Anda di halaman 1dari 34

RESUME

KEPERAWATAN ANAK

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak


Dosen Mata Kuliah : Ns. Nanang Saprudin, M.Kep,

Disusun Oleh

Nama : Edah Jubaedah


Kelas : Keperawatan Reguler A
NIM : CKR0180012

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2020

1
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

1. Pengertian Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh :

proses bertambahnya dimensi / ukuran sel dan inter seluler berarti bertambahanya ukuran fisik
dan struktur tubuh sebagian atau seluruhnya sehingga dapat diukur dengan satuan.

• Peningkatan ukuran tubuh :

1. Tinggi badan / Panjang badan

2. Berat badan

3. Lingkar kepala, dll

• Faktor penentu pertumbuhan anak

1. Internal :

• genetik : ayah, ibu, nenek, kakek, dst

• proses selama kehamilan : nutrisi, penyakit, obat, polusi, dll

2. Eksternal :

• nutrisi, penyakit, polusi, aktivitas fisik

Kembang :

Bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam kemampuan sesuai proses maturasi
fungsi organ (biofisiko psiko sosial) sejak konsepsi sampai remaja

1.2 Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak

2. Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan
fungsi.

Misal : perkembangan kognitif menyertai pertumbuhan otak dan serabut syaraf

2. Pertumbuhan dan perkembangan pada

tahap awal akan menentukan perkembangan selanjutnya

3. Pertumbuhan & perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.

4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

5. Perkembangan mempunyai pola yang menetap

2
 Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh
(pola sefalokaudal).
 Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian
distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan (mengikuti pola yang teratur dan berurutan).

1.3 Proses tumbuh kembang anak mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan

1. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada
pada individu.

Belajar  perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.

dengan belajar  anak mampu menggunakan potensi yang dimilikinya

2. Pola perkembangan dapat diramalkan

Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum
ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.

Interaksi banyak Faktor Pla pertumbuhan dan perkembangan

1. Faktor dalam Internal


a. Ras Etnik Atau Bangsa
Anak yang di lahirkan dari ras amerika ia memeiliki faktor herediter keluarga
b. Keluarga
Fostur Tubuh
c. Umur
Pertumbuhan yang pesat, pada massa remaja prenatal
d. Jenis kelamin pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat dari pada laki –laki
e. Genetik
Bawaan anak berpotensi anak akan menjadi ciri khasnya

d. Kelainan Kromosom

Kegagalan Pertumbuhan

2. Faktor luar (external)

A. Faktor Prenatal
a. Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhri kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan
janin.

b. Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot.

c. Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan kelainan kongenital


seperti palatoskisis.

d. Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabakan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal.

3
e. Radiasi

Preparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefal,
spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongential, kelainan
jantung.

f.Infeksi

Infeksi apda trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo
virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin, ketarak, bisu tuli, mikrosefal,
retardasi mental dan kelainan jantung kongenital.

g. Kelainan imunologi

Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga
ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin.

h. Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan
terganggu.

i. Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/ kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-
lain.

B. Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan
jaringan otak.

C. Faktor Pascasalin

a. Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.

b. Penyakit kronis/kelainan kongenital

Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.

c. Lingkungan fisis dan kimia

Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai
penyedia kebutuhan dasar anak (provider).

d. Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarnya.

e. Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami
hambatan pertumbuhan.

f. Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan
ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
4
g. Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
h. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan / stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya
penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap
kegiatan anak.
i. Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan
pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormon pertumbuhan.

1.4 Aspek-Aspek Perkembangan yang di Pantau


1. Gerak kasar atau motorik kasar

adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar.

2. Gerak halus atau motorik halus


adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yg cermat
3. Kemampuan bicara dan bahasa

adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

4. Sosialisasi dan kemandirian

adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri membereskan mainan
selesai bermain),

1.5 Periode tumbuh kembang anak


2. Masa prenatal atau masa intra uterin

Masa ini dibagai menjadi 3 periode, yaitu :

– Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu

– Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu. Ovum yang telah dibuahi
dengan cepat akan menjadi suatu organisme.

– Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan.

Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu :

• Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester ek 2 kehidupan
intra uterin. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia
sempurna.

• Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini pertumbuhan
berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi. Terjadi transfer Imunoglogin G
(lg G) dari darah ibu melalui plasenta. Akumulasi asam lemak esensial seri Omega 3.

1.6 Periode paling penting dalam masa prenatal

Trimester pertama : Pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan

5
Agar janin dalam kandungan dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat maka selama intra uterin
seorang ibu diharapkan:

 Menjaga kesehatannya dengan baik


 Selalu berada dalam ingkungan yang menyenangkan
 mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya
 ANC secara teratur
 Memberi stimulasi dini terhadap janin
 Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan keluarganya
 Menghindari stres baik fisik maupun psikis
 Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi kehamilannya

1. Masa bayi (infancy) umur 0 sampai 11 bulan.

Masa ini dibagi dalam 2 periode:

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulainya
berfungsi organ-organ, masa ini dibagi menjadi 2 yaitu:

 Masa neonatal dini umur 0-7 hari


 Masa neonatal lanjut , umur 8 – 28 hari

Masa post natal , umur 29 hari – 11 bulan.

Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangannya berlangsung secara terus
menerus terutama meningkatnya fungsi sistem syaraf.

2. Masa anak dibawah lima tahun ( balita , umur 12-59 bulan)

Setelah lahir terutama 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih
berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk
jaringan syaraf dan otak yang kompleks.

3. Masa anak prasekolah (umur 60-72 bulan)


 Pada masa ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan aktivitas
jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses dalam berfikir.
 Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah untuk itu panca indra dan sistem reseptor penerima
rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu
diperhatikan bahwa proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain.
 Pada masa ini anak mulai senang bermain di lingkungan luar rumah, anak mulai menunjukkan
keinginannya

6
KOMUNIKASI TEURAPEUTIK PADA ANAK

1.1 Komunikasi Teurapeutik


1. Proses penyampaian informasi kepada orang lain melalui simbol-simbol, tanda-tanda atau tingkah laku
( Haber, 87 )
2. Komponen komunikasi :

a) Sender/ pengirim/ sumber pesan/ komunikator

b) Message/ pesan/ informasi

c) Receifer/ penerima pesan

d) Chanel/ media yg digunakan

e) Obyektif/ tujuan

1.2 Faktor yang m’pengaruhi komunikasi agar lancar

• Situasi harus tepat

• Waktu yang tepat

• Pesan yang disampaikan jelas

• Macam komunikasi :

a. Kom. Verbal disampaikan dg kata-kata/ tertulis

b. Kom. Non verbal dg. Body language/ bahasa tubuh ( ekspresi wajah, pandangan mata, gerakan tubuh,
penampilan ); procemics ( jarak & sentuhan ) ; tinggi nada, kecepatan berbicara, intonasi dan volume
bicara.

