Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TUMBUH KEMBANG ANAK NORMAL,AUTIS,IDIOT

DISUSUN OLEH :

ELVI SHINTA ULI BR SITORUS

(P01031219118)

DOSEN:

Lusyana Gloria Doloksaribu,SKM,M.Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

2020/2021
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Tumbuh Kembang Anak (Normal)


Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan
dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan (Growth) merupakan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel organ maupun individu (Kuantitatif).
2. Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, sebagai hasil dari proses
pematangan (Kualitatif).
Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang berbeda, namun
keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara bersamaan. Pertambahan ukuran fisik
akan disertai dengan pertambahan kemampuan anak.

2.2.Kebutuhan Dasar Anak


Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum digolongkan menjadi 3
kebutuhan dasar:
1. Kebutuhan fisik-biomedis (Asuh)
Meliputi:
a. Pangan /gizi
b. Perawatan kesehatan dasar
c. Tempat tinggal yang layak
d. Sanitasi
e. Sandang
f. Kesegaran jasmani / rekreasi

1
2. Kebutuhan emosi / kasih sayang (Asih)
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara
ibu / pengganti ibu dengan anak meruakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh
kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Berperannya dan
kehadiran orang tua terutama ibu sedini dan selanggeng mungkin akan menjalin
rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit / mata) dan
psikis sedini mungkin. Kasih saying dari orang tua akan menciptakan ikatan yang
erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust).
3. Kebutuhan anak akan stimuli mental ( Asah)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan
pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini mengembangkan perkembangan mental
psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama,
kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.

2.3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak


Pola tumbuh kembang secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada
akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Faktor Genetik
Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan
tulang, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang. Faktor genetik ini meliputi :
a. Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik
b. Jenis kelamin
c. Suku bangsa atau bangsa
2. Faktor Lingkungan
a. Faktor Pranatal
 Gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stress,
imunitas, anoksia embrio

2
 Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan
kelainan congenital misalnya club foot.
 Toksin/zat kimia, radiasi
 Kelainan endokrin
 Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual
 Kelainan imunologi
 Psikologis ibu
b. Faktor Postnatal
 Faktor Lingkungan Biologis
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan terhadap penyakit, perawatan
kesehatan, penyakit kronis, dan hormone.
 Faktor Lingkungan Fisik
Cuaca, musim, sanitasi,keadaan rumah.
 Faktor Lingkungan Sosial
Stimulasi, motivasi belajar, stress, kelompok sebaya, hukuman yang wajar,
cinta dan kasih sayang.
 Faktor Lingkungan Keluarga dan Adat Istiadat
Pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, stabilitas rumah
tangga, kepribadian ayah/ibu, agama, adat istiadat dan norma-norma.

2.4.Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak


1. Ciri-ciri pertumbuhan, antara lain :
a.    Perubahan ukuran
Perubahan ini terlihat jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan bertambahnya
umur anak terjadi pula penambahan berat badan,tinggi badan, lingkar kepala , dll.
b. Perubahan proporsi
Selain bertambahnya ukuran-ukuran, tubuh juga memperlihatkan  perubahan
proporsi. Tubuh anak  memperlihatkan  perbedaan proporsi bila dibandingkan
dengan tubuh orang dewasa.

3
Pada bayi baru lahir titik pusat terdapat kurang lebih setinggi umbilikus,
sedangkan pada orang dewasa titik pusat tubuh terdapat  kurang lebih setinggi
simpisis pubis. Perubahan proporsi tubuh mulai usia kehamilan dua bulan sampai
dewasa.
c. Hilangnya ciri-ciri lama
Selama proses pertumbuhan  terdapat hal-hal yang terjadi perlahan–lahan,
seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu dengan hilangnya refleks 
primitif.
d. Timbulnya ciri-ciri baru
Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah akibat pematangan fungsi-fungsi organ.
Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah munculnya gigi tetap dan
munculnya tanda-tanda seks sekunder seperti rambut pubis dan aksila, tumbuhnya
buah dada pada wanita dll.

2. Ciri-ciri perkembangan, antara lain :


a. Perkembangan melibatkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan  disertai dengan
perubahan fungsi. Perkembangan sistem reproduksi misalnya, disertai dengan
perubahan pada organ kelamin. Perubahan-perubahan ini meliputi perubahan
ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama
dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda pematangan.

b. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya


Seseorang tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapan sebelumnya. Misalnya, seseorang anak tidak akan bisa berjalan
sebelum ia berdiri. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis
karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.

