Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek pelayanan kesehatan rumah sakit di Indonesia sudah mulai
mencerminkan praktek pelayanan professional. Metode asuhan keperawatan
yang dilaksanakan mulaui berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien,
tetapi tidak dapat dipungkiri beberapa pelayanan keperawatan masih
berorientasi pada tugas. Era globalisaasi dan perkembangan ilmu dan teknologi
kesehatan menuntut perawat sebagai suatu profesi, memberi pelayanan
kesehatan yang optimal (Siswono, 2010).
Pengembangan perofesinalisme sangat diperlukan bagi tenaga kesehatan,
sehingga menjadi tantangan bagi tenaga kesehatan, hal ini disebabkan oleh
mutu pelayanan yang tinggi akan menjadi tuntutan dari pelanggan. Pelayanan
keperawatan merupakan pelayanan integral dari pelayanan kesehatan. Dalam
pelayanan kesehatan keberadaan perawat merupakakn posisi kunci, yang
dibuktikan dengan kenyataan bahwa 40-60% pelayanan rumah sakit merupakan
pelayanan keperawatan dan hampir semua pelayanan promosi kesehatan serta
pencegahan penyakit baik dirumah sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan
lain dilakukan oleh perawat.
Metode pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum
sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan upaya klien, melainkan lebih
berorientasi pada tugas. Model praktik keperawatan professional (MKKP)
(Siswono, 2010) MPKP adalah diskripsi atau gambaran dari praktik
keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi konsep dan
teori keperawatan.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Manajemen menjakup kegiatan
koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan perasarana dalam mencapai
tujuan. Manajemen keparawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf
untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Proses manajemen
keperawatan sejalan dengan salah satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan
secaraa professional, sehingga diharapkan keduanya saling mendukung antara
satu dengan yang lainnya. Nursalam (2013) melaksanakan bahwa manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Seorang manajer
keperawatan dituntut untuk merencanakan, pengorganisasian, memimpin dan
mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memeberikan
asuhan keperawatan yang efektif dan efisien mungkin dirumah sakit.
Pendekatan manajemen merupakan salah satu nilai professional yang
diperlukan mengimplementasikan praktik keperawatan professional di rumah
sakit. Salah satu untuk memberikan usaha untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas dan professional adalah meningkatkan manajerial dan kerja
perawat, hal tersebut dapat terjapai dalam melakukan PMKK atau peraktik
manajemen kinerja klinik. PMKK juga sangat berjalan dalam pencapaian
indicator standar pelayanan minimal (SPM) kabupaten/kota yang dilaksanakan
oleh perawat, atau khususnya dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban perawat
dalam memberrikan asuhan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Ruang Utama RSU Bangli merupakan ruang vip. Ruangan utama terbagi
menjadi 3 tipe yaitu vip A, B dan C.
Ruangan ini berkapasitas 7 tempat tidur, yang terdiri dari ruang observasi
sebanyak 4 bed, kamar kelas 3 laki-laki sebanyak 8 bed, kamar kelas 3
perempuan sebanyak 8 bed, ruang tetanus sebanyak 1 bed, ruang kelas dua
sebanyak 4 bed.
Model asuhan keperawatan yang saat ini sedang diterapkan pada ruang
Mawar adalah model MAKP TIM yang mana terdiri dari 4 KaTim terdiri dari
2-3 orang. perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut
untuk memiliki manajerial yang tangguh, sehingga pelayanan yang diberikan
mampu memuasakan kebutuhan pasien. Kemampuan manajerial dapat dimiliki
melalui berbagai cara, salah satunya dapat ditempuh dengan cara meningkatkan
keterampilan melalui pembelajaran dilahan praktik, untuk itu Mahasiswa
Program Studi Profesi Ners STIKes Wira Medika Bali melakukan praktik stase
keperawatan manajemen di ruang Utama RSU Bangli sehingga dapat
mengaplikasikan ilmu manajemen keperawatan dan memberikan masukan
kepada rumah sakit tentang kekurangan-kekurangan yang ada di ruangan
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan di RSU Bangli khususnya di
ruang Mawar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana deskripsi tentang Rumah Sakit Umum Bangli ?
2. Bagaimana manajemen bangsal di Ruang Mawar ?
3. Bagaimana sistem penugasan di Raung Mawar RSU Bangli ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang RSU Bangli.
2. Untuk mengetahui manajemen yang diterapkan di Ruang Mawar.
3. Untuk mengetahui sistem penugasan yang ada di Ruang Mawar RSU Bangli.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi RS dan Ruangan