1.3 Ciri-Ciri Komunikasi Teurapeutik

1. Empati

 Kemampuan u/ mengerti kondisi/ perasaan orang lain


 Terlihat secara non verbal
 Orang dg empati tinggi motivasi tinggi menolong orla

2. Rasa percaya/ ‘TRUST’

 Respek thd kebutuhan orla


 Seseorang dg sikap ‘trust’ cenderung menimbulkan ‘trust’ pada klien
 Kejujuran ‘penting’ dalam ‘trust’

3. Validasi

 Menegaskan kembali ttg pesan yg sdh disampaikan

4. Perhatian

 Merupakan tingkat keterlibatan emosi dalam komunikasi yang diekspresikan non verbal ( memandang,
mengangguk, perabaan )

1.4 Komunikasi pada anak sesuai perkembangan proses pikir


7
1. Bayi
 Mengunakan komunikasi non verbal
 Mengungkapkan kebutuhan dg tingkah laku, suara yg dpt di iterpretasikan o/ org
 Bayi < 6 bulan : perilaku dg m’gerakkan tangan, kaki, menendang mrpk rangsangan u/ m’oleh
perhatian.
 Bayi > 6 bulan : berpusat pada dirinya & ibunya, merasa takut dg orang asing.
2. Anak < 5 tahun
 Sangat egosentris komunikasi berpusat pd dirinya
 Takut thd ketidaktahuan beritahu yg akan terjadi, beri kesempatan menyentuh alat yg akan digunakan
 Belum fasih bicara gunakan kata-kata simpel, singkat
 Pandangan mata sejajar jongkok, duduk dikursi kecil, berlutut
3. Usia sekolah ( 5-12 tahun )
 Anak tertarik pada aspek prosedur, obyek, aktivitas jelaskan setiap prosedur yg akan dilakukan dg
bahasa sederhana
 Sangat m’perhatikan keutuhan tubuh, peka thd sesuatu yg mengancam/ menyakitkan pendekatan
positif
 Mampu berfikir konkrit komunikasi mudah dan beri contoh
4. Anak Remaja
 Mempunyai pola pikir & tingkah laku peralihan dewasa
 Bila stress diskusi dg teman sebaya, care thd nurse
 Menolak otg yg berusaha menjatuhkan harga dirinya solusi : beri support, jgn melakukan interupsi,
ekspresi wajah tdk menunjukkan heran, hindari pertanyaan yg menimbulkan malu
 Saat wawancara anak & ortu disertakan, jika ada masalah nurse penting klasifikasi masalah

1.5 Tehnik berkomunikasi dengan Anak


 Melalui orang ketiga : tidak langsung ke anak
 Bercerita : bahasa mudah dimengerti, tehnik menarik, gamba
 Bibliotherapi : buku/ majalah m’bantu m’ekspresikan perasaa
 Menyebutkan keinginan : nurse tahu keluhan anak
 Rating skale : mengkaji rasa sakit, gembira, sedih
 Pro & kontra : menulis hal baik & buruk
 Menulis : anak yg tdk bisa m’ungkapkan verbal
 Menggambar : proyeksi kepribadian
 Bermain : sangat efektif, menjalin hub interpersonal dg teman & perawat, mengetahui perkembangan
fisik, intelektual, sosial.
1.6 Kebutuhan Nutrisi Pada Anak
1. Tumbuh kembang anak dipengaruhi :
 Faktor fisiologis
 Faktor hormon
 Faktor nutrisi
2. Faktor yg menentukan tersedianya nutrisi :
 Lingkungan
 Sosial ekonomi
 Perilaku
3. Dampak Nutrisi pada Tumbang

A. Dampak Nutrisi Tumbang

1. Psicodinamic ( Sigmun Freud )

Fase oral ( 0-1 th ) kepuasan kebutuhan oral saat makan pengaruhi perkembangan kepribadian

2. Psikososial ( Erikson )
8
Trust vs mistrust ( 0-1 th ) pemuasan yg konsisten thd rasa lapar dpt m’pengaruhi kepercayaan

3. Maturitas organik ( Piaget )

Perkembangan organik melalui makan anak mengenal sensori rasa, penciuman, pergerakan,
perabaan. Meningkatkan ketrampilan : memegang botol, cangkir, sendok, dll.

B. Dampak Pisiologis

Pertumbuhan janin dlm intra uterin :

 Bumil nutrisi jelek : BBLR


 Diet saat hamil : menurunkan BB bayi
 Suplementasi nutrisi bumil dg nutrisi jelek me BB bayi

C. Pertumbuhan otak lebih baik pada bayi dg nutrisi cukup

1.7 Nutrisi usia Toddler

Pertumbuhan lambat usia 12-18 bulan : kebutuhan kalori & nutrisi kurang lebih 100 Kcal/ kg BB

 Pola makan

a) Sukar/ kurang mau makan

b) Berubah-ubah

c) Menyukai jenis makanan tertentu

d) Senang memasukkan sesuatu ke mulut

e) Cepat bosan, tidak dapat duduk tahan lama

 Anjuran : ciptakan lingk yg menyenangkan, dg bermain, biarkan anak makan sendiri, kenalkan makanan
baru, beri porsi kecil & hangat, susu 3x sehari

1.8 Nutrisi anak pra sekolah

Pertumbuhan msh lambat, kebutuhan kalori 85 Kcl/ kg BB

 Perhatian u/ anak :

a) Nafsu makan kurang

b) Lebih senang beraktivitas drpd makan

c) Senang mencoba makanan baru

d) Waktu makan saat yg tepat u/ belajar & sosialisasi

 Anjuran : pertahankan kebiasaan makan yg baik, ijinkan anak membantu menyiapkan makanan ( jgn
m’harapkan anak berlaku tertib stress )

1.9 Nutrisi anak usia sekolah

Kebutuhan kalori 85 Kcal/ kg BB

 Perhatian u/ anak :

9
a) Pola makan lebih mandiri

b) Dipengaruhi o/ kelomp/ iklan makanan

c) Waktu u/ makan lbh sedikit

d) Anak cenderung makan pagi & siang tidak adekuat

 Anjuran : motivasi ortu ttg kebiasaan pola makan yg baik, mencoba jenis makanan baru, jelaskan manfaat
nutrisi

10
TERAPI BERMAIN PADA ANAK

1.1 Pengertian Bermain

Cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dirinya yang tidak disadari (Miller BF dan Keane CB
in Wong)