4
c. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut  dua hukum yang tetap, yaitu:
1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah
kaudal. Pola ini disebut pola sefalokaudal.
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerakan kasar) lalu
berkembang di daerah distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan
dalam gerakan halus. Pola ini disebut proksimoldistal.
d. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur berurutan,
tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu
mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, berdiri
sebelum berjalan dll.
e. Perkembangan mempunyai kacepatan yang berbeda
Perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda –beda. Kaki dan
tangan berkembang pesat pada awal masa remaja. Sedangkan bagian tubuh yang
lain mungkin berkembang pesat pada masa lainnya.
f. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat perkembanganpun demikian,
terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.
2.5.Tahap-tahap Tumbuh Kembang Anak
Banyak “milestone” perkembangan anak yang penting dalam mengetahui taraf
perkembangan seorang anak (yang dimaksud dengan “milestone” perkembangan adalah
tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu).
1. Milestone perkembangan
Adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu.
Milestone ini terdiri dari :
a. Milestone motorik kasar
 Lahir- 3bulan :
 Belajar mengangkat kepala
5
 Kepala bergerak dari kiri ke kanan atau sebaliknya tergantung stimulasi
 3-4 bulan :
 Menegakkan kepala 900 dan mengangkat dada
 Menoleh ke arah suara
 6-9 bulan :
 Duduk tanpa dibantu
 Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
 Merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
 9-12 bulan :
 Merangkak
 Berdiri sendiri tanpa dibantu
 Dapat berjalan dengan dituntun
 12-13 bulan :

 Berjalan tanpa bantuan

 12-18 bulan :
 Berjalan mengeksplorasi rumah dan sekelilingnya
 18-24 bulan:
 Naik turun tangga
 2-3 tahun :
 belajar melompat, memanjat, dan melompat dengan satu kaki
 mengayuh sepeda roda tiga
 3-4 tahun:
 berjalan dengan jari-jari kaki
 4-5 tahun:
 melompat dan menari

b. Milstone motorik halus

 Lahir- 3 bulan:
 mengikuti obyek dengan matanya
6
 menahan barang yang dipegangnya
 3-6 bulan:
 menyentuhkan tangan satu ke tangan lainnya
 belajar meraih benda dalam dan di luar jangkauannya
 menaruh benda di mulut
 6-9 bulan:
 memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
 memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
 bergembira dengan melempar benda-benda
 9- 12 bulan:
 ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda ke mulut
 12-18 bulan:
 menyusun 2-3 balok/kubus
 18-24 bulan:
 menyusun 6 kubus
 menunjuk mata dan hidung
 belajar makan sendiri
 menggambar garis dikertas atau pasir
 2-3 tahun:
 menggambar lingkaran
 membuat jembatan dengan 3 balok
 3-4 tahun:
 belajar berpakaian dan membuka pakaiannya sendiri
 menggambar orang hanya kepala dan badan
 4-5 tahun:
 menggambar orang terdiri dari kepala,badan, dan lengan
 mampu menggambar segiempat dan segitiga

7
c. Milestone bahasa atau kognitif
 Lahir-3bulan:
 mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh(cooing)
 3-6 bulan:
 tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
 6-9 bulan:
 mengeluarkan kata-kata tanpa arti (bubbling), da-da, ta-ta
 9- 12 bulan:
 menirukan suara
 dapat mengulang bunyi yang didengarnya
 belajar menyatakan satu atau dua kata
 12-18 bulan:
 mengatakan 5-10 kata
 18-24 bulan:
 menyusun dua kata mebentuk kalimat
 menguasai sekitar 50-200 kata
 2-3 tahun:
 mampu menyusun kalimat lengkap
 menggunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan
kepadanya
 3-4 tahun:
 mampu berbicara dengan baik
 mampu menyebut namanya,jenis kelamin, dan umur
 banyak bertanya
 4-5 tahun:
 pandai bicara
 mampu menyebut hari-hari dalam seminggu
 berminat/ tertarik pada kata baru dan artinya

8
 mampu menghitung jari
 memprotes bila dilarang apa yang diinginkan
 mendengar dan mengulang hal penting dan cerita
d. Milestone sosial
 3-4 bulan:
 mampu menatap mata
 tersenyum bila diajak bicara/senyum
 tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
 6-9 bulan:
 mulai berpartisipasi dalam tepuk tangan
 9-12 bulan:
 berpartisipasi dalam permainan
 18-24 bulan:
 memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain dengan mereka
 2-3 tahun:
 bermain bersama anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain diluar
keluarganya
 4-5 tahun:
 bermain bersama anak lain dan dapat mengikuti aturan permainan
e. Milestone Emosi
 Lahir-3bulan:
 bereaksi terhadap suara atau bunyi
 3-6 bulan:
 tersenyum melihat gambar atau mainan lucu
 tertawa dan menjerit gembira bila diajak bermain
 6-9 bulan:
 mengenal anggota keluarga dan takut terhadap orang asing
 9-12 bulan:
 memperlihatkan minat yang besar terhadap sekitarnya
9
 12-18 bulan:
 memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing
 18-24 bulan:
 memperlihatkan minat yang besar terhadap apa yang dikerjakan orang
dewasa
 3-4 tahun :
 menunjukkan rasa sayang terhadap saudaranya

