Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN KEPERAWATAN

STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN


URAIAN TUGAS DI RUMAH SAKIT TIPE A

Oleh Kelompok 01
A 10 C :

1. I Dewa Gede Awidya Widnyana 16.321.2537


2. I Wayan Buki Susanto 16.321.2543
3. I Wayan Gede Krisna Mahendra 16.321.2544
4. Ni Kadek Widiastuti 16.321.2558
5. Ni Komang Ayu Trisna Wulandari 16.321.2562
6. Ni Wayan Tantri Asih 16.321.2582
7. Pande Kadek Suadiari 16.321.2583
8. Winda Cahyati 16.321.2585

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Manajemen Keperawatan Struktur Organisasi, Tugas Pokok,
Fungsi, Dan Uraian Tugas Di Rumah Sakit Tipe A”

Kami menyadari keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang


materi ini menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan penjelasan yang
lebih dalam, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Harapan
kami semoga makalah ini membawa manfaat, untuk berfikir dan memahami
mengenai empowering dalam keluarga dan pelayanan keperawatan dirumah.

Akhir kata kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan makalah ini dan beberapa pihak yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 20 Juni 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki


peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan
masyarakat Indonesia. Pemerintah telah bersungguh-sungguh dan terus-
menerus berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan baik yang bersifat
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi. Peran tersebut pada dewasa ini
semakin dituntut akibat adanya perubahan-perubahan epidemiologik penyakit,
perubahan struktur organisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
perubahan sosio-ekonomi masyarakat dan pelayanan yang lebih efektif, ramah
dan sanggup memenuhi kebutuhan mereka.

Era reformasi yang sedang kita jalani, telah membawa perubahan yang
mendasar dalam berbagai bidang kehidupan termasuk masalah pelayanan
kesehatan. Salah satu perubahan mendasar yang sedang digulirkan saat ini
adalah manajemen negara yaitu dari manajemen berbasis pusat menjadi
manajemen berbasis daerah secara resmi perubahan manajemen ini
diwujudkan dalam bentuk Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1999 tentang
pemerintah daerah yang kemudian diikuti pedoman pelaksanaannya berupa
Peraturan Pemeritah RI Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan propinsi
sebagai daerah otonomi konsekuensi logis dari undang-undang dan peraturan
pemerintah tersebut adalah bahwa efektivitas pelayanan kesehatan harus
disesuaikan dengan jiwa dan semangat otonomi sesuai dengan peraturan
tersebut maka disusunlah tugas pokok dan fungsinya yakni; (1)
menyelenggarakan, melaksanakan pelayanan kesehatan meliputi promotif,
pemulihan rehabilitasi. (2) penyelenggaraan pelayanan medik,
penyelenggaraan sistem rujukan, penyelenggaraan pelayanan penunjang dan
non medik, penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan, penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak hal
yang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai
peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Sesuai dengan peraturan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang
Pelayanan Kesehatan. Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan maka pelayanan harus memenuhi berbagai
syarat diantaranya; tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar,
mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu (Azwar, 1996).

Saat ini, rumah sakit berada dalam iklim persaingan yang sangat
ketat.Masyarakat sebagai pelanggan berada dalam posisi yang lebih kuat
karena semakin banyak pilihan rumah sakit yang dapat melayaninya.Pada saat
yang bersamaan, masyarakat juga semakin kritis terhadap pelayanan
kesehatan.Dalam kondisi seperti ini, agar tetap dapat eksis melayani
pelanggannya, rumah sakit harus memiliki sumberdaya manusia yang
berkualitas.Salah satu aspeknya adalah kemauan dan kemampuan dalam
memberikan pelayanan yang prima.Oleh karena itu diperlukan paradigma dan
sikap mental yang berorientasi melayani, serta pengetahuan dan keterampilan
yang memadai dalam melaksanakan pelayanan yang prima.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian dari rumah sakit?