1.2 Pengertian Permainan


 Permainan adalah tindakan yang menyenangkan, dilakukan secara spontan serta melibatkan perjanjian
aktif dari pemain (Garvey)
 Permainan merupakan proses “pra latihan dan pra usaha” untuk melaksanakantugas hidup yang
sebenarnya/persiapan kerja (Karl Groos dan Maria Montessori)
1.3 Ciri-Ciri Permainan
 Selalu bermain dengan sesuatu
 Selalu ada timbal balik
 Bersifat interaksi
 Selalu dinamis
 Ada aturan tertentu
 Menuntut ruangan tertentu
1.4 Fungsi bermain
1. Perkembangan sensori motorik
 Pada semua usia
 Aktif eksploitasi lingkungan
2. Perkembangan kognitif /intelekual
 Eksplorasi dan manipulasi lingkungan
 Pengembangan konsepdan paham lingkungan
 Peningkatan kemampuan bahasa
 Membedakan khayalan dan kenyataan
3. Perkembangan sosial
 Berinteraksi dengan orang lain/kelompok
 Pengembangan komunikasi
4. Perkembangan moral
 Pengendalian perilaku berdasar kultur :
Adil, jujur, kendali diri dan pertimbangan kepentingan orang lain
Sumber : rumah, sekolah, interaksi
5. Perkembangan kreatifitas
 Percobaan ide baru
 Dari sollitary dan group
6. Perkembangan kesadaran diri
 Memahami kemampuan diri
 Belajar efek perilaku terhadap orang lain
 Menyesuaikan diri dengan kemampuan
7. Fungsi terapi/Psikologis
 Ekspresi perasaan
 Melepas stress dan tegang

1.5 Faktor yang mempengaruhi Bermain


1. Tahap dan status perkembangan
2. Status kesehatan
3. Jenis kelamin
4. Intelegensi
11
5. Status sosial ekonomi
6. Waktu bebas
7. Alat permainan
8. Lingkungan

1.6 Karakteristik Bermsin Sesuai Tahap Perkembangan


1. Bermain Pada Masa Bayi
Stressor utama
 Perpisahan dengan orang tua

Karakteristik

 Peraturan tak ada ; spontan bebas


 Permainan sollitary
 Ragam sedikit dan mengulang
 Macam : visual, taktil, auditorik, kinetik
2. BAYI (0 - 1 BULAN)
 Visual yaitu Benda yang terang dan menyolok (20-30 cm)
 Auditory yaitu Bicara, menyanyi, bercanda, musik, radio
 Tactile yaitu Pelukan, gendong
 Kenetic yaitu Kereta dorong, diayun
3. BAYI (2-3 BULAN)
 Visual yaitu Ruangan cerah, gambar / cermin di dinding
 Auditory yaitu Bicara, mainan berbunyi,
 Tactile yaitu Belaian, menyisir rambut bayi
 Kenetic yaitu Jalan dengan kereta dorong,
4. Bayi (4-6 bulan)
 Visual yaitu Mainan warna terang, cermin, nonton TV
 Auditory yaitu Ajak bicara anak, panggil namanya, ulangi suaranya, meremas kertas , mainan
berbunyi
 Tactile yaitu Beri mainan dgn berbagai texture
 Kenetic yaitu Bantu tengkurap dan duduk
5. BAYI (7 - 9 BULAN)
 Visual yaitu Mainan warna-warni yang bergerak, ciluk- ba
 Auditory yaitu Tepuk tangan, panggil nama, sebut bagian tubuh, perintah sederhana
 Tactile yaitu Main air mengalir, berenang
 Kenetic yaitu Gunakan baby walker, kereta dorong, letakkan mainan jauh dari anak
6. BAYI (10 - 12 BULAN)
 Visual Yaitu Perlihatkan gambar di buku, ajak ke berbagai tempat, tunjuk bangunan agak jauh
 Auditory yaitu Tunjuk bagian tubuh dan sebut namanya, kenalkan suara binatang
 Tactile yaitu Beri mainan yg dapat dipegang, kenalkan benda dingin/hangat, jalan di rumput
 Kenetic yaitu Beri mainan yang dapat ditarik dan didorong
7. TODDLER (1-3 TAHUN)
 Minat bermain dipengaruhi yaitu Kematangan dan lingkungan, Alat permainan, Bimbingan.
 Senang berebut mainan dan bertengkar dengan teman
 Permainan : melempar, mendorong, mengambil sesuatu, Menyenangi musik, irama
8. PRA SEKOLAH (3-5 TAHUN)
 Bruner : Bermain adalah kegiatan serius dan pokok untuk belajar
 Minat bermain dipengaruhi yaitu Kematangan dan lingkungan, Alat permainan, Bimbingan
 Sangat energik dan imajinatif
 Permainan : Assosiatif, Dramatik, skill, Naik sepeda roda tiga.
9. USIA SEKOLAH (6-12 TH)
12
 Bermain kelompok sesama jenis kelamin
 Belajar independent, cooperatif, bersaing, di dan menerima orang lain
 Pola permainan : Laki-laki – mechanical, Perempuan -- mother role, Konstruktif, menjelajah,
koleksi, olah raga, hiburan
10. REMAJA (13-20 TAHUN)
 Bermain untuk kurangi tekanan
 Bermain dalam kelompok teman
 Pola permainan : Rekreasi : musik, TV, radio, Olah raga, Permainan, Santai, pergi, Kembangkan
hobi, Membaca : majalah/buku cerita/novel
11. BERMAIN DI RUMAH SAKIT
 Reaksi anak terhadap hospitalisasi
Aktif : nangis, merusak, menolak terapi
Pasif : banyak tidur, diam, aktivitas ↓, tak mau makan
Gangguan perilaku dan belajar
Regresi
 Tujuan bermain di rumah sakit
Lanjutkan tumbang
Ekspresi pikiran, perasaan dan fantasi
Beradaptasi terhadap stress
Berperilaku pantas
12. BERMAIN DI RUMAH SAKIT
Prinsip Bermain
 Penggunaan energi sedikit
 Waktu singkat
 Permainan sederhana
 Aman
 Pertimbangkan infeksi silang
 Kelompok umur sama
 Melibatkan ortu / keluarga

13
STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK)

1.1 Meningkatkan Kualitas Anak


Deteksi Dini Adalah Pemantauan secara tratur dan berkala sejak dini
Stimulasi dini adalah Mengoptimalkan stimulasi secara dini sesuai tahap perkembangan anak
Intervensi Dini Melakukan tindakan Intervensi dini jika ada penyimpangan

1.2 Deteksi dini Tumbuh kembang


 Salah satu cara deteksi dini adalah dengan METODE SKRINING
 Skrining dapat dilakukan pada saat pemeriksaan rutin / anak berobat di RS atau praktek

1.3 Depkes RI DAN idai 2005


 Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini tumbuh Kembang anak (SDIDTK)
edisi revisi
 Mudah dipahami, sederhana ,dapat dilakukan dengan cepat

1.4 PERKEMBANGAN ANAK menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu


 Harus dipantau secara berkala
 Bayi/Anak dengan resiko tinggi perlu mendapat prioritas, antara lain bayi prematur, berat lahir rendah,
riwayat asfiksia, hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu diabetes melitus, gemeli dll.
 Denver II merupakan salah satu alat skrining perkembangan untuk mengetahui sedini mungkin
penyimpangan perkembangan yang terjadi pada anak sejak lahir sampai umur 6 tahun
 Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) oleh depkes

