Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK FISIOLOGIS

ASUHAN NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH

DI PUSKESMAS SANAN KULON

Disusun Oleh:

FADIA JELITA HAYA

NIM.P17321191018

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI

TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Pada Kasus Fisiologis dengan Judul
“Asuhan Kebidanan Anak Sehat Pemeriksaan DDST An. D 18 Bulan” di PKM Sanan
Kolon
Telah disetujui dan disahkan pada tanggal …….

Blitar,............................
Pembimbing Praktik Mahasiswa

Endang Puji A, S.Tr.Keb Fadia Jelita Haya


NIP. 196812081991032012 NIM.P17321191018

Dosen Pembimbing

Susanti Pratamaningtyas, M. Keb


NIP. 197601152002122001
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
A. Pengertian
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian.
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda
dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan
susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya
perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan
sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan
manusia yang utuh.
B. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh kembang Anak
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan. Ciri ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan
disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia
pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap
perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh,
seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak
tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang
terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan
awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan
selanjutnya.
3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbedabeda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi
organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
4. Perkembangan berkore/asi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,
terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.
Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta
bertambah kepandaiannya.
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,
yaitu:
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju
ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian
distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola
proksimodistal).
6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan.
Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu
mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak
mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya
Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling
berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai
dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang
berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan
menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
2. Pola perkembangan dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian
perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung
dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang
merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
a. Ras/etnik atau bangsa.
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki
faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
b. Keluarga.
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,
gemuk atau kurus.
c. Umur.
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
d. Jenis kelamin.
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada
laki laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-
laki akan lebih cepat.
e. Genetik.
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang
akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh
pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
2. Faktor luar (ekstemal).
a. Faktor Prenatal
1) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
2) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti
club foot.
3) Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Amlnopterin, Thalldomid dapat menyebabkan
kelainan kongenital seperti palatoskisis.
4) Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia
adrenal.
5) Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin
seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota
gerak, kelainan kongential mata, kelainan jantung.
6) Lnfeksi
lnfeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,
Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan
pada janin: katarak, bisu tuli, mikros efali, retardasi mental dan
kelainanjantung kongenital.
7) Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin
dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin,
kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan
menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan
Kem icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
8) Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu.
9) Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu
hamil dan lain-lain.
b. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan
jaringan otak.
c. Faktor Pasca Persalinan
1) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
2) Penyakit kronis/ kelainan kongenital, Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung
bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
3) Lingkungan fisis dan kimia.
Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang
berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi
lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar
radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak
yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
4) Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki
oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami
hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
5) Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan
anak mengalami hambatan pertumbuhan.
6) Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan
anak.
7) Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
8) Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga,
misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota
keluarga lain terhadap kegiatan anak.
9) Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan,
demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf
yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.
3. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau.
a) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-
otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
b) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
c) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
d) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain}, berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya, dan sebagainya.
D. Periode Tumbuh Kembang Anak.
Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan
berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.Tumbuh kembang
anak terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka
periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut:
1) Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).
Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :
a. Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu.
b. Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.
Ovum yang telah dlbuahi dengan cepat akan menjadl suatu organisme, terjadi
diferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam
tubuh.
c.Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai
akhir kehamilan. Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:
1) Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester kedua
kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan,
pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai
berfungsi.
2) Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan.
Pada masa ini pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-
fungsi. Terjadi transfer lmunoglobin G (lg G) dari darah ibu melalui plasenta.
Akumulasi aasam lemak esensial seri Omega 3 (Docosa Hexanic Acid) dan
Omega 6 (Arachldonlc Acid) pada otak dan retina.
Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama
kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap
pengaruh lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan
asap rokok, minuman beralkohol, obat-obat, bahan-bahan toksik, pola asuh,
depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil, dapat
menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada
setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatikan gerakan janin setelah
kehamilan 5 bulan.
Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat, maka
selama masa intra uterin, seorang ibu diharapkan:
* Menjaga kesehatannya dengan baik.
* Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan.
* Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya.
* Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan.
* Memberi stimulasi dini terhadap janin.
* Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan keluarganya.
* Menghindari stres baik fisik maupun psikis.
* Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi kehamilannya.
2). Masa bayi (infancy) umur 0 - 11 bulan.
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan
sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi
menjadi 2 periode:
a. Masa neonatal dini,umur 0 - 7 hari.
b. Masa neonatal lanjut, umur 8 - 28 hari.
Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak
sehat adalah:
* Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana kesehatan yang
memadai.
* Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan terlambat
pergi kesarana
kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk melahirkan.
* Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat menenangkan
perasaan ibu.
* Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh rasa
syukur. Lingkungan
yang seperti ini sangat membantu jiwa ibu dan bayi yang dilahirkannya.
* Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks menghisap diperhatikan
oleh karena
berhubungan dengan masalah pemberian ASI.

c. Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.


Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan
berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.
Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit
pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang
hidup rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak. Pada masa ini,
kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama
6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai
umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai.
Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin,
sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.

3). Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan).

Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita.
Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun
pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih
berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan cabang-
cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah
dan pengaturan hubungan- hubungan antar sel syaraf ini akan sangat
mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan,
mengenal huruf, hingga bersosialisasi.

Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas,


kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar
kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap
kelalnan/penyimpangan sekecll apapun apablla tidak dideteksl apalagi tidak
ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia
dikemudian hari.

4). Masa anak prasekolah (anak umur 60 - 72 bulan).

Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan


dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan
proses berfikir.
Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring
dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah
mulai diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai
berteman, bahkan banyak keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu
anak bermain di luar rumah dengan cara membawa anak ke taman-taman
bermain, taman-taman kota, atau ke tempat-tempat yang menyediakan fasilitas
permainan untuk anak.
Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang
bersahabat untuk anak (child friendly environment). Semakin banyak taman kota
atau taman bermain dibangun untuk anak, semakin baik untuk menunjang
kebutuhan anak.
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan sistim
reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga
anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa proses belajar pada
masa ini adalah dengan cara bermain.
Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan
perkembangan anaknya, agar dapat dllakukan intervensl dini bila anak
mengalami kelainan atau gangguan.

PENGERTIAN NEONATUS, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH


1. BAYI BARU LAHIR (NEONATUS)
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar Rahim sampai dengan usia 28 hari.
(Sulfianti, 2022).
2. BALITA
Balita adalah Anak di Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita
merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi dengan rentang usia dimulai
dari dua sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia
24-60 bulan (Sulfianti, 2022).
3. ANAK PRASEKOLAH (APRAS)
Anak pra sekolah adalah anak yang berusia antara nol smapai enam tahun, biasanya
mengikuti program prasekolah, di Indonesia untuk usia 4- 6 tahun biasanya mengikuti
program Taman Kanak-kanak (Sulfianti, 2022).

DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST (DDST)

1. PENGERTIAN
Denver Development Screening Test (DDST) adalah salah satu metode
skrining terhadap kelainan perkembangan anak atau metode pengkajian yang
digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun.
Pelaksanaan DDST tergolong cepat dan mudah, serta mempunyai validitas yang
tinggi. DDST sendiri bukan untuk mendiagnosis dan atau tes kecerdasan Intelegensi
Quetient (IQ). Denver Development Screening Test (DDST) adalah sebuah metode
pengkajian yang digunakan secara khas untuk menilai kemajuan perkembangan anak
usia 0-6 tahun. Nama “Denver” menunjukkan bahwa uji skrinning dibuat di
University of Colorado Center dan Denver. DDST umumnya dikenal dengan “Denver
Scale” dikembangkan oleh William K. Frankenburg dan J. B. Dodds pada tahun 1967.
DDST dipublikasikan oleh Denver Development Materials, Inc. di Denver, Colorado.
DDST merefleksikan presentase anak kelompok usia tertentu yang dapat
menampilkan tugas perkembangan tertentu. Tes ini dapat dilakukan oleh dokter
spesialis anak, tenaga professional kesehatan lainnya, atau tenaga professional dalam
layanan social. Dalam perkembangan DDST mengalami dua kali revisi, revisi terakhir
adalah Denver II yang merupakan hasil revisi dan standarisasi dari DDST dan DDST-
R (Revised Denver Development Screening Tes). Perbedaan revisi terletak pada item-
item, bentuk, interpretasi dan rujukan (Askar,2018).
2. Tujuan
1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya
2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat
3. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan gejala,
kemungkinan adanya kelainan perkembangan
4. Menentukan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan
5. Memantau anak yang beresiko mengalami perkembangan
3. MANFAAT
Manfaat pengkajian perkembangan dengan menggunakan DDST bergantung pada
usia anak. Pada bayi baru lahir, tes ini dapat mendeteksi berbagai masalah neurologis,
salah satunya serebral palsi. Pada bayi, tes ini sering kali memberikan jaminan kepada
orang tua atau bermanfaat dalam mengidentifikasi berbagai problema diri yang
mengancam mereka. Pada anak tes ini dapat membantu meringankan permasalahan
akademik dan social.
4. SEKTOR YANG DIUKUR
 Sector Personal-Sosial (Personal Social)
Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan
perorangan.
 Sector Motoric Halus Adaptif (Fine Motor Adaptive)
Koordinasi mata-tangan, menggunakan benda-benda kecil, serta pemecahan
masalah.
 Sector Bahasa (Language)
Mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa
 Sector Motoric Kasar (Gross Motor)
Duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar lainnya.
5. ALAT UNTUK DDST II
a. Benang sulaman merah
b. Kismis/permen
c. Kerincingan dengan pegangan
d. Kubus kayu berwarna 8-10 buah
e. Lonceng kecil
f. Botol kaca bening
g. Boneka dan dot kecil
h. Cangkir plastic
i. Pensil warna
j. Kertas, dan lain-lain

6. PRINSIP DALAM MELAKUKAN DDST II :


a. Bertahap dan berkelanjutan
b. Dimulai dari tahapan perkembangan yang telah dicapai anak
c. Alat bantu stimulasi sederhana
d. Suasana nyaman bervariasi
e. Perhatikan gerakan spontan oleh anak
f. Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan, tidak menghukum