2.6.Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak


1. Deteksi Pertumbuhan dan Standar Normalnya
Menurut Nursalam (2005) parameter untuk pertumbuhan yang sering digunakan
dalam pedoman deteksi tumbuh kembang anak balita adalah :
f. Ukuran antropometri
1) Berat badan
2) Panjang badan
3) Lingkar kepala
4) Lingkar lengan atas
5) Lingkar dada
b.    Keseluruhan fisik
Berkaitan dengan pertumbuhan, hal-hal yang dapat diamati dari pemeriksaan
fisik adalah :
1) Keseluruhan fisik
Dilihat bentuk tubuh, perbandingan kepala, tubuh dan anggota gerak, ada
tidaknya odema, anemia, dan ada tanda gangguan lainnya.
2) Jaringan otot
Dapat dilihat dengan cubitan tebal pada lengan atas, pantat, dan paha untuk
mengetahui lemak subcutan.
3) Jaringan lemak
Diperiksa dengan cubitan tipis pada kulit di bawah triceps dan subskapular.
10
4) Rambut
Perlu diperiksa pertumbuhannya, tebal / tipisnya rambut, serta apakah akar
rambut mudah dicabut atau tidak.
5) Gigi geligi
Perlu diperhatikan kapan tanggal dan erupsi gigi susu atau gigi permanen.

2. Deteksi Perkembangan dan Standar Normalnya


Terdapat empat aspek perkembangan anak balita, yaitu :
a. Kepribadian/tingkah laku social (personal social)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.

b. Motorik halus (fine motor adaptive)


Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang tepat, serta tidak memerlukan banyak
tenaga, misalnya memasukkan manik-manik ke dalam botol, menempel dan
menggunting.

c. Motorik kasar (gross motor)


Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan sebagian besar tubuh karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar
sehingga memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan dan berlari.

d. Bahasa (language)
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan
respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara secara spontan. Pada masa
bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif, sehingga pernyataan akan perasaan atau
keinginan dilakukan melalui tangisan atau gerakan. Semakin bertambahnya usia,
anak akan menggunakan bahasa aktif, yaitu dengan berbicara.
11
3.1 PENGERTIAN ANAK AUTIS

Pengertian anak autis telah banyak dikemukakan oleh beberapa ahli. Secara harfiah autisme
berasal dari kata autos =diri dan isme= paham/aliran. Autisme dari kata auto (sendiri), Secara
etimologi : anak autis adalah anak yang memiliki gangguaan perkembangan dalam dunianya
sendiri.

Seperti kita ketahui banyak istilah yang muncul mengenai gangguan perkembangan :

 Autism = autisme yaitu nama gangguan perkembangan komunikasi, sosial, perilaku pada
anak (Leo Kanner & Asperger, 1943).
 Autist = autis : Anak yang mengalami ganguan autisme.
 Autistic child = anak autistik : Keadaan anak yang mengalami gangguan autisme.
 Autistic disorder = gangguan autistic= anak-anak yang mengalami gangguan
perkembangan dalam criteria DSM-IV ( Diagnostic and Statictical Manual-IV).

Leo Kanner (Handojo,2003) autisme merupakan suatu jenis gangguan perkembangan pada
anak, mengalami kesendirian, kecenderungan menyendiri.

Chaplin (2000) mengatakan : (1) cara berpikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau
diri sendiri (2) menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri (3) Keyakinan
ekstrim dengan fikiran dan fantasi sendiri.

American Psych: autisme adalah ganguan perkembangan yang terjadi pada anak yang mengalami
kondisi menutup diri. Gangguan ini mengakibatkan anak mengalami keterbatasan dari segi
komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku “Sumber dari Pedoman Pelayanan Pendidikan Bagi
Anak Austistik”. (American Psychiatic Association 2000)

Anak autistic adalah adanya 6 gejala/gangguan, yaitu dalam bidang Interaksi social; Komunikasi
(bicara, bahasa, dan komunikasi); Perilaku, Emosi, dan Pola bermain; Gangguan sensoris; dan
perkembangan terlambat atau tidak normal.

Penampakan gejala dapat mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil (biasanya sebelum usia 3
tahun) (Power, 1983). Gangguan autisme terjadi pada masa perkembangan sebelum usia 36 bulan
“Sumber dari Pedoman Penggolongan Diagnotik Gangguan Jiwa” (PPDGJ III)

Autisme adalah suatu kondisi yang mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang
membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan social atau komunikasi yang normal. Hal ini
mngekibatkan anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masik dalam dunia repetitive,
aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Jadi anak autisme merupakan anak yang
mengalami gangguan perkembangan yang sangat kompleks yang dapat diketahui sejak umur
sebelum 3 tahun mencakup bidang komunikasi, interaksi sosial serta perilakunya.

12
Ditinjau dari segi pendidikan : anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan
komunikasi, sosial, perilaku pada anak sesuai dengan kriteria DSM-IV sehingga anak ini
memerlukan penanganan/layanan pendidikan secara khusus sejak dini.

Ditinjau dari segi medis : anak autis adalah anak yang mengalami gangguan/kelainan otak yang
menyebabkan gangguan perkembangan komunikasi, sosial, perilaku sesuai dengan kriteria DSM-
IV sehingga anak ini memerlukan penanganan/terapi secara klinis.

Ditinjau dari segi psikologi : anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan
yang berat bisa ketahui sebelum usia 3 tahun, aspek komunikasi sosial, perilaku, bahasa sehingga
anak perlu adanya penanganan secara psikologis.