1.5 Deteksi dini penyimpangan perkembangan


1. Pemeriksaan perkembangan anak dengan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
2. Tes daya lihat (TDL)
3. Tes daya dengar (TDD)

1.6 Deteksi dini penyimpangan mental emosional

1. Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak usia 36-72 bulan

2. Ceklis Autis Anak Pra Sekolah (Checklist for Autism in Toddlers =CHAT) bagi anak usia 18-36 bulan

3. Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH) bagi anak usia 36 bulan
ke atas

14
ANTICIPATORY GUIDANCE

1.1 Definisi
Upaya bimbingan kpd orang tua ttg tahapan perkembangan shg ortu sadar akan apa yg tjd dan dapat
memenuhi kebutuhan sesuai dg usia anak
Kecelakaan : kejadian yg dpt menyebabkan kematian pada anak
Kepribadian : faktor pendukung tjd nya kecelakaan

1.2 Pencegahan Terhadap Kecelakaan


• Masa bayi
Jenis kecelakaan : aspirasi benda,jatuh,luka bakar,keracunan,kurang O2
Pencegahan
Aspirasi:bedak,kancing,permen (hati-hati)
Jatuh: tempat tidur ditutup,restrain,tidak pakai kursi tinggi
Luka bakar:cek air mandi sebelum dipakai
Keracunan:simpan bahan toxic dilemari
Kurang O2: plastik,sarung bantal

• Masa Toddler

Jenis kecelakaan : jatuh / luka akibat mengendarai sepeda,tenggelam,keracunan,terbakar,


tertabrak,aspirasi,asfiksia.

Pencegahan: Awasi jika dekat sumber air, Ajarkan berenang, Simpan korek api,hati-hati thd
kompor,setrika, Tempatkan bahan kimia dilemari, Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan, Jangan
biarkan kabel listrik menggantung

• Pra sekolah

Kecelakaan terjadi krn anak kurang menyadari potensial bahaya:obyek panas,benda tajam,akibat naik
sepeda,lari mengambil bola/layangan,menyebrang jalan dsb.

Pencegahan : Mengontrol lingkungan, Mendidik anak thd keamanan dan potensial bahaya:cara
menyebrang jalan,arti rambu-rambu lalu lintas,cara mengendarai sepeda yg aman

• Usia Sekolah

Anak sudah berfikir sebelum bertindak. Perawat mengajarkan keamanan:

Aturan lalu lintas bagi pengendara sepeda, Aturan yg aman dalam berenang, Mengawasi anak saat
m’gunakan alat berbahaya:gergaji,alat listrik, Mengajarkan agar tidak m’gunakan alat yg bisa
meledak/terbakar

• Remaja

Penggunaan kendaraan bermotor :fraktur,luka kepala,kecelakaan krn olah raga

1.3 Pengertian Anak


1. Individu yg berada dalam suatu rentang perubahan perkembangan
2. Dalam proses perkembangan :
• Ciri fisik & kognitif
• Konsep diri
• Pola koping
• Perilaku sosial

15
3. Respon emosi & kognitif thd sakit berbeda pada tiap anak, tergantung pada pencapaian tugas
perkembangan
4. Anak & remaja perlu pembelaan dari org dewasa utk mempertahankan & meningkatkan kesehatan
5. Anak mrpk masa depan bangsa yg berhak atas yankes utk kebut Anak mrpk makhluk unik dan utuh,
bukan org dewasa kecil/ aset.

1.4 Keluarga
Suatu sistem terbuka, dimana satu anggota sakit akan m’pengaruhi lainnya shg askep hrs melibatkan keluarga
Besarnya pengaruh keluarga thd kesehatan dan perkembangan anak, menempatkan keluarga sbg bag integral
pada pengkajian, analisa, rencana, intervensi dan evaluasi

1.5 Lingkungan

Semua faktor yang berpengaruh terhadap tumbang anak termasuk lingkungan internal & eksternal

1.6 Kesejahteraan dan Kesehatan


1. Perbedaan utama tingkat kesejahteraan anak & dewasa didasarkan anfis dan psikologis
2. Kesejahteraan adalah konsep yg menyangkut keadaan sehat & sakit
3. Ortu bertg jwb thd bantuan utk memilih tingkat kesejahteraan optimal sbg fokus kehidupan anak

1.7 Perawat dan Keperawatan


1. Keperawatan kesehatan anak meliputi hub antara perawat dg anak & antara perawatan dg ortu/ keluarga
2. Perawatan hrs. berfikir kritis, m’gunakan data yg spesifik, merumuskan masalah dg tepat, memilih
intervensi yg sesuai dg m’ikut sertakan keluarga

1.8 Perbedaan Perawatan Anak dan Dewasa


• Struktur fisik
• Struktur fisiologis
• Kemampuan berpikir : anak besar mampu bertanya,bayi menangis
• Tanggapan thd pengalaman : anak cemas akan m’pengaruhi perkembangan selanjutnya
• Peran perawat utk membantu anak mencapai tingkat kesehatan yg optimal dg cara membantu memenuhi
kebutuhan anak

1. Kebutuhan bayi & anak


Kebutuhan fisik & biologik : makan, air, udara, kehangatan, eliminasi, tempat berteduh
2. Kebutuhan psikologis : emosional, rasa aman, disiplin, independent dan dependent, self esteem
3. Kebutuhan cinta & kasih sayang
Anak berusaha mendapatkan cinta dan diterima oleh org yg terpenting
dalam hidupnya
Jika anak merasa aman maka dpt mencapai tugas perkembangannya
4. Kebutuhan keamanan
• Perubahan lingkungan menimbulkan rasa tidak aman
• Ortu mrpk sumber ketegangan & ketenangan
• Untuk mencapai rasa aman anak membutuhkan kehangatan cinta ortu, kestabilan keluarga,
pengendalian stres yg bijaksana
5. Kebutuhan disiplin & otoritas
• Disiplin memungkinkan anak terhindar dari bahaya, mengembangkan cara berfikir dan bertindak
mandiri
• Anak yg hidup dlm aturan yg masuk akal akan lebih senang & aman
6. Kebutuhan dependent & independent : Anak perlu diberi kesempatan utk belajar berfikir & mandiri
7. Kebutuhan self esteem
• Self esteem adalah penghargaan pribadi yg subjektif dan mrpk dampak dari evaluasi diri yg
berkisar pada kemampuan penerimaan sosial
• Pengalaman positif penting guna membentuk self esteem
16
• Untuk membentuk self esteem diperlukan perasaan berharga dan diakui oleh ortu dan lingkungan
1.9 Peran Perawat pada Askep Anak

A. Harapan masyarakat terhadap perawatan anak

1. Mengenal immaturitas perkembangan dan membedakannya dengan gejala penyakit


2. Menentukan strategi keperawatan utk mendukung respon unik dari anak thd rentang sehat sakit
3. Berinisiatif scr profesional utk melakukan pembelaan kpd anak & keluarga thd yankes