2.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit
Menelusuri sejarah tentang berdirinya RSU Bangli tidak lepas dari
keberadaan RSJ di Bangli, dimana pada tahun 1932 seorang dokter
berkebangsaan Belanda yaitu dr. K. Lording mengusulkan kepada Pemerintah
Hindia Belanda di Batavia agar di Bangli didirikan sebuah tempat khusus untuk
merawat penderita gangguan jiwa.Akhirnya pada tahun 1933 berdirilah rumah
perawatan sakit jiwa Bangli yang dalam perkembangannya mencakup juga
merawat pasien bukan saja sakit jiwa meskipun secara pasti belum dapat
dikatakan sebagai Rumah Sakit Umum.
Setelah berjalan sekian tahun diera kemerdekaan maka mulai ada peraturan-
peraturan yang memisahkan antara RSJ dan RSU untuk berdiri sendiri sesuai
dengan fungsinya masing-masing. Pada tahun 1958 RSU Bangli dikembangkan
melayani pasien umum sedangkan RSJ terpisah melayani pasien dengan
gangguan jiwa yang pada awalnya kapasitas RSU Bangli berjumlah 41 tempat
tidur.
Seiring perkembangan pembangunan bidang kesehatan maka pada tahun
1997 berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No.85/MENKES/SK/V/1997 RSU
Bangli ditetapkan menjadi RS kelas C dengan kapasitas 81 tempat tidur.
Pengembangan RSU Bangli terus dilakukan oleh Pemkab Bangli, secara
bertahap agar bisa menjadi lebih representatif dalam melaksanakan pelayanan
kepada pengguna jasa.Untuk bisa mengembangkan layanan kesehatan dengan
kapasitas yang lebih besar, maka Pemerintah Kabupaten Bangli mendesain
pengembangkan RSU Bangli di Jl. Brigjen Ngurah Rai No. 99x Bangli dengan
luas areal kurang lebih 2 hektar dengan kapasitas 243 tempat tidur. Mulai
tanggal 1 April 2011 secara bertahap manajemen dan pelayanan RSU Bangli
dipindahkan operasionalisasinya ke lokasi RSU Bangli tersebut.
Pada tanggal 12 November 2011 sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 38
Tahun 2011 RSU Bangli dikelola dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) yang dilaksanakan mulai tanggal 1
Januari 2012.
Kapasitas tempat tidur RSU Bangli secara bertahap terus ditambah untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat dan sampai dengan
Bulan Juli 2013RSU Bangli sudah memiliki kapasitas 159 tempat tidur serta
sampai akhir Bulan Desember 2013 berkapasitas 203 tempat tidur.
Pada tanggal 6 Mei 2014 RSU Bangli ditingkatkan setatusnya menjadi
Rumah Sakit Umum Kelas B, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI
NO.HK 02.03/I/0838/2014.Dalam hal Struktur Organisasi dan Tata Kerja
selanjutnya sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bangli No. 8 Tahun
2014 Struktur Organisasi RSU Bangli juga mengalami perubahan dan
disesuaikan pengisian jabatannya sebanyak 25 pejabat struktural berdasarkan
Keputusan Bupati Bangli Nomor 821.2/475/BKD.
Pada tanggal 3-5 Desember 2015 Tim Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) melakukan survei Akreditasi versi 2012 ke RSU Bangli dan
selanjutnya RSU Bangli diberikan pengakuan sebagai Rumah Sakit yang telah
memenuhi standar Akreditasi Rumah Sakit serta dinyatakan lulus Tingkat
Utama sesuai dengan sertifikat KARS nomor KARS-SERT/207/II/2016.
Hingga saat ini RSU Bangli terus melakukan pengembangan SDM dan juga
pembangunan sarana dan prasarana pelayanan termasuk kelengkapan
kebutuhan sebagai Rumah Sakit Pendidikan. Pengembangan sebagai Rumah
Sakit Pendidikan dilakukan dengan Fakultas Kedokteran Universitas Islam AL-
Azhar Mataram dan Fakultas Kedokteran Universitas Udayanan Denpasar.
1. Fisik Rumah Sakit RSUD Bangli
a. RSU Bangli Berdiri di tanah seluas 19.550 m²
b. Luas Bangunan 4.302 m²
c. Instalasi Air Bersih : PDAM dan SumurBor
d. Listrik / PLN : 197 KVA
e. Genset : 250 KVA
2.1.2 Visi dan Misi, Struktur RS
1. Visi
Menjadikan RSU Bangli Sebagai Kebanggaan Masyarakat
2. Misi
1) Memberi pelayanan kesehatan secara profesional, efektif dan efisien
serta selalu berusaha meningkatkan mutu pelayanan secara
berkesinambungan.
2) Memenuhi kebutuhan SDM baik kualitas maupun kuantitas dan selalu
berkomitmen peningkatan kualitas SDM dengan pendidikan dan
latihan berkelanjutan.
3) Menjadikan pusat pelayanan, pendidikan dan penelitian secara
terintegrasi bidang kedokteran dan kesehatan lainnya untuk
menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional.
4) Menyediakan kebutuhan sarana dan prasarana yang berkualitas dalam
rangka menunjang pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan.
5) Mewujudkan rasa persaudaraan, rasa memiliki dan menumbuhkan
budaya organisasi yang kuat, berkomitmen tinggi dan bertanggung
jawab.
3. Struktur organisasi RSU Bangli