Ditinjau dari segi sosial anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan berat
dari beberapa aspek komunikasi, bahasa, interaksi sosial, sehingga anak ini memerlukan
bimbingan ketrampilan sosial agar dapat menyesuaikan dengan lingkungannya.

Jadi Anak Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan fungsi otak yang bersifat
pervasive (inco) yaitu meliputi gangguan kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi, dan gangguan
interaksi sosial, sehingga ia mempunyai dunianya sendiri.

3.2. GEJALA-GEJALA ANAK AUTIS

3.2.1. Gejala anak autis antara lain:

1. Interaksi sosial
 Tidak tertarik untuk bermain bersama teman
 Lebih suka menyendiri
 Tidak ada atau sedikit kontak mata, atau menghindar untuk bertatapan
 Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang inginkan
2. Komunikasi
 Perkembangan bahasa lambat
 Senang meniru atau membeo
 Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara
 Kadang kata yang digunakan tidak sesuai artinya
 Mengoceh tanpa arti berulang-ulang
 Bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi
3. Pola Bermain
 Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya
 Senang akan benda-benda yang berputar
 Tidak bermain sesuai fungsi mainan

13
 Tidak kreatif, tidak imajinatif
 Dapat sangat lekat dengan benda tertentu
4. Gangguan Sensoris
 Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga
 Sering menggunakan indera pencium dan perasanya
 Dapat sangat sensitif terhadap sentuhan
 Tidak sensitif terhadap rasa sakit dan rasa takut
5. Perkembangan Terlambat
 Tidak sesuai seperti anak normal, keterampilan sosial, komunikasi dan kognisi
 Dapat mempunyai perkembangan yang normal pada awalnya, kemudian menurun
bahkan sirna
6. Gejala Muncul
 Gejala di atas dapat dimulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil
 Pada beberapa anak sekitar umur 5-6 tahun gejala tampak agak kurang

3.3. KLASIFIKASI ANAK AUTISME

3.3.2. Menurut Yatim (2002) klasifikasi anak autis dikelompokkan menjadi


tiga,antara lain :

1) Autisme Persepsi : dianggap autisme yang asli karena kelainan sudah timbul sebelum
lahir. Ketidakmapuan anak berbahasa termasuk pada penyimpangan reaksi terhadap
rangsangan dari luar, begitu juga ketidakmampuan anak bekerjasama dengan orang lain,
sehingga anak bersikap masa bodoh.

2) Autisme Reaksi : terjadi karena beberapa permasalahan yang menimbulkan kecemasan


seperti orangtua meninggal, sakit berat, pindah rumah/ sekolah dan sebagainya. Autisme
ini akan memumculkan gerakan-gerakan tertentu berulang-ulang kadang-kadang disertai
kejang-kejang. Gejala ini muncul pada usia lebih besar 6-7 tahun sebelum anak memasuki
tahapan berpikir logis.

3) Autisme yang timbul kemudian : terjadi setelah anak agak besar, dikarenakan kelainan
jaringan otak yang terjadi setelah anak lahir. Hal akan mempersulit dalam hal pemberian
pelatihan dan pelayanan pendidikan untuk mengubah perilakunya yang sudah melekat.

3.4. PENYEBAB AUTISME

3.4.1. Penyebab autis antara lain:

 Terjadinya kelainan struktur sel otak yang disebabkan virus rubella, toxoplasma,
herpes, jamur, pendarahan, keracunan makanan.

14
 Faktor genetik (ada gen tertentu yang mengakibatkan kerusakan pada sistem limbic
(pusat emosi)
 Faktor sensory interpretation errors

Sampai sekarang belum terdeteksi faktor yang menjadi penyebab tunggal timbulnya gangguan
autisme. Namun demikian ada beberapa faktor yang di mungkinkan dapat menjadi penyebab
timbulnya autisme,berikut:

1) Menurut Teori Psikososial


Beberapa ahli (Kanner dan Bruno Bettelhem) autisme dianggap sebagai akibat hubungan
yang dingin, tidak akrab antara orang tua (ibu) dan anak. Demikian juga dikatakan, orang
tua/pengasuh yang emosional, kaku, obsesif, tidak hangat bahkan dingin dapat
menyebabkan anak asuhnya menjadi autistik.