2. Apa saja klasifikasi dari rumah sakit?
3. Bagaimana konsep dari rumah sakit tipe A?
4. Bagaimana struktur organisasi rumah sakit tipe A?
5. Bagaimana tugas pokok fungsi dan uraian tugas?

1.3 Tujuan

Makalah ini dibuat untuk mengetahui dan memahami bagaimana struktur


organisasi, tugas pokok, fungsi, dan uraian tugas Rumah Sakit tipe A.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit dalam bahasa Inggris disebut hospital. Kata hospital


berasal dari kata bahasa latinhospital yang berarti tamu. Secara lebih luas
kata itu bermakna menjamu para tamu.Memang menurut sejarahnya,
hospital atau rumah sakit adalah suatu lembaga yang bersifat
kedermawanan (charitable), untuk merawat pengungsi atau memberikan
pendidikan bagi orang-orang yang kurang mampu atau miskin, berusia
lanjut, cacat, atau para pemuda (Kemenkes RI. 2012).

Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan upaya
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan, serta dapat
dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian.Rumah sakit juga
merupakan institusi yang dapat memberi keteladanan dalam budaya hidup
bersih dan sehat serta kebersihan lingkungan (Depkes RI. 2009).

Rumah Sakit menurut WHO (1957) diberikan batasan yaitu “suatu


bagian yang menyeluruh lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun
rehabilitative dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga
dan lingkungan rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga
kesehatan serta untuk penelitian biososial” .

Rumah Sakit menurut Mentri Kesehatan RI


No.983/Menkes/per/II/1992 yaitu ”sarana upaya kesehatan dalam
menyelanggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan
untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.” ( Hand Book of
Instutionl Parmacy Pratice).
2.2 Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan keputusan Mentri Kesehatan RI


No.983/Menkes/per/II 1992 “Tugas rumah sakit adalah melaksanakan
upaya kesehatan serta berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang di laksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan”. Untuk melaksanakan tugas tersebut, rumah
sakit memiliki fungsi yaitu:

2.2.1 Fungsi Perawatan

Meliputi promotif (Peningkatan kesehatan), prefentif (Pencegahan


penyakit), kuratif ( Penyembuhan penyakit ), rehabilitataif
(Pemulihan penyakit),penggunaan gizi,pelayanan pribadi,dll.

2.2.2 Fungsi Pendidikan

Critical right ( Penggunaan yang tepat meliputi : tepat obat, tepat


dosis, tepat cara pemberian, dan tepat diagnosa ).

2.2.3 Fungsi Penelitian

Pengetahuan medis mengenai penyakit dan perbaikan pelayanan


rumah sakit (Depkes RI).Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi
dari rumah sakit yaitu :

a. Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang


b. medis tambahan.
c. Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman.
d. Melaksanakan pelayanan medis khusus.
e. Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan.
f. Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi.
g. Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan.
h. Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan
rawat
i. tinggal (Observasi).
j. Melaksanakan pelayanan rawat inap.
k. Melaksanakan pelayanan pendidikan para medis.
l. Membantu pendidikan tenaga medis umum.
m. Membantu pendidikan tenaga medis spesialis.
n. Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan.

2.3 Unsur dalam Organisasi Rumah Sakit

Keorganisasian dalam rumah sakit menurut UU 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit, yaitu paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit
atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan,
unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta
administrasi umum dan keuangan. Beberapa unsur tersebut diatas dapat
disederhanakan menjadi unsure staf medis, administrator atau CEO
(manajemen), pegawai, serta Governing Board . Unsur tersebut memiliki
kekuasaan dan peranan yang berbeda satu sama lain, antara lain:

a. Staf Medis
Staf medis terdiri dari semua dokter yang telah memiliki lisensi untuk
merawat pasien di rumah sakit. Staf medis memiliki sebuah
oraganisasi yang disebut Komite Medik. Komite Medik mbertanggun
jawab langsung kepada pemilik rumah sakit
b. Administrator atau CEO
Administrator atau CEO memiliki peranan dan tanggung jawab
terhadap segala manajemen di semua bagian rumah sakit.
Administrator dapat membuat kebijakan, tidak tergabung dalam
Komite Medik. Administrator mendapatkan mandat dari governing
body untuk menjalankan manajemen di rumah sakit sesuai dengan
visi dan misi rumah sakit tersebut.CEO juga memiliki wewenang
terhadap pegawai atau karyawan yang dipekerjakan di institusi
tersebut, tetapi tidak memiliki wewenang yang besar kepada staf
medis, seperti pemberhentian.
c. Pekerja
Pekerja (employee) dalam UU Ketenagakerjaan 13 tahun 2000 adalah
setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam
bentuk lain. Namun dalam rumah sakit, pekerja adalah orang yang
bekerja di rumah sakit namun bukan merupakan staff medis.
d. Governing Body
Governing Body rumah sakit pada intinya adalah badan yang menjadi
penghubung formal antara sistem di dalam rumah sakit dengan
masayarakat.Governing Body Rumah Sakit adalah unit terorganisasi
yang bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan dan objektif
rumah sakit, menjaga penyelenggaraan asuhan pasien yang bermutu,
dengan menyediakan perencanaan serta manajemen institusi.
(Jacobalis dalam Tinarbuka , 2011)

2.4 Rumah Sakit Tipe A

2.4.1 Pengertian Rumah Sakit Kelas A

Rumah Sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu


memberikan pelayanan kedokteran sp esialis dan subspesialis luas
oleh peme rintah, rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat
pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital ) atau disebut juga
rumah sakit pusat.Fasilitasnya pelayanan medis dasar (pelayanan
kesehatan yang bersifat Umum dan kesehatan gigi), spesialistik (
bedah, pelayanan bedah, penyakit dalam, kebidanan, dan kandungan,
kesehtan atau THT, kulit dan kelamin, jantung syaraf,gigi dan mulut,
paru-paru, orthopedic ,jiwa, radiology anastesiologi ( pembiusan ),
patologi anatomi dan kesehatan ).Dengan pendalaman tertentu dalam
salah satu pelayanan spesialistik yang luas, memiliki lebih dari 1000
kamar tidur.
2.4.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Kelas A Permenkes RI Nomor
1045/Menkes/Per/XI/2006

Rumah sakit umum daerah kelas A terdiri dari paling


banyak 4 (empat) wakil direktur dan masing-masing membawahi
maksimal 3 (tiga) bagian atau bidang. Setiap bidang membawahi
kelompok jabatan fungsional dan atau terdiri dari 2 (dua) seksi.Pada
wakil direktur yang membidangi administrasi umum terdiri dari
paling banyak 4 (empat) bagian dan membawahi maksimal 3 (tiga)
subbagian
STRUKTUR ORGANISASI

RUMAH SAKIT UMUM KELAS A

DIREKTUR UTAMA

KOMIT KOMIT DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR SPI


E E
BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN

SUB SUB SUB SUB SUB SUB SUB


Seksi Seksi Seksi SUB SUB
BAG BAG BAG BAG BAG BG BAG
BAG BAG
Seksi Seksi Seksi
SUB SUB SUB SUB SUB SUB SUB SUB SUB
BAG BAG BAG BAG BAG BAG BAG BAG BAG
Seksi Seksi Seksi