B. Prinsip perawat anak

1. Jangan pernah m’abaikan/ meremehkan kemampuan, perhatian, ketrampilan, intuisi orang tua
2. Jangan pernah menghianati kepercayaan anak
3. Jangan pernah melalaikan kesehatan fisik, mental dan spiritual sendiri
4. Jangan meremehkan kemampuan diri sendiri utk membuat suatu perubahan

C. Peran Perawat

1. Family advocacy
2. Peningkatan kesehatan/ pencegahan penyakit
3. Pendidik
4. Support/ konseling
5. Therapeutik
6. Koordinasi/ kolaborasi
7. Health Care Planning/ Perencanaan Kesehatan
8. Peneliti

17
IMUNISASI

1.1 Definisi
Cara Meningkatkan kekebalan secara efektif/pasif terhadap suatu antige tertentu apabila terpajan antigen
serupa tidak sakit
1. Macam-Macam Kekebalan
• Aktif
Tubuh Terpajan : Membuat
• Pasif
Tubuh langsung Memakai

1.2 Imunisasi Pada Anak


• VCG
• HEPATITIS B
• DPT
• POLIO
• CAMPAK

1.3 Tuberkulosis
Penyebab : M. TB.M. BOVIS
Jaringan di serang
1. Paru-Paru
2. Selaput otak
3. Tulang
4. Le;enjar superfisial

Vaksin : BCG

Sifat Vaksin ; Mengrangi Resiko TBC Berat

Efek Proteksi : 8-12 Minggu STL Imunisasi

Cara Pemberian :

1. Anak : IC 0,1 ml
2. BBL : 0,15 ml

Waktu Pemberian :

1. Anak : Tes Mantoux (-)


2. Bayi , 2 bulan

Cara kerja vaksin : Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi basil yang virulen imunitas tubuh setelah
8 minggu imunitas bisa tidak lengkap

Efek Samping

1. Reaksi Pembengkakan Kecil


2. Kemerahan
3. Abses
4. Scar

Kontraindikasi

1. Uji Montoux
18
2. Immunodefisiensi
3. Gizi Buruk
4. Demam Tinggi
5. Infeksi Kulit Yang Luas
6. Riwayat TB
7. Kehamilan

Cara Menyimpan Vaksin

1. Pada Suhu 2-8 derajat Celcius Tidak dalam Beku


2. Tidak dalam Keadaan Beku
3. Tidak Kena Sinar Matahari Langsung
4. EXP Setelah Pengenceran

1.4 Imunisasi Lanjutan


1. MMR
• Umur : 15-18 Bulan
• Dosis : 1 X 0,5 ml
• Bila Anak MMR, Campak II (5-6 Tahun) tidak diberikan
• Ulang 10-12 tahun
2. HIB
• Diberikan Umur 2,3,6 bulan
• Ulang 18 Bulan
• Dosis : 0,5 ml IM
3. Demam Typoid
• Vaksin : Parenteral dan Oral

19
PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK

1.1 Pedoman Umum Pemeriksaan Fisik Pada Anak


1. Lakukan pemeriksaan dalam ruang yang menyenangkan dan tidak
mengancam
• Berikan penerangan yang baik
• Suhu ruang hangat nyaman
• Tempatkan alat yg asing di luar pandangan anak
• Berikan mainan
• Berikan privasi terutama anak sekolah dan remaja
2. Berikan waktu untuk bermain dan saling mengenal
• Ajak bicara, buat kontak mata
• Berikan sentuhan fisik
• Tempatkan di meja pemeriksaan, jangan di pangkuan

1.2 Pedoman Umum Pemeriksaan Fisik Pada Anak


1. Jika anak tidak siap untuk diperiksa lakukan :
• Bicara dg ortu, abaikan anak, secara bertahap fokuskan ke anak
• Buatkan ucapan pujian pada anak atau mainannya
• Ceritakan cerita lucu atau sulap sederhana
• Berikan teman yang menarik : boneka tangan
2. Bila anak menolak kerjasama, lakukan :
• Kaji alasannya : takut
• Libatkan orang tua atau minta orang tua untuk pergi
• Hindari penjelasan yang panjang
• Lakukan pemeriksaan secepat mungkin
• Minta asisten untuk mengikat anak dg lembut
• Minimalkan gangguan selama pemeriksaan.
• Gunakan suara yang lembut, tenang dan meyakinkan
• Mulailah pemeriksaan dengan cara yang tidak menyakitkan
• Gunakan aktivitas yang diartikan permainan
• Libatkan anak dalam proses pemeriksaan
• Bila ada beberapa anak yang akan diperiksa, mulailah dari anak yang kooperatif
• Periksa anak dalam posisi yang nyaman
• Lakukan secara berurutan (Head to toe)
• Periksa di bagian nyeri pada urutan terakhir
• Pada saat darurat, periksa dulu fungsi vital
• Tenangkan anak selama pemeriksaan
• Berikan pujian atas kerjasamanya.

1.3 Pendekatan pemeriksaan fisik anak toddler


1. Persiapan
• Posisi :
Duduk atau berdiri disamping orang tua
Telungkup/telentang di pangkuan orang tua
• Minta orang tua melepaskan pakaian bagian luar
• Lepaskan pakaian dalam saat tubuh diperiksa
• Jika tidak kooperatif lakukan prosedur dengan cepat
• Minta bantuan ortu untuk memegangi anak
• Bicarakan pemeriksaan bila dapat kerjasama
• Beri pujian untuk perilaku kooperatif
2. Urutan
20
• Gunakan kontak fisik minimal pada awal pemeriksaan
• Kenalkan alat dengan perlahan
• Auskultasi, perkusi, palpasi bila tenang
• Prosedur traumatik lakukan terakhir

1.4 Pendekatan Pemeriksaan Fisik Anak Preschool

Persiapan

 Posisi : lebih suka berdiri atau duduk


 Minta anak melepaskan pakaian sendiri
 Beri kesempatan untuk melihat alat, tunjukkan cara penggunaannya
 Buat cerita tentang prosedur
 Beri pilihan bila mungkin
 Hargai kerjasama : gunakan pernyataan positif
Urutan
 Jika kooperatif lakukan dari kepala ke kaki
 Jika tidak kooperatif, seperti anak toddler

1.5 Pendekatan pemeriksaan fisik anak sekolah


Persiapan
 Posisi : menyukai duduk
 Minta untuk melepas pakaian sendiri
 Jelaskan tujuan peralatan dan kepentingan
 Ajarkan tentang fungsi tubuh dan perawatannya

Urutan

 Lakukan dari kepala ke kaki


 Pemeriksaan genetalia dilakukan pada akhir

1.6 Pendekatan pemeriksaan fisik anak remaja


Persiapan
 Posisi : seperti usia sekolah
 Biarkan anak melepas pakaian sendiri
 Buka area yang akan diperiksa
 Hargai kebutuhan privacy
 Jelaskan temuan selama pemeriksaan
 Beri keterangan tentang perkembangan seksual
 Tekankan ke-normalan perkembangan
 Genetalia diperiksa pada bagian akhir

