DISUSUN OLEH :
(P01031219118)
DOSEN:
2020/2021
BAB II
PEMBAHASAN
1
2. Kebutuhan emosi / kasih sayang (Asih)
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara
ibu / pengganti ibu dengan anak meruakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh
kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Berperannya dan
kehadiran orang tua terutama ibu sedini dan selanggeng mungkin akan menjalin
rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit / mata) dan
psikis sedini mungkin. Kasih saying dari orang tua akan menciptakan ikatan yang
erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust).
3. Kebutuhan anak akan stimuli mental ( Asah)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan
pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini mengembangkan perkembangan mental
psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama,
kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.
2
Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan
kelainan congenital misalnya club foot.
Toksin/zat kimia, radiasi
Kelainan endokrin
Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual
Kelainan imunologi
Psikologis ibu
b. Faktor Postnatal
Faktor Lingkungan Biologis
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan terhadap penyakit, perawatan
kesehatan, penyakit kronis, dan hormone.
Faktor Lingkungan Fisik
Cuaca, musim, sanitasi,keadaan rumah.
Faktor Lingkungan Sosial
Stimulasi, motivasi belajar, stress, kelompok sebaya, hukuman yang wajar,
cinta dan kasih sayang.
Faktor Lingkungan Keluarga dan Adat Istiadat
Pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, stabilitas rumah
tangga, kepribadian ayah/ibu, agama, adat istiadat dan norma-norma.
3
Pada bayi baru lahir titik pusat terdapat kurang lebih setinggi umbilikus,
sedangkan pada orang dewasa titik pusat tubuh terdapat kurang lebih setinggi
simpisis pubis. Perubahan proporsi tubuh mulai usia kehamilan dua bulan sampai
dewasa.
c. Hilangnya ciri-ciri lama
Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan–lahan,
seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu dengan hilangnya refleks
primitif.
d. Timbulnya ciri-ciri baru
Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah akibat pematangan fungsi-fungsi organ.
Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah munculnya gigi tetap dan
munculnya tanda-tanda seks sekunder seperti rambut pubis dan aksila, tumbuhnya
buah dada pada wanita dll.
4
c. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah
kaudal. Pola ini disebut pola sefalokaudal.
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerakan kasar) lalu
berkembang di daerah distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan
dalam gerakan halus. Pola ini disebut proksimoldistal.
d. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur berurutan,
tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu
mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, berdiri
sebelum berjalan dll.
e. Perkembangan mempunyai kacepatan yang berbeda
Perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda –beda. Kaki dan
tangan berkembang pesat pada awal masa remaja. Sedangkan bagian tubuh yang
lain mungkin berkembang pesat pada masa lainnya.
f. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat perkembanganpun demikian,
terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.
2.5.Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak
Banyak “milestone” perkembangan anak yang penting dalam mengetahui taraf
perkembangan seorang anak (yang dimaksud dengan “milestone” perkembangan adalah
tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu).
1. Milestone perkembangan
Adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu.