DEWAN
DIREKTUR PENGAWAS

KA. KOMITE KA. KOMITE KA. KOMITE


MUTU KEPERAWATA MEDIK
&KESELAMATAN N
SPI
KA. KA. KOMITE KA. KOMITE KA. KOMITE
KOMITE REKAMEDIK FARMASI DAN
ETIK
PPI TERAPI

WADIR. PELAYANAN WADIR. PENUNJANG & SARANA WADIR. UMUM, KEUANGAN &SDM
PRASARANA
Ka. Bag. Ka. Bag. Ka. Bag. SDM
Ka. Bid. Ka.
Ka. Ka. Bid. Bid.Sarana Umum Keuangan
Penunjan
Bid.Pelayanan Keperawatan g Ka.Sub.Bag. Ka.Sub.Bag. Ka.Sub.Bag.
Kasi. Kasi. Kasi. Sarana Perancanaan Penganggaran Kepegawaian
Kasi Pel. dan Pelaporan
Medik Rawat Keperawatan Penunjang dan
Aset
Inap dan Rawat Inap dan Medis Prasarana
Rawat Jalan Kasi. Sanitasi
Kasi.
Kasi Pel. Medik Kasi Keperawatan Penunjang dan Kesehatan Ka. Su.Bag. Ka.Sub.Bag. Ka.Sub.Bag.
Rawat Rawat Rawat Darurat Hukum, Humas DiklatPengemban
Non Medis Link. Verivikasi gan SDM dan
Darurat Operatif Operatif dan Unit dan Pemasaran
dan unit Khusus Khusus Rumah Sakit
dan Akutansi Sertifikasi

Ka.Inst.Gizi Ka.Inst. Ka.Inst. Ka.Inst.Bina


Ka.inst.Raw Ka.inst. Ka.inst.Gaw Ka.ins Laboratoriu Farmasi tu
at Jalan Rawat at Darurat t. m
Inap JAFUNG
Ka.Inst. Ka.Inst.Rek Ka.Inst.IPS Ka.Inst.CCS
Ka.inst.IC Ka.inst.Beda Ka.inst. Ka. Inst. Diklit Radiolo am Medis D
RS
U h Sentral Hemodiali gi Radiologi JAFUN
JAFUN G
G
2.1.3 Indikator Kegiatan Rumah Sakit
Bed Occupancy Rate (BOR) adalah Persentase pemakaian tempat tidur
pada waktu tertentu yang didefinisikan sebagai jumlah tempat tidur yang
terpakai untuk perawatan pasien di dalam ruangan terhadap jumlah tempat
tidur tersedia. Standar nilai BOR menurut Barber Johnson adalah 75% - 85%
(Standar Internasional) ,sedangakan Standar nilai Depkes RI adalah 60% -
85%. Adapun perhitungan BOR adalah sebagai berikut :

jumlah pasien per hari


BOR = x 100%
Kapasitas tempat tidur yang tersedia

Ruang Mawar merupakan ruang perawatan penyakit saraf .Ruang


Mawar memiliki kapasitas 25 tempat tidur yang terdiri dari 4 bed untuk ruang
kelas II, 4 bed untuk ruang observasi, 8 bed untuk ruang kelas III laki-laki, dan
8 bed untuk ruang kelas III perempuan. Semua kamar perawatan tersebut
memiliki fasilitas yang sama.
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 30 Januari 2018, didapat gambaran
BOR Ruang HD sebesar :
BOR= 3/25x100%
= 12%
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 30 Januari 2018 didapat
gambaran BOR ruang Mawar yakni 12% dimana kurang dari Standar nilai
Depkes RI yaitu 60% - 85%.
2.2 Manajemen Bangsal
2.2.1 Perencanaan 6 M

MAN

Fungsi
No Hasil Pengkajian Masalah Keterangan
Manajemen

1. Planning 1. Ruang mawar memiliki rencana Wawancara dengan Kepala


standar kebutuhan tenaga dan Ruangan
kualifikasinya.
2. Rencana pengembangan staff
diputuskan oleh bidang kepegawaian.
Staff mengajukan melanjutkan
pendidikan secara pribadi ke bidang
keperawatan.
3. Wadir Pelayanan dan Kabid
Keperawatan telah melaksanakan -
pengembangan staff dengan
memotivasi pegawai untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi (Konversi SPK ke
DIII Kep , Konversi DIII ke S1
Keperawatan)
4. Tersedia catatan kualifikasi tenaga dan
pengembangannya serta terdapat
dokumentasi tertulis.
5. Ruangan sudah memiliki peta
ketenagaan yang merencanakan staff
di ruangan mengikuti pelatihan seperti:
 Preseptor
 PPI
 BTCLS
 Farmasi
 CI
 Edukator