1.7 Penampilan Umum Pada Kulit


1. Observasi wajah, postur, higiene, nutrisi, perilaku, perkembangan, status
kesadaran
2. Kulit : Observasi pada cahaya matahari /sinar netral
Tekstur
 Kulit halus, agak kering pada sentuhan, suhu sama
 Turgor kulit : pada abomen Tanpa keriput, kembali dengan cepat
 Edema

1.7 Struktur Aksesori : Rambut dan Kuku


1. Inspeksi warna, tekstur, kualitas, distribusi, elastisitas dan higiene
21
2. Kulit normal : elastis, kuat, berkilau Dipengaruhi ras
3. Kuku normal : merah muda, cembung, halus, fleksibel, tidak rapuh, Kulit gelap ….kuku gelap
4. Dermatoglifik : Observasi lipatan fleksi pada telapak tangan Normal : tiga lipatan fleksi

1.8 Pemeriksaan Kepala dan Leher

Kepala

 Wajah simetris
 Area ekimotik trauma
 Tahanan gerakan dan nyeri Iritasi meningeal
 Kepala bersih
 Perkusi sinus frontal pada anak lebih 7 tahun: Normal tak ada nyeri, bunyi resonan

Leher

 Palpasi trachea : pada garis tengah


 Kelenjar tiroid : sulit dipalpasi
 Arteri karotis : sama bilateral
 Penonjolan vena leher abnormal

1.9 Pemeriksaan Mata


Mata Normal :
 Letak simetris, jarak kantus rata-rata 3 cm
 Konjungtiva palpebra merah muda, mengkilap
 Dasar sklera bening dan berwarna putih
 Kornea bening, pupil melingkar, jernih
 Reflek positif

Mata tak normal

 Ptosis, ektropion, entropion


 Berkedip tak simetris
 Tanda inflamasi, pucat

1.10Pemeriksaan Mata

Mata Normal :

 Letak simetris, jarak kantus rata-rata 3 cm


 Konjungtiva palpebra merah muda, mengkilap
 Dasar sklera bening dan berwarna putih
 Kornea bening, pupil melingkar, jernih
 Reflek positif

Mata tak normal

 Ptosis, ektropion, entropion


 Berkedip tak simetris
 Tanda inflamasi, pucat

1.11Pemeriksaan Telinga dan Hidung

22
Telinga Normal

 Daun telinga bentuk normal, Bagian atas sejajar atau sedikit melewati garis mata
 Serumen kuning lunak

Abnormal

 Telinga rendah : anomali ginjal / RM


 Adanya lobang abnormal lihat cairan

1.12Hidung

Normal

 Lapisan mukosa lebih merah dari membran oral


 Septum pada garis tengah

Abnormal

 Lapisan mukosa pucat, merah abu-abu, bengkak, membran menonjol


 Keluar cairan abnormal, Terdapat benda asing
 Deviasi atau perforasi septum

1.13Pemeriksaan Mulut dan Tenggorok

Normal

 Membran mukosa merah muda terang, berkilap, halus, lembab


 Ginggiva kuat, merah muda kekuningan
 Gigi jumlah sesuai usia, putih, oklusi rahang bawah atas baik
 Lidah : tekstur kasar, dapat bergerak bebas, ujung dapat mencapai bibir, tak ada lesi.
 Uvula menonjol dari palatum lunak
 Tonsil palatin, Faring posterior : warna seperti mukosa mulut, kadang membesar pada anak
prapuber

Abnormal

 Sianosis, pucat, lesi, pecah-pecah terutama di sudut


 Perdarahan, bau, tanda infeksi, eksudat

1.14Pemeriksaan Dada

Normal

 Diameter lateral meningkat sesuai usia


 Kedua sisi simetris
 Sudut kostal antara 45-50 derajat
 Gerakan : saat inspirasi dada mengembang, sudut kosta meningkat, diaframa turun.
 Putting : pigmentasi, letak lateral midklavikula antara iga ke-4 dan 5
 Payudara berkembang sesuai usia

Abnormal

Bentuk dada silinder, asimetris, sudut kosta lebar/sempit, pektus karinatum/ekskavatum, retraksi

1.15Pemeriksaan Paru normal


23
 Frekuensi sesuai usia, reguler, tanpa upaya
 Vibrasi simetris, jelas di area torakal, kecil pada dasar
 Pekak, pada : Garis midklavikuler kanan ICS 5 (hepar), CS kedua-kelima diatas batas sternum kiri
sampai garis midclavikuler
 Timpani pada ICS kelima kiri bawah (lambung)
 Bunyi napas vesikuler : pada seluruh area paru, Kecuali intraskapuler atas, manubrium bawah,
Inspirasi lebih keras, panjang, nada tinggi dari ekspirasi
 Bunyi napas bronchial : pada trachea Ekspirasi lebih panjang, keras, nada tinggi dari inspirasi

1.16Pemeriksaan Paru abnormal


 Crackles, terutama saat inspirasi
 Wheezing/mengi
 Mengi inspirasi audibel/stridor…. Mengi musikal/sonor: anpa stetoskop, pada obstruksi tinggi :
epiglotis
 Mengi ekspirasi audibel ….mengi bersiul
 Tanpa stetoskop, Obstruksi rendah
 Friction rub pleural : gemericik inspirasi dan ekspirasi
 Konsolidasi jaringan paru : Pektoriloguy berbisik, anak membisikkan kata…terdengar suku kata,
Bronkofoni, resonan vkal meningkat, saat anak mengucap kata, Egofoni, anak bilang ee terdengar ay

24
APLIKASI FAMILY CENTERED CARE DI PEDIATRIC DI INTENSIF CARE UNIT

1.1 Definisis FCC


Family Centered Care (FCC) atau perawatan yang berpusat pada keluarga didefinisikan sebagai filosofi
perawatan berpusat pada keluarga, mengakui keluarga sebagai konstanta dalam kehidupan anak.
Family Centered Care meyakini adanya dukungan individu, menghormati, mendorong dan meningkatkan
kekuatan dan kompetensi keluarga.

1.2 Mamfaat Penerapan Family Centered Care (FCC)


a. Hubungan tenaga kesehatan dengan keluarga semakin menguat dalam meningkatkan kesehatan dan
perkembangan setiap anak.
b. Meningkatkan pengambilan keputusan klinis berdasarkan informasi yang
lebih baik dan proses kolaborasi.
c. Membuat dan mengembangkan tindak lanjut rencana perawatan
berkolaborasidengan keluarga.
d. Meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yang dimiliki keluarga dan kapasitas pemberi pelayanan.
e. Penggunaan sumber-sumber pelayanan kesehatan dan waktu tenaga profesional lebih efisien dan
Mengembangkan komunikasi antara anggota tim kesehatan.
f. Persaingan pemasaran pelayanan kesehatan kompetitif.
g. Meningkatkan lingkungan pembelajaran untuk spesialis anak dan tenaga profesi lainnya dalam
pelatihan-pelatihan.
h. Menciptakan lingkungan yang meningkatkan kepuasan profesional.
i. Mempertinggi kepuasan anak dan keluarga atas pelayanan kesehatan yang diterima.