Milestone ini terdiri dari :
a. Milestone motorik kasar
Lahir- 3bulan :
Belajar mengangkat kepala
5
Kepala bergerak dari kiri ke kanan atau sebaliknya tergantung stimulasi
3-4 bulan :
Menegakkan kepala 900 dan mengangkat dada
Menoleh ke arah suara
6-9 bulan :
Duduk tanpa dibantu
Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
Merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
9-12 bulan :
Merangkak
Berdiri sendiri tanpa dibantu
Dapat berjalan dengan dituntun
12-13 bulan :
12-18 bulan :
Berjalan mengeksplorasi rumah dan sekelilingnya
18-24 bulan:
Naik turun tangga
2-3 tahun :
belajar melompat, memanjat, dan melompat dengan satu kaki
mengayuh sepeda roda tiga
3-4 tahun:
berjalan dengan jari-jari kaki
4-5 tahun:
melompat dan menari
Lahir- 3 bulan:
mengikuti obyek dengan matanya
6
menahan barang yang dipegangnya
3-6 bulan:
menyentuhkan tangan satu ke tangan lainnya
belajar meraih benda dalam dan di luar jangkauannya
menaruh benda di mulut
6-9 bulan:
memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
bergembira dengan melempar benda-benda
9- 12 bulan:
ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda ke mulut
12-18 bulan:
menyusun 2-3 balok/kubus
18-24 bulan:
menyusun 6 kubus
menunjuk mata dan hidung
belajar makan sendiri
menggambar garis dikertas atau pasir
2-3 tahun:
menggambar lingkaran
membuat jembatan dengan 3 balok
3-4 tahun:
belajar berpakaian dan membuka pakaiannya sendiri
menggambar orang hanya kepala dan badan
4-5 tahun:
menggambar orang terdiri dari kepala,badan, dan lengan
mampu menggambar segiempat dan segitiga
7
c. Milestone bahasa atau kognitif
Lahir-3bulan:
mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh(cooing)
3-6 bulan:
tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
6-9 bulan:
mengeluarkan kata-kata tanpa arti (bubbling), da-da, ta-ta
9- 12 bulan:
menirukan suara
dapat mengulang bunyi yang didengarnya
belajar menyatakan satu atau dua kata
12-18 bulan:
mengatakan 5-10 kata
18-24 bulan:
menyusun dua kata mebentuk kalimat
menguasai sekitar 50-200 kata
2-3 tahun:
mampu menyusun kalimat lengkap
menggunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan
kepadanya
3-4 tahun:
mampu berbicara dengan baik
mampu menyebut namanya,jenis kelamin, dan umur
banyak bertanya
4-5 tahun:
pandai bicara
mampu menyebut hari-hari dalam seminggu
berminat/ tertarik pada kata baru dan artinya
8
mampu menghitung jari
memprotes bila dilarang apa yang diinginkan
mendengar dan mengulang hal penting dan cerita
d. Milestone sosial
3-4 bulan:
mampu menatap mata
tersenyum bila diajak bicara/senyum
tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
6-9 bulan:
mulai berpartisipasi dalam tepuk tangan
9-12 bulan:
berpartisipasi dalam permainan
18-24 bulan:
memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain dengan mereka
2-3 tahun:
bermain bersama anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain diluar
keluarganya
4-5 tahun:
bermain bersama anak lain dan dapat mengikuti aturan permainan
e. Milestone Emosi
Lahir-3bulan:
bereaksi terhadap suara atau bunyi
3-6 bulan:
tersenyum melihat gambar atau mainan lucu
tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
6-9 bulan:
mengenal anggota keluarga dan takut terhadap orang asing
9-12 bulan:
memperlihatkan minat yang besar terhadap sekitarnya
9
12-18 bulan:
memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing
18-24 bulan:
memperlihatkan minat yang besar terhadap apa yang dikerjakan orang
dewasa
3-4 tahun :
menunjukkan rasa sayang terhadap saudaranya
d. Bahasa (language)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan
respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara secara spontan. Pada masa
bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif, sehingga pernyataan akan perasaan atau
keinginan dilakukan melalui tangisan atau gerakan. Semakin bertambahnya usia,
anak akan menggunakan bahasa aktif, yaitu dengan berbicara.
11
3.1 PENGERTIAN ANAK AUTIS
Pengertian anak autis telah banyak dikemukakan oleh beberapa ahli. Secara harfiah autisme
berasal dari kata autos =diri dan isme= paham/aliran. Autisme dari kata auto (sendiri), Secara
etimologi : anak autis adalah anak yang memiliki gangguaan perkembangan dalam dunianya
sendiri.
Seperti kita ketahui banyak istilah yang muncul mengenai gangguan perkembangan :
Autism = autisme yaitu nama gangguan perkembangan komunikasi, sosial, perilaku pada
anak (Leo Kanner & Asperger, 1943).
Autist = autis : Anak yang mengalami ganguan autisme.
Autistic child = anak autistik : Keadaan anak yang mengalami gangguan autisme.
Autistic disorder = gangguan autistic= anak-anak yang mengalami gangguan
perkembangan dalam criteria DSM-IV ( Diagnostic and Statictical Manual-IV).
