk mengintergrasikan peran-peran sosial dan tanggung jawab sosial. Pada tahap ini
kadang-kadang anak tidak mencapai tujuannya atau kegiatannya karena keterbatasannya,
tetapi bila tuntutan lingkungan misalnya dari orang tua atau orang lain terlalu tinggi atau
berlebihan maka dapat mengakibatkan anak merasa aktifitasnya atau imajinasinya buruk,
akhirnya timbul rasa kecewa dan rasa bersalah
4. INDUSTRI VS INFERIORITAS / INDUSTRY VS INFERIORITY ( 6 – 12 TAHUN )
Pada tahap ini anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau perbuatan yang
akhirnya dan dapat menghasilkan sesuatu. Anak siap untuk meninggalkan rumah atau
orang tua dalam waktu tertentu yaitu untuk sekolah. Melalui proses pendidikan ini anak
belajar untuk bersaing (sofat kompetitif), juga sifat kooperatif dengan orang lain, saling
memberi dan menerima, setia kawan dan belajar peraturan-peraturan yang berlaku.
Kunci proses sosialisasi pada tahap ini adalah guru dan teman sebaya. Dalam hal ini
peranan guru sangat sentral. Identifikasi bukan terjadi pada orang tua atau pada orang
lain, misalnya sangat menyukai gurunya dibandingkan pada orang tuanya. Apabila anak
tidak dapat memenuhi keinginan sesuai standart dan terlalu banyak yang diharapkan dari
mereka maka dapat timbul masalah atau gangguan.
5. IDENTITAS Vs DIFUSI PERAN / IDENTITY VS ROLE CONFUSION ( 12 – 18
TAHUN )
Pada tahap ini terjadi perubahan fisik danjiwa di masa biologis sepertiorang dewasa,
sehingga nampak adanya kontradiksi bahwa di lain pihak ia dianggap dewasa tetapi disisi
lain ia dianggap belum dewasa.
Pada tahap ini merupakan masa standarisasi diri yaitu anak mencari identitas dalam
bidang seksual, umur dan kegiatan. Peran orang tua sebagai sumber perlindungann dan
sumber nilai utama mulai menurun. Sedangkan peran kelompok atau teman sebaya
tinggi. Teman sebaya di pandang sebagai teman senasib, partner dan saingan. Melalui
kehidupan berkelompok ini remaja bereksperimen dengan peranan dan dapat
menyalurkan diri. Remaja memilih orang-orang dewasa yang penting baginya yang dapat
mereka percayai dan tempat mereka berpaling saat kritis.
PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL
Teori perkembangan psikoseksual ini dikemukakan oleh SIGMUND FREUD, yaitu :
1. FASE ORAL (0 – 1 TAHUN)
Yang memberi kepuasan / kebahagiaan terletak pada MULUT
Respon positif (+) : seperti menghisap, menelan, memainkan bibir, makan, kenyang,
tidur
Respon negatif (-) : menggigit, mengeluarkan air liur, marah atau menangis. Ini muncul
jika tidak terpenuhi fase oral ini.
Tugas ibu : penuhi fase oral dengan sabar
2. FASE ANAL (1 – 3 TAHUN)
Fungsi tubuh yang memberi kepuasan berkisar sekitar ANUS
(+) : BAB / BAK senang melakukannya sendiri
(-) : jika tidak dapat melalui dengan baik akan menahan dan melakukannya dengan
mempermainkannya belajar mengontrol pengeluaran
Tugas ortu : konsep bersih / kebersihan, ketepatan waktu, kontrol diri, belajar sendiri
toilet training
3. FASE PHALLIC (3 – 6 TAHUN)
Memegang genetalia
Dekat dengan orang tua lawan jenis : (Oedipus Complex mencintai ibu) dan Electra
Complex cemburu karena tidak punya penis
Bersaing dengan orang tua yang sama jenis seksnya
(+) : egosentris, sosial interaksi
(-) : mempertahankan keinginan
4. FASE LATENT (6 – 12 TAHUN)
Orientasi sosial keluar rumah senang bermain
Pertumbuhan intelektual dan sosial
Banyak teman gang
Impuls agresivitas lebih terkontrol
5. FASE GENITAL
Pada fase ini tinggal melengkapi fase sebelumnya
Pemusatan seksual pada genital
Penentuan identitas
Belajar tidak tergantung pada orang tua
Bertanggung jawab pada diri sendiri
Intim dengan lawan jenis (sex)
(+) : konflik diri, ambivalem
(-) : peer group