1.3 Respon Anak


1. Tingkat perkembangan dan usia anak
2. Pengalaman masa lalu
3. Tipe penyakit
4. Mekanisme koping
5. Dukungan emosional yang tersedia

1.4 Stressor pada Anak

Disebabkan oleh:

 Tidak adanya persiapan


 Kejadian yang tidak pasti dan tidak dapat diprediksi
 Lingkungan yang tidak familiar
 Meningkatnya kecemasan orang tua.
 Beberapa anak merasa takut dengan prosedur-prosedur invasif.
 Merasa dibatasi oleh tempat tidurnya
 Merasa terancam oleh peralatan yang digunakan

1.5 Kemampuan Mengontrol Diri


 Anak kehilangan kontrol selama perawatan Intervensi keperawatan ditujukan meningkatkan kontrol
anak.
 Intervensi dengan melibatkan keluarga dalam melakukan perawatan pada anak

25
APLIKASI FFC PADA ANAK DI RUANG PICU

Penerapan elemen-elemen

1. Perawat Menyadari bahwa keluarga adalah bagian konstan pada anak


 Keluarga sebagai pengambil keputusan dalam perawatan anaknya
 Bertanggung jawab penuh terhdp kesehatan anaknya
 Keluarga Pemberi asuhan yang natural bagi anak
2. Perawat Mempasilitasi Kerjasama antara Keluarga dan Pemberi asuhan
 Keluarga memberikan data atau informasi kpd tim pemberi asuhan
 Tim pemberi asuhan memberikan informasi ttg status kesehatan anak
 Mendiskusikan asuhan kepada anak secara komprehensif
3. Perawat menghormati ras, etnis, sosial budaya
 Asuhan keperawatan diberikan tidak bertentangan dgn nilai2 klg
 Aspek spiritual klg menjd dukungan positif bg anak
4. Mengakui kekuatan keluarga dan koping keluarga
 Focus pada hal-hal positif saat anak melalui fase-fase kritis.
 Mendukung koping yg positif
 Suport system bagi anak dan keluarga
5. Memberikan informasi yang lengkap dan jelas:
 Excelent communication skill
 Informasi secara berkala dan akurat tentang penyakit anaknya, kondisi dan rencana perawatan
 Persiapan prosedur khusus
 Peralatan yang terpasang pada tubuh anaknya.
 Orientasi ruangan PICU utk beradaptasi dengan lingkungan
6. Mendorong dan memfasilitasi klg untuk saling mendukung 
 Komunikasi antar sesama klg yg mempunyai sakit yang sama
 Menjalin persahabatan
7. memahami dan menggabungkan kebutuhan anak sesuai tumbuh kembangnya ke dalam sistem perawatan
 Aspek kenyamanan anak: rooming in, sentuhan, pelukan, perhatian orang tua sesuai tumbang anak
 Peningkatan kontrol anak
 pemenuhan bermain sesuai tumbang anak dan penyakit anak
8. Menerapkan kebijakan yg komprehensif dan program yg memberikan dukungan emosi
 Ruang tunggu keluarga di PICU
 Keluarga dapat menemani anak selama 24 jam
 Pelayanan konseling keluarga sesuai kebutuhan

26
APLIKASI FCC DI RUANG PICU
(KATLEEN L MEERT)

1. Family Visitation

Membuka peluang yang besar kepada keluarga untuk dapat mengunjungi anaknya selama 24 jam.

Rumah sakit  kebijakan khusus untuk keluarga berkunjung tanpa harus membatasi jam berkunjung

2. Family Centred Rounding


 Kegiatan ronde medis, diskusi dilakukan disamping anak dan dihadiri oleh orang tuanya.
 Selama ronde ini orang tua dapat bertanya, mengklarifikasi data dan berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan.

3. Family Presence During Invansif Procedures and cardiopulmonarry


 Keluarga untuk hadir pada saat dilakukan CPR dan prosedur invasif lainnya.
 Kehadiran keluarga meningkatkan pemahaman keluarga akan situasi dan mampu meningkatkan kontrol
mereka.
 Kehadiran orang tua dalam situasi ini dapat memberikan umpan balik yang positif terhadap tenaga
kesehatan
 Anak dapat berespon terhadap terhadap kehadiran orang tua, bahkan pada anak yang tidak sadar
 Penting sekali kehadiran orang tua saat fase end of life

4. Family Conferences

 Pertemuan yang direncanakan antara anggota keluarga dan team interdisiplin yang merawat anaknya.
 Sharing pengambilan keputusan terkait kondisi pasien.
 Keluarga dapat meminta pendapat tentang pengambilan keputusan terbaik untuk anaknya dan pemberian
tindakan terbaik sesuai standar.

27
APLIKASI FAMILLY CENTERED CARE PADA BERBAGAI KONDISI

DAN TAHAPAN USIA

1.1 Pendahuluan
Salah sat elemen dari family centered care adalah memahami dan menggabungkan perkembangan kebutuhan
anak dan keluarga ke sistem penyediaan pelayanan kesehatan

1.2 Tujuan
Umum
Memahami Aplikasi Konsep family Centered care pada anak berbagai kondisi dan sesuai tahapan
Khusus
Mehami aplikasi family centered care di ruang di ruang neonatal tujud.
Memahami aplikasi family centered care di komunitas
Mehamami aplikasi family centered care pad anak dengan child abuse dan thalasemia

1.3 Aplikasi family centered care di ruang neonatus


1.Penerapan pola perawatan yang sesuai bagi neonatus :
rooming in :
Memfasilitasi proses ikatan ibu-bayi,
Kesempatan ibu memberikan sentuhan kepada bayi.
Support group dan parent care.
2. Penerapan asuhan perkembangan di ruang neonatus
meliputi:
Penerangan ruangan
Kebisingan
Handling
Posisi
Sentuhan
3. Discharge Planning

1.4 Aplikasi family centered care pada anak dengan child abuse

Layanan perlindungan anak yang di singakat dengan (CPS) mempromosikan anak selamat dan sejahtera berbagi
kegiatan.