2. Organizing 1. Metode penugasan yang diterapkan di 1. Gambaran BOR di ruang Dokumentasi telampir
ruang mawar yaitu menggunakan mawar yakni 16% dimana
metode keperawatan Tim. Dimana, kurang dari standar nilai
kepala ruangan dibantu oleh 4 kepala DEPKES RI yaitu 60%-85%.
tim (Ka.Tim) pelaksanaan model
penugasan di ruang mawar sesuai
dengan metode tim, pembagian
tanggung jawab ke pasien sudah dibagi
secara jelas dan pelaksanaannya sudah
dijalankan berdasarkan pembagian.
2. Memiliki struktur organisasi yang
dipimpin oleh direktur, wadir
pelayanan, wadir penunjang sarana
dan prasaana, wadir umum (keuangan
dan SDM), kepala ruangan, wakil
kepala ruangan, dan bentuk ketua tim
beserta anggota timnya dengan garis
komando yang jelas.
3. Jumlah tenaga kesehatan di ruang
Mawar sebanyak 14 orang perawat.
Hasil BOR di ruang mawar menurut
pengkajian 16%. Pelatihan yang
pernah diikuti antara lain :
 Preceptor
 PPI
 BTCLS
 Farmasi
 CI
 Edukator
4. Pembagian jadwal tugas harian, dan
tiap bulan jelas dan tertulis. Tugas dan
fungsi Ka.Tim dengan anggota jelas.
5. Jam dinas ruang mawar adalah sebagai
berikut:
Hari senin – kamis, dan minggu :
 Dinas pagi 07.15-13.15
 Dinas sore 13.30-19.15
 Dinas malam 19.30-07.15
Hari jumat :

 Dinas pagi 07.00-13.00


 Dinas sore 13.00-19.00
 Dinas malam 19.00-07.15
Hari Sabtu

 Dinas pagi 06.30-13.00


 Dinas sore 13.00-19.00
 Dinas malam 19.00-07.30

6. Rotasi kepegawaian di Ruang Mawar


rutin dilakukan setiap 3 bulan sekali.

3. Actuating 1. Pembagian tugas di ruangan mawar Observasi dan Dokumentasi


belum terkoordinasi dengan jelas terlampir
2. Absensi staff dilaksanakan dengan
absensi IT (sidik jari dan scan wajah)
yang telah dilaksanakan rutin setiap
dinas. Jadwal ditetapkan oleh ruang
mawar sendiri. Absen dilakukan setiap
dinas misalnya, dinas pagi hari selasa
dan kamis, melakukan absensi pada
saat dan setelah apel pagi kemudian
form absen disetorkan kebidang
kepegawaian untuk diperiksa, untuk
siang dan malam dilakukan langsung
sidik jari dan scan wajah.
3. Rapat rutin ruangan dilakukan setiap 2
bulan sekali.

4 Controlling Telah dilakukan penilaian kinerja Terlampir


perawat secara rutin dan di evaluasi
setiap akhir tahun. Pencatatan penilaian
kinerja sudah dilakukan berdasarkan
hasil monitoring, pengamatan, dan -
supervisi.

Kesimpulan :

1. Memiliki perencanaan SDM seperti pengembangan staff dan bukti tertulis terdapat dibagian diklat.
2. Struktur organisasi sudah di tempel di ruang Mawar
3. Jumlah dan kualifikasi tenaga kerja di ruang Mawar terdapat 14 perawat dengan pendidikan DIII Kep sebanyak 7 orang, S1 Kep Ns
sebanyak 5 orang S1 Kep sebanyak 1orang dan SPK 1 orang.
4. Jadwal dan pembagian tugas di ruangan sudah terkoordinasi dengan jelas.
5. Absensi dilakukan oleh staff ruang Mawar secara IT yaitu sidik jari dan scan wajah.
MATERIAL AND MACHINE
No Fungsi Manajemen Hasil Pengkajian Masalah Keterangan
1 Planning 1. Ruang mawar memiliki rencana dalam Masih adanya beberapa fasilitas yang Wawancara
meningkatan kuantitas sarana dan prasarana kurang seperti hanya memiliki beberapa dengan Karu
dengan cara mengusulkan sarana dan prasarana sampiran di kamar pasien serta masih
yang kurang dan yang belum ada diruang menggunakan kasur kapuk.
mawar ke bidang perencanaan kemudian dari
bidang perencanaan meneruskan ke bagian
pengadaan, selanjutnya dari bagian pengadaan
meneruskan kembali ke bagian materiil, namun
masih ada beberapa fasilitas yang kurang
seperti hanya memiliki beberapa sampiran di
kamar pasien serta masih menggunakan kasur
kapuk.
2. Ruang mawar memiliki rencana dalam
meningkatkan kualitas sarana dan prasarana
dengan cara melaporkan setiap ada sarana dan
prasarana ruangan yang rusak atau perlu
perbaikan ke bagian IPSRS, jika barang dapat
diperbaiki oleh IPSRS maka akan diperbaiki
dan akan dibawa kembali ke ruangan, jika tidak
dapat diperbaiki maka akan dibuatkan blangko
permintaan barang yang kemudian diteruskan
ke gudang materiil.
2 Organizing 1. Ruang mawar tidak memiliki petugas Wawancara
inventaris khusus dari ruangan melainkan dengan Karu
inventaris barang dilakukan oleh petugas dari dan Petugas
dari Gudang
gudang materiil yang datang ke ruangan. - Materiil
2. Barang inventaris rumah sakit datang ke bagian
pengadaan kemudian diperiksa oleh penerima
hasil pekerjaan sesuai dengan sepesifikasinya
lalu diserahkan kepada pengurus barang untuk
penyimpanan barang digudang dan terakhir di
distribusikam ke masing-masing ruangan
sesuai dengan alokasi barang.
3 Actuating 1. Pengecekan sarana dan prasarana rutin Wawancara
dilakukan setiap 1 tahun sekali. Jika ada dengan
permintaan data dari Pemda maka dilakukan Petugas dari
Gudang
pemeriksaan secara berkala sewaktu-waktu. - Materiil
2. Uji fungsi alat/barang inventaris medis/non
medis dilakukan oleh penyedia barang dengan
melibatkan langsung unit terkait pengguna.
4 Controlling Monitoring sudah dilakukan oleh bidang materiil Wawancara
secara rutin dan didokumentasikan di buku dengan Karu
inventaris rumah sakit. Data yang didapatkan oleh dan Petugas
dari Gudang
gudang materiil didapat dari kartu inventaris
Materiil
ruangan. Setelah barang datang ke ruangan
dilakukan pengecekan langsung oleh kepala
ruangan mengenai kondisi barang mulai dari
jumlah dan fungsinya.

