Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “……….” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Praktek Kerja
Mahasiswa pada mata kuliah Keperawatan Jiwa. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang kesehatan jiwa bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Khusnul Aini selaku koordinator PKM
Keperawatan Jiwa yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuan dan pengalamannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
NO DUSUN JUMLAH
1 Pahing 6
2 Puhun 6
3 Kliwon 11
4 Wage 3
5 Manis 9
TOTAL 35
Dari data diatas didapatkan bahwa pada tahun 2022 dari 6.000 jiwa penduduk
desa Sukaraja terdapat 35 jiwa yang mengalami gangguan kejiwaan, dimana diantaranya
beberapa jiwa sudah pernah mendapatkan pengobatan. Penyebaran pasien jiwa di
Sukaraja hampir menyeluruh di semua dusun, mungkin masih banyak kasus kesehatan
jiwa yang belum terdata di desa dan puskesmas. Dengan adanya masalah kesehatan
tersebut maka dengan itu diperlukannya deteksi dini terhadap kasus kesehatan jiwa.
Untuk itu kami selaku mahasiswa yang sedang melakukan praktik kerja
mahasiswa di Desa Sukaraja membantu melakukan deteksi dini pada masyarakat desa
Sukaraja untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah kesehatan jiwa yang belum
terdata. Sehingga, kami menyediakan pangkalan data tertulis sebagai wadah arsip
individu yang mengalami ganguan jiwa, agar mempermudah perangkat desa mengetahui
masyarakat yang mengalami gangguan jiwa untuk diberikan pengobatan yang
komprehensif. Data tersebut meliputi nama, tempat tinggal, tanggal lahir, riwayat
pengobatan, riwayat kesehatan jiwa di masalalu serta gangguan jiwa yang dialami.
Data medis yang dihasilkan sebagai kewajiban pelaksanaan pelayanan medis, paramedic
dan ahli kesehatan lainnya mereka akan mendokumentasikan semua hasil pemeriksaan dan
pengobatan pasien dengan menggunakan alat rekam tertentu, baik secara manual ataupun
dengan computer. Petunjuk teknis rekam medic rumah sakit sudah tersusun tahun 1992 dan
meninggalkan keseluruh organisasi rumah sakit di Indonesia ada 2 jenis rekam medis :
1. Rekam medis untuk pasien rawat jalan termasuk pasien gawat darurat berisi identitas
pasien, keluhan utama, riwayat sekarang, riwayat yang pernah di derita, riwayat keluarga
hasil pemeriksaan ( fisik laboratorium, pemeriksaan kasus lainnya, diagnose kerja dan
pengobatan atau tindakan, pencatatan dat ini harus di isi selama lambatnya 1 x24 jam
setelah di periksa. .
2. Rekam medis untuk pasien rawat inap hampir sama dengan isi rekam medis untuk pasien
rawat jalan, kecuali persetujuan pengobatan atau tindakan, catatan, konsultasi, catatan
keperawatan oleh perawat dan tenaga kesehatan lainnya, catatan observasi klinik, hasil
pengobatan, resum akhir, dan evaluasi pengobatan.
Dengan melihat beberapa aspek tersebut diatas, rekam medis mempunyai kegunaan yang
sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien (dirjen yankes, 1993 : 12)
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut ambil bagian
di dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien.
2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus di berikan kepada
seorang pasien.
3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan
pengobatan selama pasien berkunjung/di rawat di rumah sakit.
4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan kepada pasien.
5. Melindungi kepentingan hokum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga
kesehatan dan lainnya.
6. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan
pendidikan.
7. Sebagai dasar ingatan penghitungan biaya pembayaran pelayanan medic pasien
8. Menjadi sumber ingatan yang harus di dokumentasikan.
Pasal 46 ayat 1UU praktitk kedokteran menegaskan bahwa dokter dan dokter gigi wajib
membuat rekam medis dalam menjalankan praktik kedokteran. Setelah memberikan pelayanan
praktik kedokteran kepada pasien, dokter dan dokter gigi segera melengkapi rekam medis
dengan mengisi atau menulis semua pelayanan praktik kedokteran yang telah di lakukannya.
Setiap cacatan dalam rekam medis harus di bubuhi nama, waktu, dan tanda tangan
petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Apabila dalam pencatatan rekam medis
menggunakan teknologi informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan dapat di ganti
dengan menggunakan nomer identitas pribadi/personal identification number (PIN).
Dalam hal terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam medic catatan dan
berkas tidak boleh di hilangkan atau dihapus dengan cara apapun. Perubahan catatan atas
kesalahan dalam rekam medis hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan kemudian di bubuhi
paraf petugas yang bersangkutan. Lebih lanjut penjelasan tentang tata cara ini dapat di baca pada
peraturan mentri kesehatan tentang rekam medis dan pedoman pelaksaannya. Kepemilikan
rekam medis sesuai UU praktik kedokteran, berkas rekam medis menjadi milik dokter, dokter
gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis dan lampiran dokumen
menjadi milik pasien. Penyimpanan rekam medis harus di simpan dan di jaga kerahasiaan oleh
dokter, dokter gigi dan pimpinan sarana kesehatan. Batas waktu lama penyimpanan menuirut
peraturan mentri kesehatan paling lama 5 tahun dan resume rekam medis paling sedikit 25 tahun.
Pengorganisasian rekam medis sesuai dengan peraturan kesehatan nomer
749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang rekam medis (saat ini sedang di revisi) dan pedoman
pelaksanaanya. Pembinaan, pengendalian, dan pengawasan pembinaan dan pengendalian dan
pengawasan tahap rekam medis dilakukan oleh pemerintah pusat, konsil kedokteran Indonesia,
pemerintah daerah, organisasi profesi.
BAB III
KERANGKA KONSEP