2) Teori Biologis
 Faktor genetic: Keluarga yang terdapat anak autistik memiliki resiko lebih tinggi
dibanding populasi keluarga normal.
 Pranatal, Natal dan Post Natal yaitu: Pendarahan pada kehamilan awal, obat-
obatan, tangis bayi terlambat, gangguan pernapasan, anemia.
 Neuro anatomi yaitu: Gangguan/disfungsi pada sel-sel otak selama dalam
kandugan yang mungkin disebabkan terjadinya gangguan oksigenasi, perdarahan,
atau infeksi.
 Struktur dan Biokimiawi yaitu: Kelainan pada cerebellum dengan cel-sel Purkinje
yang jumlahnya terlalu sedikit, padahal sel-sel purkinje mempunyai kandungan
serotinin yang tinggi. Demikian juga kemungkinan tingginya kandungan dapomin
atau opioid dalam darah.
3) Keracunan logam berat misalnya terjadi pada anak yang tinggal dekat tambanga batu bara,
dlsb.
4) Gangguan pencernaan, pendengaran dan penglihatan. Menurut data yang ada 60 % anak
autistik mempunyai sistem pencernaan kurang sempurna. Dan kemungkinan timbulnya
gejala autistik karena adanya gangguan dalam pendengaran dan penglihatan.
Perbedaan antara gangguan perkembangan satu dengan yang lain :
a. gangguan autis untuk kasus yang berat dan memenuhi kriteria DSM IV atau ICD-10.
b. PDD-NOS (Pervasive Developmental Disorder not Otherwise Specified) untuk kasus yang
tidak menunjukkan kriteria lengkap DSM-IV untuk gangguan autis namun gangguan
interaksi dan komunikasi merupakan ganggun primer. Bila menggunakan istilah autisme
atipik dijelaskan istilah tersebut berasal dari klasifikasi ICD-10 yang mempunyai arti sama
dengan PDD-NOS.

15
c. MSDD (Multisystem Developmental Disorder) untuk kasus-kasus yang menunjukkan
bahwa gangguan interaksi sosial dan komunikasi bukan hal primer, namun diduga
merupakan hal sekunder akibat gangguan pemrosesan sensoris dan perencanaan gerak
motoris.

3.5. MACAM-MACAM TERAPI PENUNJANG BAGI ANAK AUTIS


Anak autisme dapat dilatih melalui terapi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anak
antara lain:
1. Terapi Wicara: Untuk melancarkan otot-otot mulut agar dapat berbicara lebih baik.
2. Terapi Okupasi : untuk melatih motorik halus anak.
3. Terapi Bermain : untuk melatih mengajarkan anak melalui belajar sambil bermain.
4. Terapi medikamentosa/obat-obatan (drug therapy) : untuk menenangkan anak melalui
pemberian obat-obatan oleh dokter yang berwenang.
5. Terapi melalui makan (diet therapy) : untuk mencegah/mengurangi tingkat gangguan
autisme.
6. Sensory Integration therapy : untuk melatih kepekaan dan kordinasi daya indra anak
autis (pendengaran, penglihatan, perabaan).
7. Auditory Integration Therapy : untuk melatih kepekaan pendengaran anak lebih
sempurna.
8. Biomedical treatment/therapy : untuk perbaikan dan kebugaran kondisi tubuh agar
terlepas dari faktor-faktor yang merusak (dari keracunan logam berat, efek
casomorphine dan gliadorphine, allergen, dsb).
9. Hydro Therapy : membantu anak autistik untuk melepaskan energi yang berlebihan
pada diri anak melalui aktifitas di air.
10. Terapi Musik : untuk melatih auditori anak, menekan emosi, melatih kontak mata dan
konsentrasi.

3.6. BENTUK LAYANAN PENDIDIKAN ANAK AUTISME

3.6.1 Pendidikan untuk anak autistik usia sekolah bisa dilakukan di berbagai
penempatan. Berbagai model antara lain:

1) Kelas transisi
Kelas ini diperuntukkan bagi anak autistik yang telah diterapi memerlukan layanan
khusus termasuk anak autistik yang telah diterapi secara terpadu atau struktur. Kelas
transisi sedapat mungkin berada di sekolah reguler, sehingga pada saat tertentu anak
dapat bersosialisasi dengan anak lain. Kelas transisi merupakan kelas persiapan dan
pengenalan pengajaran dengan acuan kurikulum SD dengan dimodifikasi sesuai
kebutuhan anak.
16
2) Program Pendidikan Inklusi
Program ini dilaksanakan oleh sekolah reguler yang sudah siap memberikan layanan
bagi anak autistik. Untuk dapat membuka program ini sekolah harus memenuhi
persyaratan antara lain:
 Guru terkait telah siap menerima anak autistik.
 Tersedia ruang khusus (resourse room) untuk penanganan individual.
 Tersedia guru pembimbing khusus dan guru pendamping.
 Dalam satu kelas sebaiknya tidak lebih dari 2 (dua) anak autistik.
3) Program Pendidikan Terpadu
Program Pendidikan Terpadu dilaksanakan disekolah reguler. Dalam kasus/waktu
tertentu, anak-anak autistik dilayani di kelas khusus untuk remedial atau layanan lain
yang diperlukan. Keberadaan anak autistik di kelas khusus bisa sebagian waktu atau
sepanjang hari tergantung kemampuan anak.
4) Sekolah Khusus Autis
Sekolah ini diperuntukkan khusus bagi anak autistik terutama yang tidak
memungkinkan dapat mengikuti pendidikan di sekolah reguler. Anak di sekolah ini
sangat sulit untuk dapat berkonsentrasi dengan adanya distraksi sekeliling mereka.
Pendidikan di sekolah difokuskan pada program fungsional seperti bina diri, bakat, dan
minat yang sesuai dengan potensi mereka.
5) Program Sekolah di Rumah
Program ini diperuntukkan bagi anak autistik yang tidak mampu mengikuti pendidikan
di sekolah khusus karena keterbatasannya. Anak-anak autistik yang non verbal,
retardasi mental atau mengalami gangguan serius motorik dan auditorinya dapat
mengikuti program sekolah di rumah. Program dilaksanakan di rumah dengan
mendatangkan guru pembimbing atau terapis atas kerjasama sekolah, orangtua dan
masyarakat.
6) Panti Rehabilitasi Autis.
Anak autistik yang kemampuannya sangat rendah, gangguannya sangat parah dapat
mengikuti program di panti (griya) rehabilitasi autistik. Program dipanti rehabilitasi
lebih terfokus pada pengembangan:
 Pengenalan diri
 Sensori motor dan persepsi
 Motorik kasar dan halus
 Kemampuan berbahasa dan komunikasi
 Bina diri, kemampuan sosial
 Ketrampilan kerja terbatas sesuai minat, bakat dan potensinya.
Dari beberapa model layanan pendidikan di atas yang sudah eksis di lapangan adalah
Kelas transisi, sekolah khusus autistik dan panti rehabilitasi.