Leo Kanner (Handojo,2003) autisme merupakan suatu jenis gangguan perkembangan pada
anak, mengalami kesendirian, kecenderungan menyendiri.
Chaplin (2000) mengatakan : (1) cara berpikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau
diri sendiri (2) menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri (3) Keyakinan
ekstrim dengan fikiran dan fantasi sendiri.
American Psych: autisme adalah ganguan perkembangan yang terjadi pada anak yang mengalami
kondisi menutup diri. Gangguan ini mengakibatkan anak mengalami keterbatasan dari segi
komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku “Sumber dari Pedoman Pelayanan Pendidikan Bagi
Anak Austistik”. (American Psychiatic Association 2000)
Anak autistic adalah adanya 6 gejala/gangguan, yaitu dalam bidang Interaksi social; Komunikasi
(bicara, bahasa, dan komunikasi); Perilaku, Emosi, dan Pola bermain; Gangguan sensoris; dan
perkembangan terlambat atau tidak normal.
Penampakan gejala dapat mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil (biasanya sebelum usia 3
tahun) (Power, 1983). Gangguan autisme terjadi pada masa perkembangan sebelum usia 36 bulan
“Sumber dari Pedoman Penggolongan Diagnotik Gangguan Jiwa” (PPDGJ III)
Autisme adalah suatu kondisi yang mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang
membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan social atau komunikasi yang normal. Hal ini
mngekibatkan anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masik dalam dunia repetitive,
aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Jadi anak autisme merupakan anak yang
mengalami gangguan perkembangan yang sangat kompleks yang dapat diketahui sejak umur
sebelum 3 tahun mencakup bidang komunikasi, interaksi sosial serta perilakunya.
12
Ditinjau dari segi pendidikan : anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan
komunikasi, sosial, perilaku pada anak sesuai dengan kriteria DSM-IV sehingga anak ini
memerlukan penanganan/layanan pendidikan secara khusus sejak dini.
Ditinjau dari segi medis : anak autis adalah anak yang mengalami gangguan/kelainan otak yang
menyebabkan gangguan perkembangan komunikasi, sosial, perilaku sesuai dengan kriteria DSM-
IV sehingga anak ini memerlukan penanganan/terapi secara klinis.
Ditinjau dari segi psikologi : anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan
yang berat bisa ketahui sebelum usia 3 tahun, aspek komunikasi sosial, perilaku, bahasa sehingga
anak perlu adanya penanganan secara psikologis.
Ditinjau dari segi sosial anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan berat
dari beberapa aspek komunikasi, bahasa, interaksi sosial, sehingga anak ini memerlukan
bimbingan ketrampilan sosial agar dapat menyesuaikan dengan lingkungannya.
Jadi Anak Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan fungsi otak yang bersifat
pervasive (inco) yaitu meliputi gangguan kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi, dan gangguan
interaksi sosial, sehingga ia mempunyai dunianya sendiri.
1. Interaksi sosial
Tidak tertarik untuk bermain bersama teman
Lebih suka menyendiri
Tidak ada atau sedikit kontak mata, atau menghindar untuk bertatapan
Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang inginkan
2. Komunikasi
Perkembangan bahasa lambat
Senang meniru atau membeo
Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara
Kadang kata yang digunakan tidak sesuai artinya
Mengoceh tanpa arti berulang-ulang
Bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi
3. Pola Bermain
Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya
Senang akan benda-benda yang berputar
Tidak bermain sesuai fungsi mainan
13
Tidak kreatif, tidak imajinatif
Dapat sangat lekat dengan benda tertentu
4. Gangguan Sensoris
Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga
Sering menggunakan indera pencium dan perasanya
Dapat sangat sensitif terhadap sentuhan
Tidak sensitif terhadap rasa sakit dan rasa takut
5. Perkembangan Terlambat
Tidak sesuai seperti anak normal, keterampilan sosial, komunikasi dan kognisi
Dapat mempunyai perkembangan yang normal pada awalnya, kemudian menurun
bahkan sirna
6. Gejala Muncul
Gejala di atas dapat dimulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil
Pada beberapa anak sekitar umur 5-6 tahun gejala tampak agak kurang
1) Autisme Persepsi : dianggap autisme yang asli karena kelainan sudah timbul sebelum
lahir. Ketidakmapuan anak berbahasa termasuk pada penyimpangan reaksi terhadap
rangsangan dari luar, begitu juga ketidakmampuan anak bekerjasama dengan orang lain,
sehingga anak bersikap masa bodoh.