Kesimpulan :
1. Ruang mawar sudah memiliki rencana dalam meningkatan kuantitas dan kualitas dalam sarana dan prasarana, namun masih
adanya beberapa fasilitas yang kurang seperti hanya memiliki beberapa sampiran di kamar pasien serta masih menggunakan kasur
kapuk
2. Petugas inventaris barang diruang mawar dilakukan oleh petugas dari gudang materiil.
3. Fungsi pengorganisasian dari gudang materiil meliputi proses penyimpanan dan distribusi barang ke setiap ruangan
4. Pengecekan sarana dan prasarana sudah rutin dilakukan setiap 1 tahun sekali
5. Fungsi pengarahan di unsur material berupa pengarahan penggunaan alat dan barang dengan melibatkan langsung unit terkait
pengguna.
6. Monitoring sudah dilakukan oleh bidang materiil secara rutin dan didokumentasikan di buku inventaris rumah sakit
METHOD
No Fungsi Manajemen Hasil Pengkajian Masalah Keterangan
1 Planning 1. Ruang mawar sudah pernah melakukan 1. Belum memiliki jadwal yang pasti Wawancara
RDK terakhir pada tanggal 5 November mengenai pelaksanaan RDK dengan Karu
2014. Ruang mawar memiliki rencana akan
melakukan DRK sewaktu-waktu apabila
terdapat isu-isu atau kasus baru yang
muncul akan tetapi belum memiliki jadwal
pelaksanaan DRK secara pasti

2 Organizing 1. Ruang mawar sudah memiliki organisasi Wawancara


yang jelas dalam menjalankan tugas dengan
memberikan pelayanan kepada pasien - Karu,
yang terdiri dari 4 kepala tim dengan Dokumentasi
anggota masing-masing tim terdiri dari 2-3 Struktur
orang per tim. Organisasi
Terlampir

3 Actuating 1. Ruang mawar sudah memiliki pedoman Belum terdapat jadwal dan SPO ronde Wawancara
sebagai standar dalam pelaksanaan tugas keperawatan dan
2. Ruang mawar sudah memiliki standar Terlampir
asuhan keperawatan yang terdiri dari 11
macam penyakit
3. Ruang mawar sudah memiliki 137 SOP
yang dikembangkan berdasarkan SAK
yang sudah memenuhi aspek legalitas
dan tertulis, serta sudah dilakukan sesuai
SOP di rumah sakit
4. Supervisi ruang mawar sudah dilakukan
sesuai jadwal
5. Ruang mawar melakukan couching atau
bimbingan bila ada program kompetensi
baru yang dilakukan secara lisan dan
diberikan pembinaan secara langsung
saat terjadi tindakan yang menyimpang
yang tidak sesuai dengan SOP
6. Ruang mawar sudah pernah melakukan
ronde keperawatan terakhir pada tahun
2014 serta belum terdapat jadwal dan
SPO ronde keperawatan
7. Uraian tugas perawat di ruang mawar
sudah tersedia dan terdapat bukti tertulis
dan direvisi terakhir tahun 2015 serta
dievaluasi oleh kepala ruangan setiap
tahun untuk PPK (Penilaian Prestasi
Kerja )
4 Controlling 1. Ruang mawar belum memiliki 1. IKK di ruang mawar sudah ada, akan Wawancara
monitoring IKK (Indikator Kinerja tetapi monitoringnya belum terlaksana dengan Karu
Kunci) serta tidak adanya format serta tidak adanya format monitoring
monitoring