17
4.1. FAKTOR PENYEBAB IDIOT

Diot termasuk kedalam kelompok manusia abnormal yang mempunyai IQ (intelegency quotient)
sangat rendah yaitu kurang dari 25. Idiod memiliki cacad jasmani dan rohani yang sangat berat
karena intelengencynya tidak dapat berkembang. Pada umumnya manusia abnormal idiot tidak
mampu menjaga dirinya sendiri terhadap ancaman yang membahayakan dirinya. Hal ini
disebabkan karena anak idiot tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri serta
melindungi diri.

Ada banyak hal yang menjadi pemicu anak mengalami ‘idiot’. Biasanya dikelompokkan
menjadi:

a. Prenatal (sebelum lahir)


Disebabkan oleh:
 Kelainan kromosom, termasuk sindrom Fragile X
 Cacat gen
 Terkena racun atau infeksi selama kehamilan

b. Natal
Disebabkan oleh:
 Lahir premature
 Komplikasi infeksi

c. Postnatal (setelah lahir)


Disebabkan oleh:
 Infeksi
 Keracunan
 Gangguan metabolism
 Trauma kepala
 beberapa penyebab umum ‘idiot’, meliputi:
1. Down syndrome,Merupakan penyebab yang paling umum dari ‘idiot’ sedang hingga
parah.
2. Fragile X syndrome, merupakan penyebab paling umum dari ‘idiot’.
3. Rett syndrome,Sindrom ini hanya berpengaruh pada perempuan.

Gejala anak yang mengalami idiot dapat sangat bervariasi, tergantung pada penyebab dan
beratnya. Secara umum, kebanyakan tanpa bukti fisik seperti bayi dengan Down sindrom yang
diduga menderita ‘idiot’ ketika mereka tidak memenuhi tahap perkembangan sesuai dengan
usianya.

18
4.2. Perkembangan Moral dan Perkembangan Sosial Anak Idiot

Sedangkan perkembangan anak idiot tidak mempunyai kemampuan jiwa. Mereka tidak bisa bicara
dantidak bisa membedaka instinknya. Ada gerakan-gerakan otak akan tetapi tanpa koordinasi.
Memiliki mata tetapi tidak bisa mendengar. Tanpa kesadaran, tanpa intelektual, dan tidak ada
perasaan. Hal itu yang menyebabkan anak idiot tidak mempunyai interaksi sosial terhadap
lingkungan, dan kurang merespon terhadap orang lain. Karena mereka memerlukan sarana-sarana
yang khusus.

Pada dasarnya, anak abnormal mengalami perkembangan moral yang tidak sama dengan anak
normal lainnya. Adapun perkembangan moral anak abnormal, sebagai berikut :

1. Anak prasekolah (0 – 5 tahun): keterbelakangan ekstrem disemua bidang, kemampuan


sensorik minimal, membutuhkan bantuan perawatan diri.
2. Usia sekolah (6 – 21 tahun): semua bidang perkembangan tampak jelas tertunda, respon
berupa emosi dasar dan mendapatkan mamfaat dari pelatihan dalam penggunaan anggota
badan dan mulut, harus diawasi dengan ketat.
3. Dewasa (21 tahun keatas): barangkali dapat berjalan dan berbicara dengan cara primitive,
mendapatkan mamfaat dari aktivitas fisik regular, tidak dapat merawat diri sendiri, tetapi
membutuhkan bantuan perawatan diri.

4.3. Perkembangan Kognitif Anak Idiot

Perkembangan kognitif (kemampuan berpikir) sering diidentikan dengan tingkat IQ yang dimiliki
oleh seorang anak. Padahal kemampuan berpikir seorang setiap anak dapat dikembangkan. Anak-
anak normal mengalami perubahan dalam berpikir berdasarkan usia yang dimilikinya. Bebeda
dengan anak-anak abnormal yang harus didampingin khusus oleh orang-orang tertentu.