3) Autisme yang timbul kemudian : terjadi setelah anak agak besar, dikarenakan kelainan
jaringan otak yang terjadi setelah anak lahir. Hal akan mempersulit dalam hal pemberian
pelatihan dan pelayanan pendidikan untuk mengubah perilakunya yang sudah melekat.
Terjadinya kelainan struktur sel otak yang disebabkan virus rubella, toxoplasma,
herpes, jamur, pendarahan, keracunan makanan.
14
Faktor genetik (ada gen tertentu yang mengakibatkan kerusakan pada sistem limbic
(pusat emosi)
Faktor sensory interpretation errors
Sampai sekarang belum terdeteksi faktor yang menjadi penyebab tunggal timbulnya gangguan
autisme. Namun demikian ada beberapa faktor yang di mungkinkan dapat menjadi penyebab
timbulnya autisme,berikut:
2) Teori Biologis
Faktor genetic: Keluarga yang terdapat anak autistik memiliki resiko lebih tinggi
dibanding populasi keluarga normal.
Pranatal, Natal dan Post Natal yaitu: Pendarahan pada kehamilan awal, obat-
obatan, tangis bayi terlambat, gangguan pernapasan, anemia.
Neuro anatomi yaitu: Gangguan/disfungsi pada sel-sel otak selama dalam
kandugan yang mungkin disebabkan terjadinya gangguan oksigenasi, perdarahan,
atau infeksi.
Struktur dan Biokimiawi yaitu: Kelainan pada cerebellum dengan cel-sel Purkinje
yang jumlahnya terlalu sedikit, padahal sel-sel purkinje mempunyai kandungan
serotinin yang tinggi. Demikian juga kemungkinan tingginya kandungan dapomin
atau opioid dalam darah.
3) Keracunan logam berat misalnya terjadi pada anak yang tinggal dekat tambanga batu bara,
dlsb.
4) Gangguan pencernaan, pendengaran dan penglihatan. Menurut data yang ada 60 % anak
autistik mempunyai sistem pencernaan kurang sempurna. Dan kemungkinan timbulnya
gejala autistik karena adanya gangguan dalam pendengaran dan penglihatan.
Perbedaan antara gangguan perkembangan satu dengan yang lain :
a. gangguan autis untuk kasus yang berat dan memenuhi kriteria DSM IV atau ICD-10.
b. PDD-NOS (Pervasive Developmental Disorder not Otherwise Specified) untuk kasus yang
tidak menunjukkan kriteria lengkap DSM-IV untuk gangguan autis namun gangguan
interaksi dan komunikasi merupakan ganggun primer. Bila menggunakan istilah autisme
atipik dijelaskan istilah tersebut berasal dari klasifikasi ICD-10 yang mempunyai arti sama
dengan PDD-NOS.
15
c. MSDD (Multisystem Developmental Disorder) untuk kasus-kasus yang menunjukkan
bahwa gangguan interaksi sosial dan komunikasi bukan hal primer, namun diduga
merupakan hal sekunder akibat gangguan pemrosesan sensoris dan perencanaan gerak
motoris.
3.6.1 Pendidikan untuk anak autistik usia sekolah bisa dilakukan di berbagai
penempatan. Berbagai model antara lain:
1) Kelas transisi
Kelas ini diperuntukkan bagi anak autistik yang telah diterapi memerlukan layanan
khusus termasuk anak autistik yang telah diterapi secara terpadu atau struktur. Kelas
transisi sedapat mungkin berada di sekolah reguler, sehingga pada saat tertentu anak
dapat bersosialisasi dengan anak lain. Kelas transisi merupakan kelas persiapan dan
pengenalan pengajaran dengan acuan kurikulum SD dengan dimodifikasi sesuai
kebutuhan anak.