Kesimpulan
1. Ruang mawar belum memiliki jadwal yang pasti mengenai pelaksanaan DRK
2. Ruang mawar sudah memiliki organisasi yang jelas
3. Ruang mawar sudah memiliki pedoman sebagai standar dalam pelaksanaan tugas
4. Ruang mawar sudah memiliki standar asuhan keperawatan yang terdiri dari 11 macam penyakit
5. Ruang mawar sudah memiliki 137 SOP yang dikembangkan berdasarkan SAK yang sudah memenuhi aspek legalitas dan tertulis
6. Supervisi ruang mawar sudah dilakukan sesuai jadwal
7. Ruang mawar sudah melakukan couching atau bimbingan bila ada program kompetensi baru
8. Uraian tugas perawat di ruang mawar sudah tersedia dan terdapat bukti tertulis
9. Belum terdapat jadwal dan SPO ronde keperawatan di ruang mawar
10. IKK di ruang mawar sudah ada, akan tetapi monitoringnya belum terlaksana serta tidak adanya format monitoring
MONEY

No Fungsi Hasil Pengkajian Masalah Keterangan


Manajemen

1 Planning Rumah Sakit Umum Bangli memiliki Rencana Wawancara


Anggaran Biaya (RAB) yang terdiri dari bagian dengan
keuangan dan perencanaan. - bagian
keuangan
RSU Bangli

2 Organizing Ruang mawar memiliki petugas administrasi 1 orang Wawancara


yang bertugas pada pagi hari. petugas
- administrasi
Ruang
Mawar

3 Actuating Fungsi pengarahan dalam manajemen keuangan Wawancara


dilakukan dengan adanya rapat keuangan setiap 6 dengan
bulan. Rapat keuangan ini membahas mulai dari bagian
anggaran masing – masing unit, kebutuhan belanja - keuangan
masing- masing unit, prioritas realisasi anggaran, RSU Bangli
yang menghadiri rapat keuangan ini diantaranya
Direktur Umum, Kepala Bagian Keuangan, Kepala
Sub Bagian Keuangan, dan Akutansi.
4 Controlling Fungsi pengawasan di manajemen keuangan ialah Wawancara
evaluasi keuangan dan laporan pertanggung jawaban dengan
keuangan yang dilaksanakan setiap 6 bulan oleh - bagian
kasubag verifikasi dan akutansi. keuangan
RSU Bangli

Kesimpulan :

1. Rumah Sakit Umum Bangli memiliki Rencana Anggaran Biaya (RAB).


2. Ruang mawar memiliki petugas administrasi 1 orang yang bertugas pada pagi hari.
3. Fungsi pengarahan dalam manajemen keuangan dilakukan dengan adanya rapat keuangan setiap 6 bulan.
4. Fungsi pengawasan di manajemen keuangan ialah evaluasi keuangan dan laporan pertanggung jawaban keuangan yang
dilaksanakan setiap 6 bulan oleh kasubag verifikasi dan akutansi.
MARKET

No Fungsi Manajemen Hasil Pengkajian Masalah Keterangan

1. Planning Perencanaan pemasaran di RSU Wawancara dengan Bagian


Bangli disusun oleh bagian Humas Humas
dan marketing yang di diskusikan -
bersama oleh semua stike holder
rumah sakit dan berbagai unit yang
lain

2. Organizing Fungsi organisasi dalam marketing Wawancara dengan Bagian


RSU Bangli melibatkan berbagai Humas
pihak mulai dari bagian informasi,
KASUBAG Hukum, Humas,
Pemasaran RS. Rumah Sakit juga -
mengoptimalkan fasilitas yang ada
dengan mengikuti kebutuhan pasien
sebagai pasar konsumen.

3. Actuating Pelaksanaan marketing di RSU Bangli Wawancara dengan Bagian


dilakukan dengan berbagai cara yaitu Humas
:

1. Secara langsung dengan turun


kelapangan seperti ke desa-desa,
kecamatan, home visit dan bakti
sosial untuk bersosialisasi
melakukan survey kepuasan
pasien.
2. Secara tidak langsung dengan cara
menyebar angket, leaflet, brosur, -
spanduk.
3. Melakukan control ulang dengan
melakukan kerja sama bersama
pihak lain seperti : general cek up,
bakti sosial, melakukan donor
darah, melakukan MOU dengan
pihak RS lain terkait dengan
rujukan pasien.
4. Controlling Proses pengawasan marketing di RSU Wawancara dengan Bagian
Bangli dinilai melalui : Humas
1. Indikator jumlah kunjungan
pasien, jumlah informasi yang
masuk dari kotak saran, dan surat
kabar.
2. Poling list kepuasan pasien yang -
dilakukan setiap bulan.
3. Evaluasi melalui rapat koordinasi
Karu, Wakaru, dan kepala
instalasi.
Kesimpulan :