4.3.1 Menurut Jean Piaget, tahapan perkembangan kognitif anak-anak normal yaitu:

1) Tahapan Sensori-Motorik merupakan tahapan paling awal dari perkembangan kognitif


karena dialami oleh anak usia 0-2 tahun. Pada tahapan ini anak mempelajari dunia melalui
kesan sensorisnya , aktivitas motorii dari dua hal itu.

2) Tahapan Praoperasional merupakan tahapan awal anak dalam mengenal orang-orang


disekitarnya karena dialami oleh anak usia 2-7 tahun. Pada tahap ini anak mampu
menangkap konsep secara sederhana, bisa melakukan pengelompokan dan melihat
hubingan sebab akibat.

3) Tahap Operasional Konkrit,dialami oleh anak usia 7-11 tahun pada tahapan ini aktivitas
mental anak menggunakan struktur kognitif atas dasar prinsip logika.

19
Tetapi anak belum dapat menguasai sepenuhnya kemampuan abstrak sehingga masih
berkisar pada situasi konkrit yang bisa diamati anak.

4) Tahap Operasional Formal,dialami oleh anak usia 11 tahun keatas. Pada tahap ini anak
sudah mulai memfungsikan semua system berfikir sehingga tercapai suatu integritas
struktur kognitif yang sempurna.Selain itu, anak juga sudah dapat berpikir logis mengenai
gagasan yang abstrak dan sudah mulai mencoba menguji hipotesis.

Pada kenyataannya, tidak semua anak yang ada didunia ini mengalami perkembangan kognitif
yang normal. Namun ada sekitar, 2,2% dari semua orang didunia mempunyai tingkat intelegensi
yang sangat rendah. Mereka ini disebut sebagai orang-orang yang mempunyai keterbelakangan
mental. Salah satu tanda orang yang terbelakang adalah mempunyai IQ dibawah rata-rata manusia
biasa.

Anak abnormal memiliki tingkat intelegency dibawah 20. Hal ini sangat membahayakan karena
mereka tidak mampu mengkoordinasi sistem syaraf yang dapat membahayakan dirinya sendiri.
Mereka juga tidak mampu menjaga keselamatan dirinya sendiri. Meskipun usianya sudah
tergolong dewasa tetapi jalan pikirannya masih sama seperti anak usia 3 tahun. Anak abnormal
tidak dapat berbicara, tidak dapat berjalan, tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri, dan harus
ditolong oleh orang lain.

4.4. Ciri Ciri Anak Idiot

Kondisi anak idiot merupakan salah satu jenis keterbelakangan mental yang pastinya tidak
diinginkan terjadi pada setiap anak. Keadaan anak yang idiot tersebut sudah dapat terlihat melalui
beberapa ciri ciri anak idiot dari bayi yang dijelaskan melalui uraian di bawah ini.

1. Sulit berkomunikasi
Keadaan idiot sebenarnya cukup sulit terdeteksi pada saat usia bayi karena memang idiot
tidak menunjukan tandan tanda fisik yang jelas seperti pada penderita autis atau down
sindrom. Meskipun begitu, kondisi idiot sejak bayi mungkin dapat dilihat dari bentuk
perilaku bayi yang tidak seperti bayi seusianya. Salah satu bentuk perilaku bayi idiot yang
dapat terlihat adalah kondisi bayi yang sulit berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang
disekitarnya bahkan bayi tidak akan merespon apapun yang terjadi disekitarnya.

2. Ekspresi yang terlambat


Kondisi bayi yang memiliki keadaan idiot dapat juga terlihat dari ekspresinya yang sering
datang terlambat dari pemicunya. Meskipun tidak sepenuhnya benar namun setidaknya
jika kondisi ini terjadi terus menerus dapat diteruskan ke dokter spesialis anak agar
mendapatkan tindakan medis yang tepat.

20
Ekspresi yang terlambat tersebut biasanya ditunjukan dengan keadaan dimana bayi telat
tertawa ketika pemicu tertawa sebenarnya sudah terjadi lebih dulu.

3. Kemampuan motorik yang kurang


Kemampuan motorik bayi pastinya akan berkembang seiring dengan perkembangan bayi
tersebut. Ketidakmampuan atau keterlambatan perkembangan kemampuan motorik halus
anak atau bayi dapat menjadi salah satu ciri bahwa bayi tersebut mengalami idiot
meskipun secara pasti haruslah melalui pemeriksaan medis yang tepat.

4. Keterlambatan perkembangan respon bayi lainya


Selain kemampuan motorik yang tentunya terlihat perlambatan perkembangannya pada
bayi diduga idiot ada juga bentuk keterlambatan perkembangan bayi lainnya yang tidak
sesuai dengan usia bayi. Beberapa bentuk keterlambatan kemampuan bayi tersebut sebagai
ciri anak idiot sejak bayi diantaranya seperti kemampuan kognitif, bahasa, dan sosial yang
sangat lamban.