16
2) Program Pendidikan Inklusi
Program ini dilaksanakan oleh sekolah reguler yang sudah siap memberikan layanan
bagi anak autistik. Untuk dapat membuka program ini sekolah harus memenuhi
persyaratan antara lain:
Guru terkait telah siap menerima anak autistik.
Tersedia ruang khusus (resourse room) untuk penanganan individual.
Tersedia guru pembimbing khusus dan guru pendamping.
Dalam satu kelas sebaiknya tidak lebih dari 2 (dua) anak autistik.
3) Program Pendidikan Terpadu
Program Pendidikan Terpadu dilaksanakan disekolah reguler. Dalam kasus/waktu
tertentu, anak-anak autistik dilayani di kelas khusus untuk remedial atau layanan lain
yang diperlukan. Keberadaan anak autistik di kelas khusus bisa sebagian waktu atau
sepanjang hari tergantung kemampuan anak.
4) Sekolah Khusus Autis
Sekolah ini diperuntukkan khusus bagi anak autistik terutama yang tidak
memungkinkan dapat mengikuti pendidikan di sekolah reguler. Anak di sekolah ini
sangat sulit untuk dapat berkonsentrasi dengan adanya distraksi sekeliling mereka.
Pendidikan di sekolah difokuskan pada program fungsional seperti bina diri, bakat, dan
minat yang sesuai dengan potensi mereka.
5) Program Sekolah di Rumah
Program ini diperuntukkan bagi anak autistik yang tidak mampu mengikuti pendidikan
di sekolah khusus karena keterbatasannya. Anak-anak autistik yang non verbal,
retardasi mental atau mengalami gangguan serius motorik dan auditorinya dapat
mengikuti program sekolah di rumah. Program dilaksanakan di rumah dengan
mendatangkan guru pembimbing atau terapis atas kerjasama sekolah, orangtua dan
masyarakat.
6) Panti Rehabilitasi Autis.
Anak autistik yang kemampuannya sangat rendah, gangguannya sangat parah dapat
mengikuti program di panti (griya) rehabilitasi autistik. Program dipanti rehabilitasi
lebih terfokus pada pengembangan:
Pengenalan diri
Sensori motor dan persepsi
Motorik kasar dan halus
Kemampuan berbahasa dan komunikasi
Bina diri, kemampuan sosial
Ketrampilan kerja terbatas sesuai minat, bakat dan potensinya.
Dari beberapa model layanan pendidikan di atas yang sudah eksis di lapangan adalah
Kelas transisi, sekolah khusus autistik dan panti rehabilitasi.
17
4.1. FAKTOR PENYEBAB IDIOT
Diot termasuk kedalam kelompok manusia abnormal yang mempunyai IQ (intelegency quotient)
sangat rendah yaitu kurang dari 25. Idiod memiliki cacad jasmani dan rohani yang sangat berat
karena intelengencynya tidak dapat berkembang. Pada umumnya manusia abnormal idiot tidak
mampu menjaga dirinya sendiri terhadap ancaman yang membahayakan dirinya. Hal ini
disebabkan karena anak idiot tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri serta
melindungi diri.
Ada banyak hal yang menjadi pemicu anak mengalami ‘idiot’. Biasanya dikelompokkan
menjadi:
b. Natal
Disebabkan oleh:
Lahir premature
Komplikasi infeksi
Gejala anak yang mengalami idiot dapat sangat bervariasi, tergantung pada penyebab dan
beratnya. Secara umum, kebanyakan tanpa bukti fisik seperti bayi dengan Down sindrom yang
diduga menderita ‘idiot’ ketika mereka tidak memenuhi tahap perkembangan sesuai dengan
usianya.
18
4.2. Perkembangan Moral dan Perkembangan Sosial Anak Idiot
Sedangkan perkembangan anak idiot tidak mempunyai kemampuan jiwa. Mereka tidak bisa bicara
dantidak bisa membedaka instinknya. Ada gerakan-gerakan otak akan tetapi tanpa koordinasi.