7. Prosedur
1) Prosedur DDST
Dalam pemeriksaan DDST ada beberapa syarat yang harus digunakan yaitu
alat dan prosedur pelaksanaan. Alat yang digunakan: benang wol merah,
kismis/manic-manik, kubus warna merah, kuning, hijau, biru, permainan anak,
botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas dan pensil, lembar formulir DDST dan
buku petunjuk sebagai referansi. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap:
a) Tahap pertama dilakukan secara periodik pada semua anak yang berusia:
3- 6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun dan 5 tahun.
b) Tahap ke dua dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap 1 kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap.
2) Teknik pemeriksaan
a) Tentukan umur anak dengan menggunakan patokan 30 hari untuk 1 bulan
dan 12 bulan untuk 1 tahun
b) Bila hasil perhitungan umur kurang dari 15 hari maka dibulatkan ke
bawah, bila sama dengan atau lebih dari 15 hari di bulatkan ke atas

Contoh: Nina lahir pada tanggal 1 januari 2011 dari kehamilan cukup bulan
dan tes dilakukan pada tanggal 9 November 2015, maka perhitungannya
adalah sebagai berikut:

2015 – 11 – 9 (saat tes dilakukan)

2011 – 01 – 1 (tanggal lahir Nina)

4 – 10 – 8, jadi umur Nina 4 tahun 10 bulan 8 hari. Karena 8 hari lebih kecil
dari 15 hari, maka dibulatkan ke bawah sehingga umur Nina adalah 4 tahun 10
bulan. Lakukan perhitungan penyesuaian usia bila tanggal lahir anak lebih
cepat minimal 15 hari dari taksiran persalinan atau hari perkiraan persalinan
(HPL). Contoh: Ali lahir tanggal 21 September 2010. Saat dilakukan tes
DDST tanggal 19 Juli 2013 menurut ibunya berdasarkan keterangan petugas
kesehatan saat pemeriksaan kehamilan, Ali seharusnya lahir tanggal 2
September 2010. Maka usia penyesuaian Ali untuk pemeriksaan DDST
adalah:

Tanggal pemeriksaan 2013 – 07 – 19

(tanggal lahir Ali) 2010 – 09 – 21

02 – 09 – 18

Lama premature : 17

Usia penyesuaian : 02 – 09 – 01

Jadi yang di buat garis umur adalah 2 tahun 9 bulan, bukan 2 tahun 10 bulan

a) Setelah diketahui umur anak, selanjutnya dengan menggunakan penggaris


tarik garis secara vertikal dari atas ke bawah berdasarkan umur kronologis
yang tertera di bagian atas formulir sehingga memotong kotak tugas
perkembangan pada formulir DDST
b) Lakukan penilaian pada tiap sektor, apakah LULUS (PASSED = P = beri
tanda √), GAGAL (FAIL = F = tanda 0), MENOLAK (REFUSAL = R =
tanda M) atau anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (NO
OPPORTUNITY = NO)
c) Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa item yang
mendapat P dan F, selanjutnya hasil tes diklasifikasikan dalam:
NORMAL, ABNORMAL, MERAGUKAN (QUESTION-ABLE) DAN
TIDAK DAPAT DITES (UNTESTABLE).
3) Hasil Penilaian (Interpretasi Hasil DDST)
a) ABNORMAL
 Bila didapatkan 2 atau > delay, pada 2 sektor atau lebih
 Bila dalam 1 sektor atau > didapatkan 2 atau > delay + 1 sektor
atau > dengan 1 delay dan pada sektor yang sama tidak ada yang
lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia
b) MERAGUKAN/SUSPECT
 Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan/lebih
 Bila pada satu sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan
pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang
berpotongan dengan garis vertikal usia
 Bila didapatkan minimal 2 caution atau minimal 1 delay (pada satu
sektor)
 Lakukan uji ulang dalam satu sampai 2 minggu untuk
menghilangkan faktor sesaat (rasa takut, keadaan sakit, kelelahan)
c) TIDAK DAPAT DITES (UNTESTABLE)
 Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi
abnormal atau meragukan
 Bila ada skor menolak 1 atau lebih item sebelah kiri garis umur
 Menolak > 1 item area 75%-90% (warna hijau)
d) NORMAL
 Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas
 Bila tidak ada keterlambatan/delay
 Maksimal 1 caution
 Lakukan ulangan pemeriksaan pada kontrak kesehatan berikutnya
BAB III
TINJAUAN KASUS
DAFTAR PUSTAKA :
Askar M. 2018. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Bantaeng. Unit Penelitian
Politeknik Kesehatam Makassar.

Azwaldi, Hanna, Imelda E. 2021. Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini Model
Denver Developmental Screening Test (DDST) II. Kediri. Lembaga Chakra
Brahmanda Lentera.

Sulfianti, Cahyaning Setyo, Hasnidar Rizky, Muzayyaroh, Dyah Noviawati,


Syamsuriyati, Niken Bayu, Reni Tri Lestari. 2022. Gawat Darurat Maternal
Neonatal. Yayasan Kita menulis.

Kementerian Kesehatan RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan


Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.

Anda mungkin juga menyukai