1.5 Aplikasi family centered care anak dengan thalasemia

Di bagi pada usia :


1. Usia 3 thaun
2. Usia 3-7 tahun
3. Usia 8-11 tahun
4. Usia 12 -15 tahun
5. Usia 16 dan seterusnya
1.6 Pendekatan
1. Umum
2. Sosial
3. Selfcare
4. Pendidikan
5. Medikal

28
29
PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK

1.1 Paradigma Keperawatan Anak


2. Kesehatan
3. Anakdan Keluarga
4. Lingkungan
5. Keperawatan

1.2 Anak
 Individu unik/ bukan miniatur org dewasa
 Tiap anak mempunyai kebut khusus sesuai usia
 Berada dlm rentang perubahan perkembangan
 Respon emosi & kognitif thd sakit berbeda pd tiap anak tgt pencapaian tugas perkembangan
 Merupakan masa depan bangsa, berhak atas yankes
1.3 Keluarga
 Sistem terbuka
 Satu anggota sakit a/ m’pengaruhi yg lain
 Merupakan bagian integral dalam askep
1.4 Lingkungan
Faktor yang berpengaruh thd tumbang anak baik internal & eksternal
1.5 Kesejahteraan dan kesehatan
 Konsep yang menyangkut keadaan sehat & sakit
 Orang tua bertanggung jawab terhadapbantuan memilih tingkat kesejahteraan optimal sebagai fokus
kehidupan anak
1.6 Perawat dan Keperawatan
 Hubungan antara perawat dengan anak & perawatan dg keluarga
 Perawat harus : berfikir kritis, m’gunakan data spesifik, merumuskan masalah dg tepat, memilih intervensi
yg sesuai & m’ikut sertakan keluarga
1.7 Peran Perawat Anak
1. Family Advocacy
 Bertanggung jawab pada institusi, profesi, diri sendiri & penerima pelayanan
 Bekerjasama dengan keluarga untuk mengidentifikasi kebutuhan
 Menunjukan empati & kasih sayang
 Pembelaan thd anak & keluarga : menolak perawatan, memilih dokter, menolak minum obat

2. Pencegahan penyakit kesehatan


 Perawat memberikan asuhan untuk membantu setiap tahapan tumbang
 Pendekatan yg tepat : pendidikan kesehatan & anticipatory guidance
 Peningkatan kesehatan mental cukup penting selain pencegahan penyakit & injuri
3. Pendidik
 Perawat sebagai role model
 Fokus pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan anak & keluarga
 Pend kesh harus matang mrpk transmisi informasi kepada anak & keluarga
4. Support/ konseling
 Dukungan/ support dengan berbagai cara : mendengarkan, kehadiran fisik
 Konseling : pertukaran ide & pendapat untuk pemecahan masalah
 Perawat perlu pendidikan khusus
5. Therapeutik
 Peran utama : pemeliharaan kesehatan dengan memenuhi kebutuhan fisik & psikologis :
makan,mandi, eliminasi dsb

30
 Membina hubungan therapeutik mrpk aspek utama pd peran therapeutik
6. Koordinasi/ kolaborasi
 Perawat sebagai anggota tim kesh hrs koordinasi & kolaborasi dg profesi lain
 Holistik care direalisasikan dg pendekatan interdisipliner
7. Health care planning
 Perencanaan peningkatan yankes
8. Peneliti
 Perawat berkontribusi dlm penelitian

31
PROMOSI KESEHATAN PADA BAYI, BALITA, REMAJA

1.1 Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan menurut WHO adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk meningkatkan
kontrol dan mengembangkan kesehatan mereka.
Promosi kesehatan (Pender, 1996) adalah pemberian motivasi untuk meningkatkan kesehatan individu dan
mewujudkan potensi kesehatan individu.

1.2 Promosi Kesehatan Pada Bayi


Beberapa promosi yang dilakukan dalam menangani bayi baru lahir
1. Dalam pemberian ASI ekslusif
Peranan awal tenaga kesehatan dalam mendukung pemberian ASI ADALAH
a. Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya
b. Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri

Perawat atau bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian asi dengan cara
a. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi
menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini.

b. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum
yang timbul.Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar.

1.3 Promosi ksehatan pada anak balita

Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang
usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun ,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia

24-60 bulan. Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun, anak usia prasekolah
memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya (Wong, 2000).

Lingkup promosi kesehatan terhadap anak balita meliputi ASI, gizi /nutrisi,
pertumbuhan, perkembangan, interaksi dan sosialisasi .

1. ASI

Untuk pertumbuhan balita dan anak usia pra sekolah dengan baik, zat-zat gizi yang
sangat dibutuhkan yaitu:

a. Protein, dibutuhkan 3-4 gram/kilogram BB

b. Calsium (Cl)

c. Vitamin D, tetapi karena Indonesia berada didaerah tropis, maka hal ini tidak begitu
menjadi masalah.

d. Vitamin A dan K yang harus dierikan sejak postnatal

e. Fe (Zat besi) diperlukan, karena di dalam proses kelahiran sebagian Fe ikut

terbuang.

2. Gizi/Nutrisi

32
Anak balita dan anak pra sekolah juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan
rawan penyakit. Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat
gizi, dan jumlahnya dalam populasi besar. Beberapa kondisi atau anggapan yang menyebabkan anak
balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain sebagai berikut:

a. Anak balita atau prasekolah baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi kemakanan
orang dewasa.

b. Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik, atau ibunya sudah bekerja penuh, sehingga ibu
sudah berkurang.

Anak balita sudah mulai main ditanah, dan sudah dapat main diluar rumahnya sendiri,
sehingga lebih terpapar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk
terinfeksi dengan bebagai macam penyakit.

1.3 Promosi Kesehatan pada Remaja

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari anak menuju dewasa. Umumnya antara usia 12-18
tahun. Selain itu merupakan periode kematangan seksual yang merubah anak secara biologi menjadi
dewasa yang memiliki kemampuan bereproduksi. Dengan kata lain merupakan periode transisi,
tumbuh, kembang dan “kesempatan (Potter & Perry, 2005).

Masalah kesehatan pada remaja yang menjadifokus dalam upaya promosi kesehatan diantaranya:

1. Obesittas Pada Remaja

Obesitas adalah penumpukan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas dua kali lebih sering
terjadi pada remaja semenjak 30 tahun yang lalu. Meskipun kebanyakan komplikasi pada obesitas
terjadi pada masa dewasa, remaja yang kegemukan lebih mungkin dibandingkan dengam remaja
lainnya memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2. Meskipun lebih sedikit dibandingkan
sepertiga orang dewasa gemuk yang obesitas adalah remaja, kebanyakan remaja yang kegemukan
tetap kegemukan ketika dewasa.

2. Perawakan Pendek
Perawakan pendek adalah tinggi di bawah normal untuk anak seusianya (berdasarkan grafik standar
untuk umur dan tinggi badan). Kelenjar di bawah otak mengatur jumlah hormon pertumbuhan
yang diproduksi, dimana faktor penting dalam menentukan tinggi seseorang.

3. Kontrasepsi dan Kehamilan Remaja

Meskipun remaja bisa terlibat di dalam hubungan seksual, banyak remaja yang aktif secara
seksual tidak mendapatkan informasi yang penuh mengenai kontrasepsi, kehamilan, dan penyakit
kelamin menular, termasuk infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV)

33
34

Anda mungkin juga menyukai