Memiliki mata tetapi tidak bisa mendengar. Tanpa kesadaran, tanpa intelektual, dan tidak ada
perasaan. Hal itu yang menyebabkan anak idiot tidak mempunyai interaksi sosial terhadap
lingkungan, dan kurang merespon terhadap orang lain. Karena mereka memerlukan sarana-sarana
yang khusus.
Pada dasarnya, anak abnormal mengalami perkembangan moral yang tidak sama dengan anak
normal lainnya. Adapun perkembangan moral anak abnormal, sebagai berikut :
Perkembangan kognitif (kemampuan berpikir) sering diidentikan dengan tingkat IQ yang dimiliki
oleh seorang anak. Padahal kemampuan berpikir seorang setiap anak dapat dikembangkan. Anak-
anak normal mengalami perubahan dalam berpikir berdasarkan usia yang dimilikinya. Bebeda
dengan anak-anak abnormal yang harus didampingin khusus oleh orang-orang tertentu.
4.3.1 Menurut Jean Piaget, tahapan perkembangan kognitif anak-anak normal yaitu:
3) Tahap Operasional Konkrit,dialami oleh anak usia 7-11 tahun pada tahapan ini aktivitas
mental anak menggunakan struktur kognitif atas dasar prinsip logika.
19
Tetapi anak belum dapat menguasai sepenuhnya kemampuan abstrak sehingga masih
berkisar pada situasi konkrit yang bisa diamati anak.
4) Tahap Operasional Formal,dialami oleh anak usia 11 tahun keatas. Pada tahap ini anak
sudah mulai memfungsikan semua system berfikir sehingga tercapai suatu integritas
struktur kognitif yang sempurna.Selain itu, anak juga sudah dapat berpikir logis mengenai
gagasan yang abstrak dan sudah mulai mencoba menguji hipotesis.
Pada kenyataannya, tidak semua anak yang ada didunia ini mengalami perkembangan kognitif
yang normal. Namun ada sekitar, 2,2% dari semua orang didunia mempunyai tingkat intelegensi
yang sangat rendah. Mereka ini disebut sebagai orang-orang yang mempunyai keterbelakangan
mental. Salah satu tanda orang yang terbelakang adalah mempunyai IQ dibawah rata-rata manusia
biasa.
Anak abnormal memiliki tingkat intelegency dibawah 20. Hal ini sangat membahayakan karena
mereka tidak mampu mengkoordinasi sistem syaraf yang dapat membahayakan dirinya sendiri.
Mereka juga tidak mampu menjaga keselamatan dirinya sendiri. Meskipun usianya sudah
tergolong dewasa tetapi jalan pikirannya masih sama seperti anak usia 3 tahun. Anak abnormal
tidak dapat berbicara, tidak dapat berjalan, tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri, dan harus
ditolong oleh orang lain.
Kondisi anak idiot merupakan salah satu jenis keterbelakangan mental yang pastinya tidak
diinginkan terjadi pada setiap anak. Keadaan anak yang idiot tersebut sudah dapat terlihat melalui
beberapa ciri ciri anak idiot dari bayi yang dijelaskan melalui uraian di bawah ini.
1. Sulit berkomunikasi
Keadaan idiot sebenarnya cukup sulit terdeteksi pada saat usia bayi karena memang idiot
tidak menunjukan tandan tanda fisik yang jelas seperti pada penderita autis atau down
sindrom. Meskipun begitu, kondisi idiot sejak bayi mungkin dapat dilihat dari bentuk
perilaku bayi yang tidak seperti bayi seusianya. Salah satu bentuk perilaku bayi idiot yang
dapat terlihat adalah kondisi bayi yang sulit berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang
disekitarnya bahkan bayi tidak akan merespon apapun yang terjadi disekitarnya.
20
Ekspresi yang terlambat tersebut biasanya ditunjukan dengan keadaan dimana bayi telat
tertawa ketika pemicu tertawa sebenarnya sudah terjadi lebih dulu.