SUB SUB SUB SUB SUB SUB SUB SUB SUB


BAG BAG BAG BAG BAG BAG BAG BAG BAG

SMF KJF KJF KJF KJF


UPF INSTAL INSTAL
INSTAL
ASI ASI ASI
2.5 Tugas Pokok, Fungsi, dan Uraian Tugas

1. Direktur
Direktur Mempunyai tugas pokok untuk membantu dalam pengelolaan
rumah sakit dan menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Direktu rumah sakit harus melaksanakan upaya kesehatan berdaya
dengan mengutamakan upaya kuratif dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya promotif dan
preventif. Penyelenggaraan tersebut di atas harus dilakukan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit. Selain itu Direktur harus dapat
menentukan peraturan-peraturan rumah sakit dan perencanan
pelaksanaan rumah sakit, memberikan tugas yang sesuai dengan
bawahan, melakukan monitoring terhadap bawahannya dan
mengevaluasinya.
Direktur memiliki fungsi sebagai berkut :
a. Menyiapkan kebijakan penyelenggaraan pelaksanaan
operasional Rumah Sakit.
b. Sebagai penanggung jawab umum operasional dan
keuangan dan pelayanan medis Rumah Sakit.
c. Mengadakan hubungan koordinasi dengan instansi atau
lembaga lain untuk peningkatan dan pengembangan Rumah
Sakit.
d. Memimpin pelaksanaan penyusunan rencana kerja dan
anggaran belanja.
e. Memimpin pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit .
f. Memimpin penyelenggaraan pembinaan, pengawasan dan
pengadilan.
g. Mengupayakan peningkatan dan pengembangan Rumah
Sakit.
h. Penanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan oprasional
rumah sakit.
Direktur memiliki uraian tugas sebagai berkut :

a. Memimpin penyusunan rencana kerja bidang administrasi,


keuangan, pelayanan, serta pengembangan dengan
menyesuaikan renstra Rumah Sakit.
b. Merumuskan kebijakan-kebijakan untuk pelaksanaan
operasional di lingkungan cara menganalisis rancangan
usulan program yang telah disusun.
c. Merumuskan rancangan anggaran dilingkungan Wadir
Pelayanan Medik dan Keperawatan serta Wadir Umum dan
wadir Keuangan dengan cara menganalisis rancangan
usulan anggaran yang telah disusun oleh para wadir .
d. Memberikan bimbingan dan pengarahan dalam hal
pelaksanaan kegiatan operasional Rumah Sakit .
e. Mengkoordinasikan penyusunan kebutuhan ketenagaan
Rumah Sakit sesuai dengan analisis jabatan dan beban kerja
f. Merumuskan usulan peningkatan dan pengembangan
Rumah Sakit.
g. Mengadakan hubungan kerjasama dengan instansi/lembaga
lain untuk penyelenggaraan kegiatan yang berkaitan dengan
tugas pokok Rumah Sakit .