Gejala anak yang mengalami idiot dapat sangat bervariasi, tergantung pada penyebab dan
beratnya. Secara umum, kebanyakan tanpa bukti fisik seperti bayi dengan Down sindrom yang
diduga menderita 'idiot' ketika mereka tidak memenuhi tahap perkembangan sesuai dengan
usianya. Beberapa anak dengan 'idiot' ringan tidak teridentifikasi sampai mereka mulai
bersekolah.

Pengobatannya tergantung pada penyebab tetapi secara umum tidak ada obat untuk 'idiot'.
Perawatan hanya dimaksudkan untuk mengajarkan keterampilan yang diperlukan untuk
memaksimalkan bagaimana mereka dapat mandiri.

21
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Pertumbuhan (Growth) merupakan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi
tingkat sel organ maupun individu (Kuantitatif). Pertumbuhan ditandai dengan adanya
perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru.
Sedangkan perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, sebagai hasil dari proses
pematangan (Kualitatif). Perkembangan ditandai dengan adanya: perkembangan melibatkan
perubahan, perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya, perkembangan
mempunyai pola yang tetap, perkembangan memiliki tahap yang berurutan, perkembangan
mempunyai kacepatan yang berbeda, perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan.
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum digolongkan menjadi 3
kebutuhan dasar yaitu : kebutuhan fisik-biomedis (Asuh), kebutuhan emosi / kasih sayang
(Asih),dan kebutuhan anak akan stimuli mental ( Asah). Kemudian tumbuh kembang anak
secara garis besar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu: Faktor genetic dan faktor
lingkungan.Menurut milestone, tahapan tumbuh kembang anak meliputi: Milestone motorik
kasar, Milstone motorik halus, Milestone bahasa atau kognitif, Milestone social, Milestone
Emosi.

Anak Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan fungsi otak yang
bersifat pervasive yaitu meliputi gangguan kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi, dan
gangguan interaksi sosial, sehingga ia mempunyai dunianya sendiri.
Layanan pendidikan bagi anak autis bagitu beragam antara lain; kelas transisi,
program pendidikan inklusi, program pendidikan terpadu, program sekolah di
rumah, panti rehabilitasi autis. Bentuk layanan ini rasanya begitu cocok diterapkan
bagi anak autis tersebut agar ia kelak lebih mandiri dan mengembangkan potensi
yang ada pada dirinya.

22
Anak-anak yang mengalami keterbelakangan mental mungkin memiliki kondisi lainnya
juga seperti autisme, ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder), gangguan
kecemasan, depresi, obcessive compulsive disorder, cerebral palsy, epilepsi, hyrocephalus,
dan spina bifida, dan masalah tingkah laku. Jika ada, kondisi-kondisi tersebut harus
ditanggapi secara baik.

Masa-masa mengandung ibu hamil dan konsumsi makanan bergizi bisa mencegah lahirnya
anak keterbelakangan mental. Anak-anak dalam kondisi seperti ini banyak yang bisa
melewati hidupnya dengan baik karena memiliki keterampilan yang cukup yang bisa
didapat dari sekolah-sekolah khusus.

B.SARAN

 Penting untuk diketahui tahap – tahap pada pertumbuhan dan perkembangan


secara normal agar dapat mendeteksi dan mencegah ketidaknormalan yang
terjadi pada tahap tahap tersebut.

 penulis menyarankan agar kita lebih peduli bagi anak-anak barkebutuhan


khusus terutama bagi anak autis. Sebagai manyarakat secara umum kita harus
bisa menerima anak-anak tersebut.

 Diharapkan pada anggota keluarga anak berkebutuhan khusus tunagrahita


untuk meningkatkan dukungan pada anak, memberikan anak rasa nyaman
dan aman serta berupaya untuk meningkatkan kemandirian pada anak.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/direktori/Flp/JUR._PGTK/197011292003122-
NUR_FAIZAH_ROMADONA/DETEKSI_DINI_TUMB_KEMBANG/DETEKSI_DINI_DA
N_STIMULASI_TUMBUH_KEMBANG_ANAK.pdf

http://id.scribd.com/mobile/doc/152961430/Perkembangan-Milestone

Anonim,Http:// www.Dikdasmen.Com/Pendidikan anak Autisme.Html

Danuatmaja,B. (2003). Terapi Anak Autis di Rumah, Jakarta: Puspa Suara

Ellah Siti Chalidah (2005), Terapi permainan bagi anak yang memerlukan layanan
Pendidikan Khusus, Jakarta: Dikti

Soetjiningsih (1994). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: FK Udayana.

Sutadi Rudi, Bawazir L.A. Tanjung Nia, Adeline Rina (2003) Penatalaksanaan Holistik
autisme. Jakarta Pusat Informasii dan Penerbitan Bagian Ilmu penyakit Dalam.
Jakarta: FK UI

Darmawanti, Ira dan M. Jannah. 2004. Tumbuh Kembang Anak Usia Dini dan Reaksi
Dini pada Anak Berkebutuhan Khusus. Surabaya: Insight Indonesia

https://www.ocw.id/pluginfile.php.tumbuh-kembang-anak-idiot/indonesia

24

Anda mungkin juga menyukai