1. Pemasaran di RSU Bangli sudah berjalan sesuai dengan struktur organisasi yang disusun oleh Humas .
2. Fungsi organisasi marketing RSU Bangli melibatkan semua pihak.
3. Pelaksanaan marketing RSU Bangli dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
4. Proses pengawasan marketing di RSU Bangli dinilai oleh melalui sistem rapat organisasi yang melibatkan Karu, Wakaru, dan Kepala
instalasi
2.2.2 Pengorganisasian Struktur
STRUKTUR ORGANISASI
FUNGSIONAL KEPERAWATAN RUANG MAWAR RSU BANGLI

Direktur

DR I Wayan Sudiana, M.Kes


NIP: 196611291997031004

Wadir. Pelayanan
SKF SMF
I Ketut Darmaja, SKM, M.Kes
NIP: 197209281995031003

KA. Bid. Keperawatan KA. Bid. Pelayanan Medis

Ni MadeAyu Wiratningsih, SKM DR. I Wayan Pariasta, M.Kes


NIP: 197103081994022001 NIP: 196712312000031048

Kasi. Keperawatan Rawat Inap Kasi. Medis Rawat Inap &


& Rawat Jalan Rawat Jalan

I Nyoman Sara, A.Md.KG.S,Sos DR. Ni Wayan Ari Susanti


NIP: 196712311989031123 NIP: 197505142006042003

Kepala Instalasi Rawat Jalan

DRG. Sri Artiningsih


NIP: 196103041989012002
Ka. Ru. Mawar

I Gusti Ayu Pt Srigati, A.Md. Kep


NIP. 196807031989022004

Waka. Ru. Mawar

Ns. I. A. Gede Eka Kariyani, S.Kep


NIP. 198203112006042025
Ka. TIM I Ka. TIM II Ka. TIM III Ka. TIM IV

I Gede I Wayan Ni Luh Nonik Ni Md Antari


Suastika,A.md.Kep Budiarta,A.Md.Kep P,A.Md.Kep NIP :
NIP : NIP : NIP : 1978121520100120
1970091819940310 1972080119900310 1986020620100120 16
09 10 30

Anggota Anggota Anggota Anggota

Kadek Darmada Kadek NS. I Wayan NS. DW A Alit


NIP : Widiantari,S.Kep Sandiarsa,S.Kep Yunita,S.Kep
1974071019950310 Kontrak Kontrak Kontrak
02

Anggota
Anggota Anggota Anggota
Ni Luh
NS. Komang Kusumayanti,A.Md. NS. Pt Dewi Kdk Agus Jenuri
Mardiana P,S.Kep Kep Pranisiwi, D,A.Md.Kep
Kontrak Kontrak S.Kep Kontrak
Kontrak

Anggota Anggota
2.3 Sistem Penugasan dan Peran
Sistem penugasan di ruang Mawar RSUD Bangli yaitu menggunakan
Aplikasi peran (Job Description) dengan penerapan MAKP primer dimana
terdiri dari karu, PP, dan PA.
Berikut merupakan urain tugas dari masing – masing perawat :
1. Kepala ruangan
Kepala ruangan bertugas pada ssat dinas pagi dengan tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
URAIAN TUGAS KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Administrasi Melakukan absensi datang dan pulang
Membuat laporan jaga
Membuat sensus harian
Membuat jadwal dinas
Menganalisis Work Load Index (WLI)
Memantau pelaksaan administyrasi & tindakan
persiapan terhadap pelayanan pasien
Melakukan registrasi pasien masuk dan keluar
Membuat rencana kebutuhan :
 Tenaga
 Alat
 Obat emergency
 Alat/ bahan habis pakai
Memantau pengelolaan alat alat rumah tangga,
barang habis pakai dan alat tenun
Membuat laporan bualanan
Kepemimpinan Melaksanakan program bimbingan
Membuat program pengembangan staf
Mendelegasikan tugas
Mengkoordinir pertukaran jaga staf
Memantau etika dan kinerja staff
Membuat usulan penilaian DP3
Mengelola system penugasan staf
Melaksanakan program mutasi dan rotasi
Quality Ansurance Melakukan pengendalian infeksi nosokomial
Melakukan survey kepuasan pasien
Melakukan diskusi refleksi kasus DRK
Melaksanakan bimbingan/coaching
Melaksanakan pemantauan dan pengendalian
kejadian decubitus
Promosi Mengikuti rapat koordinasi
Melaksanakan operan setiap sift
Melakukan orientasi pasien baru
Memantau operan obat emergency
Memntau operan alat
Mengadakan pertemuan rutin
Melaksanakan sosialisasi hasil rapat, pelatihan,
kebijakan, standar/SOP baru, hasil audit
Mengikuti pendidikan dan pelatihan
Memberikan penyuluhan perorangan/keluarga
Melakukan discharge planning
Monitoring & Evaluasi Memonitor kinerja staf
Memonitor pencapaian indikator mutu keperawatan
Memonitor pencapaian SPMin Intalasi
Memonitor pelaksaan pelayanan instalasi
Memonitor pengelolaan dan pemeliharaan alat,
barang/bahan habis pakai
Memonitoring kebersihan ruangan