2. Bagian Tata Usaha


Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian,
mempunyaitugas pokok merencanakan oprasionalisasi, memberi tugas,
memberi petunjuk,mengatur, mengevaluasi dan melaporkan
penyelenggaraan tugaskesekretariatan, meliputi urusan umum dan
kepegawaian, perencanaan danpelaporan serta pengelolaan keuangan.
Bagian Tata Usaha ini terdiri dari 3 bagian, yaitu Bagian Umum dan
Kepegawaian, Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan serta
Bagian Keuangan dan Aset yang dipimpin oleh masing-masing kepala
bagian.Kepala Bagian Tata Usaha memiliki tugas sebagai pembuat
kebijakan dalam admnistrasi perencanaan, umum dan kepegawaian,
serta keuangan dan aset rumah sakit.
a. Seksi Umum dan Kepegawaian
Kepala seksi ini memiliki fungsi sebagai pembina, pengkoordinasi,
pengendali, pengawas program dan kegiatan pejabat non struktural
serta pelaksana evaluasi dari program dan kegiatan pejabat non
struktural tersebut. Seksi ini mengatur tentang segala hak dan
kewajiban yang didapatkan da harus dilakukan oleh pegawai di
rumah sakit.
b. Seksi Perencanaan, Evauasi, dan Pelaporan
Seksi Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh seorang
Kepala seksi yang mempunyai tugas merencanakan oprasionalisasi,
memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur,
mengevaluasi dan melaporkan tugas dibidang perencanaan dan
pelaporan. Seksi ini memiliki tugas untuk selalu merencanakan apa
yang akan dilakukan oleh pegawai, melakukan pengawasan
terhadap setiap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai baik itu
setiap bulan, setiap tiga bulan maupun setiap tahunnya dan
melaporkannya kepada atasan.
c. Seksi Keuangan dan Aset
Seksi Keuangan dan Aset dipimpin oleh seorang Kepala seksi yang
mempunyai tugas merencanakan oprasionalisasi, member tugas,
memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan
melaporkan urusan keuangan, kegiatan kebendaharawanan. Seksi
ini mengatur tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan
keuangan baik itu yang masuk maupun yang keluar rumah sakit.
Termasuk di dalamnya adalah pengaturan, pengawasan dan
pelaporan gaji dan tunjangan pegawai serta anggaran tahunan yang
diperlukan rumah sakit.
3. Bidang Pelayanan
Bidang pelayanan memiliki tugas pokok meliputi perencanaan
operasional, penugasan, mengevaluasi dan melaporka penyelenggaraan
yang berkaitan dengan bidang pelayanan rumah sakit. Kepala Bidang
Pelayanan memiliki fungsi sebagai berkut :
a. Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan medik
b. Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan keperawatan
c. Penyelenggaraan dan pengadaan perlengkapan medik dan non
medic
Bidang Pelayanan memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. Merumuskan program rencana kerja dan anggaran kegiatan
pada Bidang Pelayanan Medik seksi Perlengkapan Medik dan
non medic dan seksi keperawatan sesuai dengan usulan
program dan anggaran yang telah disusun oleh bidang tersebut.
b. Merumuskan usulan kebutuhan tenaga SDM pada Bidang
Pelayanan Medik, seksi Perlengkapan Medik dan non medic
dan seksi keperawatan.
c. Merumuskan usulan kebutuhan pengembangan SDM dalam
bidang pendidikan dan pelatihan pada Pelayanan Medik, seksi
Perlengkapan Medik dan non medic dan seksi keperawatan.
d. Merumuskan usulan kebutuhan fasilitas pada Bidang Pelayanan
Medik, seksi Perlengkapan Medik dan non medic dan seksi
keperawatan sesuai dengan usulan yang telah ditetapkan oleh
masing-masing bidang.
Bidang Pelayanan terdiri dari tiga seksi yaitu seksi pelayanan medik,
seksi pelayanan keperawatan dan seksi perlengkapan medik dan non
medik.
a. Seksi Pelayanan Medik
Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan,
pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan yang
berkaitan dengan pelayanan medik di dalam rumah
sakit.Pelayanan medik dapat berupa pelayanan dokter umum,
dokter spesialis dan dokter subspesialis sampai dengan
pelayanan rawat jalan, rawat inap dan lain sebagainya.
b. Seksi Pelayanan Keperawatan
Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan,
pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan yang
berkaitan dengan pelayanan keperawatan.Seksi ini mengatur
tentang penyelenggaraan dari pembuatan kebijakan sampai
pelaporan layanan keperawatan yang salah satunya yaitu
keperawatan pasien seperti penggantian infus, pemberian obat
pada pasien, dan lainnya.
c. Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik
Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan,
pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan yang
berkaitan dengan berbagai perlengkapan medik dan non medik.

4. Bidang Penunjang
Bidang penunjang memiliki tugas pokok sebagai perencanaan
operasional, penugasan, mengevaluasi dan melaporkan
penyelenggaraan yang berkaitan dengan bidang penunjang rumah
sakit.
Kepala Bidang Penunjang memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan program dan kegiatan logistik dan diagnostik
b. Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan sarana dan
Prasarana
c. Penyelenggaraan program dan kegiatan pengendalian instalasi
Bidang penunjang memiliki uraian tugas sebagai berikut:
a. Menyusun rencana kegiatan seksi pengembangan fasilitas
medik sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
d. Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk
pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas
berjalan lancar.
e. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah
dan belum dilaksanakan.
f. Menyusun standar prosedur operasional pada instalasi
Laboratorium, Radiologi, Gizi, Dan Farmasi Prasarana Rumah
Sakit Umum Daerah.
g. Melakukan layanan administrasi yang berkaitan dengan
pelayanan penunjang medik.
h. Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk sinkronisasi
kegiatan pelaksanaan program perencanaan dan pengembangan
penunjang medik.
i. Melakukan evaluasi pelaksanaan program dengan unit terkait
melalui rapat, kunjungan atau pertemuan untuk mengetahui
masalah, hambatan dan upaya tindak lanjut.
Bidang penunjang terdiri dari tiga seksi atau bagian, yaitu seksi
Logistik dan Diagnostik, Pelayanan Sarana dan Prasarana, dan
Pengendalian Instalasi.
a. Seksi Logistik dan Diagnostik
Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan,
pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan yang
berkaitan dengan logistik dan diagnostik rumah sakit.Hal yang
dimaksud dengan logistic adalah hal-hal yang berkaitan dengan
perbekalan farmasi, linen dan Gizi.Sedangkan yang dimakud
dengan diagnostic adalah hal yang berkaitan dengan radiologis
dan laboratorium di rumah sakit.Kepala seksi Logistik dan
Diagnostik harus bisa mengatur bawahannya untuk selalu
merencanakan sampai melaporkan penggunaan atau
penyelenggaraan hal yang berkaitan dengan logistik dan
diagnostik sesuai dengan kebijakan rumah sakit.
b. Seksi sarana dan Prasarana
Memiliki tugas pokok sebagai penyusun atau perencanaan,
pelaksanaan serta pengendalian dan pengawasan yang
berkaitan dengan berbagai sarana dan prasarana rumah
sakit.Tugas seksi ini adalah menyusun dan merencanakan
sampai ke tingkat pengawasan terhadap sarana rumah sakit
misalnya ruang rawat inap, rawat jalan, laboratorium, gawat
darurat dan lain sebagainya.Serta dalam hal prasarana rumah
sakit misalnya instalasi air, instalasi listrik dan lain sebagainya.
c. Seksi Pengendalian Instalasi
Memiliki tugas pokok untuk memempersiapkan, memperbaiki
dan memelihara sarana dan prasarana instalasi rumah sakit.
Bertugas untuk mengawasi kelayakan dari sarana dan prasarana
Rumah Sakit tipe B, dan apabila menemukan adanya
ketidaklayakan maka seksi ini akan melaporkan dan
menindaklanjuti sesuai perintah dari kepala bidang penunjang.

5. Komite Medis
Merupakan satuan organisasi non struktural yang dibentuk dan
bertanggung jawab kepada direktur rumah sakit yang bukan
merupakan wadah perwakilan staf medik.Sekurang-kurangnya ada
ketua, sekretaris, dan subkomite.
Komite medis berfungsi sebagai penasihat atau bagian yang
memberikan saran kepada direktur rumah sakit dan/atau kepala bidang
pelayanan medik. Selain itu juga berfungsi untuk menyusun kebijakan,
mengkoordinasi, dan mengarahkan kegiatan pelayanan medik di rumah
sakit. Komite medik juga menangani hal yang berhubungan dengan
etik kedokteran.
Komite medis memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. Memelihara kompetensi dan etika para staf medis dan mengambil
tindakan disiplin bagi staf medis
b. Pengendalian infeksi nosokimial, rekam medis dan sebagainya
c. Memberikan rekomendasi izin untuk melakukan pelayanan medis
yang dilakukan oleh sub komite kredensial
d. Memlihara kompetensi dan perilaku para staf medis yang telah
memperoleh izin, dilakukan oleh subkomite mutu profesi melalui
audit medis dan pengembangan profesi berkelanjutan
e. Memberikan rekomendasi penangguhan kewenngan klinis tertentu
hingga pencabutan izin melakukan pelayanan medis, dilakukan
oleh subkomite etia dan disiplin profesi.

6. Satuan Pengendali Intern


Satuan pengendali internmerupakan satuan yang dibentuk dan
memiliki pertanggung jawaban langsung kepada direktur utama rumah
sakit. Tugas pokok dari Satuan Pengendali Intern adalah melakukan
pemeriksaan, pemantauan, penilaian, pengujian dan pengusutan
terhadap laporan baik laporan rutin maupun laporan insidentil terhadap
pelaksanaan tugas semua satuan kerja baik struktural, fungsional,
maupun yang non struktural agar dapat berjalan sesuai dengan rencana
dan peraturan yang berlaku. Namun ruang lingkup tugas dari SPI ini
hanyalah pada masalah administratif manajerial karena hal-hal yang
bersifat teknis medis sudah ditangani oleh komite medis.
SPI memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Menyusun rencana dan kebijakan Internal Audit RS.
b. Memimpin pelaksanaan dan tugas-tugas Internal Audit RS
c. Mendistribusikan tugas-tugas Internal Audit RS
d. Memberikan petunjuk teknis dan operasional Internal Audit RS
e. Mengadakan koordinasi

SPI memiliki fungsi sebagai berikut:


a. Menyusun rencana kebutuhan SDM, Peralatan dan Material
untuk lancarnya kegiatan Internal Audit RS.
b. Menyusun rencana kegiatan dan anggaran Internal Audit (RS)
setiap tahun anggaran.
c. Membuat standar prosedur operasional Internal Audit RS.
d. Membuat rencana pengawasan sesuai dengan bidang
tugasnya.
e. Melakukan pemeriksaan internal terhadap pelaksanaan tugas
yang dilakukan secara struktural maupun fungsional.
f. Melakukan rapat-rapat untuk pelaksanaan tugas-tugas dan
kegiatan rumah sakit.
g. Membuat perintah atau instruksi kepada bawahan untuk
pelaksanaan tugas dan kegiatan Internal Audit RS.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rumah sakit dalam bahasa Inggris disebut hospital. Kata
hospital berasal dari kata bahasa latinhospital yang berarti tamu.
Secara lebih luas kata itu bermakna menjamu para tamu.Memang
menurut sejarahnya, hospital atau rumah sakit adalah suatu
lembaga yang bersifat kedermawanan (charitable), untuk merawat
pengungsi atau memberikan pendidikan bagi orang-orang yang
kurang mampu atau miskin, berusia lanjut, cacat, atau para pemuda
(Kemenkes RI. 2012).
Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis
dasar yaitu: pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah,
obstetri dan ginekologi, 4 (empat) spesialis penunjang medik yaitu
pelayanan anestesiologi, radiologi, rehabilitasi medik dan patologi
klinik. Sekurang-kurangnya 8 (delapan) dari 13 (tiga belas)
pelayanan spesialis lain yaitu : mata, telinga hidung tenggorokan,
syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran
jiwa, paru, orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah plastik dan
kedokteran forensik: mata, syaraf, jantung dan pembuluh darah,
kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, urologi dan kedokteran
forensik. Pelayanan Medik Subspesialis 2 (dua) dari 4 (empat)
subspesialis dasar yang meliputi :Bedah, Penyakit Dalam,
Kesehatan Anak, Obstetri dan Ginekologi.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI 2012. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012. Jakarta 2013

Depkes RI, 2009 , Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.

Azwar, azrul. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan . Pengantar administrasi


kesehatan. Jakarta : Sinar Harapan

Jacobalis.2011. Kumpulan Tulisan Terpilih Tentang Rumah Sakit di Indonesia


dalam Dinamika Sejarah, Transformasi, Globalisasi dan Krisis Nasional.
Jakarta: Yayasan penerbit IDI.

Anda mungkin juga menyukai