Gejala anak yang mengalami idiot dapat sangat bervariasi, tergantung pada penyebab dan
beratnya. Secara umum, kebanyakan tanpa bukti fisik seperti bayi dengan Down sindrom yang
diduga menderita 'idiot' ketika mereka tidak memenuhi tahap perkembangan sesuai dengan
usianya. Beberapa anak dengan 'idiot' ringan tidak teridentifikasi sampai mereka mulai
bersekolah.
Pengobatannya tergantung pada penyebab tetapi secara umum tidak ada obat untuk 'idiot'.
Perawatan hanya dimaksudkan untuk mengajarkan keterampilan yang diperlukan untuk
memaksimalkan bagaimana mereka dapat mandiri.
21
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Pertumbuhan (Growth) merupakan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi
tingkat sel organ maupun individu (Kuantitatif). Pertumbuhan ditandai dengan adanya
perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru.
Sedangkan perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, sebagai hasil dari proses
pematangan (Kualitatif). Perkembangan ditandai dengan adanya: perkembangan melibatkan
perubahan, perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya, perkembangan
mempunyai pola yang tetap, perkembangan memiliki tahap yang berurutan, perkembangan
mempunyai kacepatan yang berbeda, perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan.
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum digolongkan menjadi 3
kebutuhan dasar yaitu : kebutuhan fisik-biomedis (Asuh), kebutuhan emosi / kasih sayang
(Asih),dan kebutuhan anak akan stimuli mental ( Asah). Kemudian tumbuh kembang anak
secara garis besar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu: Faktor genetic dan faktor
lingkungan.Menurut milestone, tahapan tumbuh kembang anak meliputi: Milestone motorik
kasar, Milstone motorik halus, Milestone bahasa atau kognitif, Milestone social, Milestone
Emosi.
Anak Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan fungsi otak yang
bersifat pervasive yaitu meliputi gangguan kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi, dan
gangguan interaksi sosial, sehingga ia mempunyai dunianya sendiri.
Layanan pendidikan bagi anak autis bagitu beragam antara lain; kelas transisi,
program pendidikan inklusi, program pendidikan terpadu, program sekolah di
rumah, panti rehabilitasi autis. Bentuk layanan ini rasanya begitu cocok diterapkan
bagi anak autis tersebut agar ia kelak lebih mandiri dan mengembangkan potensi
yang ada pada dirinya.
22
Anak-anak yang mengalami keterbelakangan mental mungkin memiliki kondisi lainnya
juga seperti autisme, ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder), gangguan
kecemasan, depresi, obcessive compulsive disorder, cerebral palsy, epilepsi, hyrocephalus,
dan spina bifida, dan masalah tingkah laku. Jika ada, kondisi-kondisi tersebut harus
ditanggapi secara baik.
Masa-masa mengandung ibu hamil dan konsumsi makanan bergizi bisa mencegah lahirnya
anak keterbelakangan mental. Anak-anak dalam kondisi seperti ini banyak yang bisa
melewati hidupnya dengan baik karena memiliki keterampilan yang cukup yang bisa
didapat dari sekolah-sekolah khusus.
B.SARAN
23
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/direktori/Flp/JUR._PGTK/197011292003122-
NUR_FAIZAH_ROMADONA/DETEKSI_DINI_TUMB_KEMBANG/DETEKSI_DINI_DA
N_STIMULASI_TUMBUH_KEMBANG_ANAK.pdf
http://id.scribd.com/mobile/doc/152961430/Perkembangan-Milestone
Ellah Siti Chalidah (2005), Terapi permainan bagi anak yang memerlukan layanan
Pendidikan Khusus, Jakarta: Dikti
Sutadi Rudi, Bawazir L.A. Tanjung Nia, Adeline Rina (2003) Penatalaksanaan Holistik
autisme. Jakarta Pusat Informasii dan Penerbitan Bagian Ilmu penyakit Dalam.
Jakarta: FK UI
Darmawanti, Ira dan M. Jannah. 2004. Tumbuh Kembang Anak Usia Dini dan Reaksi
Dini pada Anak Berkebutuhan Khusus. Surabaya: Insight Indonesia
https://www.ocw.id/pluginfile.php.tumbuh-kembang-anak-idiot/indonesia
24