2. Perawat Primer
Perawat primer bertugas pada pagi atau sore hari, karena bila
bertugas pada malam hari, PP akan libur beberapa hari sehingga sulit
untuk menilai perkembangan pasien. Tugas dan tanggung jawab
perawat primer adalah :
URAIAN TUGAS KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Administrasi Melakukan absensi datang dan pulang
Register pasien baru
Membuat WLI
Membuat sensus harian
Membuat laporan obat habis
Melakukan pendokumentasian Askep
Melengkapi administrasi pasien keluar, masuk,
meninggal, rawat jalan, &PP dari RS/ruangan
Membuat aprahan dan perubahan makanan

Kpemimpianan Melakukan bimbingan evaluasi kepada PA dalam


melaksanakan Asuhan Keperawatan
Melakukan pertukaran jaga
Melakukan pelimpahan tugas kepada PA
Quality Ansurance Melakukan pengendalian INOS
Melakukan survey kepuasan pasien
Melaksanakan RDK
Promosi Melaksanakan operan setiap shift
Memantau operan alat
Memberikan penyuluhan perorangan/keluarga
Melakukan discharge planning
Monitoring Memonitor pengelolaan dan pemeliharaan alat,
barang,/bahan habis pakai
Memonitoring kebersihan ruangan
Advokasi Menjaga kerahasiaan dokumen pasien
Menjaga privasi pasien
Asuhan Keperawatan Menetapkan rencana keperawatan berdasarkan
analisa standar renpra sesuai dengan hasil
pengkajian
Menjelaskan Renpra yang ditetapkan kepada PA
dibawah tanggung jawabnya sesuai pasien yang
dirawat
Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada
setiap pasien
Mendampingi dokter visite pasien dibawah
tanggung jawabnya
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan
membuat catatan perkembangan pasien setiap hari
Menetapkan perencanaan pulang

3. Perawat Asosiate
Perawat asosiate bertugas pada pagi, sore, dan malam hari dengan
tugas sebagai berikut :
URAIAN TUGAS KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Administrasi Melakukan absensi datang dan pulang
Membuat laporan jaga
Melaksanakan administrasi dan tindakan perssiapan
terhadap pelayanan pasien
Membuat amprahan dan perubahan makanan pasien

Quality Ansurance Melakukan pengendalian inos


Melaksanakan pemantauan dan pengendalian infeksi
luka operasi
Melaksanakan RDK
Melaksanakan pemantauan dan pengendalian
kejadian dekubitus
Promosi Melaksanakan operan setiap shift
Melakukan orientasi pasien baru
Memantau operan obat emergency
Memantau operan alat
Menerima pasien baru dan memberikan informasi
berdasarkan format orientasi pasien/ keluarga jika PP
tidak ada ditempat
Mengikuti pendidikan dan pelatihan
Memberikan penyuluhan perorangan/ keluarga
Melakukan discharge planning
Advokasi Menjaga kerahasiaan dokumen pasien
Menyiapkan administrasi tindakan
keperawatan/medis
Menjaga privasi pasien
Membina hubungan terapeutik dengan
pasien/keluarga sebagai lanjutan kontrak yang sudah
dilakukan jika PP tidak ada ditempat
Asuhan keperawatan Membaca renpra yang telah ditetapkan PP
Melakukan tindakan keperawatan pada pasiennya
berdasarkan renpra
Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan dan mendokumentasikan pada format
yang tersedia
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sejarah tentang berdirinya RSU Bangli tidak lepas dari keberadaan RSJ di
Bangli, dimana pada tahun 1932 seorang dokter berkebangsaan Belanda yaitu
dr. K. Lording mengusulkan kepada Pemerintah Hindia Belanda di Batavia agar
di Bangli didirikan sebuah tempat khusus untuk merawat penderita gangguan
jiwa.Akhirnya pada tahun 1933 berdirilah rumah perawatan sakit jiwa Bangli
yang dalam perkembangannya mencakup juga merawat pasien bukan saja sakit
jiwa meskipun secara pasti belum dapat dikatakan sebagai Rumah Sakit Umum.
Ruang Mawar merupakan ruang perawatan penyakit saraf .Ruang Mawar
memiliki kapasitas 25 tempat tidur yang terdiri dari 4 bed untuk ruang kelas II,
4 bed untuk ruang observasi, 8 bed untuk ruang kelas III laki-laki, dan 8 bed
untuk ruang kelas III perempuan. Semua kamar perawatan tersebut memiliki
fasilitas yang sama.
Sistem penugasan di ruang Mawar RSUD Bangli yaitu menggunakan
Aplikasi peran (Job Description) dengan penerapan MAKP primer dimana
terdiri dari karu, PP, dan PA.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
khususnya dikalangan mahasiswa agar dapat diterapkan padasaat bekerja nanti.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai